Selasa, 05 Juni 2018

HARI LINGKUNGAN HIDUP SEDUNIA 2018

    

    World Environment Day atau Hari Lingkungan Hidup Sedunia diperingati hari ini Selasa 5 Juni 2018 demi meningkatkan kesadaran global akan kebutuhan untuk mengambil tindakan lingkungan yang positif bagi perlindungan alam dan planet Bumi. Hari Lingkungan Hidup diperingati sejak tahun 1972 dan ditetapkan oleh Majelis Umum PBB.
   Tahun ini, Hari Lingkungan Hidup Sedunia mengusung tema yang bernama “Connect with Nature”  atau " Bersahabat Dengan Alam " dan akan dirayakan dengan mengambil pusat peringatan di negara Kanada. “Connect with Nature” memiliki misi untuk mengajak penduduk bumi bersahabat dengan alam, berinteraksi dengan alam, mengenali, dan menikmati keindahan alam sehingga tergeraklah keinginan untuk melindungi bumi dan segala isinya.
   
Hari Lingkungan Hidup Sedunia sendiri diperingati setiap tahun pada tanggal 5 Juni demi meningkatkan kesadaran global akan kebutuhan untuk mengambil tindakan lingkungan yang positif bagi perlindungan alam dan planet Bumi. Hari Lingkungan Hidup Sedunia merupakan instrumen penting yang digunakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk meningkatkan kesadaran tentang lingkungan serta mendorong perhatian dan tindakan politik di tingkat dunia. Hari peringatan ini dipandang sebagai kesempatan bagi semua orang untuk menjadi bagian aksi global dalam menyuarakan proteksi terhadap planet bumi, pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan, dan gaya hidup yang ramah lingkungan.

Bersahabat Dengan Alam Menurut Al-Qur'an
   Adalah beribadah kepada Allah, tujuan penciptaan manusia. Yaitu dengan menjadi khalifah (wakil Allah) di bumi. Yang bermakna bahwa tanggungjawab atas kelestarian bumi dan alam semesta ini, ada di tangan manusia.
    Begitu agungnya Allah menciptakan alam ini. Sempurna hingga tak ada celah yang membuat manusia mampu memungkirinya. Air, udara dan tanah beserta makhluk hidup yang bernaung didalamnya, khusus diperuntukkan bagi kita, manusia sebagai rekan untuk mengabdi kepada-Nya. Artinya, manusia harus bersahabat dengan alam, bukan sibuk mengeksploitasinya demi kepentingan pribadi.
  Dalam hal ini, Allah SWT telah memperingatkan agar tidak merusak bumi sesudah Allah menciptakannya (QS al-A’raf [7]: 56). Artinya, memang ada segolongan dari manusia yang telah berlaku dzalim kepada bumi dan alam. Banjir bandang, longsor, perubahan iklim yang drastis, beragam pencemaran, hingga krisis air bersih pun menjadi bukti nyata rusaknya alam.
Sebaliknya, penghargaan Allah bila manusia memakmurkan alam dengan iman dan takwa, adalah diturunkannya keberkahan dari langit dan bumi (QS al-A’raf [7]: 96).
   Bumi dan alam akan menjadi ’surga’ bagi kelangsungan hidup manusia. Menjadi rahmat yang memberi kebaikan bagi anak cucu Adam. Tentunya kita dapat bercermin dari sejarah umat terdahulu, bagaimana alam tunduk hanya kepada Allah. Banjir pada masa Nabi Nuh, merupakan bukti bahwa alam akan memerangi kaum yang tidak beriman. Atau Laut Merah yang senang hati menghamparkan jalan bagi Nabi Musa dan pengikutnya saat dikejar Firaun. Sesungguhnya alam dan seisinya juga bertasbih dan taat kepada Allah (QS al-Jumu’ah [62]: 1). Logikanya, seorang Muslim tentu tidak akan menyakiti makhluk lainnya (alam), bahkan ia (kaum Muslim) akan menjadikannya sebagai sahabat untuk bersama mengabdi kepada Rabb-Nya.

