Rabu, 23 Mei 2018

HARI PENYU SEDUNIA TAHUN 2018

   
  Hari ini Rabu, 23 Mei 2018 adalah hari yang ditetapkan untuk memperingati Hari Penyu Sedunia yang merupakan jenis satwa reptelia yang populasinya dari tahun ke tahun semakin menurun. Penurunan populasi Penyu disebabkan banyak faktor dan yang terbanyak karena satwa ini banyak diburu untuk dikonsumsi dagingnya. Bukan hanya itu, ribuan telur penyu yang berada di pantai banyak yang gagal menetas karena dipanen manusia untuk dijual dan dikonsumsi,termasuk telur yang berada di tempat-tempat satwa ini berkembang biak di Taman Nasional juga tak luput dari buruan para pencuri telur baik manusia maupun hewan pemangsa lainnya. Kalaupun ada telur yang menetas keberhasilan generasi Penyu yang berhasil survive sampai dewasa hanya 1 ekor penyu dari ribuan tukik yang menetas karena satwa ini menjadi santapan predator di laut. Akibat tidak berimbangnya jumlah penyu yang bertahan hidup dan yang mati karena diburu, populasi beberapa jenis penyu terancam punah dari muka bumi.
  Penyu adalah kura-kura laut yang ditemukan di semua samudra di dunia. Menurut data para ilmuwan, penyu sudah ada sejak akhir zaman Jura (145 - 208 juta tahun yang lalu) atau seusia dengan dinosaurus. Pada masa itu Archelon, yang berukuran panjang badan enam meter, dan Cimochelys telah berenang di laut purba seperti penyu masa kini.
   Penyu memiliki sepasang tungkai depan yang berupa kaki pendayung yang memberinya ketangkasan berenang di dalam air. Walaupun seumur hidupnya berkelana di dalam air, sesekali hewan kelompok vertebrata, kelas reptilia itu tetap harus sesekali naik ke permukaan air untuk mengambil napas. Itu karena penyu bernapas dengan paru-paru. Penyu pada umumnya bermigrasi dengan jarak yang cukup jauh dengan waktu yang tidak terlalu lama. Jarak 3.000 kilometer dapat ditempuh 58 - 73 hari.
Masa bertelur
   Penyu mengalami siklus bertelur yang beragam, dari 2 - 8 tahun sekali. Sementara penyu jantan menghabiskan seluruh hidupnya di laut, betina sesekali mampir ke daratan untuk bertelur. Penyu betina menyukai pantai berpasir yang sepi dari manusia dan sumber bising dan cahaya sebagai tempat bertelur yang berjumlah ratusan itu, dalam lubang yang digali dengan sepasang tungkai belakangnya. Pada saat mendarat untuk bertelur, gangguan berupa cahaya ataupun suara dapat membuat penyu mengurungkan niatnya dan kembali ke laut, juga penyu menggunakan magnetism bumi sebagai bantuan untuk kembali ke kampung halamannya ketika saat masih menjadi tukik, dan kembali saat sudah dewasa untuk bertelur.
Penyu yang menetas di perairan pantai Indonesia ada yang ditemukan di sekitar kepulauan Hawaii. Penyu diketahui tidak setia pada tempat kelahirannya.
   Tidak banyak regenerasi yang dihasilkan seekor penyu. Dari ratusan butir telur yang dikeluarkan oleh seekor penyu betina, paling banyak hanya belasan tukik (bayi penyu) yang berhasil sampai ke laut kembali dan tumbuh dewasa. Itu pun tidak memperhitungkan faktor perburuan oleh manusia dan pemangsa alaminya seperti kepiting, burung dan tikus di pantai, serta ikan-ikan besar begitu tukik tersebut menyentuh perairan dalam.
   Di tempat-tempat yang populer sebagai tempat bertelur penyu biasanya sekarang dibangun stasiun penetasan untuk membantu meningkatkan tingkat kelulushidupan (survival). Di Indonesia misalnya terdapat stasiun penetasan di:

  • Pantai selatan Jawa Barat (Pangumbahan, Cikepuh KSPL Chelonia UNAS)
  • pantai selatan Bali (di dekat Kuta)
  • Kalimantan Tengah (Sungai Cabang FNPF)
  • pantai selatan Lombok
  • Jawa Timur (Alas Purwo)
  • Bengkulu (Retak ilir Mukomuko)
  • Pulau Cangke Kabupaten Pangkep Prov. Sulawesi selatan
  • Pulau Jemur Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau (Info Selengkapnya kunjungi Website Resminya)
  • Pulau Sangalaki, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur
  • Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Pantai Sakerah, Pantai Trikora, Tanjung Uban, Bintan Timur, Desa Mepar, Kepulauan Tambelan)
  • Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Pulau Karimun)
  • Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau (Pulau Damar, Pulau Mangkai, Pulau Durai, Pulau Pahat)
  • Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Pulau Senoa, Pulau Sekatung)

Jenis Penyu Di Indonesia

Di dunia saat ini hanya ada tujuh jenis penyu yang masih bertahan, yaitu:

  1. Penyu hijau (Chelonia mydas)
  2. Penyu sisik (Eretmochelys imbricata)
  3. Penyu Kemp’s ridley (Lepidochelys kempi)
  4. Penyu lekang (Lepidochelys olivacea)
  5. Penyu belimbing (Dermochelys coriacea)
  6. Penyu pipih (Natator depressus)
  7. Penyu tempayan (Caretta caretta)

