"SELAMAT DATANG DI BLOG EKOGEO"(Pendidikan, Geografi dan Lingkungan)

Selasa, 21 Januari 2014

WALET : BURUNG YANG SARANGNYA BERNILAI EKONOMIS TINGGI

    Walet adalah nama burung kecil dari ordo Apodiformes yang memiliki kemampuan terbang sangat cepat. Terdapat dua famili burung walet, yakni walet (Apodidae) dan walet berjambul (Hemiprocnidae). Habitat burung ini tersebar hampir di seluruh dunia. Selain walet, yang termasuk kedalam ordo Apodiformes adalah kolibri. Baik walet maupun kolibri merupakan peterbang yang hebat. Kedua burung tersebut memiliki tungkai dan kaki yang sangat kecil.
    Walet merupakan burung pemakan serangga yang bersifat aerial. Mereka menangkap makanannya di udara. Semua spesies walet mempunyai bangun tubuh yang sama. Burung ini berwarna gelap, memiliki sayap berbentuk sabit yang sempit dan runcing. Sayap yang panjang dan ramping inilah yang membuatnya menjadi peterbang yang andal. Walet suka meluncur namun tidak pernah hinggap di pohon.
Burung Walet
Apodidae dan Hemiprocnidae
    Ada dua suku atau famili burung walet, yaitu Apodidae dan Hemiprocnidae. Famili Apodidae terbagi dalam dua kelompok yaitu kelompok yang terdiri dari genus Chaetura (walet ekor duri), Collocalia (walet gua) dan Cypseloides (walet hitam Amerika Utara). Kelompok ini memiliki bulu ekor yang kecil, lancip, dan kaku di ujungnya. Kelompok kedua adalah genus Apus. Dari beberapa jenis burung walet yang ada, hanya terdapat empat jenis walet yang sarangnya bisa dikonsumsi dan laku dijual, yaitu walet sarang putih (Aerodramus fushipagus) Walet sarang hitam (Aerodramus maxima), Sriti (Collocalia esculanta), dan sriti lumut (Collocalia vanikorensis).

Walet Gua dan Walet Pohon
    Jenis walet yang banyakada di dunia adalah walet gua dan walet pohon. Walet gua memilih gua-gua alam atau dinding karang dan bangunan tertentu sebagai tempat untuk pengembangan populasinya. Semakin aman dan semakin nyaman tempatnya semakin cepat pertambahan jumlah populasinya. Biasanya mereka mengeram dalam koloni atau secara berpasangan. Walet gua akan merasa aman jika sarangnya terlindung dari terpaan angin, terik matahari, hujan, dan cahaya terang. Adapun walet pohon memanfaatkan liang pada pohon sebagai sarang.

Ternak
    Semua spesies walet membuat sarang dengan benang-benang yang terbuat dari air liur (saliva) mereka sendiri. Sarang walet ini dapat diolah menjadi bahan makanan. Karena itu, banyak peternakan walet dikembangkan untuk menghasilkan sarang walet yang kemudian dapat dijual. Peternakan walet dibuat di sebuah bangunan yang memiliki bubungan serta plafon tinggi. Suhu, kelembaban dan penerangannya diatur seperti di gua alami tempat walet tinggal. 
    Untuk memancing agar walet mau tinggal di gedung itu, peternak biasanya membunyikan rekaman suara walet agar mereka tertarik datang. Pengembangbiakan dilakukan melalui telur walet yang dipelihara dan ditetaskan dengan bantuan alatbtehnik khusus selama sekitar 3 minggu. Sarang-sarang burung walet yang disiapkan untuk tempat telur atau telah digunakan karena walet kecil sudah dapat terbang, lalu dipanen untuk dibersihkan dan dijual.

