Minggu, 27 Maret 2016

MENGENAL JENIS-JENIS ANGIN

   Sifat Temperatur udara di daratan pada siang hari cepat panas karena panas yang sampai di permukaan Bumi dipantulkan lagi ke angkasa, tetapi pada malam hari di daratan cepat dingin. Sebaliknya, pada siang hari di lautan suhu udaranya lambat naik karena panas matahari yang diterima laut tidak dipantulkan melainkan disimpan, tetapi pada malam hari suhu udara diatas muka laut masih terasa hangat sebagai akibat pelepasan udara panas yang diterima air laut pada siang harinya.
   Perbedaan sifat yang bertolak belakang diantara dua tempat tersebut berpengaruh terhadap perbedaan tekanan udara, kemudian mengakibatkan udara bergerak. Pergerakan udara dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan udara rendah disebut Angin. Angin yang bertiup dengan jarak yang tidak terlalu jauh seperti angin yang bertiup dari darat ke laut atau sebaliknya, dan angin yang bertiup dari Gunung ke lembah atau sebaliknya disebut angin lokal atau angin setempat.
  1. Angin darat adalah angin  yang bertiup dari darat ke laut dan terjadi pada malam hari. Angin ini terjadi karena pada malam hari di darat lebih cepat dingin dengan tekanan udara maksimum, sedangkan di laut masih menyimpan panas dari penyinaran matahari pada siang harinya dengan tekanan udara minimum. Perbedaan tekanan udara di dua tempat tersebut mengakibatkan angin akan bertiup dari darat ke laut.
  2. Angin Laut adalah angin yang bertiup dari laut ke darat dan terjadi pada siang hari. Angin laut dapat terjadi karena pada siang hari di darat lebih cepat panas disebabkan oleh pemantulan sinar matahari kembali yang bertekanan udara minimum, sedangkan di laut masih bertemperatur dingin karena sinar matahari yang diterima oleh air laut disimpan atau bertekanan udara maksimum. Perbedaan tekanan udara di dua tempat tersebut mengakibatkan angin akan bertiup dari laut ke darat.
  3. Angin Gunung adalah Udara yang bergerak dari gunung ke lembah dan terjadi pada malam hari. Hal ini terjadi karena udara di atas lereng gunung pada malam hari lebih cepat dingin jika dibandingkan dengan udara di lembah, sehingga terjadilah proses perbedaan tekanan udara di lereng tekanan udaranya maksimun sedangkan di lembah tekanan udaranya minimum. Di samping itu,pengaruh gravitasi mempercepat pergerakan udara dari lereng gunung ke lembah.
  4. Angin Lembah adalah udara yang bergerak dari lembah ke puncak dan terjadi pada siang hari. Hal ini dapat terjadi karena udara di atas lereng gunung pada siang hari lebih cepat panas jika dibandingkan dengan udara di lembah. Dengan perbedaan tekanan udara, di lereng tekanan udaranya minimum sedangkan di lembah tekanan udranya maksimum, maka udara bergerak dari lembah menuju puncak.
  5. Angin Siklon adalah udara yang bergerak dari beberapa daerah bertekanan udara tinggi menuju titik pusat tekanan udara rendah. Gerakan udara ini terlihat berputar dari beberapa daerah bertekanan udara tinggi yang mengeliligi daerah bertekanan udara rendah.
  6. Angin Anti Siklon adalah udara yang bergerak dari suatu daerah sebagai pusat bertekanan udara tinggi menuju daerah tekanan udara rendah yang mengelilinginya. Gerakan udara ini terlihat berputar menyebar ke arah daerah bertekanan udara rendah. Arah perputaran angin siklon dan Angin anti siklon di belahan bumi utara dan belahan bumi selatan berbeda.
  7. Angin Fohn adalah angin yang turun dari lereng pegunungan. Angin ini bersifat kering dan panas. Hal ini terjadi karena udara yang turun mendapatkan pemanasan secara dinamis. Bersamaan dengan itu kelembaban nisbi turun dengan cepat sehingga udara yang mencapai dataran merupakan udara panas dan kering. Angin Fohn disebut juga angin jatuh atau angin api. Angin Fohn di Indonesia memiliki nama yang berlainan sesuai dengan daerah terjadinya antara lain :
  • Angin Kumbang bertiup di daerah Tegal, Brebes,Cirebon (Perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah). Angin ini terjadi karena gerakan udara yang turun mulai dari lereng Gunung Slamet bagian utara dan melintasi Gunung Kumbang di pegunungan Pembarisan yang mendapatkan pemanasan secara dinamis ke arah lembah sebelah Utara. Bersamaan dengan itu Kelembaban nisbi turun dengan cepat sehingga udara yang mencapai wilayah Tegal, Brebes dan Cirebon menjadi panas dan kering. Angin Kumbang membawa dampak positif terhadap tanaman bawang merah penduduk.
  • Angin Gending bertiup di daerah Probolinggo dan Pasuruan, Jawa Timur. Angin ini terjadi karena gerakan udara yang turun dari pegunungan Lamongan dan Tengger mendapatkan pemanasan dinamis ke arah lembah sebelah Utara bersamaan dengan kelembaban nisbi yang turun cepat sehingga udara yang mencapai Probolinggo dan Pasuruan menjadi panas dan kering.Di daerah ini angin ini berpengaruh positif untuk pertumbuhan tanaman buah Mangga.
  • Angin Brubu bertiup di daerah Makasar, Sulawesi Selatan dan berasal dari gerakan udara yang turun dari Gunung Lampo Batang dengan proses yang sama yaitu pemanasan secara dinamis yang di ikuti dengan kelembabab nisbi yang turun dengan cepat menyebabkan dataran rendah sekitarnya menjadi  panas dan kering.
  • Angin Wambrau bertiup di daerah Biak, Papua dengan proses gerakan udara yang turun diiringi dengan pemanasan yang dinamis dan kelembaban nisbi yang turun cepat menyebabkan dataran rendah sekitarnya menjadi panas dan kering.
  • Angin Bahorok bertiup di daerah Deli Serdang, Sumatera Utara. Angin ini berasal dari gerakan udara yang turun dari pegunungan Bukit Barisan yang mendapatkan pemanasan dinamis  ke arah lembah sekitarnya dan diiringi dengan turunnya kelembaban nisbi secara cepat mengakibatkan udara di dataran rendah sekitaranya menjadi panas dan kering. Angin ini merugikan petani tembakau karena merusak daun tembakau petani yang siap di panen.

Bagan Angin Fohn (Contoh Angin Chinook di Amerika Serikat)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.