 
Dari ketujuh jenis ini, hanya penyu Kemp's ridley yang tidak pernah tercatat ditemukan di perairan Indonesia.Dari jenis-jenis tersebut, penyu belimbing adalah yang terbesar dengan ukuran panjang badan mencapai 2,75 meter dan bobot 600 - 900 kilogram. Penyu lekang adalah yang terkecil, dengan bobot sekitar 50 kilogram. Namun demikin, jenis yang paling sering ditemukan adalah penyu hijau.
Penyu, terutama penyu hijau, adalah hewan pemakan tumbuhan yang sesekali memangsa beberapa hewan kecil.
1. Penyu Hijau
Penyu hijau (Chelonia mydas) adalah penyu laut besar yang termasuk dalam keluarga Cheloniidae. Hewan ini adalah satu-satunya spesies dalam golongan Chelonia. Mereka hidup di semua laut tropis dan subtropis, terutama di Samudera Atlantik dan Samudera Pasifik. Namanya didapat dari lemak bewarna hijau yang terletak di bawah cangkang mereka. Jumlah Penyu Hijau semakin berkurang karena banyak diburu untuk diambil pelindung tubuhnya (karapaks dan platron) sebagai hiasan, telurnya sebagai sumber protein tinggi dan obat, juga dagingnya sebagai bahan makanan. Penyu Hijau di tangkarkan di Ujung Genteng Sukabumi.
2. Penyu Sisik
  Penyu sisik (Eretmochelys imbricata) adalah jenis penyu terancam punah yang tergolong dalam familia Cheloniidae. Penyu ini adalah satu-satunya spesies dalam genusnya. Spesies ini memiliki persebaran di seluruh dunia, dengan dua subspesies terdapat di Atlantik dan Pasifik. E. imbricata imbricata adalah subspesies di Atlantik, sedangkan E. imbricata bissa adalah subspesies di wilayah Indo-Pasifik.
   Penampilan penyu sisik mirip dengan penyu lainnya. Penyu ini umumnya memiliki bentuk tubuh yang datar, dengan sebuah karapaks sebagai pelindung, dan sirip menyerupai lengan yang beradaptasi untuk berenang di samudra terbuka. Perbedaan E. imbricata dari penyu lainnya yang sangat mudah dibedakan adalah paruhnya yang melengkung dengan bibir atas yang menonjol, dan tampilan pinggiran cangkangnya yang seperti gergaji. Cangkang penyu sisik dapat berubah warna, sesuai dengan temperatur air. Walaupun penyu ini menghabiskan separuh hidupnya di samudra terbuka, sesekali mereka juga mendatangi laguna yang dangkal dan terumbu karang.
   Praktik memancing yang dilakukan oleh manusia menyebabkan populasi E. imbricata terancam kepunahan. World Conservation Union mengklasifikasikan penyu sisik sebagai spesies kritis. Cangkang penyu sisik adalah sumber utama dari material cangkang kura-kura yang digunakan untuk bahan dekorasi atau hiasan. Convention on International Trade in Endangered Species melarang penangkapan dan penjualan penyu sisik maupun produk-produk yang berasal darinya.
3. Penyu Belimbing
   Penyu belimbing (Dermochelys coriacea) adalah sejenis penyu raksasa dan satu-satunya jenis dari suku Dermochelyidae yang masih hidup. Penyu ini merupakan penyu terbesar di dunia dan merupakan reptil keempat terbesar di dunia setelah tiga jenis buaya. Penyu belimbing dikenal oleh beberapa masyarakat dengan sebutan penyu raksasa, kantong atau mabo. Nama umumya dalam bahasa inggris adalah Leatherback sea turtle.
   Jenis ini bisa mudah diidentifikasi dari karapaksnya yang berbentuk seperti garis-garis pada buah belimbing. Karapaks ini tidak ditutupi oleh tulang, namun hanya ditutupi oleh kulit dan daging berminyak. Bentuk kepala dari penyu belimbing kecil, bulat dan tanpa adanya sisik-sisik seperti halnya penyu yang lain. Mempunyai paruh yang lemah, tetapi berbentuk tajam, tidak punya permukaan penghancur atau pelumat makanan. Bentuk tubuh penyu jantan dewasa lebih pipih dibandingkan dengan penyu betina, plastron mempunyai cekungan ke dalam, pinggul menyempit dan corseletnya tidak sedalam pada penyu betina. Warna karapas penyu dewasa kehitam-hitaman atau coklat tua. Di bagian atas dengan bercak-bercak putih dan putih dengan bercak hitam di bagian bawah. Berat penyu ini dapat mencapai 700 kg dengan panjang dari ujung ekor sampai moncongnya bisa mencapai lebih dari 305 cm. Penyu ini bergerak sangat lambat di daratan kering, namun ketika berenang merupakan reptil tercepat di dunia dengan kecepatan mencapai 35 Km perjam.
4. Penyu Pipih
   Penyu pipih (Natator depressus) adalah spesies penyu yang endemik di landas kontinen Australia. Penyu pipih termasuk ke dalam super familia Cheloniidae dan satu-satunya spesies yang ditemukan dalam genus Natator. Penyu pipih dewasa memiliki karapas rendah berkubah, dengan tepi terbalik, yang panjangnya sekitar 90-95 cm. Karapas berwarna zaitun abu-abu dan plastron berwarna krem​​. Bayi penyu pipih memiliki karapas abu-abu dengan sisik khas bergaris hitam. Plastron dan tepi karapas berwarna putih.
   Penyu pipih biasanya ditemukan di teluk, perairan dangkal, perairan berumput, terumbu karang, muara, dan laguna di pantai utara Australia dan di lepas pantai Papua Nugini. Spesies ini mendapatkan makan dari Indonesia dan Papua Nugini, tetapi sarangnya hanya terdapat di Australia. Sarangnya terdapat di bagian utara Australia, dari Exmouth di Australia Barat hingga Taman Konservasi Mon Repos di Queensland. Tempat berkembang biak yang paling signifikan adalah Pulau Crab di barat Selat Torres. Perkembangbiakan juga terdapat pada pulau-pulau di bagian selatan Karang Penghalang Besar, dan di daratan pantai dan pulau-pulau lepas pantai utara dari Gladstone.

Isu konservasi

   Dalam laporan Conservation International (CI) yang diumumkan pada simposium tahunan ke-24 mengenai usaha pelestarian penyu di Kosta Rika disebutkan, banyaknya penyu belimbing turun dari sekitar 115.000 ekor betina dewasa menjadi kurang dari 3.000 ekor sejak tahun 1982. Penyu belimbing telah mengalami penurunan 97% dalam waktu 22 tahun terakhir. Selain itu, lima spesies penyu juga beresiko punah, meski tidak dalam jangka waktu yang singkat seperti penyu belimbing.
Hampir semua jenis penyu termasuk ke dalam daftar hewan yang dilindungi oleh undang-undang nasional maupun internasional karena dikhawatirkan akan punah disebabkan oleh jumlahnya makin sedikit. Di samping penyu belimbing, dua spesies lain, penyu Kemp’s Ridley dan penyu sisik juga diklasifikasikan sebagai sangat terancam punah oleh The World Conservation Union (IUCN). Penyu hijau (Chelonia mydas), penyu lekang atau penyu abu-abu (Lepidochelys olivacea), dan penyu tempayan atau loggerhead (Caretta caretta) digolongkan sebagai terancam punah. Hanya penyu pipih (Natator depressus) yang diperkirakan tidak terancam.
   Sebagian orang menganggap penyu adalah salah satu hewan laut yang memiliki banyak kelebihan. Selain tempurungnya yang menarik untuk cendramata, dagingnya yang lezat ditusuk jadi Sate penyu berkhasiat untuk obat dan ramuan kecantikan. Terutama di Tiongkok dan Bali, penyu menjadi bulan-bulanan ditangkap, disantap, tergusur dari pantai, telurnyapun diambil. Meski sudah ada Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 tentang Pelestarian Jenis Tumbuhan dan Satwa, yang melindungi semua jenis penyu, perburuan terhadap hewan yang berjalan lamban ini terus berlanjut. Untuk mencegah kepunahan penyu, terutama penyu belimbing, beberapa negara telah melindungi tempat bertelur penyu. Salah satunya adalah di Jamursba Medi, yang terletak di pantai utara Irian. Pantai itu baru-baru ini ditetapkan sebagai wilayah konservasi.

