Konifera adalah kelompok tanaman yang daunnya hijau sepanjang tahun serta memiliki strobilus berbentuk kerucut sebagai alat perkembangannya. Anggota Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) ini dapat ditemukan hampir di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Beberapa anggota konifera seperti cemara dan pinus sering dimanfaatkan dalam industri kimia, kertas dan kayu.
Konifera termasuk salah satu tumbuhan purba yang mulai tumbuh sekitar 290 juta tahun yang lalu. Tanaman ini dapat hidup sampai ratusan tahun. Pinus longaeva merupakan spesies pinus tertua yang berumur sekitar 4.900 tahun. Konifera umumnya tumbuh di hutan-hutan pegunungan atau di hutan-hutan sub tropik. Tanaman ini tumbuh secara optimal pada temperatur sekitar 10-20o C dan kelembaban udara sekitar 90 %.
Strobilus
Pohon konifera terdiri dari satu batang pokok dengan beberapa cabang yang membentuk sebuah kerucut. Tinggi batang konifera dapat mencapai 20-30 m, bahkan spesies sekuoia raksasa (Sequoiadendron giganteum) tingginya mencapai 95 m. Daun konifera umumnya berwarna hijau dan berbentuk seperti jarum. Kelompok tanaman ini memiliki dua kelamin dalam satu pohon. Serbuk sari terdapat dalam strobilus betina di sela-sela daun.
Cemara
Cemara merupakan salah satu anggota konifera yang sering dimanfaatkan sebagai tanaman hias atau bahan bangunan. Pohon cemara umumnya berbentuk seperti kerucut atau piramida dengan tinggi batang mencapai 25 m. Beberapa spesies cemara seperti Cupressus Lusitanica, Cupressus funebris, dan Cupressus sargentii banyak dibudidayakan di Amerika Utara, terutama menjelang perayaan Natal. Penggunaan pohon cemara sebagai pohon natal awalnya berasal dari daerah Amerika Utara karena saat salju turun di hari natal, hanya pohon cemara yang tetap bertahan pada cuaca dingin dan indah untuk dihias.
Hutan Cemara
Pinus
Selain cemara, pinus atau tusam merupakan salah satu anggota konifera yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Di Indonesia tanaman ini banyak dibudidayakan di lereng-lereng gunung di Pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Kayu pinus sering dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan bahan pulp (bubur kertas). Resin dan terpentin dari getah pinus dapat diolah menjadi beberapa produk seperti pernis, sabun, cat dan tinta. Adapun minyak atsiri dari daun pinus banyak dipakai dalam industri farmasi.
Pinus memiliki kepekaan yang tinggi terhadap pencemaran lingkungan. Tanaman yang tumbuh di daerah yang tercemar akan memiliki daun yang lebih jarang daripada tanaman yang tumbuh di habitat yang normal. Oleh sebab itu, pinus dapat dimanfaatkan sebagai indikator pencemaran udara. Tinggi pohon pinus bisa mencapai 60 m. Kulitnya bergetah dan dipakai sebagai pembuat bahan terpentin.
Hutan Pinus
Sekuoia Raksasa
Pohon sekuoia raksasa adalah pohon tertinggi di dunia. Tinggi pohon ini bisa mencapai lebih dari 90 m, dengan diameter batang kayunya hingga 7m. Bobot pohon ini bisa mencapai 2.000 ton. Batang kayunya berwarna coklat, sedangkan akarnyaberwarna kehitaman. Daun-daunnya berbentuk spiral. Bunga jantan terletak pada pucuk ranting muda, sedangkan bunga betina terletak pada ranting yang lebih tua. Bunganya berkayu berbentuk kerucut dan bulat telur. Akar pohon sekuoia raksasa menjalar ke segala sisi. Tanaman yang bersal dari pegunungan Sierra nevada, bagian barat Amerika Serikat ini sering ditanam sebagai tanaman hias.
Hutan Pohon Sekuoia raksasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.