Jumat, 30 November 2012

KONSER BOSNIA FOR PALESTINE

                                     Bosnia Konser Gaza In My Heart Nasheed : Emina Hamidovic
                                          Bosnia Konser for People In Palestine Ilahi Mix
                                         Kenan Mackovic : Palestine : Duso Custa
                                          Eldin Huseinbegovic : Samo Allah Istina Ja

Minggu, 25 November 2012

PENGERTIAN MENDAKI GUNUNG DAN PERSIAPAN YANG HARUS ANDA LAKUKAN


  Mendaki gunung seperti kegiatan petualangan lainnya merupakan sebuah aktivitas olahraga berat. Kegiatan itu memerlukan kondisi kebugaran pendaki yang prima. Bedanya dengan olahraga yang lain, mendaki gunung dilakukan di tengah alam terbuka yang liar, sebuah lingkungan yang sesungguhnya bukan habitat manusia, apalagi anak kota.
  Pendaki yang baik sadar adanya bahaya yang bakal menghadang dalam aktivitasnya yang diistilahkan dengan bahaya obyektif dan bahaya subyektif. Bahaya obyektif adalah bahaya yang datang dari sifat-sifat alam itu sendiri. Misalnya saja gunung memiliki suhu udara yang lebih dingin ditambah angin yang membekukan, adanya hujan tanpa tempat berteduh, kecuraman permukaan yang dapat menyebabkan orang tergelincir sekaligus berisiko jatuhnya batu-batuan, dan malam yang gelap pekat. Sifat bahaya tersebut tidak dapat diubah manusia.
  Hanya saja, sering kali pendaki pemula menganggap mendaki gunung sebagai rekreasi biasa. Apalagi untuk gunung-gunung populer dan “mudah” didaki, seperti Gede, Pangrango atau Salak. Akibatnya, mereka lalai dengan persiapan fisik maupun perlengkapan pendakian. Tidak jarang di antara tubuh mereka hanya berlapiskan kaus oblong dengan bekal biskuit atau air ala kadarnya.
  Meski tidak dapat diubah, sebenarnya pendaki dapat mengurangi dampak negatifnya. Misalnya dengan membawa baju hangat dan jaket tebal untuk melindungi diri dari dinginnya udara. Membawa tenda untuk melindungi diri dari hujan bila berkemah, membawa lampu senter, dan sebagainya.
Sementara bahaya subyektif datangnya dari diri orang itu sendiri, yaitu seberapa siap dia dapat mendaki gunung. Apakah dia cukup sehat, cukup kuat, pengetahuannya tentang peta kompas memadai (karena tidak ada rambu-rambu lalu lintas di gunung), dan sebagainya.
   Sebagai gambaran, Badan SAR Nasional mendata bahwa dari bulan Januari 1998 sampai dengan April 2001 tercatat 47 korban pendakian gunung di Indonesia yang terdiri dari 10 orang meninggal, 8 orang hilang, 29 orang selamat, 2 orang luka berat dan 1 orang luka ringan, dari seluruh pendakian yang tercatat (Badan SAR Nasional, 2001)
  Data lain, sejak tahun 1969 sampai 2001, gunung Gede dan Pangrango di Jawa Barat telah memakan korban jiwa sebanyak 34 orang. Selanjutnya, dari 4000 orang yang berusaha mendaki puncak Everest sebagai puncak gunung tertinggi di dunia, hanya 400 orang yang berhasil mencapai puncak dan sekitar 100 orang meninggal. Rata-rata kecelakaan yang terjadi pada pendakian dibawah 8000 m telah tercatat sebanyak 25% pada setiap periode pendakian.
Kedua bahaya itu dapat jauh dikurangi dengan persiapan. Persiapan umum yang harus dimiliki seorang pendaki sebelum mulai naik gunung antara lain:
