Rabu, 23 Juni 2010

TRENGGILING : MAMALIA BERSISIK

    Trenggiling adalah kelompok mamalia bersisik dari genus Manis yang gemar makan semut dan rayap. Anggota suku Manidae ini hidup di kawasan tropis Asia dan Afrika. Karena keberadaannya terancam oleh perburuan, perdagangan ilegal dan kerusakan habitat, maka trenggiling ditetapkan sebagai hewan yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia berdasarkan Undang-undang RI N0.5/1990 dan Peraturan Pemerintah RI No. 17 tahun 1999.
    Trenggiling diperkirakan hidup sejak periode Pleistosen sekitar 10.000 - 2.500.000 tahun yang lalu. Pada awalnya, trenggiling dikelompokkan ke dalam ordo Edentata bersama dengan pemakan semut (anteater) dan armadilo. Akan tetapi karena berbeda secara anatomi, maka trenggiling dikelompokkan kedalam ordo yang terpisah, yaitu Pholidota.

Trenggiling Jawa
Sisik Kulit
    Sebagian besar tubuh trenggiling tertutup sisik kulit yang tersusun seperti genteng, kecuali bagian perut, tenggorokan dan kepala. Sisik tersebut berwarna kuning kecokelatan atau cokelat kehitaman. Hewan ini memiliki kepala berbentuk kerucut serta mata dan telinga berukuran kecil. Kaki trenggiling dilengkapi dengan cakar penggali. Trenggiling yang hidup di tanah mempunyai ekor berotot kuat. Panjang ekornya hampir sama dengan panjang tubuhnya. Adapun trenggiling yang hidup di pohon mempunyai ekor yang lebih panjang daripada tubuhnya. Ekor tersebut digunakan untuk berpegangan ketika memanjat pohon.

 Trenggiling Afrika
Pemakan Semut dan Rayap
    Trenggiling merupakan hewan pemakan semut dan serangga. Sebagian besar trenggiling aktif mencari makan pada malam hari, sedangkan sebagian yang lain mencari makan pada siang hari. Ketika mencari makan, cakar penggali pada trenggiling digunakan untuk membongkar gundukan sarang semut dan rayap. Hewan ini kemudian menangkap mangsa dengan lidahnya yang panjang dan lengket. Pakan yang telah menempel di lidah akan dihaluskan dan dicerna setelah sampai di lambung.
    Trenggiling pohon bersisik kecil dapat memakan serangga sampai 200 gram setiap malamnya. Trenggiling yang lebih besar biasanya tidak puas hanya makan serangga, karena itu juga mereka memakan berbagai jenis semut dan rayap yang lalu lalang pada malam hari.

 Trenggiling Pohon
Anak Trenggiling
    Trenggiling dapat hidup sendiri atau berpasangan. trenggiling yang hidup sendiri misalnya adalah spesies yang hidup di Afrika. Adapun spesies yang hidup di Asia tampak tinggal berpasangan di lubang atau gua bawah tanah. Trenggiling betina biasanya melahirkan seekor anak. Ketika dilahirkan, anak trenggiling memiliki sisik yang lunak. Sisik ini akan menebal setelah berumur dua hari. Anak trenggiling selanjutnya akan digendong di bagian ekor atau punggung induknya. Masa hidup hewan ini dapat mencapai 12 tahun.

Induk Trenggiling dan Anaknya
Beberapa Spesies Trenggiling
  1. Trenggiling India (Manis crassicaudata) terdapat di India dan Srilanka
  2. Trenggiling Cina (Manis Pentadacthyila) terdapat di Taiwan dan Cina
  3. Trenggiling Jawa (Manis Javanica) terdapat di Indonesia, Malaysia, Laos, Kamboja,Vietanam
  4. Trenggiling Pohon (Manis tricuspis) terdapat di Afrika tengah
  5. Trenggiling ekor panjang (Manis Tetradactyla) terdapat di Afrika
  6. Trenggiling raksasa (Manis gigantea) terdapat di Afrika
  7. Trenggiling temminch (Manis temmincki) terdapat di Afrika Timur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.