Beruang
madu
Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
Helarctos
malayanus
(Raffles, 1821) |
Heliarctus
Tilesius, 1850 (unjustified emendation)
Ursus
malayanus Raffles, 1821
Helarctos euryspilus Horsfield, 1825 Helarctos malayanus Horsfield, 1825 Helarctos anmamiticus Heude, 1901 |
Beruang madu termasuk famili ursidae[2] dan merupakan jenis paling kecil dari
kedelapan jenis beruang yang ada di dunia.[3] Beruang ini adalah fauna
khas provinsi Bengkulu sekaligus dipakai sebagai simbol dari provinsi tersebut.[4] Beruang madu juga merupakan maskot dari
kota Balikpapan[5]. Beruang madu di Balikpapan
dikonservasi di sebuah hutan lindung bernama Hutan Lindung Sungai Wain[6].
Fisik
Panjang tubuhnya 1,40 m, tinggi
punggungnya 70 cm dengan berat berkisar 50 - 65 kg.[7]Bulu beruang madu cenderung pendek,
berkilau dan pada umumnya hitam, matanya berwarna cokelat atau biru,selain
itu hidungnya relatif lebar tetapi tidak terlalu
moncong.[3].Jenis bulu
beruang madu adalah yang paling pendek dan halus
dibandingkan beruang lainnya, berwarna hitam
kelam atau hitam kecoklatan, di bawah bulu lehernya terdapat
tanda yang unik berwarna oranye yang dipercaya
menggambarkan matahari terbit.[8] Berbeda dengan beruang madu dewasa,
bayi beruang madu yang baru lahir memiliki bulu yang lebih lembut, tipis dan
bersinar. [9]Karena hidupnya di pepohonan maka
telapak kaki beruang ini tidak berbulu sehingga ia dapat
bergerak dengan kecepatan hingga 48 kilometer per jam dan memiliki tenaga yang sangat kuat.[10] Kepala beruang madu relatif besar
sehingga menyerupai anjing yakni memiliki telinga kecil dan berbentuk bundar.[3] Beruang jenis ini memiliki lidah
yang sangat panjang dan dapat dipanjangkan sesuai dengan kondisi alam untuk
menyarikan madu dari sarang lebah
di pepohonan.[8]Selain itu, lidah yang panjangnya dapat
melebihi 25 cm itu juga digunakan untuk menangkap serangga kecil di batang pohon.[11] Beruang madu memiliki penciuaman yang
sangat tajam dan memiliki kuku yang panjang di keempat
lengannya yang digunakan untuk mempermudah mencari makanan.[12]Beruang madu lebih sering berjalan
dengan empat kaki, dan sangat jarang berjalan dengan dua
kaki seperti manusia.[11] Lengan beruang jenis ini cukup lebar
dan memiliki kuku melengkung serta berlubang yang memudahkannya memanjat pohon.[13] Kuku tangan yang melengkung digunakan
oleh beruang ini untuk menggali rayap,
semut dan sarang lebah
dan beruang yang sedang mencari madu
akan segera menghancurkan kayu yang masih hidup dan segar
dan bahkan berusaha untuk menggaruk pohon yang kayunya keras.[14]Rahang beruang madu tidak proporsional karena terlalu besar
sehingga tidak dapat memecahkan buah-buah besar seperti kelapa.[15] Gigi
beruang ini lebih datar dan merata dibandingkan dengan jenis beruang lain, gigi
taringnya cukup panjang sehingga menonjol keluar dari mulut.[16] Ukuran tulang tengkorak kepala beruang madu pada umunya
memiliki panjang tengkorak 264,5 mm, panjang condylobasal 241,3 mm,
lebar zygomatic 214,6 mm, lebar mastoid 170,2 mm, lebar interorbital
70,5 mm, lebar maxilla 76,2 mm. [17]
Habitat
Beruang madu hidup di hutan hujan tropis sekitar Asia
Beruang madu hidup di hutan-hutan primer,
hutan sekunder dan sering juga di lahan-lahan pertanian, mereka biasanya berada
di pohon pada ketinggian 2 - 7 meter dari tanah, dan suka mematahkan
cabang-cabang pohon atau membuatnya melengkung untuk membuat sarang.[18] Habitat beruang madu terdapat di daerah hujan
tropis Asia Tenggara.[19]Penyebarannya terdapat di pulau Borneo,Sumatera,Indocina, Cina
Selatan,Burma, serta Semenanjung malaya.[18]Oleh karena itulah jenis ini tidak
memerlukan masa hibernasi seperti beruang
lain yang tinggal di wilayah empat musim.[20]Beruang madu di masa lalu diketahui
tersebar hampir di seluruh benua Asia, namun
sekarang menjadi semakin jarang akibat kehilangan dan fragmentasi habitat.[21]
Makanan
Beruang madu adalah binatang omnivora yang memakan apa saja di hutan.[2] Mereka memakan aneka buah-buahan dan
tanaman hutan hujan tropis, termasuk juga tunas tanaman jenis palem.[3] Mereka juga memakan serangga, madu,
burung, dan binatang kecil lainnya.[22] Apabila beruang madu memakan buah,
biji ditelan utuh, sehingga tidak rusak, setelah buang air besar, biji yang ada
di dalam kotoran mulai tumbuh sehingga beruang madu mempunyai peran yang sangat
penting sebagai penyebar tumbuhan buah berbiji besar seperti cempedak, durian, lahung, kerantungan dan banyak jenis lain.[3] Pada wilayah yang telah diganggu oleh
manusia, mereka akan merusak lahan pertanian, menghancurkan pisang, pepaya atau
tanaman kebun lainnya. [22]
Perilaku
Beruang madu hidup secara soliter di alam bebas.
