Minggu, 25 Desember 2016

KUDA NIL : MAMALIA BESAR DARI SUNGAI NIL

    Kuda Nil adalah kelompok mamalia daratan terbesar yang termasuk anggota suku Hippopotamidae. Anggota ordo Artiodactyla ini berasal dari Afrika. Sebagian besar hidupnya dihabiskan untuk berendam di dalam air atau berjemur di tepi perairan.
Kuda Nil berendam
    Kuda nil berkepala besar dan bermulut besar dengan taring yang besar pula. Berat badannya mencapai 4.000 kg, panjang 4,5 m dan tinggi 1,5 m. Kakinya pendek dan setiap kaki dilengkapi 4 buah jari. Tubuhnya dibungkus kulit yang tebal, tidak berkelenjar keringat, tidak berambut, dan berwarna abu-abu kehitaman sampai kecokelatan dengan warna tubuh bagian bawah lebih terang (kemerahan). Pada saat tertentu dari kulitnya keluar cairan sekresi berwarna merah. Cairan ini berguna sebagai pelindung tubuh karena bersifat antiseptik. Terdapat dua jenis kuda nil yaitu kuda nil biasa (Hippopotamus amphibius) yang hidup di sebelah utara Afrika Selatan dan kuda nil kerdil (Choeropsis liberiensis) dari Afrika Barat. Kuda nil kerdil tingginya tidak ebih dari 1 m dan berat badannya sekitar 180 kg. Hewan ini banyak terdapat di Madagaskar.
 
Kuda Nil
Musim Kawin
    Kuda nil dapat hidup sampai umur 40 tahun. Hewan ini umumnya hidup dalam sebuah kelompok yang terdiri dari 20-30 ekor. Kuda nil kerdil menjadi dewasa setelah berumur lima tahun. Adapun kedewasaan kuda nil biasa tercapai setelah tujuh tahun pada individu jantan dan sembilan tahun pada individu betina. Hewan ini hanya kawin satu kali dalam setahun. Kuda nil dewasa hanya mempunyai satu pasangan (monogami). 
Kawanan Kuda Nil
     Pada musim kawin (biasanya pada musim hujan) kuda nil jantan bertarung untuk memperebutkan betina. Pertarungan ini sering mengakibatkan kematian pada kuda nil jantan. Kuda nil betina yang berhasil dibuahi biasanya hamil selama 9 bulan. Kuda nil betina hanya melahirkan 1 anak yang berat badannya sekitar 50 kg dan menyusui anaknya selama dua tahun. Anak kuda nil menyusu induknya di dalam air dan kadang muncul di permukaan untuk menghirup udara.

Kuda Nil berendam di sungai
Berendam dan Berjemur
    Kuda nil adalah perenang yang kuat. Selain itu hewan ini mampu berjalan di dasar danau. Kuda nil dapat mengambang atau menyelam di dasar sungai dengan menutup lubang hidung dan telinganya sekaligus. Pada siang hari kuda nil berendam di air sungai atau di lumpur maupun berjemur di tepian perairan. Dalam satu malam, seekor kuda nil mempu makan rumput kering hingga 25 kg.
    Di alam, kuda nil tidak pernah dimangsa oleh hewan lain, bahkan kuda nil yang menjadi pemangsa binatang lain. Apabila merasa terusik kuda nil dapat mencaplok segala yang mendekatinya. Sir Samuel Baker dalam bukunya Wild Beasts and Their Ways, mengisahkan sekawanan ternak sapi yang sedang digiring menyeberang sungai diserang oleh kuda nil. Serangan tersebut merupakan ekspresi kemarahan kuda nil karena wilayahnya dilanggar.

Kuda Nil Kerdil dan anaknya
Konservasi Kuda Nil
    Perburuan dan penebangan hutan yang dilakukan oleh manusia dapat mengancam kelangsungan hidup kuda nil. Hewan ini biasanya diburu untuk diambil daging, kulit, dan gigi taringnya. Saat ini, populasi kuda nil di seluruh dunia mengalami penurunan yang tajam, bahkan subspesies kuda nil kerdil yang hidup di delta sungai Niger telah punah. Oleh sebab itu, kuda nil dilestarikan di beberapa kawasan konservasi dan kebun binatang seluruh dunia, seperti Wechiau Hippo Pools (Ghana) dan Turgwe Hippo Trust (Zimbabwe).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.