Kosovo adalah sebuah negara republik yang secara de fakto merdeka, terletak di sebelah tenggara Eropa. Sebelumnya, Kosovo adalah sebuah provinsi di Serbia di bawah administrasi PBB, namun pada 17 Februari 2008 Kosovo mendeklarasikan kemerdekaan secara sepihak. Deklarasi ini ditentang oleh Serbia, namun didukung oleh negara-negara Barat. Ibukota Kosovo berada di Pristina. Kemerdekaan Kosovo telah diakui secara resmi oleh berbagai negara, di antaranya Albania, Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Turki. Negara yang menolak kemerdekaan Kosovo antara lain Cina, Rusia dan Serbia. Pemerintah Indonesia
sendiri bersikap hati-hati dalam mengakui kemerdekaan Kosovo walaupun
ada desakan dari beberapa kalangan agar Indonesia segera mengakui
kemerdekaan Kosovo.
Kosovo menjadi tempat pertentangan wilayah yang masih berlangsung
antara pemerintah Serbia dan penduduknya yang mayoritas merupakan etnis Albania. Saat berdirinya Yugoslavia, Kosovo menjadi provinsi dari Serbia dengan status Daerah Otonomi Khusus. Namun sejak Perang Kosovo telah di bawah pengawasan PBB sebagai sebuah protektorat.
Perayaan 10 Tahun Kemerdekaan Kosovo
Kemerdekaan
Pada tanggal 17 Februari 2008 Kosovo memerdekakan diri dari Serbia. Hari ini, Sabtu 17 Februari 2018 adalah Perayaan 10 Tahun kemerdekaan Kosovo, negara yang 95% lebih penduduknya beragama Islam, suatu prosentase yang mengalahkan Indonesia sebagai negara berpenduduk Islam terbesar di dunia. Kosovo telah menempuh jalan terjal untuk menempuh kemerdekaannya. Usaha pertama pada tahun 1990 gagal karena diserbu Serbia. Pertarungan yang tidak seimbang antara Serbia dan gerlyawan Kosovo atau KLA ini menimbulkan tragedi pembantaian dan pengungsian besar-besaran. NATO yang dipimpin oleh Amerika Serikat mengusir Serbia dengan serangan udara selama 78 hari. Kosovo kemudian berada di bawah perlindungan PBB dan NATO. Usaha kemerdekaan Kosovo kali ini mendapat dukungan hampir sepertiga negara-negara Uni Eropa dan Amerika Serikat. Sedangkan negara yang menolaknya adalah Serbia dan Rusia. Serbia sangat marah terhadap Amerika yang mengakui kemerdekaan Kosovo
sampai-sampai memanggil pulang duta besarnya yang bertugas di Amerika.
Nasyid From Albania "Assalamu alayka Ya Rasulullah"(Selma Bekteshi)
Demografi
Menurut Survei Kantor Statistik Kosovo pada tahun 2005, jumlah
penduduk Kosovo diperkirakan antara 1,9 hingga 2,2 juta dengan komposisi
suku sebagai berikut: 92% bangsa Albania, 4% bangsa Serbia, 2% suku Bosnia dan Gorani, 1% bangsa Turki, 1% orang Rom.
Kosovo telah didominasi oleh bangsa Albania sejak abad ke-19, namun
demografi kuno Kosovo tidak diketahui secara pasti. Selain di negara Albania,
bangsa Albania tersebar secara tidak merata di daerah Balkan dan tidak
mencakup seluruh wilayah Kosovo. Sebagai contoh, daerah utara Kosovo
didominasi oleh bangsa Serbia, sementara terdapat lebih banyak bangsa
Albania yang berada di luar wilayah Kosovo dan Albania, seperti di
daerah barat laut Makedonia dan Lembah Preševo di selatan Serbia.
