Sabtu, 01 Oktober 2016

KRUSTASEA : IVERTEBRATA DI PERAIRAN DANGKAL

    Krustasea merupakan kelompok invertebrata dari filum Arthropoda yang memiliki dua pasang alat gerak di depan mulut dan sepasang capit di dekat mulut. Kelompok hewan ini terdiri dari 39.000 spesies yang tersebar di seluruh dunia, termasuk kepiting,lobster dan udang. Meskipun sebagian besar hewan ini dimanfaatkan sebagai bahan makanan sumber protein dan lemak, namun beberapa jenis krustasea seperti Thalassina dan Triops sering merusak tanaman pertanian.
    Krustasea menempati hampir semua habitat, baik di perairan (sungai, danau dan laut) maupun di daratan. Spesies krustasea terbesar adalah lobster amerika (Homarus americanus) yang beratnya mencapai 20 Kg dan kepiting laba-laba jepang (Macrocheira Kaempferi) yang panjangnya mencapai 3-4 m. Adapun anggota sub kelas Branchiopoda dan Copepoda memiliki panjang tubuh sekitar 0,25 - 1mm. 

Sepalotoraks
    Seperti anggota Anthropoda lainnya, tubuh krustasea tersusun dari beberapa segmen yang dilapisi oleh eksoskeleton (kerangka luar). Kerangka yang disebut karapaks (carapace) ini terbuat dari bahan kitin dan kapur. Secara garis besar, tubuh krustasea dibagi menjadi dua bagian yaitu sepalotoraks dan abdomen. Sepalotoraks merupakan gabungan antara kepala dan dada, sedangkan abdomen merupakan bagian perut yang berekor. Anggota badan terdiri dari mata, antena, maksila (tulang rahang atas) maksileped (alat bantu untuk memasukan makanan ke mulut), cheliped (capit), pereiopoda (kaki untuk berjalan),pieopoda (kaki untuk berenang) dan uropod (ekor).

Alat Indra
    Alat indra pada krustasea terdiri dari mata dan statosis (statocyst). Mata krustasea termasuk mata majemuk yang terletak pada bagian rostrum (moncong). Lensa mata tersusun atas sejumlah mata fase dengan tangkai panjang yang disebut omatidium. Statosis merupakan alat keseimbangan yang terletak di ruas-ruas antena. Bagian dari dasar stalosa dilengkapi dengan sebuah struktur berbentuk sisir atau sensory cushion dan tiga set rambut yang memiliki butiran-butiran serupa pasir atau statolith.

Kelenjar Antena dan Maksila
    Selain sebagai organ pernapasan, insang pada krustasea juga berfungsi sebagai tempat sksresi atau pembuangan sisa nitrogen (amonia). Proses ekskresi dijalankan oleh kelenjar antena dan kelenjar maksila yang berfungsi sebagai pengatur keseimbangan ion di dalam tubuh krustasea. Reproduksi hewan ini berlangsung secara seksual. Setelah mengalami fertilisasi internal, telur krustase akan menetas dan berkembang menjadi beberapa tingkatan larva yang bersifat planktonik.

Malacostraca
   Kelas Krustasea dapat dibagi menjadi lima sub kelas yaitu Malacostraca, Branchiopoda, Ostrapoda, Copepoda, dan Cerripedia. Malacostraca merupakan kelompok terbesar yang mencakup sekitar 75% dari jumlah anggota krustasea. Beberapa anggota sub kelas ini seperti kepiting, udang, lobster, umang-umang, dan krill memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Branchiopoda merupakan krustasea yang berukuran kecil dan hidup di perairan tawar. Ostracoda adalah krustasea kecil yang memiliki cangkang seperti bivalvia. Copepoda merupakan zooplankton yang hidupdi laut. Adapun Cerripedia merupakan krustasea yang hidup menetap (sesil) dan bercangkang kapur yang keras, misalnya teritip (Balanus dan Lepas).
 Beberapa jenis Krustasea di perairan laut
 Unamunna Naherba, jenis krustasea terbaru yang ditemukan
 Jenis-jenis Krustasea di perairan laut dangkal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.