Sumber Referensi : Wikipedia Indonesia

Selasa, 22 Mei 2018

HARI KEANEKARAGAMAN HAYATI DUNIA (BIODIVERSITAS) TAHUN 2018

   
Kabut berarak di Hutan Hujan Tropis Sumatra
   Keanekaragaman Hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup dari semua sumber, termasuk diantaranya, daratan, lautan dan ekosistem akuatik lain serta kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya; mencakup keanekaragaman di dalam spesies, antara spisies dan ekosistem. Tanggal 22 Mei ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sebagai Hari Keanekaragaman Hayati (Hari Kehati) Sedunia yang menandai waktu diselesaikannya naskah final Convention on Biological Diversity (CBD) atau Konvensi mengenai Keanekaragaman Hayati pada 22 Mei 1992. Tanggal ini merupakan perubahan dari awal penetapan yaitu tanggal 29 Desember yang merupakan hari pertama berlakunya Convention on Biological Diversity. Peringatan Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia dimaksudkan untuk mendorong masyarakat dalam memahami dan menyadari hal-hal yang berkenaan dengan keanekaragaman hayati.

Sejarah Hari Keanekaragaman Hayati. 
   Hari Internasional untuk Keanekaragaman Hayati (The International Day for Biological Diversity) diperingati pertama kali pada tanggal 29 Desember 1993 berdasarkan penetapan Komite Kedua Majlis Umum PBB pada tahun 1993. Penetapan tanggal 29 Desember sebagai Hari Keanekaragaman Sedunia bertepatan dengan pelaksanaan Konvensi Tentang Kenaekaragaman Hayati (COP- Convention on Biological Diversity).
Air Terjun ditengah Hutan Hujan Tropis Indonesian
   Namun pada Deseber 2000, PBB mengadopsi tanggal 22 Mei sebagai Hari Internasional untuk Keanekaragaman Hayati (The International Day for Biological Diversity). Hal ini berkaitan dengan banyaknya negara yang kesulitan untuk merencanakan dan melaksanakan Hari Internasional untuk Keanekaragaman Hayati pada tanggal 29 Desember mengingat bertepatan dengan liburan akhir tahun.
   Tanggal 22 Mei 1992 merupakan tanggal pengesahan Teks Kesepakatan Keanekaragaman (Nairobi Final Act of the Conference for the Adoption of the Agreed Text of the Convention on Biological Diversity). Pertemuan di Nairobi, Kenya yang berlangsung pada tanggal 11-22 Mei 1992 merupakan pertemuan terakhir sebelum pelaksanaan United Nations Conference on Environment and Development (3-14 Juni 1992) yang menghasilkan UN Convention on Biological Diversity (Konvensi Keanekaragaman Hayati).
   Semoga Hari Internasional untuk Keanekaragaman Hayati (The International Day for Biological Diversity) dengan berbagai liku sejarah dan pelaksanaannya ini mampu menumbuhkan kecintaan seluruh manusia bumi terhadap biodiversitas (keanekaragaman hayati) di bumi.

Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Bumi adalah tempat yang memiliki banyak ekosistem . Ekosistem- ekosistem ini memiliki keunikan serta ciri khas masing- masing. Ada ekositem sungai, ekosistem hutan, ekosistem gurun, ekosistem rawa, atau ekosistem laut. Perbedaan ekosistem ini, terjadi akibat bentuk relief permukaan bumi yang berbeda. Perbedaan bentuk muka bumi, akibat adanya tenaga pembentuk muka bumi. Tenaga ini, menyebabkan kerak bumi menjadi tidak rata. Akibatnya ekosistem di setiap daerah menjadi berbeda- beda.
Sunrise di Ranu Kumbolo, Semeru, Jawa Timur
Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah gunung api serta hutan hujan terbanyak di dunia. Selain itu, Indonesia adalah negara kepulauan dengan banyak laut. Hal ini menyebabkan ekosistem di Indonesia bermacam- macam. Lokasi dari Indonesia sendiri juga menyebabkan jenis flora dan fauna yang ada di Indonesia bermacam- macam. Indonesia adalah negara yang di apit oleh 2 benua dan dua samudra. 2 benua itu adalah benua Asia dan benua Australia. Sedangkan 2 samudra yang mengapit Indonesia adalah samudra Hindia dan samudra Pasifik. Lokasi yang strategis, menyebabkan sumber daya alam di Indonesia bermacam- macam.
Melintas di savana Gunung Semeru
Indonesia adalah salah satu negara yang beriklim tropis. Selain itu Indonesia juga adalah salah satu negara yang dilalui garis khatulistiwa. Hal ini juga adalah satu faktor banyaknya jenis flora dan fauna di Indonesia. Jenis flora dan fauna di Indonesia tersebar dan memiliki berbagai macam keunikan yang berbeda- beda di setiap daerah. Keanekaragaman hayati di Indonesia, dibagi menjadi dua, yaitu keanekaragaman hayati flora dan keanekaragaman hayati fauna. Sebagai daerah yang berpulau- pulau dan luas, persebaran fauna dan flora di Indonesia juga terbagi berdasarkan wilayah yang ada di Indonesia.

Keanekaragaman Flora di Indonesia
Indonesia adalah negara yang beriklim tropis, serta negara yang dilalui oleh garis khatulistiwa. Hal ini menyebabkan Indonesia memiliki tingkat curah hujan yang cukup tinggi. Selain itu, Indonesia adalah salah satu negara dengan gugusan gunung api yang panjang. Akibat adanya vulkanisme, tanah di Indonesia rata- rata memiliki tanah yang subur .
Sebagai negara dengan curah hujan yang tinggi dan tanah yang subur, membuat keanekaragaman flora di Indonesia sangat banyak. Selain itu, persebaran hutan di Indonesia juga tersebar dengan karakteristik masing- masing di tiap daerah. Persebaran hutan di Indonesia, dibagi berdasarkan jenis tanaman yang mendiami hutan tersebut. Persebaran hutan di Indonesia dibagi menjadi 4, yaitu:
1. Hutan Hujan Tropis

Hutan hujan tropis adalah jenis hutan yang paling banyak berada di Indonesia. Jenis hutan ini banyak ditemukan di kalimantan, sumatra dan papua. Karakteristik dari jenis hutan ini adalah tingkat curah hujan yang sangat tinggi. Sehingga hutan ini cenderung lembab. Selain itu, pohon- pohon yang mendiami hutan ini cenderung besar dan tinggi. Jenis tanaman pada hutan ini heterogen atau banyak macamnya. Contoh tanaman yang mendiami hutan ini adalah pohon kemenyan, pohon rotan, pohon kamper, pohon damar, pohon eboni, dan pohon meranti.
Keanekaragaman hayati di Sabana Alas Purwo, Jawa Timur
2. Hutan Musim

Hutan musim adalah hutan yang bermusim. Maksud dari musim ini adalah, hutan ini akan menggugurkan daunnya saat musim kemarau dan kembali menjadi hutan lebat saat musim hujan. Jenis hutan ini banyak ditemukan di pulau jawa. Tingkat curah hujan di hutan ini tidak terlalu tinggi, sehingga hutan tidak begitu lembab. Jenis pohon yang berada di hutan ini cenderung kecil dan tidak terlalu lebabt. Hutan musim biasanya hanya di isi oleh satu jenis pohon saja. Tanaman yang biasanya berada di hutan ini adalah pohon jati dan pohon cemara.
3. Sabana