Lanskap Kosovo The Young State In Europa
Dengan pertumbuhan penduduk yang mencapai 1.3% per tahun, bangsa
Albania Kosovo memiliki perkembangan penduduk yang paling pesat di
seluruh benua Eropa. Penduduk Kosovo telah berkembang 460% kali lipat dari tahun 1921 hingga 2003, dan bangsa Albania
sendiri membentuk 80% jumlah penduduk pada tahun 1991, jauh dari 60%
yang dicapai pada tahun 1931. Hal ini juga dipengaruhi oleh migrasi
bangsa Serbia dari daerah Kosovo karena adanya operasi pembersihan etnis
pada masa Perang Kosovo.
Nasyid From Kosovo : Ya Allah
Agama
Di bidang kepercayaan, Konstitusi Kosovo menetapkan Kosovo sebagai negara sekuler
yang tidak memihak pada agama apapun dan juga menjamin kebebasan
beragama. Menurut penelitian tahun 2013 dan 2014, Kosovo menempati
peringkat pertama di Balkan dan kesembilan di seluruh dunia sebagai
negara yang "bebas dan setara" terhadap agama dan ateisme. Sensus 2011 menyatakan bahwa 95.6% dari penduduk Kosovo beragama Islam (tanpa menspesifikasi sekte Bektashisme atau Sufisme) dan minoritas 3.69% yang mengikuti Kekristenan (mayoritas Kristen Ortodoks pada penduduk Serbia dan Kristen Katolik pada penduduk Albania).
Bahasa
Menurut Konstitusi Kosovo bahasa Albania dan bahasa Serbia
merupakan bahasa resmi dari negeri tersebut. Sekitar 90% dari populasi
berbicara dalam bahasa Albania sebagai bahasa ibu, diikuti dengan bahasa Slavia Selatan dan bahasa Turki.
2. ALBANIA
Albania adalah sebuah negara yang terletak di Eropa bagian tenggara. Albania berbatasan dengan Montenegro di sebelah utara, Kosovo di timur laut, Republik Makedonia di timur, dan Yunani
di selatan. Laut Adriatik terletak di sebelah barat Albania, sedangkan
Laut Ionia di barat daya. Albania di dalam bahasanya dipanggil Shqipëria,
yang berarti Tanah Air Burung Elang. Orang Albania mengaitkan definisi
ini sebagai julukan dari kaum mereka secara keseluruhan, dan julukan ini
juga dikaitkan sebagai pengartian dari gambar burung elang berkepala
dua di bendera dan emblem Albania (burung elang berkepala dua ini
sebenarnya adalah lambang dari Kekaisaran Bizantium yang pernah menguasai daerah Balkan dan Anatolia,
yang secara bergiliran diambil dari peradaban-peradaban pra-Romawi di
Anatolia. Lambang ini juga dapat ditemukan di emblem negara-negara lain,
seperti Rusia. Nama "Albania" pula mungkin berasal dari perkataan Indo-Eropa albh (putih).
Lanskap Albania
Demografi
Menurut
sensus penduduk tahun 2011, jumlah populasi Albania adalah 2.821.977
orang dengan rata-rata tingkat kesuburan rendah, yaitu 1,49 anak per
wanita, sementara perkiraan jumlah penduduk tahun 2014 melaporkan
peningkatan menjadi 3.020.209. Sebagai negara bekas komunis yang masih
dalam fase transisi dari menggunakan ekonomi terencana menuju ekonomi campuran,
banyak penduduk Albania yang beremigrasi ke negara-negara kapitalis
lain setelah jatuhnya komunisme tahun 1990-an, terutama negara-negara Eropa Barat,
untuk mencari penghasilan lebih besar dan kehidupan yang lebih baik.
Hal ini sangat menonjol di antara tahun 1991 dan 2004, pada masa di mana
Albania terjebak dalam krisis politik, ekonomi, dan infrastruktur;
sekitar 900.000 penduduk Albania beremigrasi, dua pertiga dari mereka
menuju negara tetangga di selatan, Yunani.