Kolibri

Kolibri
    Kolibri adalah nama famili dari sekitar 300 spesies burung kecil peminum nektar. Sama seperti walet, kolibri makan dengan tetap terbang. Panjang tubuhnya sekitar 5 cm atau kurang. Selama meminum nektar, kolibri harus tetap mengembang di udara lalu bergerak mundur menarik paruhnya dari dalam bunga. Paruhnya panjang dan halus sehingga cocok untuk mengutak-atik bagian dalam bunga yang berbentuk tabung. Habitat kolibri tersebar dari dataran rendah terbuka hingga pegunungan. Kolibri betina berperan dalam pembuatan sarang, pengeraman telur, dan pemeliharaan anak burung.
 Burung Walet
 Sarang Burung walet di gua
Burung walet dan sriti

Jumat, 10 Januari 2014

PENDAKI TEWAS DI GUNUNG GEDE-PANGRANGO

 
Siluet Gunung Gede-Pangrango
    Sindonews.com - Shizuko Rizmadani bin Ananto Haryono (15), siswi SMAN 6 Bekasi, meninggal dunia setelah mengalami kedinginan atau hipotermia di atas gunung yang baru dijejakinya pertama kali.
  Ia bersama ke-26 teman-temannya memang sengaja datang ke Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat (Jabar) untuk sekedar liburan. Berdasarkan keterangan yang berhasil dihimpun, selain kedinginan Shizuko meninggal lantaran penyakit diabetes yang diidapnya.
  Warga Jalan Listar 35 a RT1/13, Desa Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, Bekasi, itu dikatakan Kepala Seksi Perlindungan, Pengawetan, dan Perpetaan (P3) Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), Ardi Andono, melakukan pendakian Selasa (24/12) sekira pukul 21.00 Wib.
"Diduga, korban mengalami sakit deabetes dan kedinginan," ungkapnya.
   Ia tewas saat tiba di Pos Kandang Batu Gunung Gede Pangrango di ketinggian 2.600 meter dari permukaan laut (MdPL). Saat itu, Shizuko bersama teman-temannya memang memutuskan untuk beristirahat.
Kawah Gunung Gede dengan Latar Belakang Gunung Pangrango
“Saat tim kami datang ke lokasi kondisi korban sudah meninggal dunia. Kemungkinan akibat tidak kuat menahan cuaca yang dingin,” lanjut Ardi Andono.
Kata dia, rombongan korban bersama rekanya berangkat dari Pos pintu masuk Cibodas pada Minggu (22/12) lalu. Sejumlah alumni SMAN 6 Bekasi, turut ikut bersama rombongan korban selaku pendamping.
“Mereka berjumlah 27 orang terdiri dari sembilan wanita dan 18 pria. Korban kemungkinan mengalami kedinginan yang hebat, hingga korban diduga mengalami hipotermia,” ujarnya.
   Proses evakuasi dilakukan setelah adanya laporan dari beberapa rekan korban yang turun memberitahukan kepada petugas Jagawana. Tim evakuasi yang berangkat selepas Maghrib baru tiba di lokasi kejadian sekira pukul 21.00 Wib.

Pendaki Remaja Meninggal di Gunung Gede, Ini Imbauan Bagi Pemula
Indra Subagja - detikNews
Jakarta - Shizuko Rizmadhani (15) meninggal dunia dalam pendakian di Gunung Gede. Siswi SMA 6 Bekasi ini mengalami hipotermia. Dia meninggal pada Selasa (24/12) malam. Perlengkapan yang kurang dan ketidaksiapan fisik menjadi kendala.
"Agar memakai pakaian dan perlengkapan pendakian yang memadai, personal use, peralatan dan obat-obatan pribadi. Punya pengetahuan yang cukup tentang pendakian, bisa dibuktikan dengan KTA pecinta alam, dan lainnya," saran Kepala Polisi Hutan TNGP Ida Rohaida kepada pendaki pemula saat berbincang dengan detikcom, Jumat (27/12/2013).
Para pendaki sebenarnya bisa meminta bantuan dari relawan, polisi hutan atau ranger, yang biasa berada di Gunung Gede untuk menemani pendakian.
"Dalam tim pendaki harus ada P3K dan pengetahuan yang cukup untuk penanggulangan keadaan darurat pendakian. Membawa alat komunikasi bisa HP atau HT," imbuh pria yang belasan tahun menjadi polisi hutan ini.

Berikut kronologi meninggalnya Shizuko dari data polisi hutan TNGP:

1. Korban adalah siswa kelas X SMAN 6 Kota Bekasi yang melakukan pendakian pada 22–23 Desember 2013, terdaftar sebagai salah satu pendaki yang telah mendapat persetujuan orang tua, karena sesuai ketentuan simaksi (surat ijin masuk kawasan konservasi) pendakian di Gn. Gede Pangrango harus minimal 17 tahun, jika tidak ada surat pernyataan dari orang tua/wali.

