Lubang hitam adalah kawasan di luar angkasa yang daya gravitasinya demikian dahsyat sehingga tidak ada yang dapat luput darinya. Lubang hitam tidak terlihat karena cahayapun terserap olehnya. Penjelasan dasar tentang lubang hitam didasarkan pada teori relativas yang dikembangkan oleh ahli fisika kelahiran Jerman, Albert Einstein, yang dipublikasikan pada tahun 1916 oleh astronom Jerman, Karl Schwarzschild.
Menurut teori relativitas, lubang hitam dapat terbentuk ketika sebuah bintang masif (luar biasa besar) habis bahan bakar nuklirnya (disebut bintang mati) sehingga bintang itu tertekan oleh kekuatan gravitasinya sendiri. Bahan bakar tersebut berfungsi untuk menciptakan dorongan ke luar guna mengimbangi tarikan gravitasi. Akan tetapi saat bahan bakarnya habis (mati), bintang itu tidak lagi mampu menopang bobot gravitasinya sendiri. Akibatnya, massa inti bintang itu susut dalam sekajap saja.
Singularitas
Daya gravitasi demikian kuat di dekat sebuah lubang hitam karena segala materi lubang hitam tersebut terkonsentrasi pada satu titik di pusatnay. Ahli fisika menyebut titik itu singularitas. Permukaan sebuah lubang hitam dikenal sebagai cakrawala titik tunggal (Event horizon) atau batas imajiner lubang hitam. Pada cakrawala titik tunggal ini, kekuatan daya tarik gravitasinya tidak terbatas, sehingga suatu obyek hanya bisa berada disana sekejap ketika jatuh ke dalam lubang hitam itu dengan kecepatan cahaya.
Cakrawala Titik Tunggal
Para astronom menggunakan radius cakrawala titik tunggal untuk menentukan ukuran lubang hitam. Radius sebuah lubang hitam diukur dalam satuan ukuran kilometer, sama dengan sekitar tiga kali massa materi matahari. Satu massa matahari berarti jumlah materi yang terdapat dalam matahari. Belum ada ahli yang dapat menemukan sebuah lubang hitam secara pasti. Untuk membuktikan bahwa sebuah obyek padat merupakan sebuah lubang hitam, para ilmuwan mengukur efek yang hanya dapat dihasilkan oleh sebuah lubang hitam. Efek tersebut antara lain berupa adanya pembiasan tajam berkas cahaya dan perlambatan waktu secara ekstrem. Namun para ilmuwan telah menemukan obyek padat yang hampir pasti merupakan lubang hitam. Para astronom menyatakan obyek ini lebih sebagai lubang hitam daripada suatu ketidakpastian.
Lubang Hitam Supermasif
Para ilmuwan yakin bahwa di pusat galaksi terdapat sebuah lubang hitam supermasif. Ukuran massa setiap obyek tersebut diperkirakan sebesar 1 juta hingga 1 miliar kali massa matahari. Para astronom memperkirakan bahwa lubang hitam supermasif tersebut terbentuk beberapa miliar tahun silam dari gas yang berakumulasi ke dalam pusat galaksi.
Ada bukti nyata bahwa terdapat lubang hitam supermasif di pusat Bimasakti. Indikasi paling jelas tentang keberadaannya tampak dari sejumlah bintang dekat pusat galaksi tersebut yang bergerak sangat cepat. Salah satu yang cepat bergerak dengan kecepatan sekitar 1.400 km/detik. Dari gerakan bintang ini, para astronom menyimpulkan bahwa di pusat galaksi itu terdapat sebuah obyek yang berbobot sekitar 2,6 juta kali bobot massa matahari kita.
Bukti lain menunjukkan bahwa radius obyek tersebut sekitar 480 miliar kilometer. Obyek yang mungkin bisa memiliki massa yang demikan padat seperti itu tidak lain menurut perkiraan para astronom, adalah sebuah lubang hitam.
Lubang Hitam yang bertabrakan
Lubang hitam dari jarak dekat
Lubang hitam di pusat galaksi
Proses Terbentuknya Black Hole
Teori lubang hitam dikemukakan lebih dr 200 tahun yg lalu.Pada 1783 ,
ilmuwan John Mitchell mencetuskan teori mengenai kemungkinan wujud nya
sebuah lubang hitam setelah beliau meneliti dan mengkaji teori gravitas
Isaac Newton.Beliau
berpendapat, jika objek yg dilemparkan tegak lurus ke atas, maka ia
akan terlepas dr pengaruh gravitasi Bumi setelah mencapai kecepatan
lebih dr 11 km/s, maka tentu ada planet atau bintang lain yg memiliki
gravitasi lebih besar daripada Bumi.Istilah
“lubang hitam” pertama kali digunakan oleh ahli fisika Amerika Serikat,
John Archibald Wheeler pada 1968. Wheeler memberi nama demikian karena
lubang hitam tidak dapat dilihat, karena cahaya turut tertarik ke dalam
nya sehingga kawasan di sekitar nya menjadi gelap. Menurut teori evolusi
bintang, lubang hitam berasal dr sejenis bintang biru yang memiliki
suhu permukaan lebih dari 25.000 derajat Celcius. Ketika
pembakaran hidrogen di bintang biru yg memakan waktu kira-kira 19 juta
tahun selesai, ia akan menjadi bintang biru raksasa. Kemudian,bintang
itu menjadi dingin dan menjadi bintang merah raksasa. Dalam fase
itulah,akibat tarikan gravitasi nya sendiri, bintang merah raksasa
mengalami ledakan dahsyat atau sering disebut dengan Supernova dan
menghasilkan 2 jenis bintang yaitu bintang Netron dan Black Hole.
Pertumbuhan Black Hole
Massa dari lubang hitam terus bertambah dengan cara menangkap semua materi didekatnya. Semua materi tidak bisa lari dari jeratan lubang hitam jika melintas terlalu dekat. Jadi obyek yang tidak bisa menjaga jarak yang aman dari lubang hitam akan tersedot. Berlainan dengan reputasi yang disandangnya saat ini yang menyatakan bahwa lubang hitam dapat menyedot apa saja disekitarnya, lubang hitam tidak dapat menyedot material yang jaraknya sangat jauh dari dirinya. dia hanya bisa menarik materi yang lewat sangat dekat dengannya.Contoh : bayangkan matahari kita menjadi lubang hitam dengan massa yang sama. Kegelapan akan menyelimuti bumi dikarenakan tidak ada pancaran cahaya dari lubang hitam, tetapi bumi akan tetap mengelilingi lubang hitam itu dengan jarak dan kecepatan yang sama dengan saat ini dan tidak tersedot masuk kedalamnya. Bahaya akan mengancam hanya jika bumi kita berjarak 10 mil dari lubang hitam, dimana hal ini masih jauh dari kenyataan bahwa bumi berjarak 93 juta mil dari matahari. Lubang hitam juga dapat bertambah massanya dengan cara bertubrukan dengan lubang hitam yang lain sehingga menjadi satu lubang hitam yang lebih besar.
