Sabtu, 05 November 2016

JAMUR : TUMBUHAN DI DAERAH LEMBAB

    Jamur merupakan istilah umum untuk menyebut organisme eukariotik dari kerjaan Fungi atau Mycota yang tidak berklorofil. Pada saat ini, kelompok organisme uniseluler dan multiseluler ini diklasifikasikan menjadi empat filum yaitu Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota dan Duteromycota. Meskipun bermanfaat dalam pengolahan makanan dan obat-obatan, beberapa kelompok jamur dapat menginfeksi hewan dan manusia serta merusak tanaman pertanian.
    Jamur menghuni habitat daratan maupun perairan. Kelompokorganisme ini tersebar di daerah subtropis maupun daerah tropis dengan kelembaban udara tinggi. Meskipun jarang ditemukan di wilayah Arktik dan Antartik, jamur yang bersimbiosis membentuk lumut kerak (lichen) sering ditemukan di wilayah tersebut. Saat ini sekitar 50.000 spesies jamur telah diidentifikasikan dan dipelajari secara khusus dalam bidang ilmu mikologi.
Pertumbuhan Jamur Payung
Hifa dan Miselium
    Tubuh jamur uniseluler, misalnya dari marga Saccharomyces, hanya terdiri dari satu sel. Adapun tubuh jamur multiseluler terdiri dari sejumlah benang bercabang yang disebut hifa. Masing-masing hifa dikelilingi oleh dinding sel yang terbuat dari bahan kitin. Benang hifa dapat bersekat atau tidak bersekat. Kumpulan beberapa hifa akan membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium selanjutnya menghasilkan tubuh buah yang berisi spora.

Heterotrof
    Jamur memperoleh makanan secara heterotrof. Dengan menggunakan enzim pencernaan yang disekresikan dengan jamur, bahan organik diluar sel diuraikan menjadi komponen makanan. Makanan tersebut kemudia diserap oleh miselium jamur melalui dinding selnya. Berdasarkan kebiasaan makannya, jamur hidup dengan beberapa cara. Jamur saprofit misalnya marga Trichoderma, hidup dengan cara menguraikan sampah organik, sepertikayu lapuk dan bangkai hewan. Kelompok jamur parasit seperti marga Fusarium hidup dengan cara menyerap bahan organik dari inangnya (tumbuhan, hewan atau jamur lain). Adapun jamur simbiotik hidup dengan cara bersimbiosis dengan organisme lain, misalnya lumut kerak dan mikoriza.

Konidia
    Sebagian besar jamur berkembang baik secara aseksual maupun secara seksual. Perkembangbiakan aseksual pada jamur uniseluler dilakukan dengan pembentukan tunas dan pembentukan spora aseksual atau Konidia. Adapun perkembangbiakan seksua pada jamur uniseluler  berlangsung dengan pembentukan spora seksual atau askospora. Pada jamur multiseluler, perkembangan aseksual dilakukan dengan fragmentasi (pemutusan benang hifa) maupun dengan pembentukan spora aseksual yang berupa zoospora  (spora yang bergerak di air dengan flagela), endospora (spora yang tumbuh dalam sel jamur) dan konidia (spora dari sekat pembentukan sekat hifa). Adapun perkembangbiakan seksual pada jamur multiseluler berlangsung melalui peleburan inti jantan dan betina sehingga terbentuk spora seksual (askospora atau basidiospora).

Lumut Kerak (Lichen)
    Lumut kerak bukan termasuk lumut (filum Bryophyta) melainkan bentuk simbiosis mutualisme antara jamur Ascomycota atau Basidiomycota dan ganggang Chlorophyta atau Cyanobacteria. Lumut kerak dibedakan menjadi tiga tipe yaitu Krutosa (berbentuk kerak dan hidup di batu atau kulit batang), foliosa (berbentuk daun dan hidup di ranting pohon) dan Frutikosa (berbentukpita dan hidup di kayu). Beberapa jenis lumut kerak seperti Physcia, Parmelia dan Usnea bermanfaat sebagai obat dan indikator pencemaran udara.

Beberapa Jenis jamur dan perannya

  1. Filum Zygomycota jenis Rhyzopus oryzae berperan dalam pembuatan tempe sedangkan jenis Mucor berperan sebagai dekomposer atau pengurai bahan-bahan organik.
  2. Filum Ascomycota jenis Saccaromyces cerevisiae berperan dalam pembuatan tape, roti dan minuman beralkohol, jenis Neuruspora berperan dalam pembuatan tempe oncom, jenis Peneccilium  menghasilkan antibiotika penisilin dan jenis Candida menyebabkan infeksi saluran pernafasan dan kulit.
  3. Filum Basidiomycota jenis jamur merang (volvariela volvacea) dibudidayakan sebagai bahan makanan. Jenis Auricularia (jamur kuping) berperan sebagai jamur suprofit pada kayu lapuk dan sebagai bahan makanan. Sedangkan jenis Ustilago berperan sebagai jamur parasit pada bawang dan serealia.
  4. Filum Deuteromycota jenis Aspergillus wentii berperan dalam pembuatan kecap, tauco dan sate, sedangkan jenis Aspergillus oryzae berperan sebagai pelunak adonan roti , dan jenis Tricho Phyton dapat menyebabkan penyakit kutu air (antlete foot).
 Jamur Kancing
 Jamur Linchen (lumut kerak)
 Jamur kuping
 Jamur Shitake
 Jamur Tiram
Jamur Merang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.