Minggu, 23 April 2017

PENDAKI GUNUNG TEWAS TERSAMBAR PETIR


Petir Membahayakan keselamatan Pendaki Gunung

Wonosobo - 11 orang pendaki gunung tersambar petir saat mendaki di kawasan Gunung Prau, Wonosobo, Jawa Tengah. Tiga orang meninggal dunia dan lainnya luka-luka akibat kejadian ini.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Djarot Padavoka mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar, Minggu (23/4/2017) pukul 15.00 WIB. Tiga dari 11 orang pendaki gunung itu meninggal dunia setelah tersambar petir.
"Iya lagi naik Gunung Prau Dieng, saat mendaki gunung mereka tersambar petir. Tiga meninggal dunia dan enam lainnya luka-luka," kata Djarot saat dikonfirmasi detikcom,
Menurutnya, wilayah Wonosobo dan sekitarnya sedang hujan deras. Polisi masih melakukan evakuasi para korban dari atas gunung.
"Tadi memang sedang hujan deras. Sampai saat ini kita juga masih melakukan upaya evakuasi," tutupnya. 
 Tiga orang pendaki gunung meninggal disambar petir saat mendaki Gunung Prau, Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. 2 orang mengalami luka cukup serius dan 6 orang berhasil selamat.
"Iya masih kita evakuasi, laporan masuk sekitar pukul 17.30 WIB tadi," kata Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Djarot Padavoka saat dikonfirmasi detikcom, Minggu (23/4/2017).
Hamparan Bunga di Gunung Prahu, Jawa Tengah
Peristiwa nahas terjadi itu terjadi pukul 14.00 WIB tadi. Saat itu, 11 orang pendaki tiba di Base Camp Gunung Prau yang ada di Desa Patakbanteng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo. Rombangan melanjutkan perjalanan. Ketika tiba di dekat Tower Kawasan Gunung Prau, mereka tersambar petir.
Akibat peristiwa itu, 3 orang pendaki meninggal dunia sementara lainnya terluka. Dari foto yang diterima detikcom, anggota kepolisian tampak tengah mengevakuasi para pendaki dengan menggendong mereka menuruni gunung dan dibawa menuju Rumah Sakit Umum Kabupaten Wonosobo."2 orang mengalami luka serius, dan 6 orang lainnya berhasil selamat. Mereka semua termasuk 3 orang korban meninggal dibawa ke RSU Kabupaten Wonosobo," jelas Djarot.
Dengan bantuan SAR dan masyarakat setempat, polisi melakukan proses evakuasi. Selain itu hujan deras yang mengguyur Wonosobo juga menyulitkan proses evakuasi.
   11 orang pendaki gunung tersambar petir saat mendaki Gunung Prau, Dieng, Jawa Tengah. Mayoritas rombongan pendaki itu berasal dari Jakarta.
Berdasarkan informasi dari Kabid Humas Polda Jawa tengah Kombes Djarot Padavoka, 11 orang pendaki gunung yang tersambar petir itu berasal dari Jakarta. Sedangkan beberapa orang lainnya berasal dari Depok dan Kendal.
"Mayoritas dari Jakarta, sementara dua orang dari Depok dan Kendal," kata Djarot kepada detikcom, Minggu (23/4/2017).

Berikut identitas tiga orang pendaki yang meninggal dunia:

1. Deden Hidayat Maulana (31), alamat Jl Benuang VI No 44 RT 08 RW 11 Kelurahan Bakti Jaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat.
2. Aditya Agung Darmawan (30), alamat Jl Cipinang Muara II RT 18 RW 02 Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur.
3. Adi Setiawan (31), Jl Cipinang Muara II No 33 RT 05 RW 02 Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur.
Puluhan Tenda Pendaki Gunung di Lereng Gunung Prahu
Sedangkan dua korban lainnya tengah menjalani perawatan intensif di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Setjonegoro. Dua orang tersebut adalah Saiful Ulum (31) asal Kendal dan Danang (28) dari Cipinang, Jakarta Timur.
"Saiful Ulum mengalami luka bakar ringan, sementara Danang luka bakar di leher dan punggungnya," sambung Djarot.
Ditambahkan Djarot, keenam korban lainnya yang berhasil selamat mengalami luka ringan dan syok setelah tersambar petir. Berikut identitasnya:
1. Fadilah(29) alamat Jalan Kemang Utara D No 66 Kelurahan Bangka, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
2. Abdul Muhiz (27) alamat Jalan Kompleks UK RT 05/RW 08 Kecamatan Tugu utara, Koja, Jakarta Utara.
3. Arif Hidayat (23) alamat Jalan Pancoran Barat nomor 7 gang Haji Abdul Mutolib, Jakarta Selatan.
4. Muhammad Ikbal (29) alamat Sunter, Jakarta Utara.
5. Ifan Dimas Pambudi (21) alamat Jalan Raya Bogor KM 20 No 50 Karangjati, Jakarta Timur.
6. Novi Ferdiansah (32) alamat Jalan Cipinang RT 07 RW 02 Kelurahan Duren sawit, Jakarta Timur.
(adf/idh)