  1. Membawa alat navigasi berupa peta lokasi pendakian, peta, altimeter [Alat pengukur ketinggian suatu tempat dari permukaan laut], atau kompas. Untuk itu, seorang pendaki harus paham bagaimana membaca peta dan melakukan orientasi. Jangan sekali-sekali mendaki bila dalam rombongan tidak ada yang berpengalaman mendaki dan berpengetahuan mendalam tentang navigasi.
  2. Pastikan kondisi tubuh sehat dan kuat. Berolahragalah seperti lari atau berenang secara rutin sebelum mendaki.
  3. Bawalah peralatan pendakian yang sesuai. Misalnya jaket anti air atau ponco, pisahkan pakaian untuk berkemah yang selalu harus kering dengan baju perjalanan, sepatu karet atau boot (jangan bersendal), senter dan baterai secukupnya, tenda, kantung tidur, matras.
  4. Hitunglah lama perjalanan untuk menyesuaikan kebutuhan logistik. Berapa banyak harus membawa beras, bahan bakar, lauk pauk, dan piring serta gelas. Bawalah wadah air yang harus selalu terisi sepanjang perjalanan.
  5. Bawalah peralatan medis, seperti obat merah, perban, dan obat-obat khusus bagi penderita penyakit tertentu.
  6. Jangan malu untuk belajar dan berdiskusi dengan kelompok pencinta alam yang kini telah tersebar di sekolah menengah atau universitas-universitas.
  7. Ukurlah kemampuan diri. Bila tidak sanggup meneruskan perjalanan, jangan ragu untuk kembali pulang.
   Memang, mendaki gunung memiliki unsur petualangan. Petualangan adalah sebagai satu bentuk pikiran yang mulai dengan perasaan tidak pasti mengenai hasil perjalanan dan selalu berakhir dengan perasaan puas karena suksesnya perjalanan tersebut. Perasaan yang muncul saat bertualang adalah rasa takut menghadapi bahaya secara fisik atau psikologis. Tanpa adanya rasa takut maka tidak ada petualangan karena tidak ada pula tantangan.
Risiko mendaki gunung yang tinggi, tidak menghalangi para pendaki untuk tetap melanjutan pendakian, karena Zuckerma menyatakan bahwa para pendaki gunung memiliki kecenderungan sensation seeking [pemburuan sensasi] tinggi. Para sensation seeker menganggap dan menerima risiko sebagai nilai atau harga dari sesuatu yang didapatkan dari sensasi atau pengalaman itu sendiri. Pengalaman-pengalaman yang menyenangkan maupun kurang menyenangkan tersebut membentuk self-esteem [kebanggaan /kepercayaan diri].
Pengalaman-pengalaman ini selanjutnya menimbulkan perasaan individu tentang dirinya, baik perasaan positif maupun perasaan negatif. Perjalanan pendakian yang dilakukan oleh para pendaki menghasilkan pengalaman, yaitu pengalaman keberhasilan dan sukses mendaki gunung, atau gagal mendaki gunung. Kesuksesan yang merupakan faktor penunjang tinggi rendahnya self-esteem, merupakan bagian dari pengalaman para pendaki dalam mendaki gunung.
Fenomena yang terjadi adalah apakah mendaki gunung bagi para pendaki merupakan sensation seeking untuk meningkatkan self-esteem mereka? Selanjutnya, sensation seeking bagi para pendaki gunung kemungkinan memiliki hubungan dengan self-esteem pendaki tersebut. Karena pengalaman yang dialami para pendaki dalam pendakian dapat berupa keberhasilan maupun kegagalan.

