Rabu, 09 Desember 2009

JATI : TANAMAN BERKAYU KERAS

    Jati (Tectona grandis) adalah spesies tumbuhan dikotil dari suku Verbenaceae yang batangnya berkayu kera sehingga dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan furnitur. Tumbuhan yang berasal dari India, Myanmar dan Thailand ini kini tidak hanya ditanam di Asia, tetapi juga ditanam di Afrika dan Amerika Tengah. Pohon jati memiliki nilai ekonomis tinggi karena batang, daun, dan bunganya dapat dimanfaatkan untuk beberapa keperluan.

Jenis Jati
    Jati terdiri dari beberapa jenis atau kultivar yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, antara lain jati muare, jati doreng, jati gembol, dan jati emas. Jati muare memiliki batang yang berwarna cokelat kekuning-kuningan. Tanaman ini termasuk jenis jati yang langka sehingga harganya lebih mahal daripada jati biasa. Batang jati doreng memiliki banyak lingkaran tahun yang mengandung lignin (zat kayu). Batang jati gembol memiliki struktur yang tidak biasa akibat serangan suatu penyakit. Oleh sebab itu, batang tanaman ini seolah-olah memiliki ornamen-ornamen yang menyerupai bentuk binatang atau bentuk benda-benda lainnya. Adapun jati emas memiliki batang yang berwarna kuning keemasan. Meskipun jati emas dapat tumbuh dengan cepat, ukuran tanaman ini tidak terlalu tinggi.

Kultur Jaringan Tunas Akar
    Pada awalnya, pohon jati diperbanyak secara generatif dengan biji. Akan tetapi, proses ini memerlukan waktu yang lama. Sejalan dengan perkembangan bidang bioteknologi para ahli botani menemukan metode perbanyakan tanaman jati secara vegetatif melalui teknologi kultur jaringan pada tahun 1990-an. Teknologi yang memanfaatkan jaringan tunas akar ini dapat menghasilkan bibit jati dalam jumlah yang lebih banyak dan dalam waktu yang lebih singkat.

Sumber Devisa Non Migas
    Di Indonesia, pohon jati telah ditanam di Pulau Jawa sejak pertengahan abad ke 19. Karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi , jati dijadikan sebagai sumber devisa non migas yang penting bagi Indonesia. Pada mulanya, pusat penanaman jati di Indonesia terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Akan tetapi, tanaman ini kemudian tersebar ke berbagai wilayah lain seperti Lampung, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tenggara dan Maluku.

Fancy Wood
    Pohon jati menghasilkan kayu yang keras, kuat, serta tahan lama. Setelah menjadi tua tanaman ini menyekresikan minyak sehingga rayap tidak mau memakannya. Kayu jati yang telah tua akan tampak lebih indah apabila dipelitur. Oleh sebab itu, kayu jati dikatagorikan sebagai fancy wood (kayu mewah) yang digunakan sebagai bahan perabot rumah tangga pada industri furniture dan sebagai bahan bangunan pada bidang properti. Kusen, pintu, dan jendela yang terbuat dari kayu jati memiliki harga yang lebih tinggi daripada yang dibuat dari kayu lain. Selain kayunya, ekstrak dari daun dan bunga jati juga dapat dimanfaatkan sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit kronis bronkitis dan tuberkolosis (TBC). Di bidang industri, daun jati juga digunakan sebagai pewrna tikar dan tekstil. Kepompong ulat jati sering dijadikan sumber protein hewan di sebagian masyarakat pulau Jawa.
 Jati Doreng
 Jati Putih
 Jati Hijau
Jati Emas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.