Sabana adalah padang rumput yang diisi oleh rerumputan serta pohon- pohon berjenis pendek. Di Indonesia sabana berada di wilayah Gayo Aceh dan Madura. Ciri khas dari sabana adalah bersuhu hangat. Hal ini diakibatkan tingkat curah hujan yang tidak tinggi, tapi juga tidak rendah. Sabana memiliki perbenaan sangat signifikan di musim hujan dan musim kemarau. Saat musim kemarau curah hujan di sabana sangat rendah, tapi tidah cukup rendah hingga dapat menjadi gurun. Dan saat musim hujan, curah hujan di sabana sangat tinggi tetapi tidak cukup tinggi untuk menjadi hutan hujan tropis.
Turis Mancanegara di Savana Sembalun Lawang
4. Stepa
Stepa adalah padang rumput yang sangat kering. Di Indonesia, stepa dapat di temukan di daerah dengan masa kemarau paling panjang, seperti Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Selain itu, iklim di stepa sangat kering akibat curah hujan yang tidak tinggi. Hanya saja, sedikitnya curah hujan ini, tidak membuat stepa menjadi gurun. Biasanya stepa tidak memiliki pohon. Stepa hanya diisi oleh rumput- rumput berjenis pendek.
Selain 4 persebaran hutan, Indonesia sendiri memiliki tanaman endemik yang hanya ada di Indonesia. Tanaman tersebut adalah jenis- jenis rafflesia, bedali, kepuh, bungur, nangka celeng, mundu, sawo kecik dan kluwak. Akan tetapi jenis tanaman bedali, kepuh, dan sawo kecik adalah jenis tanaman yang hampir punah.

Keanekaragaman Fauna di Indonesia
Sebagai daerah dengan jumlah persebaran hutan yang banyak, Indonesia juga memiliki kekayaan fauna yang jumlahnya tidak sedikit. Persebaran fauna di Indonesia di bagi berdasarkan garis wallace dan garis webber. Kedua garis ini membagi Indonesia menjadi 3 bagian. Bagian oriental, bagian peralihan, dan bagian australia. Pembagian ini dilihat berdasarkan kesamaan jenis karakteristik hewan yang ada di daerah tersebut dengan daerah yang lain. Garis wallace memisahkan antara Indonesia bagian oriental dan australia. Sedangkan garis webber adalah garis yang berada di antara oriental dan australia.
Hamparan Lavender di Gunung Semeru
1. Wilayah Oriental
Wilayah oriental meliputi daerah Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan. Hewan yang berada di wilayah ini, memiliki kesamaan karakteristik dengan hewan yang berada di daerah asia. Hewan pada daerah ini, biasanya mendiami daerah hutan hujan tropis. Jenis hewan yang mendiami daerah oriental biasanya berbadan besar atau berjenis primata.
Sedangkan burung yang mendiami daerah ini biasnya memiliki kicauan yang bagus tetapi memiliki bulu yang kurang berwarna. Jenis hewan pada bagian oriental ini adalah gajah, harimau, dan badak sumatra. Tapir, badak bercula satu, beruang madu, orang utan, tarsius, kukang, uwa- uwa. Sedangkan untuk jenis burung, ada burung rangkong, burung jalak bali, burung murai, burung elang putih dan burung elang jawa.
2. Wilayah Australia
Wilayah australia meliputi daerah papua, maluku, nusa tenggara, dan sulawesi. Hewan pada wilayah ini memiliki jenis yang hampir sama dengan wilayah australia. Hewan pada daerah ini memiliki ciri bertubuh kecil. Selain itu beberapa mamalia memiliki kantong. Untuk jenis burung di wilayah ini, memiliki warna bulu yang lebig beraneka ragam dan lebih banyak memiliki warna.
Dikarenakan memiliki kesamaan dengan daerah australia, hewan kangguru juga ditemukan di wilayah ini. Hanya saja jenis kangguru di Indonesia dan australia memiliki bentuk fisik yang sedikit berbeda. Selain kangguru jenis hewan di daerah ini adalah walabi, kuskus dan oposum. Sedangkan untuk jenis burung adalah cendrawasih, kasuari dan kakatua raja.
Dua tokoh Utama dalam Film 5 Cm
3. Peralihan
Wilayah peralihan adalah wilayah dimana hewan yang mendiaminya memiliki ciri yang berbeda dengan daeran oriental dan daerah australia. Wilayah peralihan meliputi sulawesi selatan hingga kepulauan aru. Hewan yang berada di wilayah ini dapat dikatakan sebagai hewan endemik Indonesia, karena tidak memiliki kesamaan dengan daerah lain. Hewan yang berada di wilayah peralihan adalah komodo, anoa, babi rusa, dan burung maleo.
Selain hewan di atas, beberapa binatang endemik Indonesia lainnya yang tidak berada di wilayah peralihan adalah tarsius, kukang, dan badak bercula satu. Sedangkan beberapa hewan di Indonesia yang masuk daftar terancam punah adalah badak dan harimau sumatra, tapir, elang jawa, burung rangkong, orang utan, komodo, beruang madu, bekantan, badak bercula satu, macan tutul, gajah sumatra, penyu hijau, jalak bali, cendrawasih, maleo, kakatua raja, kasuari, dan sanca hijau.
Akibat dari ulah manusia, banyak hewan dan tumbuhan yang terancam punah. Untuk mencegah kepunahan, dapat dilakukan dengan cara melestarikan flora dan fauna. Menjaga bumi adalah tugas dari manusia. Ekosistem perlu dijaga kesimbangannya, sehingga tidak terjadi dampak yang merugikan manusia.