Cakram gas
Dengan sifatnya yang tidak bisa dilihat, pertanyaan kemudian adalah bagaimana mendeteksi adanya suatu lubang hitam? Kesempatan yang paling baik untuk mendeteksinya, diakui para ahli, adalah bila ia merupakan bintang ganda (dua bintang yang berevolusi dan saling mengelilingi). Lubang hitam akan menyedot semua materi dan gas-gas hasil ledakan termonuklir bintang di sekitarnya. Dari gesekan internal, gas-gas yang tersedot itu akan menjadi sangat panas (hingga 2 juta derajat!) dan memancarkan sinar-X. Dari sinar-X inilah para ahli memulai langkah untuk menjejak lubang hitam. Pada 12 Desember 1970, AS meluncurkan satelit astronomi kecil (Small Astronomical Satellite SAS) pendeteksi sinar-X di kosmis bernama Uhuru dari lepas pantai Kenya. Dari hasil pengamatannya didapatkan bahwa sebuah bintang maha raksasa biru, yakni HDE226868 yang terletak dalam konstelasi Cygnus (8.000 tahun cahaya dari bumi) mempunyai pasangan bintang Cygnus X-1, yang tidak dapat dideteksi secara langsung.
Cygnus X-1 menampakkan orbitnya berupa gas-gas hasil ledakan termonuklir HDE226868 yang bergerak membentuk sebuah cakram. Cygnus X-1 diperhitungkan berukuran lebih kecil dari Bumi, tapi memiliki massa enam kali lebih besar dari massa matahari. Bintang redup ini telah diyakini para ilmuwan sebagai lubang hitam. Selain Cygnus X-1, Uhuru juga mendapatkan sumber sinar-X kosmis, yakni Cygnus X-3 dalam konstelasi Centaurus dan Lupus X-1 dalam konstelasi bintang Lupus. Dua yang disebut terakhir belum dipastikan sebagai lubang hitam, termasuk 339 sumber sinar-X lainnya yang dideteksi selama 2,5 tahun masa operasi Uhuru.
Eksplorasi sumber sinar-X di kosmis masih dilanjutkan oleh satelit HEAO (High Energy Astronomical Observatory) atau Einstein Observatory tahun 1978. Satelit ini menemukan bintang ganda yang lain dalam konstelasi Circinus, yakni Circinus X-1 serta V861 Scorpii dan GX339-4 dalam konstelasi bintang Scorpius.
Lebih dua ratus tahun silam, atau tepatnya pada tahun 1783. pemikiran akan adanya monster kosmis bersifat melenyapkan benda lainnya ini sebenarnya pernah dilontarkan oleh seorang pendeta bernama John Mitchell. Mitchell yang kala itu mencermati teori gravitasi Isaac Newton (1643-1727) berpendapat, bila bumi punya suatu kecepatan lepas dari Bumi 11 km per detik (sebuah benda yang dilemparkan tegak lurus ke atas baru akan terlepas dari pengaruh gravitasi bumi setelah melewati kecepatan ini), tentu ada planet atau bintang lain yang punya gravitasi lebih besar. Mitchell malah memperkirakan di kosmis terdapat suatu bintang dengan massa 500 kali matahari yang mampu mencegah lepasnya cahaya dari permukaannya sendiri.
Lalu, bagaimana sebenarnya lubang hitam tercipta? Menurut teori evolusi bintang (lahir, berkembang, dan matinya bintang), buyut dari lubang hitam adalah sebuah bintang biru. Bintang biru merupakan julukan bagi deret kelompok bintang yang massanya lebih besar dari 1,4 kali massa matahari. Disebutkan para ahli fisika kosmis, ketika pembakaran hidrogen di bintang biru mulai usai (kira-kira memakan waktu 10 juta tahun), ia akan berkontraksi dan memuai menjadi bintang maha raksasa biru. Selanjutnya, ia akan mendingin menjadi bintang maha raksasa merah. Dalam fase inilah, akibat tarikan gravitasinya sendiri, bintang maha raksasa merah mengalami keruntuhan gravitasi menghasilkan ledakan dahsyat atau biasa disebut sebagai Supernova.
Supernova ditandai dengan peningkatan kecerahan cahaya hingga miliaran kali cahaya bintang biasa kemudian melahirkan dua kelas bintang, yakni bintang netron dan lubang hitam. Bintang netron (disebut juga Pulsar atau bintang denyut) terjadi bila massa bintang runtuh lebih besar dari 1,4 kali, tapi lebih kecil dari tiga kali massa matahari. Sementara lubang hitam mempunyai massa bintang runtuh lebih dari tiga kali massa matahari. Materi pembentuk lubang hitam kemudian mengalami pengerutan yang tidak dapat mencegah apapun darinya. Bintang menjadi sangat mampat sampai menjadi suatu titik massa yang kerapatannya tidak terhingga, yang disebut singularitas tadi.
Di dalam kaidah fisika, besaran gaya gravitasi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak atau dirumuskan F µ 1/r2. Dari formula inilah kita bisa memahami mengapa lubang hitam mempunyai gaya gravitasi yang maha dahsyat. Dengan nilai r yang makin kecil atau mendekati nol, gaya gravitasi akan menjadi tak hingga besarnya.Para ilmuwan menghitung, seandainya benda bermassa seperti bumi kita ini akan menjadi lubang hitam, agar gravitasinya mampu mencegah cahaya keluar, maka benda itu harus dimampatkan menjadi bola berjari-jari 1 cm!
Fakta-fakta Menarik mengenai Black Hole
Cahaya melengkung begitu dalam di dekat lubang hitam sehingga apabila Anda berada dekatnya dan berdiri membelakangi, Anda akan dapat melihat berbagai bayangan dari setiap bintang di jagat raya, dan dapat melihat bagian belakang dari kepala Anda sendiri. Di bagian dalam sebuah lubang hitam, ketentuan-ketentuan soal jarak dan waktu berlaku kebalikan: seperti halnya saat ini Anda tidak dapat menghindar dari perjalanan menuju masa depan, di dalam lubang hitam Anda tidak dapat mengelak dari singularitas sentral.