Hal ini disebabkan karena penerapan sistem komunisme Enver Hoxha tahun
1946-1985 yang ekstrem bahkan dibanding dengan sesama negara-negara
komunis lain; pemerintah melarang penduduk untuk beremigrasi, dan
imigrasipun sangat dikontrol ketat.
Albania E-School (Digital) Support By UNDP
Albania merupakan salah satu negara yang paling homogen di daerah
Balkan, dengan lebih dari 97% populasi mengidentifikasi diri mereka
sebagai bagian dari bangsa Albania. Walau begitu, etnis minoritas yang
menetap di Albania, seperti bangsa Yunani, Makedonia, Montenegro, Rom, dan Aromania,
mengkritik pemerintah yang dituduh mengurangi penghitungan jumlah
minoritas sebenarnya yang kabarnya lebih banyak dibanding yang diakui.
Albania sendiri mengakui etnis Yunani, Makedonia, dan Montenegro,
sebagai etnis nasional, sementara etnis Aromania dan Rom diakui sebagai
etnis budaya. Etnis minoritas lain seperti bangsa Bulgaria, Gorani,
Serbia, Mesir Balkan, Bosnia, dan Yahudi, juga menetap namun tidak
diakui di Albania. Etnis Makedonia terutama menduga bahwa pemerintah
Albania agaknya mendiskriminasi bangsa mereka - tidak seperti bangsa
Yunani, etnis Makedonia tidak memiliki perwakilan di parlemen Albania.
Beberapa pihak mengatakan adanya ketidaksetujuan antara warga negara
Albania berbahasa Slavik mengenai keanggotaannya dari bangsa Makedonia
dan jumlah yang signifikan dari penutur bahasa Slavik itu ialah Torbesh dan identitas diri sebagai orang Albania. Perkiraan luar mengenai penduduk etnis Makedonia di Albania termasuk 10.000 , sedangkan sumber-sumber Makedonia menyatakan bahwa ada 120.000 - 350.000 jiwa etnis Makedonia di Albania.
Sensus tahun 2011 melaporkan susunan etnis populasi Albania sebagai
berikut: 2.312.356 orang Albania (82,6% dari total penduduk), 24.243
orang Yunani (0,9%), 5.512 orang Makedonia (0,2%), 366 orang Montenegro
(0,01%), 8.266 orang Aromania (0,3%), 8.301 orang Rom (0,3%), 3.368
orang Mesir Balkan (0,1%), 2.644 orang dari etnis lain-lain (0,1%),
390.938 tidak benyatakan afliasi etnis (14%), dan 44.144 tidak
menganggap afliasi penting (1,6%).
Nasyid Albania : Marhaban Ya Ramadhan
Bahasa
Bahasa yang resmi adalah bahasa Albania,
dan sekitar 98.7% penduduknya berbahasa Albania. Bahasa Albania dibagi
menjadi dua dialek: Gheg yang dipakai di daerah utara (serta
negara-negara tetangga seperti Montenegro, Serbia, dan Kosovo), dan Tosk
yang dipakai di daerah selatan. Kedua dialek dipisahkan oleh sungai
Shkumbin di tengah Albania. Selama ratusan tahun, dialek Gheg dipakai
sebagai lingua franca di Albania dan komunitas Albania di negara lain, namun pemerintahan komunisme dibawah pimpinan Enver Hoxha (yang berasal dari Gjirokaster
di Albania selatan) menetapkan dialek Tosk sebagai bahasa standar,
status yang masih digunakan hingga sekarang. Selain bahasa Albania, bahasa Yunani
juga digunakan oleh komunitas kecil Yunani yang menetap di dekat
perbatasan dengan Yunani. Bahasa lain yang digunakan antara lain bahasa Makedonia, Rom, Serbia, dll.
