Kamis, 25 November 2010

AMUBA : MIKROORGANISME BERSEL SATU

    Amuba adalah kelompok mikroorganisme uniseluler (bersel satu) dari suku Amoebidae yang memiliki pseudopodia (kaki semu) untuk bergerak dan menangkap makanan. Anggota kingdom Protista ini dapat ditemukan di air tawar, laut, tanah, dan di dalam tubuh organisme lain. Seperti anggota filum Sarcodina (Rhizopoda) lainnya, amuba memiliki ukuran tubuh yang sangat kecil sehingga hanya bisa dilihat dengan bantuan mikroskop.
    Genus amuba memiliki ciri-ciri yang mencerminkan sifat-sifat umum dari anggota filum Sarcodina (Rhizopoda). Kelompok mikroorganisme ini berukuran sekitar 25 mikron atau 0,025 mm. Salah satu spesies yang sering diamati adalah Amuba proteus yang hidup bebas di tempat-tempat berair yang banyak mengandung bahan organik.
Amuba

Bentuk Amuba
    Amuba memiliki bentuk yang tidak tetap (amorf). Badannya hanya berupa segumpalan massa yang disebut protoplasma. Protoplasma amuba terbungkus lapisan membran tipis yang sangat lentur. Hanya air dan udara yang bebas keluar masuk membran ini. Zat-zat lainnya disaring sesuai dengan kebutuhan sel amuba. Bagian paling luar dari sel amuba berupa membran sel yang berfungsi sebagai pelindung, pengatur proses pertukaran gas dan zat-zat makanan, serta penangkap rangsangan kimia dari luar sel. 
    Di bagian dalam sel terdapat sitoplasma (cairan sel) yang tersusun atas ektoplasma dan endoplasma. Ektoplasma (sitoplasma bagian luar) bersifat lebih kental daripada endoplasma (sitoplasma bagian dalam). Ektoplasma dan endoplasma digunakan sebagai tempat menempelnya orgenel-organel sel seperti inti sel dan vakuola kontraktil, sekaligus sebagai pendukung proses perpanjangan pseudopodia.
Fagositosis dari Amuba

Fagositosis
    Apabila di sekitar amuba terdapat makanan (misalnya bakteri), endoplsma akan mendesak membran sel untuk membentuk pseudopodia. Setelah itu pseudopodia akan bergerak mendekati makanan dan mengelilinginya. Membran sel kemudian membentuk suatu rongga yang disebut vakuala makanan. Melalui vakuala makanan, makanan akan masuk ke dalam sel amuba. Sari-sari makanan selanjutnya diserap oleh sitoplasma, sedangkan sisa makanan yang padat akan tetap berada di vakuola. Cara makan ini disebut dengan fagositosis. Sisa makanan padat yang terdapat di dalam vakuola makanan akan segera dikeluarkan setelah membran sel terbuka. Adapun sisa makanan yang cair akan dikeluarkan melalui vakuola kontraktil (vakuola berdenyut). Vakuola ini selalu memompa sisa makanan agar keluar dari sitoplasma.
Pembelahan biner amuba
Pembelahan Biner
    Reproduksi amuba berlangsung secara aseksual dengan cara pembelahan biner (binary fission). Inti sel amuba akan membelah menjadi dua. setelah itu sitoplasma akan mengikutinya. membran sel kemudian tertekuk ke dalam sampai benar-benar terpisah menjadi dua. Proses pembelahan ini akan menghasilkan dua sel anak yang dapat berkembang dengan cepat. Jumlah sel amuba akan semakin berlipat ganda, satu sel menjadi dua, dua sel menjadi empat dan seterusnya.
Amuba parasit penyebab disentri
Amuba Parasit
    Pada umumnya amuba bersifat parasit atau merugikan bagi organisme lain. Entamoeba histolytica, Entamoeba ginggivalis, Naeglaria fowleri dan Balamuthia mandrillaris merupakan beberapa contoh amuba parasit yang sering menginfeksi manusia. Entamoeba histolyca adalah spesies amuba yang dikenal sebagai penyebab penyakit disentri. Amuba ini hidup di dalam usus manusia. Entamoeba ginggivalis sering menyebabkan penyakit radang gusi pada manusia. Adapun Naeglaria fowleri dan Balamuthia mandrillaris adalah spesies amuba yang dapat menginfeksi pada sistem syaraf sentral manusia.
Disentri menyerang manusia melalui amuba

Sumber : Ensiklopedi Umum Untuk Pelajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.