Apabila Anda berdiri pada sebuah jarak aman dari lubang hitam dan melihat seorang teman terjatuh ke dalamnya, dia akan terlihat bergerak melamban dan hampir berhenti ketika sampai di tepian event horizon. Bayangan teman itu akan memudar dengan sangat cepat. Sayangnya, dari sudut pandangnya sendiri dia akan melintasi event horizon dengan aman, dan akan bertemu dengan ajalnya di singularitas. Lubang-lubang hitam adalah objek-objek yang paling sederhana di jagat raya. Anda dapat menggambarkannya secara utuh dengan hanya mengetahui massa, olakan, dan muatan listriknya. Sebaliknya, untuk melukiskan secara utuh sebutir debu saja, Anda harus menjelaskan posisi dan kondisi seluruh atomnya. Seperti yang ditemukan Hawking, lubang-lubang hitam dapat menguap, tetapi dengan sangat lambat. Bahkan untuk seukuran massa sebuah gunung akan bertahan selama sepuluh miliar tahun, dan untuk massa yang sama dengan matahari proses penguapan akan selesai setelah 10^ 67 tahun.
Lubang hitam tidak meradiasikan cahaya, dan sebuah objek yang terjatuh ke dalamnya tidak akan mampu lagi memancarkan cahayanya. Semua itu menjadikan upaya mendeteksi lubang hitam akan sangat menantang. Hanya ketika sebuah lubang hitam berada dalam wujudnya yang kembar dan efek gravitasi menyebabkan pasangannya itu menghasilkan gas, kita dapat mendeteksi sinar-X. Sinar yang berasal dari piringan-piringan di sekitar lubang hitam terlihat sangat mirip dengan sinar yang berasal dari piringan-piringan di sekitar bintang-bintang neutron.Anda dapat pula menduga keberadaan sebuah lubang hitam di pusat sejumlah galaksi apabila bintang-bintang bergerak sangat cepat di sekitar sejumlah objek yang tidak terlihat. Pernah adanya pendapat dari Prof.JownKin.H.Steel : Bahwa “Suatu hari nanti Bumi Beserta WAKTU-WAKTU-nya akan terserap habis oleh Monster Gravity ini”
Hubungan teori lubang hitam dengan kiamat
Tahun 1999, dengan biaya 2,8 milyar dollar, AS masih meluncurkan teleskop Chandra, guna menyingkap misteri lubang hitam. The Chandra X-ray Observatory sepanjang 45 kaki milik NASA ini telah berhasil membuat ratusan gambar resolusi tinggi dan menangkap adanya lompatan-lompatan sinar-X dari pusat galaksi Bima Sakti berjarak 24.000 tahun cahaya dari Bumi. Mencengangkan, karena bila memang benar demikian (lompatan sinar-X itu) menunjukkan adanya sebuah lubang hitam di jantung Bima Sakti, maka teori Albert Einstein kembali benar. Ia menyatakan, bahwa di jantung setiap galaksi terdapat lubang hitam! “Dugaan semacam itu sungguh sangat dekat dengan kenyataan,” kata Frederick Baganoff yang memimpin penelitian, September 2001, kepada Reuters di Washington. Para ilmuwan pun mulai melebarkan pencarian terhadap putaran gas di sekitar tepi-tepi jurang ketiadaan ini, layaknya mencari pusaran air.
Pencarian lubang hitam dan kebenaran teori-teori yang mendukungnya memang masih terus dilakukan para ahli, seiring makin majunya teknologi dan ilmu pengetahuan. Pertanyaan kemudian, bila lubang hitam bertebaran di kosmis, apakah nanti pada saat kiamat, monster ini pula yang akan melenyapkan benda-benda jagat raya? Bila ditelusuri istilah lubang hitam, sebenarnya belum lah lama populer. Dua kata ini pertama kali diangkat oleh fisikawan AS bernama John Archibald Wheeler pada tahun 1968. Wheeler memberi nama demikian karena singularitas ini tak bisa dilihat. Mengapa demikian? Penyebabnya tidak lain karena cahaya tak bisa lepas dari kungkungan gravitasi singularitas yang maha dahsyat ini. Daerah di sekitar singularitas atau lazimnya disebut sebagai Horizon Peristiwa (radiusnya dihitung dengan rumus jari-jari Schwarzschild R = 2GM/C2 dimana G = 6,67 x 10-11 Nm2kg-2, M = kg massa lubang hitam, C = cepat rambat cahaya) menjadi gelap. Itulah sebabnya, wilayah ini disebut sebagai lubang hitam.
Dengan tidak bisa lepasnya cahaya, serta merta sekilas kita bisa membayangkan sendiri kira-kira seberapa besar gaya gravitasi dari lubang hitam. Untuk mulai menghitungnya, ingatlah bahwa cepat rambat cahaya di alam mencapai 300 juta meter per detik. Masya Allah. Lalu, apalah jadinya bila benar sebuah wahana buatan manusia tersedot ke dalam lubang hitam? Dalam hitungan sepersejuta detik saja, tentunya dapat dipastikan wahana tersebut sudah remuk menjadi bubur.Inilah yang akan terjadi pada kita. Cepat atau lambat hal itu akan terjadi. Namun semua itu hanya akan terjadi atas kehendak Allah SWT. Kapan itu akan terjadi tiada satu manusia pun yang mengetahuinya. Wallahu A’lam Bissawab…
Hasil penelitian tentang teori lubang hitam
Para astronom mengintip alam semesta awal dari Quasar paling jauh. Didukung oleh lubang hitam bermassa 2 miliar kali Matahari, quasar tampak seperti 12,9 miliar tahun yang lalu ketika alam semesta baru mulai muncul setelah Big Bang. Tim peneliti internasional melapor ke Nature lubang hitam supermasif yang menarik gumpalan besar materi menjadi cengkeraman gravitasi. Akibatnya, quasar memancarkan 60 triliun kali cahaya Matahari. Tim mengidentifikasi objek dari teleskop inframerah milik Inggris Infrared Deep Sky Survey (IDSS) yang membidik 5 persen langit dalam panjang gelombang inframerah.
Aniel Mortlock, astrofisikawan dari Imperial College London, menyamakan proses ini seperti mendulang emas. "Anda melihat hal-hal bercahaya dalam banyak inframerah, namun tidak semua dari mereka adalah nugget. Kami punya nugget yang besar kali ini," kata Mortlock. Sebuah objek yang dinamai ULAS J1120+641 adalah tampilan petunjuk yang baik dan teka-teki tentang alam semesta awal. "Obyek ini berada tepat di jarak terjauh yang mungkin dapat kita lihat," kata Mortlock. Karena waktu yang dibutuhkan cahaya Quasar dalam mencapai Bumi, para astronom menghitung 770 juta tahun setelah Big Bang. Sementara teori meramalkan quasar dapat terbentuk segera setelah Big Bang, tidak satu pun mengantisipasi melihat begitu besar saat embrio alam semesta. "Ini seperti menemukan anak 6 kaki di Taman Kanak-Kanak," kata Marta Volonteri, astrofisikawan dari University of Michigan di Ann Arbor.