Film 5 cm, Menginspirasi Cinta Alam dan Cinta Tanah Air
   Dalam sejarah Film di Indonesia, sangat sedikit Film yang mengangkat Keindahan Alam dan Kecintaan pada alam sebagai backgroundnya. Hingga saat ini Fim terbaik Indonesia bertema pendakian gunung adalah Film 5 cm yang disutradarai oleh Rizal Mantovani. Beberapa Film lain yang bertema sama sebelum dan sesudahnya misalnya pencarian terakhir atau Rinjani rasanya tidak bisa menandingi Film yang diangkat dari Novel  karya Donny Dirgantoro ini . Film 5 Cm sempat booming beberapa tahun lalu dan menginspirasi banyak anak muda melakukan trakking pendakian ke gunung terutama Mahameru. Walaupun banyak kejanggalan-kejanggalan yang admin temui di film ini, yang bila diikuti para pendaki pemula bisa beresiko fatal misalnya pakaian dan celana jeans tebal yang sulit kering bila terpapar air hujan maupun bekal air minum yang minim menuju puncak, namun admin akui film ini sangat bagus dan terlihat nyata. Bahkan rasanya tak bosan menonton film ini berulang-ulang kali.
Gunung Mahameru, Impian Banyak Pendaki Gunung
   Entah karena ada kemiripan karakter tokoh-tokoh dalam film ini dengan admin dan jalinan kisah persahabatan dan cinta yang berakhir sendu, namun tidak cengeng, Film ini merupakan film terbaik dan berkesan yang pernah admin saksikan sampai detik ini.  Film 5 Cm seperti membuka kenangan masa lalu yang mungkin juga dialami generasi masa lalu yang hoby mendaki gunung. Apakah ini kebetulan atau tidak , kemiripan itu antara lain tokoh Genta yang dipanggil onyet sebagai leader adalah panggilan admin waktu mahasiswa, tokoh Zafran yang jago melukis, bermain gitar, menulis puisi dan menciptakan lagu dan berteriak-teriak di gunung itu juga adalah karakter yang admin miliki saat muda, tampang Zafran (maaf agak geer) juga mirip admin sewaktu muda. Ian yang hoby membaca National geographic megazine dan videonya juga adalah kegemaran admin saat itu, apalagi Ian menyebut alamat rumahnya di Jl.Bumi, Blok E, Meyestik Kebayoran Baru, yang saat ini adalah alamat SMPN 29 Jakarta tempat admin bertugas serta tentunya ditambah yang paling mendekati adalah jalinan kisah persahabatan dibalut cinta terpendam yang berakhir menyesakkan dada.
Kisah Cinta Terpendam Yang menyesakkan dada
  Dibalik itu semua, Film 5 cm juga menyajikan panorama alam Indonesia yang Indah diwakili oleh keindahan Gunung Semeru yang tiada duanya, rasa nasionalisme dan cinta tanah air dengan kibaran bendera merah putih di puncaknya semakin menambah nilai sempurna untuk film ini. Abaikan kejanggalan-kejanggalan yang ada karena nilai positif yang didapat dari film ini lebih banyak . Persahabatan, Cinta dua insan, cinta alam dan lingkungan dan tentunya cinta tanah air bisa menjadi inspirasi yang akhirnya berujung kepada cinta sejati yaitu cinta kepada sang maha pencipta, Allah, Tuhan Yang maha esa. Dan di Hari keanekaragaman hayati tahun 2018 ini, marilah kita satukan tekad bersama untuk menjaga, memelihara, melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati yang ada di tanah air Indonesia sebagai wujud syukur kita atas limpahan karunia yang diberikan Allah yang maha besar kepada tanah air Indonesia.

 Sumber Referensi : Kementrian Lingkungan Hidup, Ilmugeografi.com

Kamis, 17 Mei 2018

10 JENIS BURUNG ELANG TERBESAR DI DUNIA

 
    Pada bagian ke 8 Artikel tentang Burung Migrasi yang merupakan bagian terakhir postingan yang ditulis dalam rangka memperingati Hari Migrasi Burung Sedunia tahun 2018 (World Migratory Bird Day 2018), kembali admin menurunkan pembahasan tentang Burung Elang (Eagle), burung yang memiliki tampilan gagah menawan dan menjadi simbol dan lambang beberapa negara di dunia, termasuk Indonesia. Walaupun sebenarnya masih banyak jenis burung yang melakukan migrasi termasuk ke wilayah Indonesia seperti misalnya jenis burung air, namun pembahasan kita batasi dari jenis burung pemangsa atau jenis burung Karnivora. Dalam postingan sebelumnya kita sudah membahas jenis-jenis burung pemangsa seperti Burung Hantu (Owl Bird), Rajawali (Hawk), Alap-alap (Falcon) baik yang endemik Indonesia maupun yang berasal dari migrasi luar Indonesia. Kali ini kita akan membahas 10 jenis burung Elang berukuran besar dan terkuat didunia yang diantaranya juga menjadi simbol dan lambang beberapa negara di dunia. ke 10 jenis burung Elang terbesar dan terkuat di dunia itu antara lain :

1. Elang Laut Steller (Steller Sea Eagle)

Steller Sea Eagle adalah burung besar pemangsa dalam keluarga Accipitridae yang dapat ditemukan di timur laut pesisir Asia. Hewan ini terutama memangsa ikan dan burung laut. Rata-rata jenis ini sebagai Elang Terberat Di Dunia dengan berat tubuh antara 5 - 9 kilogram. Burung ini dinamai oleh peneliti asal Jerman yang bernama Georg Wilhelm Steller. 

   Steller Sea Eagle adalah Elang terbesar dan terkuat di dunia dari genus Haliaeetus dan juga merupakan Burung Pemangsa Terbesar secara keseluruhan. Elang jenis ini dapat mencapai berat 6.1 - 9.5 kilogram dengan lebar sayap antara 1.95 - 2.5 meter serta panjang ekor 95 - 100 mm. Dengan jari kaki yang relatip pendek namun gemuk serta cakar yang sangat kuat melengkung. Elang Steller Sea (Haliaeetus pelagicus) adalah burung pemangsa bertubuh besar dan termasuk dalam keluarga Accipitridae yang hidup di Asia timur laut pesisir dan biasanya memangsa ikan dan burung air. Berat rata-rata elang ini adalah elang yang terberat di dunia, sekitar 5 sampai 9 kg (11-20 lb), tetapi mungkin di bawah elang Harpy (Harpia harpyja) dan elang Filipina (Pithecophaga jefferyi) di beberapa pengukuran standar.
Elang Laut Steller adalah burung terbesar dalam genus Haliaeetus dan merupakan salah satu raptor terbesar secara keseluruhan. Elang betina beratnya bervariasi dari 6195 ke 9500 g (13,658-20,944 lb), sedangkan elang jantan agak lebih ringan dengan beratberkisar antara 4.900 ke 6.800 g (10,8-15,0 lb).

2. Elang Rajawali Besar (Wedge Tailed Eagle)

The Wedget-Tailed Eagle  (aquila audax) atau juga kadang-kadang dikenal dengan sebutan Eaglehawk adalah burung pemangsa terbesar di Australia. Selain di Autralia, Burung Elang Baji juga dapat ditemukan di selatan Pulau Papua, Indonesia. Burung ini memiliki sayap yang panjang dan lebar, kaki sepenuhnya berbulu  dan ekor berbentuk Baji. Elang Ekor Baji adalah salah satu spesies dari 12 spesies besar dari keluarga aquila yang di dominiasi oleh bulu berwarna gelap dan dapat ditemukan diseluruh dunia. Seekor burung besar dari Wedge-Tailed Eagle ini memiliki lebar sayap hingga 2.84 meter dengan panjang tubuh hingga mencapai 1.06 meter.
Elang Wedge-tailed atau Elang Berekor Baji atau Bunjil memiliki nama ilmiah Aquila audax, kadang-kadang dikenal sebagai Eaglehawk, adalah burung pemangsa terbesar di Australia, dan juga ditemukan di selatan New Guinea, bagian dari Papua Nugini dan Indonesia. Memiliki sayap yang panjang dan cukup luas, kaki yang tertutupi berbulu, dan ekor berbentuk baji sebagai ciri khasnya.
Elang berekor baji betina bratnya anatar 3-5,77 kg (66-12,7 lb), sedangkan elang jantan lebih ringan dengan berat 2-4 kg (4,4-8,8 lb). Ukuran panjang tubuhnya bervariasi antara 81-106 cm (32-42 inchi) dan lebar sayap biasanya adalah antara 182-232 cm (6-7 ft).
Pada tahun 1930, rata-rata berat dan wingspans dari 43 burung adalah 3,4 kg (7,5 lb) dan 204,3 cm (6 ft 8 in). Angka rata-rata yang sama ditunjukan pada survei pada tahun 1932 dari 126 elang adalah 3,63 kg (8,0 lb) dan 226 cm (7 ft 5 in)