2. Menurut laporan rekan korban a.n. Mohammad Renaldi yang melaporkan kondisi korban ke Resort Mandalawangi pada hari Selasa 24 Desember pukul 18.30 WIB, korban sudah tidak sadarkan diri sejak pukul 16.30 WIB di jalur pendakian Kandang Batu sekitar ketinggian 2.500 meter dpl. Next 

INILAH.COM, Cianjur - Shizuko Rismadani (15), seorang pendaki asal Bekasi ditemukan tewas di Kandang Batu di kawasan Gunung Gede Pangrango. Diduga, pelajar SMA Negeri 6 Bekasi itu mengalami hipotermia saat mendaki bersama puluhan rekannya
 Tewas, Shizuko Rizmadhani baru sekali mendaki gunung

Dari informasi yang berhasil dihimpun, nasib nahas yang dialami Shizuko bermula ketika Minggu (22/12/2013) sebanyak 27 orang siswa SMAN 6 Bekasi hendak mendaki Gunung Gede. Mereka sempat mencapai puncak Gunung Gede. Usai mencapai puncak, korban dan rekan-rekannya bermalam di Pos 12 Kandang Badak.

Namun saat turun gunung, korban mengalami kedinginan serta kesurupan. Dalam keadaan tubuh menggigil dan kesurupan itu, korban ditinggal teman-temannya. Hanya seorang rekannya yang menemani di sebuah tenda yang dipasang di Pos 10 Kandang Batu, Selasa (24/12/2013) sekitar pukul 05.00 WIB.

"Berdasarkan pengakuan rekan yang menemaninya itu diketahui jika korban ditinggalkan di tenda karena mengamuk akibat kesurupan. Padahal kondisinya tengah kebasahan dan tubuhnya menggigil," ujar volunteer Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Kemi Irdian kepada wartawan, Kamis (26/12/2013).
ShizukoRamadhani, Pendakian Pertama berakhir tragis

Pihaknya menerima laporan dari pendaki sekitar pukul 18.30 WIB. Perempuan blasteran Indo-Jepang itu baru dievakuasi Selasa (24/12/2013) sekitar pukul 21.00 WIB disaksikan salah seorang rekannya yang waktu itu menjauh dari tenda.

"Waktu kita periksa, korban sudah tidak bernyawa. Tubuhnya membeku, wajah biru selain itu perutnya keras. Dia diperkirakan mengalami hipotermia karena pakaiannya basah dan tubuhnya kedinginan. Tewasnya saat dia turun gunung dan baru jalan 4 pos dari 14 pos yang harus dilewati," terangnya.

Dia mengaku, jika para pendaki memilih tidak menggunakan jasa guide. Padahal kondisi cuaca terus diguyur hujan siang dan malam.

"Hampir setiap hari hujan tapi mereka memilih tidak menggunakan jasa volunteer/guide. Jadi tidak tahu persisnya keberadaan mereka di atas saat itu," terangnya.

Pascakejadian insiden pendaki tewas, pihak TNGGP tetap membuka jalur pendakian. Kejadian itu kini tengah dalam penyelidikan Polsek Pacet.

"Sebelumnya korban sempat di bawa ke RSUD Cimacan pada Rabu (25/12/2013) pukul 02.00 WIB, kemudian dijemput keluarga pukul 04.00 WIB. Sudah diserahkan biodata serta kejadiannya kepada pihak berwajib," tambah Humas TNGGP, Didin Saripudin kepada wartawan.

Sementara itu, Kepala Seksi Bina Usaha Kepariwisataan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Cianjur Neneng Rahman mengaku, prihatin atas insiden kematian pelajar itu. Jauh sebelumnya, kata Neneng, pihaknya selalu mewanti-wanti agar ada usulan pemandu pendakian.

"Kita inginnya itu para pendaki itu tidak terancam keselamatan dengan memakai guide pendakian. Namun usulan bersama dengan TNGGP itu mendapat penolakan dari masyarakat," tandasnya. 