Teori menunjukkan lubang hitam kecil terbentuk dari benda-benda padat yang tertinggal setelah kematian bintang awal atau terbentuk dari gas kosmik secara langsung.Volenteri mengatakan teori benar, ULAS J1120+641 diperlukan untuk memulai terbentuk sebelum waktu awal, menunjukkan bahwa teori keruntuhan langsung sangat baik didukung oleh temuan Quasar itu. Para ilmuwan berharap survei langit akan menemukan lebih banyak. Avi Loeb, astrofisikawan dari Harvard University, mengatakan quasar dapat bertindak sebagai beacon cahaya yang membantu astronom membantu mempelajari alam semesta awal. Langkah-langkah selanjutnya termasuk menemukan kosmis awal dan mempelajari lingkungan quasar menggunakan panjang gelombang yang berbeda.
"Temuan menarik. Ini bisa menjadi salah satu tempat terpesona di alam semesta di mana hal-hal terjadi sangat cepat. Namun selalu berbahaya jika Anda mendasarkan segala sesuatu yang Anda tahu hanya pada satu objek," kata Chris Willott dari National Research Council Canada. Baru-baru ini para peneliti menganalisa lubang hitam kanibal, yang bisa memakan lubang hitam lainnya yang berukuran lebih kecil. "Saat dua lubang hitam bertabrakan, pada skenario astrofisika sebenarnya, mereka memiliki ukuran yang tidak sama," kata Carlos Lousto, peneliti Center for Computational Relativity and Gravitation, Rochester Institute of Technology, kepada Discovery News. Bahkan para peneliti berhasil membuat simulasi kondisi yang sangat ekstrim, ketika sebuah lubang hitam besar yang berukuran masif, memangsa lubang hitam lain yang berukuran ratusan kali lebih kecil darinya.
Sebelumnya, para peneliti hanya berhasil menganalisa lubang hitam yang dapat melahap lubang hitam lain yang memiliki massa yang 10 kali lipat lebih kecil. "Pada beberapa bulan ke depan, saya pikir kami akan bisa menghadirkan solusi lebih besar, dengan perbandingan massa dua lubang hitam 1000:1," kata Lousto. Bagaimanapun, kata Lousto, ini merupakan masalah yang rumit. Sebab analisa seperti ini musti dilakukan oleh sebuah superkomputer. "Kami memerlukan resource superkomputer yang sangat besar."Untuk analisa yang paling mutakhir saja, Lousto dan kawan-kawannya menggunakan superkomputer di Texas Advanced Computing Center yang menggunakan 70 ribu unit prosesor. Simulasi itupun baru bisa diselesaikan setelah hampir 3 bulan. Menurut rekan peneliti Lousto, Yosef Zlochower, simulasi lubang hitam kanibal ini bisa dibilang sangat penting, karena ini bisa menjembatani kesenjangan dua pendekatan riset yang sangat berbeda.berukuran sama, yang kedua, yang melakukan pendekatan tabrakan antara dua lubang hitam yang berukuran 1000:1. Hasil penelitian Lousto dan Zlochower telah didaftarkan untuk dipublikasikan pada journal Physical Review Letters.
Peristiwa saling memangsanya dua lubang hitam, bisa dideteksi dari gelombang gravitasi yang sangat intens. AS memiliki dua instrumen yang berusaha mendeteksi gelombang gravitasi tersebut, yakni melalui Laser Interferometer Gravitational Wave Observatory (LIGO) yang berbasis di bumi, serta Laser Interferometer Space Antenne (LISA) yang dijalankan oleh NASA Profesor Hagai Netzer dari Universitas Tel Aviv dan mahasiswanya, Benny Trakhtenbrot, melakukan penelitian untuk menjawab pertanyaan tersebut. Lewat risetnya, keduanya menemukan bahwa lubang hitam supermasif mulai tumbuh secara cepat ketika semesta masih berusia 1,2 miliar tahun. Paparan penelitian tersebut dipublikasikan dalam The Astrophysical Journal yang terbit pada bulan ini. Hasil penelitian ini sekaligus menjadi koreksi bagi hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa lubang hitam supermasif mulai tumbuh pada usia semesta 2-4 miliar tahun.
Penelitian tersebut dilakukan dengan observasi menggunakan teleskop-teleskop tercanggih dunia. Dua teleskop yang digunakan adalah Gemini North di puncak Gunung Mauna Kea di Hawaii dan Very Large Telescope Array di Cerro Aranal, Cile. Berdasarkan analisis data menggunakan instrumentasi supercanggih pada teleskop, peneliti mengetahui bahwa lubang hitam yang aktif pada usia semesta 1,2 miliar tahun sepuluh kali lebih kecil dari lubang hitam yang aktif sesudahnya. Namun, lubang hitam kecil itu tumbuh jauh lebih cepat. Peneliti juga menemukan, lubang hitam yang memulai semua proses pertumbuhannya ketika semesta masih berusia ratusan juta tahun memiliki massa hanya 100-1.000 kali massa matahari. Lubang hitam ini diduga berkaitan dengan pembentukan bintang-bintang pertama. Hasil penelitian itu merupakan puncak dari proyek penelitian tentang lubang hitam di Universitas Tel Aviv, Israel. Proyek penelitian tersebut didesain untuk mengetahui proses evolusi lubang hitam paling masif dan membandingkannya dengan evolusi galaksi.
Para ahli Astronomi yang dipimpin oleh Karl Gebhardt dari The University of Texas di Austin, Texas, telah mengukur lubang hitam terbesar dengan mengkombinasikan data dari teleskop raksasa di Hawaii dan juga teleskop yang lebih kecil di Texas. Hasilnya, diprediksi lubang tersebut memiliki ukuran yang sama dengan sekira 6,6 miliar matahari yang bisa dimasukkan ke dalam lubang hitam di galaksi M87. Ukuran maha besar ini adalah yang terbesar yang pernah diukur untuk sebuah lubang hitam. Demikian seperti yang dikutip dari Mumbai Mirror, Selasa (18/1/2011).
Berdasarkan ukurannya yang sangat besar, galaksi M87 adalah kandidat terbaik untuk mempelajari sebuah lubang hitam untuk pertama kali. Hasil penelitian ini akan dipublikasikan dalam Astrophysical Journal. Gebhart memimpin penelitian ini dengan menggunakan teleskop North Gemini sepanjang 8 meter di Hawaii, untuk melihat pergerakan bintang di sekitar lubang hitam di tengah galaksi M87.