Sumber : Detik News 

Sabtu, 08 April 2017

9 PENDAKI DUNIA YANG GUGUR DI EVEREST

 
  Sebagai gunung tertinggi seantero planet Bumi, Gunung Everest memiliki magnet tersendiri bagi para pecinta pendakian. Tentu saja jika bisa menaklukkan gunung bernama lain Sagarmatha dan Chomolungma ini bisa memberikan suatu kebanggaan tersendiri. Orang-orang dari seluruh dunia menyebut gunung ini sebagai salah satu gunung yang harus ditaklukkan. 
  Namun gunung berketinggian puncak 8.848 meter di atas permukaan laut ini tak selalu bersahabat bagi para pendakinya. Cuaca tak terduga menyebabkan tak sedikit yang tercatat sekarat bahkan meninggal di gunung ini. Penanganan terbaik bagi mereka yang kehilangan nyawa di Everest adalah menguburkan di tempat itu, sebab membawa mayat turun ke bawah adalah suatu hal yang sangat berbahaya. 
Berikut ini adalah orang-orang yang wafat di gunung yang berlokasi di Solukhumbu District, Sagarmatha Zone, Nepal, itu, seperti dikutip brilio.net dari Top Tenz, Rabu (30/9): 

1. Karl Gordon Henize (1993)
Pria kelahiran Cincinnati, Ohio, Amerika Serikat, 17 Oktober 1926 ini adalah seorang profesor astronomi di Universitas Northwestern. Pendakiannya ke Gunung Everest dilaksanakan pada bulan Oktober 1993 ketika usianya 66 tahun. Dalam perjalanan American Expedition itu ia ingin menguji alat dari NASA untuk mengukur radiasi. Namun nahas, Henize meninggal pada ketinggian 6.400 meter dikarenakan High-altitude pulmonary edema (HAPE) pada 5 Oktober 1993. Dia dimakamkan di tempat wafatnya sesuai keinginannya.

2. Peter Kinloch (2010)
  Spesialis IT asal Inggris ini punya impian mendaki tujuh puncak terkenal. Gunung di Nepal ini merupakan puncak impian kelimanya. Kinloch yang kala itu berusia 28 tahun telah berhasil mencapai puncak dan mulai berjalan turun gunung. Kejadian tak menguntungkan baginya itu terjadi pada Mei 2010, sekitar pukul 01.00 waktu setempat. Saat itu ia mulai menunjukkan gejala high altitude cerebral oedema (HAPO), yang merupakan pembengkakan otak yang terjadi di dataran tinggi. Dia mengalami kesulitan melihat, sebelum akhirnya akan buta. Selama 12 jam rekan-rekan memberinya obat-obatan dan oksigen dan mencoba menuntunnya yang telah buta itu turun gunung. Sayangnya, mereka tidak bisa melakukan lebih lama lagi sebab cuaca menjadi buruk. 
  Kinloch terpaksa ditinggalkan pada ketinggian sekitar 8.600 m dan akhirnya meninggal. Setahun kemudian salah seorang temannya mendapati tubuh Kinloch yang sudah meninggal. Tubuhnya diikat sebelum ia meninggal, sehingga kemungkinan ia akan tetap ada di masa mendatang. Menurut penuturan rekannya itu, Kinloch tampak damai, seperti ia berbaring dan tidur siang.

3. Marty Hoey (1982)
  Pada tahun 1982, Marty Hoey mengambil liburan dari pekerjaannya sebagai kepala patroli keamanan di sebuah resor ski di Utah untuk mendaki Gunung Everest. Satu-satunya perempuan ini mendaki bersama 16 laki-laki dalam Whittaker American Expedition. Kejadian malang itu terjadi pada 15 Mei 1982, sekitar pukul 05.30 waktu setempat, dimana Hoey memanjat bagian curam gunung sekitar 8.100 kaki dan seketika gesper keselamatan dirinya dalam posisi terlepas. Rekan-rekan satu timnya hanya bisa menyaksikan tubuh Hoey turun hingga 1.800 m ke jurang. Tubuh Hoey pun tidak pernah bisa ditemukan sampai saat ini. Hoey meninggal pada usia 31 tahun. 