Sumber Referensi : Sindo News,Detik.Com

Senin, 06 Januari 2014

ZOOLOGI

    Zoologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari berbagai aspek kehidupan hewan. Ilmu ini masih dirinci lagi menjadi beberapa bidang ilmu seperti taksonomi hewan, morfologi hewan dan fisiologi hewan. Saat ini, zoologi diterapkan secara luas di berbagai bidang, terutama di bidang pertanian, peternakan, perikanan dan industri.
Zoologi mempelajari dunia fauna
    Perkembangan zoologi dimulai sejak masa Yunani kuno, terutama sejak Aristoteles (348-322 SM) menulis buku Historia Animalium. Buku ini memuat diskripsi berbagai hewan yang terdapat di wilayah Yunani dan Asia kecil. Pada masa Romawi, Pliny (27-79 M) menyusun diskripsi hewan dan tumbuhan dalam sebuah buku berjudul Historia Naturalis. Sejak saat itu, berbagai penelitian zoologi dilakukan oleh para ilmuwan seperti William Harvey (1578-1657), Karl von Baer (1792-1876), Claude Bernard (1813-1878) dan Charles Darwin (1809-1882).
Zoologi Invertebrata

Kajian Zoologi
    Saat ini, zoologi menitikberatkan kepada dua hal, yaitu kajian taksonomi hewan serta kajian struktur dan proses. Kajian taksonomi hewan mencakup bahasan tentang vertebrata (hewan bertulang belakang) dan Ivertebrata (hewan tidak bertulang belakang). Adapun kajian struktur dan proses dalam zoologi terangkum dalam morfologi hewan dan fisiologi hewan.
    Untuk melakukan pekerjaannya, para ahli zoologi mengadakan riset di berbagai tempat seperti di laboratorium, kebun bintang, dan museum. Selain itu, mereka juga mengadakan pengamatan dan penelitian di lapangan, seperti di hutan, laut, dan daerah kutub. Seperti ilmuwan biologi pada umumnya ahli zoologi memulai kegiatannya dengan mengadakan observasi atau pengamatan dan membuat hipotesis atau dugaan. Pada tahap selanjutnya, mereka membuktikan hipotesis tersebut melalui serangkaian eksperimen atau percobaan. Hasil eksperimen kemudian dilaporkan dan dipublikasikan dalam bentuk jurnal ilmiah.

Taksonomi Hewan
    Taksonomi hewan merupakan bidang ilmu zoologi yang mempelajari tentang penggolongan atau klasifikasi hewan. Invertebrata tercakup dalam beberapa kajian seperti entimologi (kajian tentang serangga) dan malakologi (kajian tentang moluska). Adapun vertebrata tercakum dalam empat kajian yaitu ichthyologi (kajian tentang ikan), ornitologi (kajian tentang burung), dan mamalogi (kajian tentang mamalia).
Taksonomi Annelida
Morfologi Hewan
    Morfologi hewan merupakan bidang ilmu zoologi yang mempelajari tentang struktur atau susunan tubuh hewan. Bidang ilmu ini mencakup beberapa kajian seperti histologi (kajian tentang jaringan hewan) dan sitologi (kajian tentang sel dan komponen-komponennya). Saat ini, kemajuan di bidang morfologi hewan didukung oleh pengembangan teknologi seperti mikroskop elektron, elektroforesis, kromatografi, dan perunut radioaktif (radioactive tracers).

Fisiologi Hewan
    Fisiologi hewan merupakan bidang ilmu zoologi yang mempelajari tentang proses dalam tubuh hewan. Bidang ilmu ini umumnya membahas tentang sistem organ beserta proses fisik dan kimia yang terjadi di dalamnya. Sistem organ yang tercakup dalam fisiologi hewan antara lain sistem sirkulasi atau peredaran darah, pencernaan, endoktrin atau kelenjar, ekskresi, koordinasi (syaraf) dan regulasi (hormon), respirasi dan reproduksi. Adapun proses fisik dan kimia yang berlangsung dalam tubuh hewan antara lain proses pertumbuhan dan metabolisme.

Embriologi dan Ethologi 
    Dalam penerapannya, zoologi terkait dengan cabang biologi yang lain seperti embriologi dan ethologi. Embriologi merupakan ilmu yang mempelajari perkembangan embrio hewan, mulai dari proses fertilisasi (pembuahan) sel telur sampai menjadi fetus atau janin. Embriologi mencakup kajian tentang aktivitas gen dalam perkembangan sel dan jaringan hewan. 
    Adapun Ethologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku dan kebiasaan hewan seperti perilaku kawin, makan dan mengasuh anak. Perilaku hewan biasanya dicatat di dalam daftar ethogram yang berisi deskripsi perilaku dan kebiasaan masing-masing spesies.
Avertebrata