"Sampai saat ini belum ada bukti mengenai keeksisan lubang hitam tersebut," ujar Gebhart. Gebhart mengatakan hal ini disebabkan karena lubang hitam di galaksi M87 begitu besarnya, sehingga batasnya tidak terlihat. Batas lubang hitam di galaksi M87 adalah tiga kali lebih besar dari orbit Pluto mengitari matahari, yang bisa saja membuat lubang hitam tersebut menelan satu galaksi secara keseluruhan. Gebhart juga mengatakan bahwa mereka ke depannya bisa menggunakan jaringan teleskop di seluruh dunia untuk melihat bayangan dari batas lubang hitam raksasa tersebut. Lubang hitam dibangun dengan konsentrasi materi yang menghasilkan raksasa gravitasi maha kuat bahkan cahaya tidak dapat melarikan diri. Dua lubang baru melayang di pusat galaksi elips berjarak 300 juta tahun cahaya dari Bumi. Quasar adalah obyek terang di alam semesta, galaksi dengan radiasi core gas aktif dan debu dalam jangkauan sebuah lubang hitam supermasif di pusat. Ketika bahan bakar habis, quasar meredup, meninggalkan bangkai lubang hitam di tempatnya.
Para ilmuwan mengatakan temuan lubang hitam baru menegaskanam pemahaman tentang siklus hidup quasar. "Quasar paling terang tampaknya membutuhkan sebuah lubang hitam 10 miliar massa Matahari agar mampu memancar energi yang diperlukan," kata Douglas Richstone, astronom University of Michigan. "Untuk waktu yang lama, kita tidak menemukan lubang hitam besar apapun. Sekarang ternyata mereka ada dan teori cocok dengan pengamatan," kata Richstone. Sekitar 63 lubang hitam supermasif telah ditemukan bercokol di inti galaksi. Terbesar selama lebih dari tiga dekade bermassa 6,3 miliar kali Matahari di pusat galaksi M87. Lubang hitam baru ditemukan bermassa 9,7 miliar kali Matahari di galaksi elips NGC 3842, galaksi terang sekitar 320 juta tahun cahaya ke arah konstelasi cluster Leo. Lubang hitam kedua duduk di galaksi elips NGC 4889, galaksi terang sekitar 336 juta tahun cahaya ke arah konstelasi Coma Berenices. "Laporan ini dapat menjelaskan bagaimana lubang hitam dan galaksi di sekitarnya tumbuh satu sama lain sejak awal alam semesta," kata Nicholas McConnell, postdoc University of California Berkeley. "Kita bisa melihat radiasi latar bekakang gelombang mikro alam semesta sisa-sisa Big Bang. Ini sangat halus. Ada riak di dalamnya tapi rendah amplitudo. Segala sesuatu yang kita tahu di alam semesta, bintang, planet, lubang hitam," kata McConnell. "Memahami proses menjadi bagian agenda astronomi modern. Dan memahami form lubang hitam supermasif, korelasi dengan galaksi jost dan bagaimana membentuk galaksi menjadi awal dari cerita," kata McConnell.
Sumber : Ensilkpedi Umum untuk Pelajar, NASA dan The Universe Time Life Book
Pertumbuhan Black Hole
Massa dari lubang hitam terus bertambah dengan cara menangkap semua materi didekatnya. Semua materi tidak bisa lari dari jeratan lubang hitam jika melintas terlalu dekat. Jadi obyek yang tidak bisa menjaga jarak yang aman dari lubang hitam akan tersedot. Berlainan dengan reputasi yang disandangnya saat ini yang menyatakan bahwa lubang hitam dapat menyedot apa saja disekitarnya, lubang hitam tidak dapat menyedot material yang jaraknya sangat jauh dari dirinya. dia hanya bisa menarik materi yang lewat sangat dekat dengannya.Contoh : bayangkan matahari kita menjadi lubang hitam dengan massa yang sama. Kegelapan akan menyelimuti bumi dikarenakan tidak ada pancaran cahaya dari lubang hitam, tetapi bumi akan tetap mengelilingi lubang hitam itu dengan jarak dan kecepatan yang sama dengan saat ini dan tidak tersedot masuk kedalamnya. Bahaya akan mengancam hanya jika bumi kita berjarak 10 mil dari lubang hitam, dimana hal ini masih jauh dari kenyataan bahwa bumi berjarak 93 juta mil dari matahari. Lubang hitam juga dapat bertambah massanya dengan cara bertubrukan dengan lubang hitam yang lain sehingga menjadi satu lubang hitam yang lebih besar.
Cakram gas
Dengan sifatnya yang tidak bisa dilihat, pertanyaan kemudian adalah bagaimana mendeteksi adanya suatu lubang hitam? Kesempatan yang paling baik untuk mendeteksinya, diakui para ahli, adalah bila ia merupakan bintang ganda (dua bintang yang berevolusi dan saling mengelilingi). Lubang hitam akan menyedot semua materi dan gas-gas hasil ledakan termonuklir bintang di sekitarnya. Dari gesekan internal, gas-gas yang tersedot itu akan menjadi sangat panas (hingga 2 juta derajat!) dan memancarkan sinar-X. Dari sinar-X inilah para ahli memulai langkah untuk menjejak lubang hitam. Pada 12 Desember 1970, AS meluncurkan satelit astronomi kecil (Small Astronomical Satellite SAS) pendeteksi sinar-X di kosmis bernama Uhuru dari lepas pantai Kenya. Dari hasil pengamatannya didapatkan bahwa sebuah bintang maha raksasa biru, yakni HDE226868 yang terletak dalam konstelasi Cygnus (8.000 tahun cahaya dari bumi) mempunyai pasangan bintang Cygnus X-1, yang tidak dapat dideteksi secara langsung.
Cygnus X-1 menampakkan orbitnya berupa gas-gas hasil ledakan termonuklir HDE226868 yang bergerak membentuk sebuah cakram. Cygnus X-1 diperhitungkan berukuran lebih kecil dari Bumi, tapi memiliki massa enam kali lebih besar dari massa matahari. Bintang redup ini telah diyakini para ilmuwan sebagai lubang hitam. Selain Cygnus X-1, Uhuru juga mendapatkan sumber sinar-X kosmis, yakni Cygnus X-3 dalam konstelasi Centaurus dan Lupus X-1 dalam konstelasi bintang Lupus. Dua yang disebut terakhir belum dipastikan sebagai lubang hitam, termasuk 339 sumber sinar-X lainnya yang dideteksi selama 2,5 tahun masa operasi Uhuru.
Eksplorasi sumber sinar-X di kosmis masih dilanjutkan oleh satelit HEAO (High Energy Astronomical Observatory) atau Einstein Observatory tahun 1978. Satelit ini menemukan bintang ganda yang lain dalam konstelasi Circinus, yakni Circinus X-1 serta V861 Scorpii dan GX339-4 dalam konstelasi bintang Scorpius.