Persiapan mendaki gunung

Persiapan umum untuk mendaki gunung antara lain kesiapan mental, fisik, etika, pengetahuan dan ketrampilan.
1. Kesiapan mental.
Mental amat berpengaruh, karena jika mentalnya sedang fit, maka fisik pun akan fit, tetapi bisa saja terjadi sebaliknya. 
2. Kesiapan fisik.
Beberapa latihan fisik yang perlu kita lakukan, misalnya : Stretching /perenggangan [sebelum dan sesudah melakukan aktifitas olahraga, lakukanlah perenggangan, agar tubuh kita dapat terlatih kelenturannya]. Jogging (lari pelan-pelan) Lama waktu dan jarak sesuai dengan kemampuan kita, tetapi waktu, jarak dan kecepatan selalu kita tambah dari waktu sebelumnya. Latihan lainnya bisa saja sit-up, push-up dan pull-up Lakukan sesuai kemampuan kita dan tambahlah porsinya melebihi porsi sebelumnya. 
3. Kesiapan administrasi.
Mempersiapkan seluruh prosedur yang dibutuhkan untuk perijinan memasuki kawasan yang akan dituju. 
4. Kesiapan pengetahuan dan ketrampilan.
Pengetahuan untuk dapat hidup di alam bebas. Kemampuan minimal yang perlu bagi pendaki adalah pengetahuan tentang navigasi darat, survival serta EMC [emergency medical care] praktis.

Perencanan pendakian.

    Hal pertama yang ahrus dilakukan adalah mencari informasi. Untuk mendapatkan data-data kita dapat memperoleh dari literatur- literatur yang berupa buku-buku atau artikel-artikel yang kita butuhkan atau dari orang-orang yang pernah melakukan pendakian pada objek yang akan kita tuju. Tidak salah juga bila meminta informasi dari penduduk setempat atau siapa saja yang mengerti tentang gambaran medan lokasi yang akan kita daki.
   Selanjutnya buatlah ROP (Rencana Operasi Perjalanan). Buatlah perencanaan secara detail dan rinci, yang berisi tentang daerah mana yang dituju, berapa lama kegiatan berlangsung, perlengkapan apa saja yang dibutuhkan, makanan yang perlu dibawa, perkiraan biaya perjalanan, bagaimana mencapai daerah tersebut, serta prosedur pengurusan ijin mendaki di daerah tersebut. Lalu buatlah ROP secara teliti dan sedetail mungkin, mulai dari rincian waktu sebelum kegiatan sampai dengan setelah kegiatan. Aturlah pembagian job dengan anggota pendaki yang lain (satu kelompok), tentukan kapan waktu makan, kapan harus istirahat, dan sebagainya.
Intinya dalam perencanaan pendakian, hendaknya memperhatikan :
■ Mengenali kemampuan diri dalam tim dalam menghadapi medan.
■ Mempelajari medan yang akan ditempuh.
■ Teliti rencana pendakian dan rute yang akan ditempuh secermat mungkin.
■ Pikirkan waktu yang digunakan dalam pendakian.
■ Periksa segala perlengkapan yang akan dibawa.
Perlengkapan dasar perjalanan
■ Perlengkapan jalan : sepatu, kaos kaki, celana, ikat pinggang, baju, topi, jas hujan, dll.
■ Perlengkapan tidur : sleeping bag, tenda, matras dll.
■ Perlengkapan masak dan makan: kompor, sendok, makanan, korek dll.
■ Perlengkapan pribadi : jarum , benang, obat pribadi, sikat, toilet paper / tissu, dll.
■ Ransel / carrier.
Perlengkapan pembantu
■ Kompas, senter, pisau pinggang, golok tebas, Obat-obatan.
■ Peta, busur derajat, douglass protector, pengaris, pensil dll.
■ Alat komunikasi (Handy talky), survival kit, GPS [kalau ada]
■ Jam tangan.

Packing atau menyusun perlengkapan kedalam ransel.