3. Elang Perampas (Harpy Eagle)

Garpy Eagle atau Elang Perampas (Harpia Harpyja) adalah spesies dari Elang Neotropical. Hal ini juga dikenal sebagai Elang Perampas (Amerika) atau Elang Perampas Papua. Elang jenis ini diketahui sebagai yang terbesar dan terkuat dari jenis Burung Elang Di Amerika diantara spesies elang besar yang masih ada di dunia.
Harpy Eagle biasanya hidup di hutan tropis dataran rendah. Pengrusakan habitat asli alam mereka menyebabkan elang jenis ini semakin langka dan hampir punah di Amerika Tengah.
Pada bagian sisi atas elang biasanya di dominasi warna hitam keabuan dan sisi bawahnya di dominasi oleh warna putih. Leher di dominasi abu-abu dan dada berwarna putih serta kaki berwarna kuning.  Elang Perampas dapat mencapai berat badan 6-9 kilogram dengan lebar sayap mencapai 176-244 centimeter.  
Elang ini kadang-kadang dikenal sebagai elang Harpy Amerika untuk membedakannya dari elang Papua, yang kadang-kadang dikenal sebagai elang New Guinea Harpy atau elang Harpy Papua. Hewan ini termasuk salahsatu raptor terbesar dan paling kuat yang ditemukan di Amerika.
Elang Harpy betina beratnya sekitar 6 sampai 9 kg (13 sampai 20 lb). Sebuah sumber menyatakan bahwa betina dewasa dapat mencapai berat sampai 10 kg (22 lb). Elang jantan, jauh lebih kecil dan beratnya hanya sekitar 4-4,8 kg (8,8-10,6 lb). Elang Harpy memiliki panjang 86,5-107 cm (2 kaki 10 di-3 ft 6 in) dan memiliki lebar sayap 176-224 cm (5 ft 9 in ke 7 ft 4 in).
Elang Harpy adalah Burung Nasional negara Panama.

4. Elang Emas (Golden Eagle)
Golden Eagle (Aquila Chrysaetos) adalah salah satu Burung Pemangsa Paling Terkenal Di Belahan Bumi Utara. Burung ini berwarna cokelat gelap dengan bulu keemasan di leher mereka.  Golden Eagle menggunakan kelincahan dan kecepatan yang dikombinasikan dengan kaki yang kuat dan besar, cakar yang tajam untuk menerkam mangsanya seperti kelinci, marmut atau tupai tanah.
Golden Eagle adalah burung pemangsa besar dengan panjang sayap mencapai 1.8 - 2.4 meter dengan berat sekitar 4.05 - 6.35 kilogram.
Berkut Golden Eagle atau artinya Elang Emas Betina, dengan nama ilmiah Aquilla chrysaetos adalah salah satu burung pemangsa paling terkenal di bumi bagian utara. Perseberan spesies ini adalh yang paling luas dibanding semua jenis elang.
Elang emas berukuran sangat besar, raptor berwarna coklat gelap dengan sayap luas, memiliki panjang 66-102 cm (26-40 in) dan lebar sayap 1,8-2,34 m (5 ft 11 in ke 7 ft 8 in). Lebar sayap spesies ini adalah terbesar kelima di antara spesies elang yang masih ada.
Pada balapan terbesar (A. c. Daphanea) berat jantan dan betina biasanya 4.05 kg (8,9 lb) dan 6,35 kg (14,0 lb). Dalam subspesies terkecil, A. c. japonica, berat jantan 2,5 kg (5,5 lb) dan betina 3,25 kg (7,2 lb). Dalam spesies keseluruhan, berat rata-rata jantan sekitar 3,6 kg (7,9 lb) dan betina sekitar 5,1 kg (11 lb). Burung Elang Emas adalah burung nasional negara Mesir dan Meksiko.

5. Elang Botak (Bald Eagle)  

  Bald Eagle atau Elang Botak (Haliaeeetus Leucocephalus) adalah salah satu Burung Elang terbesar dan terkuat di dunia yang dapat ditemukan di Amerika Utara hingga Kanada dan Alaska serta Meksiko Utara. Burung ini juga dapat ditemukan di dekat air luas yang terbuka dengan pasokan makanan dan pohon-pohon tua untuk tempat bersarang. Bald Eagle yang juga merupakan Hewan Nasional Amerika Serikat ini memiliki panjang tubuh 70 - 102 centimeter dengan lebar sayap sekitar 1.8 - 2.3 meter serta berat badan bisa mencapai 3 - 6.3 kilogram. Elang Bald dengan nama ilmiah Haliaeetus leucocephalus, yang berasal dari bahasa Yunani dimana “hali” berarti laut, “aiÄ“tos” berarti elang, “leuco” berarti putih, “cephalos” berarti kepala. Elang ini adalah burung pemangsa yang ditemukan di Amerika Utara. Sebuah elang laut, yang dikenal memiliki dua subspesies dan satu spesies dengan elang ekor putih (Haliaeetus albicilla).
Elang Bald memiliki panjang tubuh 70-102 cm (28-40 in). Lebar sayap adalah berkisar antara 1,8 dan 2,3 m (5,9 dan 7,5 ft) dan berat berkisar antara 3 dan 6,3 kg (6,6 dan 13,9 lb). Elang betina sekitar 25% lebih besar dari jantan, dengan berta rata-rata 5,6 kg (12 pon), sedangkan berat rata-rata elang jantan adalah 4,1 kg (9,0 lb).
Bulu elang Bald dewasa adalah merata berwarna coklat gelap dengan kepala dan ekor berwarna putih. Ekor agak panjang dan sedikit berbentuk baji. Burung jantan dan betina memiliki warna bulu yang identik, tapi secara seksual jelas berbeda. Ukuran elang betina 25% lebih besar dari jantan. Paruh, kaki dan iris berwarna kuning cerah. Kaki yang bebas bulu, dan jari-jari kaki yang pendek dan kuat dengan cakar besar.
Elang botak biasanya cukup sensitif terhadap aktivitas manusiaketika sedang bersarang, dan ditemukan paling sering di daerah yang jauh dari gangguan manusia. Ia memilih tempat bersarang dengan jarak lebih dari 1,2 km (0,75 mil) untuk kategori gangguan pada tingkat rendah dan lebih dari 1,8 km (1,1 mil) dari  gangguan manusia tingkat menengah dan tinggi.
Burung Elang Botak adalah Burung Nasional Amerika Serikat.