Lebih dua ratus tahun silam, atau tepatnya pada tahun 1783. pemikiran akan adanya monster kosmis bersifat melenyapkan benda lainnya ini sebenarnya pernah dilontarkan oleh seorang pendeta bernama John Mitchell. Mitchell yang kala itu mencermati teori gravitasi Isaac Newton (1643-1727) berpendapat, bila bumi punya suatu kecepatan lepas dari Bumi 11 km per detik (sebuah benda yang dilemparkan tegak lurus ke atas baru akan terlepas dari pengaruh gravitasi bumi setelah melewati kecepatan ini), tentu ada planet atau bintang lain yang punya gravitasi lebih besar. Mitchell malah memperkirakan di kosmis terdapat suatu bintang dengan massa 500 kali matahari yang mampu mencegah lepasnya cahaya dari permukaannya sendiri.
Lalu, bagaimana sebenarnya lubang hitam tercipta? Menurut teori evolusi bintang (lahir, berkembang, dan matinya bintang), buyut dari lubang hitam adalah sebuah bintang biru. Bintang biru merupakan julukan bagi deret kelompok bintang yang massanya lebih besar dari 1,4 kali massa matahari. Disebutkan para ahli fisika kosmis, ketika pembakaran hidrogen di bintang biru mulai usai (kira-kira memakan waktu 10 juta tahun), ia akan berkontraksi dan memuai menjadi bintang maha raksasa biru. Selanjutnya, ia akan mendingin menjadi bintang maha raksasa merah. Dalam fase inilah, akibat tarikan gravitasinya sendiri, bintang maha raksasa merah mengalami keruntuhan gravitasi menghasilkan ledakan dahsyat atau biasa disebut sebagai Supernova.
Supernova ditandai dengan peningkatan kecerahan cahaya hingga miliaran kali cahaya bintang biasa kemudian melahirkan dua kelas bintang, yakni bintang netron dan lubang hitam. Bintang netron (disebut juga Pulsar atau bintang denyut) terjadi bila massa bintang runtuh lebih besar dari 1,4 kali, tapi lebih kecil dari tiga kali massa matahari. Sementara lubang hitam mempunyai massa bintang runtuh lebih dari tiga kali massa matahari. Materi pembentuk lubang hitam kemudian mengalami pengerutan yang tidak dapat mencegah apapun darinya. Bintang menjadi sangat mampat sampai menjadi suatu titik massa yang kerapatannya tidak terhingga, yang disebut singularitas tadi.
Di dalam kaidah fisika, besaran gaya gravitasi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak atau dirumuskan F µ 1/r2. Dari formula inilah kita bisa memahami mengapa lubang hitam mempunyai gaya gravitasi yang maha dahsyat. Dengan nilai r yang makin kecil atau mendekati nol, gaya gravitasi akan menjadi tak hingga besarnya.Para ilmuwan menghitung, seandainya benda bermassa seperti bumi kita ini akan menjadi lubang hitam, agar gravitasinya mampu mencegah cahaya keluar, maka benda itu harus dimampatkan menjadi bola berjari-jari 1 cm!
Fakta-fakta Menarik mengenai Black Hole
Cahaya melengkung begitu dalam di dekat lubang hitam sehingga apabila Anda berada dekatnya dan berdiri membelakangi, Anda akan dapat melihat berbagai bayangan dari setiap bintang di jagat raya, dan dapat melihat bagian belakang dari kepala Anda sendiri. Di bagian dalam sebuah lubang hitam, ketentuan-ketentuan soal jarak dan waktu berlaku kebalikan: seperti halnya saat ini Anda tidak dapat menghindar dari perjalanan menuju masa depan, di dalam lubang hitam Anda tidak dapat mengelak dari singularitas sentral.
Apabila Anda berdiri pada sebuah jarak aman dari lubang hitam dan melihat seorang teman terjatuh ke dalamnya, dia akan terlihat bergerak melamban dan hampir berhenti ketika sampai di tepian event horizon. Bayangan teman itu akan memudar dengan sangat cepat. Sayangnya, dari sudut pandangnya sendiri dia akan melintasi event horizon dengan aman, dan akan bertemu dengan ajalnya di singularitas. Lubang-lubang hitam adalah objek-objek yang paling sederhana di jagat raya. Anda dapat menggambarkannya secara utuh dengan hanya mengetahui massa, olakan, dan muatan listriknya. Sebaliknya, untuk melukiskan secara utuh sebutir debu saja, Anda harus menjelaskan posisi dan kondisi seluruh atomnya. Seperti yang ditemukan Hawking, lubang-lubang hitam dapat menguap, tetapi dengan sangat lambat. Bahkan untuk seukuran massa sebuah gunung akan bertahan selama sepuluh miliar tahun, dan untuk massa yang sama dengan matahari proses penguapan akan selesai setelah 10^ 67 tahun.
Lubang hitam tidak meradiasikan cahaya, dan sebuah objek yang terjatuh ke dalamnya tidak akan mampu lagi memancarkan cahayanya. Semua itu menjadikan upaya mendeteksi lubang hitam akan sangat menantang. Hanya ketika sebuah lubang hitam berada dalam wujudnya yang kembar dan efek gravitasi menyebabkan pasangannya itu menghasilkan gas, kita dapat mendeteksi sinar-X. Sinar yang berasal dari piringan-piringan di sekitar lubang hitam terlihat sangat mirip dengan sinar yang berasal dari piringan-piringan di sekitar bintang-bintang neutron.Anda dapat pula menduga keberadaan sebuah lubang hitam di pusat sejumlah galaksi apabila bintang-bintang bergerak sangat cepat di sekitar sejumlah objek yang tidak terlihat. Pernah adanya pendapat dari Prof.JownKin.H.Steel : Bahwa “Suatu hari nanti Bumi Beserta WAKTU-WAKTU-nya akan terserap habis oleh Monster Gravity ini”
Hubungan teori lubang hitam dengan kiamat
Tahun 1999, dengan biaya 2,8 milyar dollar, AS masih meluncurkan teleskop Chandra, guna menyingkap misteri lubang hitam. The Chandra X-ray Observatory sepanjang 45 kaki milik NASA ini telah berhasil membuat ratusan gambar resolusi tinggi dan menangkap adanya lompatan-lompatan sinar-X dari pusat galaksi Bima Sakti berjarak 24.000 tahun cahaya dari Bumi. Mencengangkan, karena bila memang benar demikian (lompatan sinar-X itu) menunjukkan adanya sebuah lubang hitam di jantung Bima Sakti, maka teori Albert Einstein kembali benar. Ia menyatakan, bahwa di jantung setiap galaksi terdapat lubang hitam! “Dugaan semacam itu sungguh sangat dekat dengan kenyataan,” kata Frederick Baganoff yang memimpin penelitian, September 2001, kepada Reuters di Washington. Para ilmuwan pun mulai melebarkan pencarian terhadap putaran gas di sekitar tepi-tepi jurang ketiadaan ini, layaknya mencari pusaran air.