  • Kelompokkan barang barang sesuai dengan jenis jenisnya.
  • Masukkan dalam kantong plastik.
  • Letakkan barang barang yang ringan dan jarang penggunananya (misalnya : Perlengkapan tidur) pada yang paling dalam.
  • Barang barang yang sering digunakan dan vital letakkan sedekat mungkin dengan tubuh dan mudah diambil.
  • Tempatkan barang barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkin dengan badan / punggung.
  • Buat Checklist barang barang tersebut.
Sumber Referensi : Mounteenering.Org

Kamis, 22 November 2012

SOAL REMEDIAL IPS GEO SOSIOLOGI KELAS IX


ULANGAN HARIAN GEOGRAFI/SOSIOLOGI
SEMESTER GANJIL
SK.3
No. 1 s/d 25
KD.3.1dan 3.2
No. 26 s/d 50

Jawablah  pertanyaan dibawah ini dengan benar !
1.        Perubahan masyarakat yang mengalami kemajuan dengan pola dapat menguasai teknologi dan menghindari bahaya dagradasi martabatnya adalah pendapat dari …
2.        Perubahan pada lembaga kemasyarakatn yang mempengaruhi system social di masyarakat, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku masyarakat adalah pendapat dari …
3.        Pola pada masyarakat berburu dan meramu disebut …
4.        Perubahan social yang berjalan lambat dinamakan …
5.        Perubahan social yang berjalan cepat dinamakan ….
6.        Faktor yang berasal dari dalam masyarakat …
7.         Faktor yang berasal dari luar masyarakat …
8.        Penyebaran budaya dari satu masyarakat ke masyarakat lain dinamakan …
9.        Penciptaan dengan menghasilkan benda, ide dan pola social baru disebut …
10.     Penemuan yang terjadi oleh manusia dengan mempelajari hal baru dinamakan ….
11.     Ketegangan dan pertentangan diantara masyarakat juga menghasilkan perubahan social ….
12.     Apabila pengaruh dari masyarakat diterima dan tidak melalui cara-cara paksaan disebut juga ….
13.     Proses pertemuan unsur-unsur dari berbagai kebudayaan yang berbeda yang diikuti dengan percampuran unsur-unsur…
14.     Suatu proses penyesuaian atau peleburan sifat-sifat asli yang dimiliki oleh suatu masyarakat dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda disebut ….
15.     Suatu sikap menghargai, membiarkan, dan memberikan hak berkembang suatu pendirian yang berbeda dinamakan ….
16.     Penyebarluasan unsure-unsur kebudayaan baru dalam masyarakat asal kebudayaan tersebut dinamakan ….
17.     Proses penyebaranluasan unsur-unsur kebudayaan suatu masyarakat kedalam masyarakat lain dinamakan ….
18.     Manusia menyandang sifat sebagai mahluk social disebut ….
19.     Bentuk perubahan yang akan dilakukan harus benar-benar dipilih agar tidak bertentangan dengan nilai tradisi disebut ….
20.     Sikap kritis menghadapi perubahan satu diantaranya bersikap subjektivitas terhadap sesuatu disebut ….
21.     Perubahan social yang direncanakan disebut juga ….
22.     Perubahan social yang tidak direncanakan disebut juga ….
23.     Suku pedalaman di wilayah Banten yang masih bersikap statis terhadap perubahan adalah ….
24.     Penemuan baru telepon pada tahun 1876 dilakukan oleh ….
25.     Perubahan social merupakan bagian dari perubahan kebudayaan yang meliputi kesenian, IpTek dan Filsafat adalah pendapat :
Pilihan Jawaban
Asimilasi
Hunting & Gathering
Selo Sumarjan
Faktor Eksternal
Selektif
Difusi Sekunder
Akulturasi
Kingsley Davis
Faktor Internal
Rasional
Difusi Primer
Alexsander Graham Bell
Astrid Susanto
Demonstration Effect
Discovery
Revolusi
Unplanned Change
Konflik
Difusi
Invention
Evolusi
Planned Change
Toleransi
Badui
Human Sosial