Belajar dari Alam
  ”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal” (QS Ali Imran [3]: 190). Ayat ini secara jelas mengabarkan kepada ummat manusia untuk memperhatikan dan merenungi alam semesta ini. Mengambil dan menyarikan hikmah yang ada dibaliknya.
   Belajar istiqomah misalnya, alam selalu konsisten pada tugasnya. Siklus hidrologi (air) dimulai dari air hujan yang diserap bumi, lalu menguap ke udara membentuk awan, dan kembali menjadi hujan. Begitu seterusnya, selalu konsisten. Sayangnya, kini banyak tanah yang disemen, atau sungai dipenuhi sampah sehingga siklus air menjadi terganggu. Akibatnya, persediaan air tanah kian menipis. Keberlangsungan hidup manusia pun terancam.
   Alam juga mengajarkan pentingnya kerjasama. Semut contohnya, selalu hidup bahu-membahu, mengenyampingkan ego, bekerja sesuai job (pembagian tugas). Atau simbiosis antar hewan yang saling menguntungkan, seperti kerbau dengan burung. Meski berbeda species (jenis), ada kesepakatan antar mereka untuk bersinergi, mengoptimalkan manfaat yang didapat.
   Dan masih banyak lagi pelajaran berharga dari setiap interaksi kita dengan alam. Karena bukankah tidak ada satupun penciptaan dimuka bumi yang sia-sia? Maka, teruslah mengenal, mengungkap keindahan dari alam semesta agar kian berlaku adil terhadapnya (alam).

Memelihara Alam
   Banyak hal yang mulai saat ini dapat kita lakukan untuk memelihara alam. Misalnya, melakukan reboisasi (penghijauan). Beberapa hadist menerangkan bahwa menanam pohon adalah sebuah ibadah yang akan terus diganjar pahala. Rasulullah saw dalam sebuah riwayat mengatakan, andai kiamat sudah tiba pun, sedang ditanganmu masih ada bibit kurma yang perlu ditanam, jangan bimbang, segeralah tanam. Karenanya, mulailah dari rumah dan lingkungan terdekat kita. Sediakan pula lahan untuk resapan air, sehingga ketersediaan air dapat konsisten terjaga.
   Membuang sampah pada tempatnya, boleh jadi slogan yang teramat kita hafal. Namun, dalam praktiknya belum optimal dilakukan. Harus ada kesadaran massal untuk TSP (Tahan dari membuang sampah sembarangan, Simpan sampah pada tempatnya, dan Pungut sampah yang ada disekitar). Konsep sederhana yang kerap digugahkan oleh Aa Gym ini, sesungguhnya hal nyata yang dapat kita lakukan.
  Cara lainnya, lakukan penghematan, minimalisir penggunaan energi listrik, mengurangi pemakaian bahan bakar dengan, menggunakan sepeda pengganti kendaraan bermotor menuju ke kantor dan beraktivitas lainnya atau apapun produk yang berasal dari alam. Paling tidak, dengan mengkonsumsi secukupnya, memberi waktu bagi alam untuk memulihkan kembali sumber dayanya. Sehingga mampu bertahan lebih lama, agar dapat dipergunakan anak cucu kita kelak.
  Selain itu, pendidikan cinta lingkungan juga mesti diajarkan sejak dini kepada anak-anak. Boleh jadi, hal inilah yang luput dari perhatian. Padahal jika kita renungkan, bumi dan alam semesta ini, telah diwariskan sejak Adam dan Hawa, dan kelak akan dipergilirkan kepada generasi akan datang. Kita tentunya berharap, mereka (generasi masa depan) akan menikmati alam yang permai ini. Maka, ajaklah anak keturunan kita untuk menjadi sahabat alam. Mencintai dan memperoleh manfaat dari alam tanpa merusak dan menghancurkannya.
  
 Alam merupakan suatu lingkungan yang didalamnya berkumpul semua unsur, kehidupan kita manusia juga merupakan bagian dari unsur alam yang menyatu dan saling terkait. Alam kita ini senantiasa akan memberikan kita penghidupan, jika manusia sendiri harus bersahabat dengan alam dalam bentuk tindakan terhadap alam, berbagai potensi alam sangat bermanfaat bagi manusia, sungai yang deras dapat diubah menjadi energi yang dapat mengerakkan generator yang menghasilkan listrik, suhu panas atau geotermal juga dapat dijadikan energi listrik, angin yang kencang dapat dijadikan pengerak kincir angin yang juga menghasilkan listrik. Dan berbagai potensi alam lainnya seperti berbagai potensi laut yang dapat dimanfaatkan oleh manusia.
   Berbagai tumbuhan di alam juga menjadi sumber penghidupan bagi manusia, sungguh luar biasa ciptaan Tuhan, baik berupa bahan makanan, maupun obat-obatan, namun manusia kadang terlalu serakah dan tamak dalam memanfaatkan alam, tanpa memperhatikan kestabilan ekosistem alam, berbagai tindakan manusia mulai dari merambah hutan, mengeruk bahan tambang, membakar hutan dan sebagainya, tindakan tersebut membuat kestabilan ekosistem kehidupan di alam maupun iklim alam menjadi tidak seimbang, akhirnya berbagai musibah dan kemarahan alam terjadi, manusia selalu mengatakan ini takdir, padahal tangan-tangan mereka sendirilah yang menyebabkan kerusakan alam yang berimbas pada musibah pada manusia sendiri, bencana tanah longsor, banjir, badai dan topan semuanya tidak lepas dari perbuatan tangan-tangan manusia terhadap alam.