Pencarian lubang hitam dan kebenaran teori-teori yang mendukungnya memang masih terus dilakukan para ahli, seiring makin majunya teknologi dan ilmu pengetahuan. Pertanyaan kemudian, bila lubang hitam bertebaran di kosmis, apakah nanti pada saat kiamat, monster ini pula yang akan melenyapkan benda-benda jagat raya? Bila ditelusuri istilah lubang hitam, sebenarnya belum lah lama populer. Dua kata ini pertama kali diangkat oleh fisikawan AS bernama John Archibald Wheeler pada tahun 1968. Wheeler memberi nama demikian karena singularitas ini tak bisa dilihat. Mengapa demikian? Penyebabnya tidak lain karena cahaya tak bisa lepas dari kungkungan gravitasi singularitas yang maha dahsyat ini. Daerah di sekitar singularitas atau lazimnya disebut sebagai Horizon Peristiwa (radiusnya dihitung dengan rumus jari-jari Schwarzschild R = 2GM/C2 dimana G = 6,67 x 10-11 Nm2kg-2, M = kg massa lubang hitam, C = cepat rambat cahaya) menjadi gelap. Itulah sebabnya, wilayah ini disebut sebagai lubang hitam.
Dengan tidak bisa lepasnya cahaya, serta merta sekilas kita bisa membayangkan sendiri kira-kira seberapa besar gaya gravitasi dari lubang hitam. Untuk mulai menghitungnya, ingatlah bahwa cepat rambat cahaya di alam mencapai 300 juta meter per detik. Masya Allah. Lalu, apalah jadinya bila benar sebuah wahana buatan manusia tersedot ke dalam lubang hitam? Dalam hitungan sepersejuta detik saja, tentunya dapat dipastikan wahana tersebut sudah remuk menjadi bubur.Inilah yang akan terjadi pada kita. Cepat atau lambat hal itu akan terjadi. Namun semua itu hanya akan terjadi atas kehendak Allah SWT. Kapan itu akan terjadi tiada satu manusia pun yang mengetahuinya. Wallahu A’lam Bissawab…
Hasil penelitian tentang teori lubang hitam
Para astronom mengintip alam semesta awal dari Quasar paling jauh. Didukung oleh lubang hitam bermassa 2 miliar kali Matahari, quasar tampak seperti 12,9 miliar tahun yang lalu ketika alam semesta baru mulai muncul setelah Big Bang. Tim peneliti internasional melapor ke Nature lubang hitam supermasif yang menarik gumpalan besar materi menjadi cengkeraman gravitasi. Akibatnya, quasar memancarkan 60 triliun kali cahaya Matahari. Tim mengidentifikasi objek dari teleskop inframerah milik Inggris Infrared Deep Sky Survey (IDSS) yang membidik 5 persen langit dalam panjang gelombang inframerah.
Aniel Mortlock, astrofisikawan dari Imperial College London, menyamakan proses ini seperti mendulang emas. "Anda melihat hal-hal bercahaya dalam banyak inframerah, namun tidak semua dari mereka adalah nugget. Kami punya nugget yang besar kali ini," kata Mortlock. Sebuah objek yang dinamai ULAS J1120+641 adalah tampilan petunjuk yang baik dan teka-teki tentang alam semesta awal. "Obyek ini berada tepat di jarak terjauh yang mungkin dapat kita lihat," kata Mortlock. Karena waktu yang dibutuhkan cahaya Quasar dalam mencapai Bumi, para astronom menghitung 770 juta tahun setelah Big Bang. Sementara teori meramalkan quasar dapat terbentuk segera setelah Big Bang, tidak satu pun mengantisipasi melihat begitu besar saat embrio alam semesta. "Ini seperti menemukan anak 6 kaki di Taman Kanak-Kanak," kata Marta Volonteri, astrofisikawan dari University of Michigan di Ann Arbor.
Teori menunjukkan lubang hitam kecil terbentuk dari benda-benda padat yang tertinggal setelah kematian bintang awal atau terbentuk dari gas kosmik secara langsung.Volenteri mengatakan teori benar, ULAS J1120+641 diperlukan untuk memulai terbentuk sebelum waktu awal, menunjukkan bahwa teori keruntuhan langsung sangat baik didukung oleh temuan Quasar itu. Para ilmuwan berharap survei langit akan menemukan lebih banyak. Avi Loeb, astrofisikawan dari Harvard University, mengatakan quasar dapat bertindak sebagai beacon cahaya yang membantu astronom membantu mempelajari alam semesta awal. Langkah-langkah selanjutnya termasuk menemukan kosmis awal dan mempelajari lingkungan quasar menggunakan panjang gelombang yang berbeda.
"Temuan menarik. Ini bisa menjadi salah satu tempat terpesona di alam semesta di mana hal-hal terjadi sangat cepat. Namun selalu berbahaya jika Anda mendasarkan segala sesuatu yang Anda tahu hanya pada satu objek," kata Chris Willott dari National Research Council Canada. Baru-baru ini para peneliti menganalisa lubang hitam kanibal, yang bisa memakan lubang hitam lainnya yang berukuran lebih kecil. "Saat dua lubang hitam bertabrakan, pada skenario astrofisika sebenarnya, mereka memiliki ukuran yang tidak sama," kata Carlos Lousto, peneliti Center for Computational Relativity and Gravitation, Rochester Institute of Technology, kepada Discovery News. Bahkan para peneliti berhasil membuat simulasi kondisi yang sangat ekstrim, ketika sebuah lubang hitam besar yang berukuran masif, memangsa lubang hitam lain yang berukuran ratusan kali lebih kecil darinya.
Sebelumnya, para peneliti hanya berhasil menganalisa lubang hitam yang dapat melahap lubang hitam lain yang memiliki massa yang 10 kali lipat lebih kecil. "Pada beberapa bulan ke depan, saya pikir kami akan bisa menghadirkan solusi lebih besar, dengan perbandingan massa dua lubang hitam 1000:1," kata Lousto. Bagaimanapun, kata Lousto, ini merupakan masalah yang rumit. Sebab analisa seperti ini musti dilakukan oleh sebuah superkomputer. "Kami memerlukan resource superkomputer yang sangat besar."Untuk analisa yang paling mutakhir saja, Lousto dan kawan-kawannya menggunakan superkomputer di Texas Advanced Computing Center yang menggunakan 70 ribu unit prosesor. Simulasi itupun baru bisa diselesaikan setelah hampir 3 bulan. Menurut rekan peneliti Lousto, Yosef Zlochower, simulasi lubang hitam kanibal ini bisa dibilang sangat penting, karena ini bisa menjembatani kesenjangan dua pendekatan riset yang sangat berbeda.berukuran sama, yang kedua, yang melakukan pendekatan tabrakan antara dua lubang hitam yang berukuran 1000:1. Hasil penelitian Lousto dan Zlochower telah didaftarkan untuk dipublikasikan pada journal Physical Review Letters.