26.     Manusia memiliki naluri untuk memenuhi kebutuhan hidup disebut ….
27.     Suatu proses dimana batas-batas Negara luluh dan tidak penting lagi bagi kehidupan social dinamakan ….
28.     Keguncangan budaya disebut juga ….
29.     Kesenjangan budaya disebut juga ….
30.     Proses perubahan masyarakat dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern dinamakan ….
31.     Meniru model hidup orang barat dan bergaya kebarat-baratan dinamakan ….
32.     Keharmonisan masyarakat adalah bagian dimensi dari ….
33.     Perubahan social yang tidak memberikan mamfaat kepada masyarakat bagian dari dimensi ….
34.     Peperangan, lingkungan alam dan pengaruh budaya masyarakat lain adalah bagian dari factor ….
35.     Demografi, penemuan baru dan konflik adalah bagian dari factor …
36.     Proses awal adanya perubahan terjadi melaui kontak social yang disebut ….
37.     Negara yang pertama mengalami Revolusi industri adalah ….
38.     Negara dengan tingkat teknologi tinggi tapi tetap memelihara budaya asli adalah ….
39.     Antropolog yang mengemukakan tujuh Cultural Universal adalah ….
40.     Sosiolog yang mengungkapkan terdapat kondisi social primer yang menyebabkan terjadinya perubahan adalah …
41.     Suatu sikap lebih mementingkan kebendaan dinamakan ….
42.     Bersikap lebih mementingkan diri sendiri terutama dikota besar adalah gaya hidup yang disebut ….
43.     Perpindahan penduduk dari desa kekota dinamakan ….
44.     Merosotnya moral generasi muda akibat pengaruh budaya barat dinamakan ….
45.     Bersikap hidup boros dengan membelanjakan uang untuk keperluan kesenangan semata dinamakan ….
46.     Bahasa yang digunakan oleh kelompok tertentu untuk berkomunikasi antar sesamanya dinamakan ….
47.     Perpindahan penduduk dari luar kedalam Negara lain dinamakan ….
48.     Tahap ketika seseorang mengetahui adanya ide-ide baru dalam masyarakat dinamakan ….
49.     Tahap ketika seorang mulai menaruh minat dan mencari tahu dari pihak lain dinamakan ….
50.     Tahap ketika seseorang menerapkan ide-ide baru untuk menentukan mamfaatnya dinamakan ….
Pilihan Jawaban
Urbanisasi
Faktor Eksternal
Gregariousness
Globalisasi
Interaksi sosial
Migrasi Internasional
Faktor Internal
Sosial Equilibrium
Westernisasi
Materialistis
Tahap percobaan
Jepang
Disorganization
Modernisasi
Individualisme
Tahap Kesadaran
Inggris
Cultural Shock
Williem F.Ogburn
Konsumtif
Tahap Mnaruh minat
Bahasa Sandi
Cultural Lag
C.Kluckholn
Degradasi budaya

51.     Desa yang paling sederhana, belum mengalami perkembangan ….
52.     Desa yang baru sedikit mengalami perubahan, masyarakat pasif dan masih sangat bergantung pada pemimpinnya …
53.     Desa-desa yang ssudah mengalami perubaha menuju kemajuan dan kemandirian …
54.     Desa yang sudah maju dalam bidang pertanian sudah menggunakan mesin-mesin serta teknologi pertanian …
55.     Kebiasaan yang berlaku disuatu desa belum tentu berlaku di desa lain …
56.     Proses penetrasi dengan cara damai …
57.     Proses penetrasi dengan cara memaksa
58.     Sesuatu yang berlaku dalam masyarakat desa berlangsung dengan sendirinya dan berlaku turun menurun …
59.     Desa-desa yang ideal dan maju, makmur, terdidik,aman, damai serta memiliki banyak fasilitas …
60.     Saling member dan menerima unsure budaya antara 2 masyarakat yang berdampingan ….
Pilihan Jawaban
Simbiotik
Desa Tradisional
Partikularisme
Desa Swadaya
Desa Swakarya
Askripsi
Desa Pancasila
Desa Swasembada
Penetrasi Pasifique
Penetrasi Violente