Beruang madu aktif di malam
hari atau disebut juga dengan makhluk nokturnal, mereka menghabiskan waktu di tanah
dan memanjat pepohonan untuk mencari makanan.Kecuali betina dengan anaknya, beruang madu umumnya bersifat soliter. Mereka tidak berhibernasi sebagaimana spesies beruang lainnya karena
sumber pakannya tersedia sepanjang tahun. [23]Dalam satu hari seekor beruang madu
berjalan rata-rata 8 km untuk mencari makanannya.Perilaku beruang madu yakni
menggali dan membongkar juga bermanfaat untuk mempercepat proses penguraian dan
daur ulang yang sangat penting untuk hutan hujan tropis.[3]Beruang madu juga sangat berperan dalam
meregenerasi hutan sebagai penyebar biji
buah-buahan,
dan terkenal sebagai pemanjat pohon yang ulung. Sifatnya
pemalu, hidup penyendiri, aktif di siang hari dengan kebutuhan wilayah jelajah
yang luas. [24]
Perkembangbiakan
Beruang madu tidak mempunyai musim kawin
tetapi perkawinan dilakukan sewaktu-waktu terutama bila beruang madu betina
telah siap kawin. Lama mengandung beruang betina adalah 95-96 hari, anak yang
dilahirkan biasanya berjumlah dua ekor dan disusui selama 18 bulan. [25]Terkadang, beruang betina hanya
terlihat dengan satu bayi dan sangat jarang ditemukan membawa dua bayi setelah
masa kehamilannya.[13] Hal ini sangat dimungkinkan karena
beruang madu sengaja menunda perkawinan untuk mengupayakan agar bayi terlahir saat
induk memiliki berat badan yang cukup, cuaca yang sesuai serta makanan tersedia
dalam jumlah yang memadai. [26] Beruang melahirkan di sarang yang
berbentuk gua atau lubang pepohonan dimana bayi
yang terlahir tanpa bulu dan masih sangat lemah dapat bertahan hidup. Bayi akan
tetap tinggal di sarang sampai ia mampu berjalan bersama induknya
mencari makanan. [27]Bayi beruang madu di duga hidup bersama
induknya hingga berusia dua tahun dan kemudian mulai hidup secara mandiri.[28]
Ancaman terhadap beruang madu
Beruang madu telah dikategorikan sebagai
binatang yang mudah di serang dan terancam kelangsungan hidupnya.[29] Hal ini disebabkan oleh pengerusakan
habitat yang berlangsung terus-menerus.[26] Ancaman terbesar bagi beruang madu
memang semakin hilangnya habitat yang berupa hutan hujan tropis , termasuk
diantaranya fragmentasi hutan dan degradasi hutan yang disebabkan oleh perilaku
manusia berupa pembalakan hutan secara liar serta penebangan hutan untuk
keperluan perkebunan karet, kelapa sawit serta kopi.[30] Ancaman lain bagi beruang madu adalah
adanya perburuan, baik dikawasan perlindungan maupun di luar kawasan
perlindungan, bagian tubuh beruang madu seperti katung empedu serta cairannya banyak diperdagangkan secara gelap
untuk memenuhi permintaan pasar pengobatan tradisional.[31] Selain itu, konflik yang terjadi
antara manusia dengan beruang madu terkait dengan perusakan wilayah pertanian juga merupakan ancaman bagi beruang
jenis ini.[32] Bencana alam seperti kebakaran hutan turut memengaruhi kelangsungan
hidup beruang madu karena berhubungan erat dengan kelestarian habitat serta
ketersediaan makanan. [27]
Konservasi
Konservasi beruang madu masih sangat jarang
dilakukan.[33] Beruang ini telah terdaftar dalam Appendix
I of the Convention on International Trade in Endangered Species (CITES)
sejak tahun 1979 yang menyatakan bahwa mereka tidak boleh diburu oleh siapapun.
[34] Penelitian lebih lanjut mengenai
beruang madu sedang dilakukan, khususnya tentang dasar-dasar biologis, ekologi, serta perilakunya.[35] Konservasi beruang madu perlu
difokuskan pada perlindungan terhadap habitat hutan, manajemen yang baik terhadap bidang perlindungan
beruang madu, supremasi hukum yang tegas terkait dengan
pelanggaran terhadap perlindungan beruang madu, menghentikan perdagangan
anggota tubuh beruang, serta mengurangi konflik antara manusia dan beruang madu
di wilayah hutan.[35]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.