6. Elang Philipina (Philipine Eagle) 

 Philipine Eagle (Pithecophaga Jefferi) atau Elang Pemakan Monyet adalah salah satu elang terbesar dan terkuat di dunia dari jenis Accipitridae, Elang jenis ini merupakan elang endemik Hutan Filipina yang memiliki bulu berwarna cokelat dan putih. Elang Filipina umumnya memiliki panjang sekitar 86 - 102 centimeter dengan berat mencapai 4.7 - 8.0 kilogram. Elang jenis ini dianggap sebagai Elang Terbesar Dan Terkuat Di Dunia yang masih tersisa selain dengan Steller Sea Eagle. Di antara burung paling langka dan terkuat di dunia, Filipines Eagle dinyatakan sebagai Burung Nasional Filipina yang terancam punah akibat makin sedikitnya populasi mereka untuk berkembang biak. Membunuh Elang Filipina dapat dikenakan hukuman 12 tahun penjara atau hukuman yang sangat berat.
Elang Filipina (Pithecophaga jefferyi), juga dikenal sebagai elang pemakan monyet atau elang Filipina terbesar, adalah elang dari keluarga Accipitridae yang tinggal di dalam hutan Filipina. Umumnya memiliki ukuran panjang 86-102 cm (2,82-3,35 ft) dan berat 4,7-8,0 kilogram (10,4-17,6 lb). Sehingga elang ini dianggap sebagai elang terbesar dari semua elang yang masih ada di dunia dalam segi panjang badan. Namun dalam segi ukuran lebar sayap dan berat masih lebih besar dan berat elang laut Steller dan elang Harpy. Elang Filipina termasuk salah satu burung paling langka dan paling kuat di dunia, yang telah dinyatakan sebagai burung nasional Filipina.
Tengkuk elang Filipina dihiasi dengan bulu panjang, berwarna coklat yang berbentuk kasar. Elang ini memiliki wajah berwarna gelap dan tengkuk krim coklat serta sebuah mahkota. Bagian belakang elang Filipina berwarna coklat gelap, sementara bagian bawah dan di bawah sayap berwarna putih.
Kaki berwarna kuning, berukuran besar, cakar berwarna gelap, dan tampak menyolok dengan postur yang besar, tinggi, dan paruh melengkung berwarna abu-abu kebiruan.
Mata elang berwarna biru-abu-abu. Ketika remaja bentuknya mirip dengan elang dewasa hanya saja bulu bagian atas memiliki pinggiran berwarna pucat.
Elang Filipina dikenal awalnya sebagai Filipina elang pemakan monyet karena diyakini elang ini secara khusus memangsa monyet, yaitu satu-satunya monyet asli Filipina adalah monyet Filipina berekor panjang. Namun hal ini telah terbukti tidak akurat.
Mungkin anggapan ini muncul karena spesimen pertama yang diperiksa memiliki potongan  tubuh monyet di dalam perutnya. Seperti kebanyakan predator, elang Filipina adalah seorang oportunis yang memakan waktu mangsa berdasarkan tingkat lokal kelimpahan dan kemudahan. Burung adalah predator puncak didalam ekosistemnya.  

7. Elang Mahkota Afrika (African Crowned Eagle) 

 African Crowned Eagle (Stephanoaetus Coronatus) adalah burung besar pemangsa yang dapat ditemukan di Gurun Sahara Afrika. Elang jenis ini diakui sebagai satu-satunya yang masih tersisa dari genus stephanoaetus. Mangsa utamanya adalah hewan berkuku kecil seperti duiker, chevrotains, batu karang dan primata kecil lainnya seperti monyet. kadal dan juga ular.  Elang jenis ini dapat mencapai panjang hingga 90 centimeter dengan lebar sayap yang lebih kecil dari Elang Afrika lainnya namun memiliki cakar yang luar biasa besar dan sangat kuat yang dapat membunuh dengan menghancurkan tengkorak mangsanya. 

   Burung Elang Crowned ini adalah  burung nasional negara Afrika Selatan. Elang mahkota hanya ditemukan di benua Afrika. Di Afrika Timur , rentang elang yang dimahkotai meluas dari Ethiopia bagian tengah, ke Uganda , daerah hutan Kenya dan Tanzania hingga ke selatan sejauh Afrika Selatan bagian selatan, dengan batas distribusi di selatan sekitar kenya. Di Afrika bagian barat dan tengah, rentang elang yang dimahkotai meluas melalui sebagian besar hutan hujan Afrika (sekali) yang luas. Mereka dapat ditemukan dari Senegal, Gambia, Sierra leone dan Kamerun , di mana mereka menghuni hutan-hutan Guinea , ke Republik Demokratik Kongo , di mana mereka tinggal di hutan Kongo , dan di selatan sampai sejauh Angola . Meskipun distribusi besar di sana, rajawali mahkota sekarang langka di banyak bagian Afrika Barat.
   Elang bermahkota mendiami daerah berhutan lebat, termasuk yang jauh di dalam hutan hujan , tetapi kadang-kadang juga dapat ditemukan di patch randa, lereng berkayu, strip tepian akasia , perbukitan yang berhutan lebat, dan singkapan batuan di seluruh jajarannya. Elang mahkota dapat ditemukan dari ketinggian permukaan laut hingga setidaknya 3.000 m (9.800 kaki). Karena kurangnya habitat yang cocok saat ini, kisaran elang sering agak terputus. Di Republik Demokratik Kongo, rajawali mahkota telah dikonfirmasi untuk bertahan hidup pada kepadatan yang relatif tinggi di kawasan lindung yang menjaga hutan hujan lebat.

8. Elang Hujan (White Tailed Sea Eagle) 

White-tailed Sea Eagle (Haliaeetus Albicila) yang juga dikenal sebagai Elang Hujan adalah burung pemangsa besar dari keluarga Accipitridae. Jenis ini juga dianggap sebagai sepupu dekat dari Elang Botak dan menempati relung ekologi yang sama di Eurasia. White-tailed Sea Eagle dapat mencapai panjang sekitar 66-94 centimeter dengan lebar sayap sekitar 1.78 - 2.45 meter dengan titik tengah sayap 2.18 meter. 
   White-tailed eagle atau biasa juga dikenal dengan nama eagle of the rain, sea grey eagle, erne, gray eagle, and white-tailed sea-eagle adalah burung pemangsa berukuran besar yang termasuk dalam keluarga Accipitridae yang meliputi raptor lainnya seperti elang, layang-layang, dan Harrier. Burung ini dianggap sebagai sepupu dekat dari Bald Eagle dan menempati relung ekologi yang sama, tetapi lokasinya di Eurasia.
Burung ini memliki panjang 66-94 cm (26-37 in) dengan lebar sayap 1,78-2,45 m (5,8-8,0 ft). Untuk lebar sayap memiliki rata-rata 2,18 m (7,2 ft) yang merupakan rata-rata terbesar dari semua jenis elang. Elang betina, biasanya memiliki berat 4-6,9 kg (8,8-15,2 lb), sedikit lebih besar dari elang jantan, yang beratnya hanya 3,1-5,4 kg (6,8-11,9 lb).
Rekor berat untuk spesies ini adalah 7,5 kg (17 lb) untuk spesimen dari Skotlandia, sementara data terbaru terdapat elang betina yang berukuran besar dengan lebar sayap 2,53 m (8,3 ft) dari Greenland. Dengan ukuran standar, chord sayap 55,2-71,7 cm (21,7-28,2 di), ekor 25-33 cm (9,8-13,0 in), tarsus adalah 9,2-10,1 cm (3,6-4,0 in) dan Culmen adalah 6-6,5 cm (2,4-2,6 in).
Spesies ini memiliki sayap yang lebar, kepala besar dan paruh tebal besar. Elang dewasa memiliki warna dominan cokelat keabu-abuan kecuali pada bagian kepala dan leher yang sedikit pucat, bulu sayap berwarna kehitaman, dan ekor bewarna putih sebagai ciri khasnya. Semua bagian telanjang yang berwarna kuning, termasuk paruh dan kedua kaki.
Pada burung remaja, ekor dan kepala warnanya lebih gelap, ekor menjadi putih dengan garis gelap dalam sebelum mencapai usia dewasa. Kombinasi warna coklat pucat pada sayap, ekor putih, paruh kuning dan ukuran keseluruhan yang besar membuat elang White-tailed mudah dikenali di daerah asalnya.
Elang White-tailed sudah matang secara seksual pada usia ke empat hingga lima tahun. Mereka hidup secara berpasangan, sehingga jika pasangannya meninggal dapat dengan cepat mendapat pengganti. Sebuah ikatan akan terbentuk ketika pasangan mulai menetukan tempat tinggalnya.
Saat melakukan perkawinan hewan ini melakukan pertunjukan di udara yang pada puncaknya setiap pasangan akan saling mengunci cakarnya di udara dan turun ke bumi dengan berputar-putar disertai serangkaian atraksi jungkir balik yang spektakuler. Elang berekor putih jauh lebih berisik daripada Golden Eagle, terutama selama musim kawin dan terutama pejantan. Kadang-kadang panggilan dapat berbentuk duet antar pasangan.