4. Francys Arsentiev (1998)
   Pasangan suami-istri berdarah Rusia Sergei Arsentiev dan Francys Arsentiev mencoba menaklukkan puncak Gunung Everest pada Mei 1998 setelah pernah gagal dalam dua kali percobaan. Percobaan ketiga ini mereka akhirnya berhasil mencapai puncak bahkan tanpa menggunakan tangki oksigen. Namun pada malam 23 Mei ketika perjalanan turun, Francys dan Sergei terpisah. Ketika Sergei menemui tim pendaki lain, diketahui bahwa istrinya masih tertinggal darinya. Sergei pun meminta bantuan oksigen dan obat-obatan pada rombongan kemudian kembali untuk menemukan istrinya. Dia tidak pernah terlihat lagi sejak 23 Mei 1998.
   Adapun Francys, ia ditemukan oleh pendaki Ian Woodall dan Cathy O'Dowd pada pagi hari 24 Mei. Francys menderita kedinginan dan kelelahan yang membuatnya perlahan-lahan mati. Dia memohon bantuan, tapi tidak ada yang bisa dilakukan Woodall dan O'Dowd. Mereka menunggui Francys beberapa lama lantas terpaksa pergi membiarkan perempuan 40 tahun itu mati karena cuaca buruk datang. Kata-kata terakhir Francys adalah, "Jangan biarkan aku mati di sini."
  Pada tahun 2007, Woodall dan O'Dowd kembali ke Everest untuk menguburkan tubuh Francys di rute Northeast Ridge. Sebab selama bertahun-tahun mereka merasa diganggu oleh perempuan yang telah berkebangsaan Amerika Serikat itu.

5. David Sharp (2006)
Pendaki berusia 34 tahun asal Inggris ini berusaha mencapai puncak Gunung Everest sendirian pada Mei 2006 dengan hanya membawa dua tangki oksigen. Puncak Everest berhasil dicapai pada 15 Mei. Namun nahas, Sharp turun saat malam paling dingin sepanjang tahun. Tanpa tim dan radio, pria kelahiran 15 February 1972 ini memilih berlindung di sebuah ceruk kecil yang dikenal Green Boots Cave. Menurut pengakuan pendaki asal New Zealand, Mark Inglis, setidaknya 40 pendaki menempuh perjalanan naik maupun turun yang melewati Sharp tidak berinisiatif untuk membantu. Sharp meninggal karena kedinginan dengan tangan melingkari kaki dalam posisi duduk.

6. Hannelore Schmatz (1979)
  Perempuan Jerman ini berhasil menjejakkan kaki di puncak Everest pada 2 Oktober 1979 di bawah tim Gerhard Schmatz German Expedition yang dipimpin oleh suaminya. Dalam perjalanan turun, rombongan berhenti sekitar 100 meter di atas Camp IV di ketinggian 8.400 meter (terdapat empat kamp sebelum puncak), di mana Schmatz pingsan dan kemudian meninggal karena kelelahan di usianya 39 tahun. Seorang pendaki lain dari tim, Ray Genet, juga meninggal.
  Tubuh Genet tertutup salju sehingga tak tampak oleh pendaki, sedangkan tubuh Schmatz membeku dalam posisi duduk, bersandar ranselnya dengan mata terbuka dan rambutnya tertiup angin. Pada 1984, dua orang asal Nepal, Yogendra Bahadur Thapa dan Sherpa Ang Dorje mencoba ke Everest dengan maksud mengurus tubuh Schmatz namun mereka ikut wafat. Jasad Schmatz tersapu badai dan turun dari posisi semula. 

7. George Mallory (1924)
Guru asal Inggris yang lahir pada 18 Juni 1886 di Cheshire ini 'kalah' pada pendakiannya yang ketiga pada 1924. Pada tahun 1921 dan 1922, ia adalah bagian dari British Mount Everest Expedition. George Herbert Leigh Mallory dan tim memulai pendakian pada 6 Juni 1924 dan pada 8 Juni mereka telah mencapai ketinggian sekitar 8.168 meter. Ternyata keberangkatan pada pagi 8 Juni 1924 ke puncak Everest adalah terakhir kalinya orang-orang melihat mereka hidup. Tubuh Mallory ditemukan 75 tahun setelahnya oleh pendaki China di ketinggian 8.156 meter, tapi tubuh Irvine tak pernah ditemukan. 

