Singa melakukan Perburuan
Secara umum istilah karnivora digunakan untuk menyebut mahluk hidup pemakan daging. Adapun secara taksonomis, karnivora merupakan kelompok kelas Mamalia dari bangsa Carnivora yang mencakup epuluh suku. Beberapa jenis karnivora seperti anjing dan kucing, didosmetikasi menjadi hewan piaraan. Adapun karnivora yang hidup di alam bebas berperan sebagai pemangsa dalam rantai makanan.
Singa, si Raja hutan
Gigi Karnasial
Seperti anggota mamalia yang lain, karnivora memiliki gigi seri, gigi taring dan gigi geraham. Sebagian besar karnivora dilengkapi dengan gigi karnasial (geraham gunting) yang berfungsi untuk menyobek dan mengiris-iris daging. Gigi ini dibentuk oleh geraham atas keempat dan geraham bawah pertama. Kucing, hyena dan cerpelai telah memiliki gigi karnasial yang berkembang dengan baik. Adapun gigi karnasial pada beruang dan rakun tidak berkembang dengan baik atau tidak pula mengalami modifikasi.
Masa Menyusui
Karnivora hidup sendiri (soliter) atau hidup secara berkelompok. Sebagian besar karnivora berkembang biak sekali dalam setahun. Kelompok hewan ini biasanya melahirkan 1-12 anak. Setelah lahir, anak akan diasuh dan disusui oleh induknya. Puting susu berada di bagian bawah tubuhnya dan berjumlah tiga pasang atau lebih. Karena anak cepat menyesuaikan diri dengan makanan berupa daging, maka masa menyusui pada karnivora berlangsung secara singkat.
Hewan Cerdas
Karnivora termasuk hewan yang memiliki kecerdasan tinggi di antara anggota mamalia lainnya. Oleh sebab itu, beberapa anggota karnivora seperti singa, citah dan anjing, mudah dilatih sebagai binatang pertunjukkan, binatang piaraan, dan binatang pemburu. Selain itu, karnivora juga menggunakan kecerdasannya untuk mencari makanan, beradaptasi pada lingkungan dan bertahan hidup.
Sistem Indra
Sistem indra pada karnivora berkembang dengan sangat baik. Kelompok hewan ini memiliki indra penglihatan, pendengaran, dan penciuman yang tajam. Pada umumnya, mata karnivora akan menyala dalam kegelapan karena bagian belakang retina matanya dapat memantulkan cahaya. Untuk lebih mempertajam indera pendengarannya, hewan karnivora juga sering mengerakgerakkan daun telinganya ke arah sumber bunyi. Selain itu, ketajaman indera penciuman karnivora didukung oleh bulu-bulu peraba yang terletak di sekeliling moncongnya. Bulu peraba ini sangat sensitif terhadap bau yang terbawa oleh aliran udara.
Sumber : Ensiklopedi Umum Untuk Pelajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.