9. Elang Bela Diri (Martial Eagle)  

Martial Eagle atau Elang Bela Diri (Polemaetus Bellicosus) adalah salah satu Elang Terbesar yang dapat ditemukan di Gurun Sahara, Afrika. Elang ini memiliki panjang tubuh hingga 78-96 centimeter, berat hingga 3-6.3 kilogram dengan lebar sayap sekitar 188-260 centimeter serta ekor yang sangat pendek. Martial dalam bahasa Indonesia artinya beladiri, nama ini diberikan karena elang ini menjadi salah satu burung predator terkuat di afrika, hanya Crowned Eagle yang dapat mengimbanginya.
Elang Martial adalah elang yang sangat besar, dengan panjang rata-rata 78-96 cm (31-38 in), berat 3-6,2 kg (6,6-13,7 lb) dan lebar sayap 188-260 cm (6 ft 2 di -8 ft 6 in). Dengan metode pengukuran standar, chord sayap memiliki ukuran 56-67,5 cm (22,0-26,6 inchi), ekor adalah 27,2-32 cm (10,7-12,6 inchi), tarsus adalah 9,7-13 cm (3,8-5,1 inchi). Elang tercatat sebagai elang terbesar di Afrika dan merupakan yang elang terberat kelima di dunia.
Bulu elang dewasa terdiri dari warna gelap abu-abu-coklat pada bagian atas, kepala dan dada bagian atas, dengan merayap sedikit lebih ringan untuk bulu tersebut. The hamster tubuh berwarna putih dengan bercak kehitaman-coklat. Bulu pada sayap bagian bawah berwarna coklat, dengan bulu berwarna pucat bercoreng hitam.
Elang betina biasanya lebih besar dan lebih berbintik dari laki-laki. Saat dewasa elang betina memiliki warna yang lebih pucat di bagian atas, dengan warna agak putih pada kepala dan dada, dan sedikit berbintik di bagian bawah. Mencapai bulu dewasa di tahun ketujuh. Elang Martial memiliki ujung jambul yang pendek, yang kurang menonjol.
  Elang Martial adalah predator puncak, berada di puncak rantai makanan burung di lingkungannya, hanya ketika dalam kondisi yang sehat. Elang ini juga memiliki beberapa predator alami, karena pernah ditemukan macan tutul memangsa elang Martial. Meskipun kemampuan elang Martial dan Crowned kadang-kadang saling berbatasan, kedua spesies ini memiliki preferensi habitat yang berbeda. Elang Crowned biasanya lebih memilih tinggal di dalam hutan lebat, dimana hal ini bertentangan dengan elang Martial yang menyukai padang rumput dan pepohonan.

10. Elang Hitam (Verreaux's Eagle )
 Verreaux's  Eagle (aquila verreauxii) adalah burung pemangsa besar dari spesies Taksonomi Accipfitriformes dan dari keluarga Accipfitridae. Elang ini juga dikenal dengan sebutan Black Eagle terutama di negara Afrika Selatan. Verreaux's Eagle tinggal di daerah perbukitan dan pegunungan Afrika Selatan dan Timur hingga ke Chad dan sedikit di Afrika Barat, Semenanjung Arab dan Timur Tengah Selatan. Verreaux's Eagle adalah salah satu Elang Terbesar dan Terkuat Di Dunia yang memiliki panjang tubuh hingga 75-96 centimeter dengan berat tubuh sekitar 3-4,2 kilogram.
Elang Verreaux’s adalah elang yang sangat besar. Panjang tubuh dari ujung paruh sampai ke ujung ekor adalah 75-96 cm (30 sampai 38 inchi) menjadikannya elang terpanjang keenam di dunia. Elang berjenis kelamin jantan beratnya bisa mencapai 3-4,2 kg (6,6-9,3 lb) dan elang betina memiliki ukuran lebih besar dan lebih berat 3,1-7 kg (6,8-15,4 lb). Berat rata-ratanya adalah sekitar 4,19 kg (9,2 lb).
Sehingga elang ini tercatat sebagai elang terberat ke-tujuh atau ke-delapan di dunia. Rata-rata berat dan berat badan secara keseluruhan, jika diukur tidaklah linear. Ukkuran elang ini sangat mirip dengan ukuran pesaingnya, yaitu Martial Eagle, yang dijuluki elang terbesar di Afrika. Elang Verraux’s memiliki lebar sayap 1,81-2,3 m (5-7 kaki). Chord sayap pejantan adalah 56,5-59,5 cm (22,2-23,4 inchi) sedangkan betina adalah 59-64 cm (23-25 inchi).
Bulu elang yang belum dewasa atau remaja berbeda dengan elang dewasa. Pada saat remaja bulunya berwarna coklat gelap, memiliki mahkota berwarna sangat kontras yaitu seperti warna karat atau jahe. Mereka juga memiliki garis-garis putih kecil di dahi dan garis hitam di pipinya. Saat dewasa bulunya berubah menjadi hitam, ini merupakan ciri khas dari burung ini, karena tidak ada burung berukuranbesar lainnya yang warnanya sama.
Postur tubuh elang Verreaux’s memiliki ciri khas sendiri, sebagai satu-satunya spesies Aquilla selain Golden Eagle, elang ini mampu terbang tinggi hingga sampai dihedral. Ketika terbang sayapnya agak sedikit menekuk ke bagian belakang yang berbentuk seperti huruf V.
Spesies elang ini cenderung tidak berisik, meskipun memiliki suara yang keras seperti halnya Golden Eagle. Biasanya mengeluarkan suara kicauan seperti burung kalkun, selain itu juga mengeluarkan suara keras seperti whaeee-whaeee, heeee-oh atau panggilan keeooo-keeooo yang digunakan untuk panggilan kontak atau saat mengejar penyusup.
 
Sumber Referensi : Informazone.Com, Mahesa 88.Blogspot.com, Wikipedia English