8. Rob Hall (1996)
  Pendaki gunung berpengalaman asal Selandia Baru ini memimpin delapan pendaki gunung amatir ke puncak Gunung Everest pada Mei 1996. Pada 11 Mei sekitar pukul 16.30 waktu setempat, salah satu dari tim Hall pingsan. Cuaca memburuk ketika badai datang dan mereka terjebak di ketinggian 8.686 meter. Pada 12 Mei sore Hall menggunakan telepon satelit untuk menghubungi istrinya yang sedang mengandung anak pertama. Kata-kata terakhir yang terucap adalah, "Aku mencintaimu. Tidurlah dengan tenang, kekasihku. Jangan terlalu khawatir". Tubuh Hall telah jatuh lebih dari 3.650 meter karena dirinya mengalami hipotermia. 
   Setelah Hall, tujuh orang lain meninggal dalam bencana badai salju itu. Satu-satunya yang selamat dan bahkan telah mencapai puncak hari sebelumnya, Jim Krauker, menuliskan kisah mereka dalam Into Thin Air. 

9. Tsewang Paljor (1996)
Dari warna sepatu gunung yang masih menempel di kaki, jasad polisi perbatasan asal India ini dijuluki 'green boots'. Bersama tim yang terdiri dari enam orang ekspedisi Indo-Tibetan Border Police, Tsewang Paljor mendaki pada Mei 1996. Pada tanggal 11 Mei, mereka dilanda badai salju yang menjadi penyebab kematian Rob Hall. Paljor dan dua rekan tim berhasil sampai puncak, sementara tiga lainnya berbalik. Pada perjalanan turun, Paljor bersembunyi di gua, namun dia akhirnya meninggal karena kedinginan dengan mengenakan sepatu yang berbeda dari sebelumnya di ketinggian 8.600 m. Dua rekannya, Dorje Morup dan Tsewang Samanla pun ikut wafat. 

10. The Rainbow Valley
The Rainbow Valley bukanlah nama seorang pendaki, namun tempat megah untuk menghabiskan waktu dalam ketenangan. Lembah ini terletak di Gunung Everest pada ketinggian 7.925 meter yang merupakan salah satu kuburan massal terbesar di dunia karena menampung orang-orang meninggal dari pendakian gunung tertinggi di dunia tersebut. Dinamai pelangi sebab dipenuhi mayat yang masih mengenakan jaket dengan warna-warna cerah bagai pelangi.

Sumber Referensi : Www.Brilio.Net

OSEANIA : NEGARA-NEGARA PASIFIK

  
 Oceania identik dengan barisan pohon kelapa di hamparan Pulau-pulaunya
 Oseania adalah nama kawasan luas di Samudera Pasifik yang terletak antara pantai tenggara Asia dan pantai barat benua Amerika. Oseania terdiri lebih dari 25.000 pulau yang tersebar di sebelah barat dan tengah Samudera Pasifik. Batas wilayah Oseania adalah Kepulauan Hawai di sebelah utara, Pulau Paskah di sebelah timur, Selandia Baru di sebelah selatan, dan Papua Nugini di sebelah barat.

 Atol di kawasan Oseania, Samudera Pasifik
    Oseania pada umumnya dapat dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu Melanesia, Mikronesia dan Polinesia. Melanesia terletak di sebelah utara dan timur pantai Australia. Melanesia mencakup Papua Nugini, Kepulauan Salomon, Vanuatu, Kaledonia Baru dan Fiji. Sementara Mikronesia terdiri atas gugusan pulau-pulau kecil dan atol yang tersebar luas di sebelah utara Melanesia dan timur Asia. Adapun Polinesia mencakup wilayah pulau-pulau kecil dan atol yang tersebar di sebelah timur Samudera Pasifik sampai batas barat benua Amerika.
 Tarian Suku Maori
 