MENGENAL KARAKTERISTIK BURUNG FALCON


 
    Falcon tergolong ke dalam famili Falconidae, yang meliputi falcon, caracaras, dan falcon hutan. Mereka adalah burung tercepat di bumi. Peregrine falcon (alap-alap kawah) bisa terbang dengan kecepatan 290 kilometer per jam. Burung ini sudah banyak dibicarakan oleh para ilmuan peneliti burung. Burung ini juga merupakan saudara dari burung Elang (Satu spesies), oleh karena itu penampilan mereka mirip. Burung ini memiliki nama latin Falco Peregrinus. Burung terkenal sebagai pemangsa dan hidup di wilayah Amerika. Saat berburu, burung ini dapat terbang dengan kecepatan 320 km/jam sampai 389 km/jam, hal inilah yang membuat Falcon menjadi burung tercepat di dunia.   Falcon bisa ditemukan di setiap benua kecuali Antartika. Mereka tinggal di berbagai habitat, seperti padang pasir, padang rumput, rataan pasang surut, tundra Arktik, padang rumput, hutan tropis, dan bahkan kota-kota.
   Falcon adalah raptor atau burung pemangsa. Mereka memiliki tubuh yang pendek dan kekar serta sayap yang runcing dan panjang. Sayap ini sangat cocok untuk terbang bermanuver di udara dengan kecepatan tinggi untuk berburu. Paruhnya yang pendek dan membengkok memiliki semacam gigi untuk membunuh mangsanya. Sementara jari kakinya yang kuat dan panjang memiliki cakar tajam yang digunakan untuk memukul mangsa dari udara dan menangkapnya di tanah. Warna Falcon bervariasi dari kelabu-biru, coklat kemerahan, sampai hitam. Banyak juga yang memiliki warna putih cerah dengan garis-garis hitam. Falcon sejati seperti alap-alap kawah dan kestrel Amerika memiliki semacam tudung, yakni tanda hitam khas di kepala.
   Falcon terkecil adalah black-thighed falconet dari Asia Tenggara. Panjangnya sekitar 15 cm dengan lebar sayap sekitar 30 cm. Sedangkan yang terbesar adalah gyrfalcon yang bisa ditemukan di Amerika Utara, Eropa, dan Asia. Panjangnya bisa mencapai 64 cm dengan lebar sayap lebih 1,5 meter.Falcon makan berbagai binatang sepeti kadal, ular, mamalia kecil, serangga besar, dan bahkan burung lain. Caracaras juga memakan hewan mati (bangkai).
Suara falcon bervariasi, dari jeritan melengking, lolongan seperti kucing, hingga suara kek-kek-kek yang keras. Falcon aktif di siang hari. Falcon atau Alap-alap adalah hewan karnivora yang masih masuk familia Falconidae yang memiliki ciri-ciri fisik seperti paruh yang runcing dan berbentuk seperti kait, iris yang berwarna gelap, dan sayap yang memiliki pola meruncing sempit.
   Di Indonesia sendiri ada 4 jenis alap-alap yang kini mulai dilindungi untuk melestarikan jenisnya agar tidak punah yaitu:
 
 a.   Alap-alap capung
Hewan yang satu ini adalah hewan paling kecil diantara jenis lainnya serta burung terkecil didunia, karena ukurannya hanya sekitar 15cm. Ekornya berwarna sama seperti jenis macan pada bagian ekor yang berwarna hitam dan makanan utamanya adalah serangga.
b.   Alap-alap sapi
Hewan yang satu ini memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil jika dibandingkan dengan jenis kawah. Keistimewaannya terletak pada warna tubuhnya yang membentuk mahkota di area kepala dan warna ekor abu-abu kebiruan. Hewan yang satu ini umumnya udah ditemukan di area tegalan atau perkotaan. Umumnya hewan ini membangun sarang besar di area lubang pohon atau diatas epifit.

