Selasa, 20 April 2010

PLATIPUS : MAMALIA PETELUR

    Platipus (Ornithorhynchus anatinus) adalah kelompok mamalia petelur dari suku Ornithorhynchidae yang moncongnya berbentuk seperti paruh bebek sehingga disebut duckbill. Anggota ordo Monotremata ini hanya dijumpai di perairan tawar Australia bagian Timur, Australia bagian Selatan dan Pulau Tasmania. Platipus biasanya diburu untuk diambil bulunya. Oleh sebab itu, pemerintah Australia memberlakukan undang-undang konservasi bagi platipus sejak tahun 1920-an.
    Tubuh platipus memiliki panjang sekitar 30-50 cm dan bobot sekitar 2 kg. Ekornya yang rata berukuran sekitar 10-15 cm. Kemampuan berenang platipus ditunjang oleh jari-jari kakinya yang berselaput. Tubuh dan ekor hewan ini ditutupi oleh bulu yang tebal dan halus. Kepala platipus dilengkapi dengan sepasang mata yang berukuran kecil. Meskipun tidak memiliki daun telinga, hewan ini memiliki pendengaran yang tajam. Kepalanya langsung bersambung dengan badan tanpa diperantai leher. Platipus adalah hewan pemalu dan terkadang sulit diamati, meskipun di tempat mereka berkumpul.
Platipus
Moncong Panjang
    Perbedaan platipus dengan mamalia lain adalah ia memiliki rahang bawah dan atas seperti bebek. Jadi, platipus dapat mencari makan seperti burung, di tempat-tempat berlumpur atau di beting-beting danau. Moncong platipus berukuran panjang sekitar 6 cm dan lebar sekitar 5 cm. Selain untuk mendeteksi mangsa, moncong yang berbentuk paruh bebek ini digunakan untuk mengaduk dasar air ketika platipus mencari serangga air, cacing, dan hewan-hewan bercangkang.
 Platipus mamalia bermoncong seperti bebek

Liang Platipus
    Ketika menyelam ke dalam air, kaki depan platipus berperan sebagai dayung dan kaki belakangnya berperan sebagai kemudi. Platipus menyimpan makanannya di dalam kantung pipi. Setelah muncul ke permukaaan air, makanan tersebut akan dikunyah dengan moncongnya. Platipus biasanya beraktivitas pada pagi dan sore hari. Hewan ini sering menghabiskan waktunya di dalam liang yang terletak di tepi sungai atau danau. Masing-masing individu tinggal sendiri di dalam liang, kecuali platipus betina yang sedang mengasuh anak-anaknya. Liang platipus bisa mencapai panjang sekitar 9-18 m.
 Platipus menyelam mencari mangsa

Cakar Beracun
    Masa hidup platipus dapat mencapai 10 tahun atau lebih. Pada umumnya, ukuran tubuh platipus jantan lebih besar daripada ukuran tubuh platipus betina. Platipus jantan mempunyai cakar beracun pada kaki belakangnya. Cakar ini digunakan sebagai alat pertahanan diri dari predator atau pemangsa. Selain itu, cakar platipus jantan juga dipakai untuk menyingkirkan pesaingnya, yaitu sesama platipus jantan, pada saat musim kawin tiba.
Platipus dan bayinya

Mamalia Petelur
    Berbeda dengan anggota mamalia yang lain, platipus tidak melahirkan anaknya melainkan bertelur. Hubungan kelamin terjadi di dalam air. Sesudah pembuahan, terjadi pematangan telur. Pada saat musim kawin, platipus betina membangun sarang dari dedaunan dan rerumputan. Sarang tersebut ditempatkan pada ujung liang yang ditinggalnya. Untuk menghindari dari gangguan selama bertelur, platipus betina menutup jalan masuk liangnya dengan lumpur. Setiap kali bertelur, platipus betina menghasilkan 2-4 butir telur . Kulit telur menempel satu sama lain. Telur tersebut menetas setelah 10 hari. Anak platipus menyerupai hewan berkantung yang baru lahir dengan tungkai depan yang besar namun tungkai belakang tidak terlalu kuat. Anak platipus menyusu pada induknya dan tinggal bersama di dalam liang selama 4 bulan. 

Sumber : Ensiklopedi Umum Untuk Pelajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.