Tarian Suku Tuvalu
Kelompok Kepulauan.
    Mikronesia memiliki 4 kelompok kepulauan utama, yaitu Kepulauan Karolina yang sebagian besar merupakan bagian dari negara Federasi Mikronesia dan sebagian kecil menjadi milik Palau, Kepuluan Mariana yang mencakup wilayah negara persemakmuran Mariana Utara dan Guam, Kepulauan Marshall dan kepulauan Gilbert yang termasuk wilayah negara Kiribati. Bagian yang termasuk ke dalam wilayah Mikronesia adalah Nauru yang terletak di sebelah barat Kiribati. Pulau-pulau di Mikronesia sangat kecil dan total luas area mereka hanya mencapai 3.240 km2. Adapun Polinesia, wilayah terbesar di Oseania berada di tengah dan selatan Pasifik. Polinesia mencakup pulau-pulau di timur Melanesia dan di selatan garis khatulistiwa, seperti Tuvalu, Tonga, Samoa, Samoa Amerika, Kepulauan Cook, Polinesia Perancis, Kepulauan Austral dan Pulau Pitcairn. Termasuk ke dalam Polinesia adalah juga Selandia Baru, Hawai dan Pulau Paskah.
Tarian Hula Hulai, suku di Hawaii
Fisiografi
    Morfologi permukaan daratan Oseania cukup bervariasi. Hal ini tampak di antara pulau-pulau yang tergabung di dalam kepulauan. Banyak kepulauan yang memiliki lereng pegunungan yang tersekat-sekat dengan punggung yang amat kasar, sedangkan pulau lainnya hanya terdiri dari pasir dan koral. Baik pulau yang berpegunungan maupun pulau karang pada umumnya memiliki terumbu karang di wilayah lepas pantainya. Selain itu, ada pula pulau di Oseania yang bersifat vulkanis dan terdapat di bawah permukaan laut seperti di Kepulauan Tuvalu dan Kepulauan Marshall.
Tarian suku di Mikronesia
Penduduk Oseania
    Ada sekitar 15 juta penduduk Oseania. Hanya sedikit pulau yang dihuni penduduk dalam jumlah besar, seperti Selandia Baru, Papua Nugini, Hawaii dan Kepulauan Fiji. Pulau lain hanya berpenduduk kurang dari seribu atau seratus orang, atau bahkan sama sekali tidak berpenghuni. Penduduk asli Oseania diduga berasal dari Asia yang datang melalui perjalanan melintasi lautan. Berdasarkan karakteristik fisik serta perbedaan aspek sosial dan budaya, penduduk asli kawasan ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok ras : Polinesia, Mikronesia dan Melanesia. Ras Polinesia mendiami banyak pulau di wilayah segitiga antara Hawaii, Selandia Baru dan Pulau Paskah. Tempat kediaman ras ini merupakan wilayah yang paling luas dibandingkan wilayah kedua ras lain. Orang Mikronesia berdiam di kawasan pulau atol kecil di sebelah barat batas kediaman orang Polinesia, ke utara khatulistiwa termasuk pulau di sebelah utara Papua Nugini hingga ke perbatasan kawasan Oseania. Adapun penduduk Melanesia berdiam di daerah yang mencakup pulau di sebelah selatan khatulistiwa dan barat Polinesia termasuk Papua Nugini.
Peta negara-negara Oseania

Negara-Negara Pasifik yang sudah merdeka antara lain :
  1. Kepulauan Cook, ibukota Avarua
  2. Fiji, ibukota Suva
  3. Kiribati, ibukota Tarawa
  4. Kepulauan Marshall, ibukota Majuro
  5. Federasi Mikronesia, ibukota Palikir
  6. Nauru, ibukota Yaren
  7. Palau, ibukota Koror
  8. Papua Nugini, ibukota Port Moresby
  9. Samoa, ibukota Apia
  10. Selandia Baru, ibukota Wellington
  11. Kepulauan Salomon, ibukota Honiara
  12. Tonga, ibukota Nuku Alofa
  13. Tuvalu, ibukota Funafuti
  14. Vanuatu, ibukota Port- Villa
Negara-negara Pasifik yang belum merdeka antara lain :
  1. Guam ibukota Agana dikuasai Amerika Serikat
  2. Hawai ibukota Honolulu, negara bagian Amerika Serikat
  3. Kaledonia Baru, ibukota Noumea, dikuasai Perancis
  4. Mariana Utara, ibukota Saipan, koloni Amerika Serikat
  5. Kepulauan Midway, ibukota koloni Amerika Serikat
  6. Pitkairn, ibukota Adamstone, koloni Inggris
  7. Polinesia Perancis, ibukota Papeete, koloni Perancis
  8. Samoa Amerika, ibukota Pago pago, koloni Amerika Serikat
  9. Pulau Wake, dikuasai Amerika Serikat
  10. Wallis dan Fatuna, ibukota Mata Utu, dikuasai Perancis