Peristiwa saling memangsanya dua lubang hitam, bisa dideteksi dari gelombang gravitasi yang sangat intens. AS memiliki dua instrumen yang berusaha mendeteksi gelombang gravitasi tersebut, yakni melalui Laser Interferometer Gravitational Wave Observatory (LIGO) yang berbasis di bumi, serta Laser Interferometer Space Antenne (LISA) yang dijalankan oleh NASA Profesor Hagai Netzer dari Universitas Tel Aviv dan mahasiswanya, Benny Trakhtenbrot, melakukan penelitian untuk menjawab pertanyaan tersebut. Lewat risetnya, keduanya menemukan bahwa lubang hitam supermasif mulai tumbuh secara cepat ketika semesta masih berusia 1,2 miliar tahun. Paparan penelitian tersebut dipublikasikan dalam The Astrophysical Journal yang terbit pada bulan ini. Hasil penelitian ini sekaligus menjadi koreksi bagi hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa lubang hitam supermasif mulai tumbuh pada usia semesta 2-4 miliar tahun.
Penelitian tersebut dilakukan dengan observasi menggunakan teleskop-teleskop tercanggih dunia. Dua teleskop yang digunakan adalah Gemini North di puncak Gunung Mauna Kea di Hawaii dan Very Large Telescope Array di Cerro Aranal, Cile. Berdasarkan analisis data menggunakan instrumentasi supercanggih pada teleskop, peneliti mengetahui bahwa lubang hitam yang aktif pada usia semesta 1,2 miliar tahun sepuluh kali lebih kecil dari lubang hitam yang aktif sesudahnya. Namun, lubang hitam kecil itu tumbuh jauh lebih cepat. Peneliti juga menemukan, lubang hitam yang memulai semua proses pertumbuhannya ketika semesta masih berusia ratusan juta tahun memiliki massa hanya 100-1.000 kali massa matahari. Lubang hitam ini diduga berkaitan dengan pembentukan bintang-bintang pertama. Hasil penelitian itu merupakan puncak dari proyek penelitian tentang lubang hitam di Universitas Tel Aviv, Israel. Proyek penelitian tersebut didesain untuk mengetahui proses evolusi lubang hitam paling masif dan membandingkannya dengan evolusi galaksi.
Para ahli Astronomi yang dipimpin oleh Karl Gebhardt dari The University of Texas di Austin, Texas, telah mengukur lubang hitam terbesar dengan mengkombinasikan data dari teleskop raksasa di Hawaii dan juga teleskop yang lebih kecil di Texas. Hasilnya, diprediksi lubang tersebut memiliki ukuran yang sama dengan sekira 6,6 miliar matahari yang bisa dimasukkan ke dalam lubang hitam di galaksi M87. Ukuran maha besar ini adalah yang terbesar yang pernah diukur untuk sebuah lubang hitam. Demikian seperti yang dikutip dari Mumbai Mirror, Selasa (18/1/2011).
Berdasarkan ukurannya yang sangat besar, galaksi M87 adalah kandidat terbaik untuk mempelajari sebuah lubang hitam untuk pertama kali. Hasil penelitian ini akan dipublikasikan dalam Astrophysical Journal. Gebhart memimpin penelitian ini dengan menggunakan teleskop North Gemini sepanjang 8 meter di Hawaii, untuk melihat pergerakan bintang di sekitar lubang hitam di tengah galaksi M87.
"Sampai saat ini belum ada bukti mengenai keeksisan lubang hitam tersebut," ujar Gebhart. Gebhart mengatakan hal ini disebabkan karena lubang hitam di galaksi M87 begitu besarnya, sehingga batasnya tidak terlihat. Batas lubang hitam di galaksi M87 adalah tiga kali lebih besar dari orbit Pluto mengitari matahari, yang bisa saja membuat lubang hitam tersebut menelan satu galaksi secara keseluruhan. Gebhart juga mengatakan bahwa mereka ke depannya bisa menggunakan jaringan teleskop di seluruh dunia untuk melihat bayangan dari batas lubang hitam raksasa tersebut. Lubang hitam dibangun dengan konsentrasi materi yang menghasilkan raksasa gravitasi maha kuat bahkan cahaya tidak dapat melarikan diri. Dua lubang baru melayang di pusat galaksi elips berjarak 300 juta tahun cahaya dari Bumi. Quasar adalah obyek terang di alam semesta, galaksi dengan radiasi core gas aktif dan debu dalam jangkauan sebuah lubang hitam supermasif di pusat. Ketika bahan bakar habis, quasar meredup, meninggalkan bangkai lubang hitam di tempatnya.
Para ilmuwan mengatakan temuan lubang hitam baru menegaskanam pemahaman tentang siklus hidup quasar. "Quasar paling terang tampaknya membutuhkan sebuah lubang hitam 10 miliar massa Matahari agar mampu memancar energi yang diperlukan," kata Douglas Richstone, astronom University of Michigan. "Untuk waktu yang lama, kita tidak menemukan lubang hitam besar apapun. Sekarang ternyata mereka ada dan teori cocok dengan pengamatan," kata Richstone. Sekitar 63 lubang hitam supermasif telah ditemukan bercokol di inti galaksi. Terbesar selama lebih dari tiga dekade bermassa 6,3 miliar kali Matahari di pusat galaksi M87. Lubang hitam baru ditemukan bermassa 9,7 miliar kali Matahari di galaksi elips NGC 3842, galaksi terang sekitar 320 juta tahun cahaya ke arah konstelasi cluster Leo. Lubang hitam kedua duduk di galaksi elips NGC 4889, galaksi terang sekitar 336 juta tahun cahaya ke arah konstelasi Coma Berenices. "Laporan ini dapat menjelaskan bagaimana lubang hitam dan galaksi di sekitarnya tumbuh satu sama lain sejak awal alam semesta," kata Nicholas McConnell, postdoc University of California Berkeley. "Kita bisa melihat radiasi latar bekakang gelombang mikro alam semesta sisa-sisa Big Bang. Ini sangat halus. Ada riak di dalamnya tapi rendah amplitudo. Segala sesuatu yang kita tahu di alam semesta, bintang, planet, lubang hitam," kata McConnell. "Memahami proses menjadi bagian agenda astronomi modern. Dan memahami form lubang hitam supermasif, korelasi dengan galaksi jost dan bagaimana membentuk galaksi menjadi awal dari cerita," kata McConnell.
Sumber : Ensilkpedi Umum untuk Pelajar, NASA dan The Universe Time Life Book
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.