  Padahal manusia dapat mengatur keseimbangan terhadap alam dengan memanfaatkan potensi alam sebijaksana mungkin, melakukan reboisasi hutan gundul, menjaga hutan lindung dan menjaga ekosistem alam, semuanya akan membawa kenyaman bagi manusia sendiri dalam keberlangsungan hidup.
  Banyak potensi alam yang perlu digunakan secara bijak dan tidak berlebihan, kebijakan para pemangku kekuasaan, dalam menjaga potensi alam sangat menentukan bagaimana alam kita selanjutnya, alam kita harus dimanfaatkan sebaik mungkin, jangan hanya berpikir untuk merambah hutan, namun kekayaan hutan dapat dijadikan sebagai potensi wisata dan berbagai potensi lainnya tanpa harus menganggu ekosistem alam, malah keberagaman ekosistem alam yang kita jaga akan menambah nilai lebih dari potensi alam kita, dan mungkin saja bisa menjadi objek kekayaan tersendiri, sehingga orang-orang luar tertarik untuk melihat akan kekayaan ekosistem alam kita.
   Alam kita harus dijaga agar tidak menimbulkan bencana di kemudian hari, musibah demi musibah melanda manusia melalui faktor alam, jika manusia tidak bersahabat dengan alam, maka tidak akan ada tempat untuk manusia, ibarat perang maka alam akan menumpahkan rasa marahnya melalui berbagai bentuk musibah yang kita tidak sadari, potensi alam harus dijaga dan bukan berarti tidak boleh digunakan, namun harus memperhatikan efek yang akan terjadi.
  Manusia harus bersahabat dengan alam, tindakan manusia pada saat ini menentukan keberlangsungan lingkungan dan kehidupan di alam. Ancaman alam nyata kita lihat dan rasakan, ini semua karena tangan-tangan manusia melalui perbuatan yang tidak mencintai dan bersahabat dengan alam, oleh karena itu marilah kita senantiasa bersahabat dengan alam, tindakan kecil kita menentukan masa depan kehidupan kita sendiri di alam ini.
  Melalui tulisan ini admin ingin mengajak semuanya untuk senantiasa menjaga alam dan bersahabat dengan alam, perbuatan yang mungkin kita lakukan yang dapat mencemari alam, membuang sampah, membuang plastik, menggunakan energi listrik ataupun dalam menggunakan kendaraan, dapat dilakukan sebijaksana mungkin dan kita harus berpikir apakah apa yang aku lakukan ini dapat menyebabkan kerusakan alam.
   Semuanya kembali kepada kita manusia, dan keberlangsungan ekosistem alam yang didalamnya ada manusia tergantung dari perbuatan kita terhadap alam, tindakan kecil manusia menjadi akumulasi dari kemarahan alam, seperti banjir, andai sungai bersih dari sampah maka aliran air tidak akan menyebabkan kebanjiran, andai hutan tidak ditebang, bencana tanah longsor tidak akan terjadi, pembakaran hutan dan penggunaan energi yang menghasilkan gas rumah kaca digunakan seminimal mungkin, maka bencana perubahan iklim global tidak sampai menjadi badai yang ganas seperti di amerika yang terjadi baru-baru ini.  
   Marilah kita menjaga alam, dengan minimal memperhatikan tindakan kecil kita dilingkungan, menggunakan sepeda untuk jarak dekat, menanam pohon untuk kerindangan rumah, membuang sampah ditempatnya, mengunakan listrik sehemat mungkin dan sebagainya adalah bagian dari menjaga kestabilan alam, karena kegiatan manusia selalu menghasilkan karbondioksida yang memunculkan efek gas rumah kaca yang dapat mengakibatkan perubahan kestabilan alam.
   Mulai sekarang, teruslah memohon perlindungan dari Allah, agar tidak tergolong orang-orang yang kufur nikmat atas manfaat yang diberikan oleh-Nya. Mensyukurinya dengan memelihara dan menjaga alam agar tetap lestari. Dan hal itu bisa kita mulai dengan mengikrarkan diri sebagai sahabat alam. Ayo, segera kila lakukan agar nantinya tak ada kata menyesal. Selamatkan alam, selamatkan kehidupan ini! Dan Selamat Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2018 !

Sumber Referensi : Indonesia Chalange Org, Wakafdt.Org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.