Sabtu, 01 April 2017

PASIFIK : SAMUDERA TERLUAS DI DUNIA

    Pasifik adalah nama samudera terluas dan terdalam di dunia. Samudera ini mencakup lebih dari sepertiga luas bumi , mulai dari sebelah timur Asia dan Australia sampai sebelah barat Amerika. Berdasarkan letaknya terhadap khatulistiwa, Samudera Pasifik dapat dibagi menjadi dua wilayah, yaitu Pasifik Utara dan Pasifik Selatan.   
   Samudera Pasifik
Panjang Samudera Pasifik dari utara ke selatan adalah 15.500 km,mulai dari Selat Bering sampai ke Antartika (Kutub Selatan). Lebar samudera ini adalah 17.700 km, mulai dari Panama sampai ke Semenanjung Malaka. Adapun bagian terdalam samudera ini adalah terletak di Palung Mariana (Guam) dengan kedalaman sekitar 11.000 m.

Kepulauan Marquessas di Samudera Pasifik 
Kawasan Pasifik
    Kawasan Samudera Pasifik mempunyai lebih dari 30.000 pulau yang tersebar di wilayah Pasifik Utara dan Pasifik Selatan. Pulau dan kepulauan yang ada di Pasifik Utara antara lain adalah Kepulauan Aleut, Kepulauan Caroline, Kepulauan Marshall, Kepulauan Jepang dan Kepulauan Filipina. Adapun di Pasifik Selatan antara lain terdapat Kepulauan Solomon, Kepulauan Allice, Kepulauan Kaledonia Baru, Kepulauan Fiji dan Kepulauan Selandia Baru. Selain pulau dan kepulauan wilayah Samudera Pasifik juga mencakup beberapa laut antara lain : Laut Cina Selatan, Laut Cina Timur, Laut Jepang, Laut Okhotsk dan Laut Bering.

Palung Mariana titik terdalam di dunia
Arus Laut

    Arus laut di Pasifik Utara mengalir searah jarum jam, sedangkan di daerah Pasifik Selatan berlawanan dengan jarum jam. Di Pasifik Utara, arus mengalir dari wilayah Filipina menuju Jepang dengan membentuk arus panas Kurosyiwo. Arus ini bertemu dengan arus dingin Oyasyiwo yang berasal dari Semenanjung Kamchatka pada garis lintang 36o. Selain kedua arus laut tersebut, di bagian timur Pasifik Utara juga mengalir Arus Kalifornia.
    Arus utama di Pasifik Selatan mengalir dari bagian barat Samudera Pasifik menuju ke kepulauan Solomon. Arus laut tersebut berbelok ke selatan dengan membentuk Arus Australia Timur. Arus laut Australia Timur selanjutnya menuju ke Amerika dengan membentuk Arus laut Peru pada garis lintang 45o.

Lautan Teduh
    Samudera Pasifik disebut juga lautan Teduh karena angin pasat dan angin barat berembus di wilayah ini sepanjang tahun. Angin pasat yang bertiup di sebelah utara khatulistiwa disebut angin pasat timur laut. Adapun angin pasat yang bertiup di sebelah selatan Pasifik disebut angin pasat tenggara. Kedua angin ini muncul disebabkan oleh adanya perbedaan tekanan udara antara daerah khatulistiwa dan daerah lintang yang lebih tinggi. Di daerah Samudera Pasifik juga terdapat badai tropis atau badai sub tropis. Kecepatan angin ini mampu mencapai 120 km/jam, bahkan di pusatnya bisa mencapai 240 km/jam.

Penjelajahan Bangsa Eropa
    Penjelajahan Samudera Pasifik oleh bangsa Eropa telah dilakukan sejak abad ke 16. Penjelajah Spanyol, Ferdinand Magellan, mengadakan ekpedisi sampai ke Filipina pada tahun 1520. Ekpedisi Magelan dilanjutkan dengan penemuan Kepulauan Solomon dan Kepulauan Marquesas oleh Alvero de Mandana de Neira (penjelajah Spanyol), Kepulauan Vanuatu oleh Pedro Fernandes de Quiros (penjelajah Portugis) dan Selat Torres oleh Luiz Vaez de Torres (penjelajah Spanyol). Penjelajahan Samudera Pasifik terus berlanjut dengan ekpedisi James Cook (penjelajah Inggris) pada tahun 1768-1779. Ia berhasil mencapai Tahiti, Selandia Baru, Australia dan Kaledonia Baru.