c.   Alap-alap macan
Hewan yang satu ini memiliki ukuran tubuh 25cm dan warnanya merah logam bercampur hitam. Pada saat bertelur, telur yang dihasilkan sejumlah 4 buah dengan warna cream dan bintik hijau cokelat. Burung yang satu ini lebih suka mengkonsumsi serangga dan hidup di dataran rendah.

d.   Alap-alap kawah
Hewan yang sering juga disebut peregrine falcon ini memiliki panjang sekitar 50cm dan paruhnya berwarna kuning. Dibanding jenisalap-alap yang lain, hewan yang satu ini mampu memangsa tikus atau burung ukuran sedang baik dalam kondisi sedang terbang atau saat hinggap di area pepohonan.

Selain jenis dan berbagai ciri fisik diatas, ada berbagai keistimewaan alap-alap yang bisa Anda pelajari, jika ingin melestarikan hewan yang satu ini.

1. Mampu menjadi sahabat petani

Saat hidup di alam bebas, hewan yang satu ini dapat memangsa hewan yang umumnya menjadi hama padi seperti tikus, burung gereja, ular sawah, atau hewan lainnya. tak hewan jika kemudian hewan yang satu ini juga dijuluki sebagai salah satu sahabat petani.

2. Dapat menjadi hewan vegetarian
Jika Anda menemukan dan melatih hewan ini sejak kecil, alap-alap juga dapat dijadikan sebagai hewan vegetarian atau mampu mengkonsumsi buah tertentu sebagai pengganti daging. Hanya saja hal tersebut tidak dapat dilakukan selamanya mengingat naluri hewan yang satu ini adalah karnivor atau hewan pemangsa daging.

3. Memiliki pandangan tajam

Hewan yang satu ini memiliki akurasi penglihatan hingga 2.6x lebih tinggi daripada mata manusia bahkan saat malam hari. Hal itulah yang juga membuat hewan ini tetap dapat memburu mangsanya meski dalam kondisi sedang terbang sekalipun.

4. Hewan yang memiliki kecepatan terbang tercepat
Hewan alap-alap memiliki kecepatan terbang mencapai 320km/jam dan hal tersebut menjadikannya sebagai hewan yang memiliki kecepatan terbang lebih tinggi daripada seekor elang. Sayapnya yang berbentuk kecil dan meruncing mampu membantu dalam melakukan manuver tajam untuk menangkap mangsa. Meski ukuran tubuhnya cukup besar, pergerakan yang dilakukan juga sangat aerodinamis.

5. Pundi-pundi udaranya mampu menampung udara cukup banyak
Hewan yang satu ini memiliki kemampuan untuk terbang cukup lama karena kapasitas udara yang dapat masuk di pundi-pundi udara maupun paru-parunya cukup besar. Alap-alap terbiasa hinggap diatas dahan pohon cukup lama untuk mengumpulkan udara sebelum kemudian terbang untuk mencari mangsa

6. Memiliki cengkeraman kuat
Alap-alap termasuk hewan yang memiliki cengkeraman kuat dan hal tersebut dapat dibuktikan saat hewan yang satu ini mendapat mangsanya. Hewan ini akan melukai area tenggrokan mangsa dengan cakarnya sebelum kemudian menyantapnya di sarang.

7. Reproduksinya lambat
Tahukah Anda mengapa hewan yang satu ini termasuk hewan yang dilindungi? Hal tersebut tak lain karena sistem reproduksi hewan yang cukup lama. Dalam sekali periode reproduksi, hewan ini hanya mampu menghasilkan 4 butir telur yang mudah musnah ketika sarang terjatuh atau diserang hewan lain. Hal inilah yang membuat populasi perlahan menipis dan perlu dilestarikan. Semoga bahasan diatas, membuat Anda paham alasan mengapa kini alap-alap termasuk hewan yang pantas untuk dilindungi.
Sumber Referensi : Kopiireng.Com, Wikipedia.Org