Nasyid From Albania Allah By Spend Limani & Selma Bekteshi
Agama
Albania adalah satu-satunya negara di Eropa (mengecualikan Turki
yang adalah negara lintas benua) yang mayoritas penduduknya beragama
Islam (Bosnia dan Herzegovina memiliki pluralitas Islam, sementara
kemerdekaan Kosovo
masih diperdebatkan). Menurut sensus tahun 2011, 58.79% dari jumlah
penduduk beragama Islam Sunni, sementara 2% lainnya mengikuti
Bektashisme, salah satu Tarekat
dari Sufisme. 17.06% penduduk beragama Kristen, menjadikannya agama
terbesar kedua di Albania, sementara sisa penduduk mengikuti agama lain
atau tidak beragama. Sebelum Perang Dunia II, 70% dari jumlah populasi
beragama Islam, 20% Kristen Ortodoks, dan 10% Kristen Katolik.
Persebaran Islam di Albania (dan di daerah Balkan secara keseluruhan)
disebabkan oleh pemerintahan Kesultanan Usmaniyah dari abad ke 15 hingga
20 yang menguasai daerah Balkan hingga bangkitnya nasionalisme daerah
Balkan setelah kemerdakaan Yunani; sebelumnya, mayoritas penduduk
Albania beragama Kristen Ortodoks.
3. BOSNIA HERZEGOVINA
Bosnia dan Herzegovina, juga dikenal sebagai Republik Bosnia dan Herzegovina, adalah sebuah negara di semenanjung Balkan di selatan Eropa seluas 51.129 km² (19.741 mil2) dengan jumlah sekitar empat juta penduduk. Negara Bosnia dikenal dalam bahasa resminya sebagai Bosna i Hercegovina dalam huruf Latin dan Босна и Херцеговина dalam huruf Sirilik; namun biasanya, dipendekkan menjadi Bosnia, BiH atau БиХ.
Negara ini didiami oleh tiga kelompok etnik yang utama: Bosnia, Serbia dan Kroasia. Warga Bosnia secara umum dikenali sebagai Bosnians dalam bahasa Inggris
tanpa memandang bangsa mereka. Pemerintahan negara ini dilakukan secara
terpencar, dan negara Bosnia sebenarnya terdiri dari persekutuan dua
buah wilayah yang utama, yaitu, Federasi Bosnia dan Herzegovina dan Republika Srpska.
Dibatasi oleh Kroasia di utara, barat, dan selatan, Serbia di timur, dan Montenegro di selatan, Bosnia dan Herzegovina adalah sebuah negara yang dikelilingi oleh daratan kecuali pesisir pantai Laut Adriatik yang sepanjang 20 km yang berpusat di kota Neum.
Pedalaman negara ini penuh dengan pegunungan, dan juga sungai yang
kebanyakan tidak bisa ditempuh. Ibu kota yang sekaligus kota terbesar
ialah Sarajevo.
Landskap Bosnia Harzegovina
Demografi
Kelompok etnis
Di dalam Bosnia dan Herzegovina, terdapat tiga kelompok etnis yang dikenal dengan nama "bangsa penyusun": Bosnia, Kroasia dan Serbia. Bangsa penyusun ini membentuk mayoritas pada ketiga daerah administratif yang memang dibentuk pada Perjanjian Dayton
untuk masing-masing kelompok etnis: bangsa Bosnia dan Kroasia menduduki
Federasi Bosnia dan Herzegovina, bangsa Serbia menduduki Republika
Srpska, dan Distrik Brčko dibagi rata untuk kedua entitas politik. Walau
begitu, bukan berarti tiap kelompok etnis menduduki daerah yang
ditetapkan secara eksklusif; sebagai contoh, beberapa kelompok bangsa
Bosnia yang terusir dari rumah mereka di Republika Srpska semasa Perang Bosnia telah kembali lagi setelah perang berakhir.
Menurut sensus Yugoslavia tahun 1991, negara bagian Bosnia dan Herzegovina memiliki 4.377.000 penduduk. Perang Yugoslavia pada tahun 1990-an menyebabkan perubahan demografi besar; UNHCR
melaporkan penurunan populasi menjadi 3.920.000 orang pada tahun 1996.
Sensus penduduk tidak dilakukan dari tahun 1991 hingga 2013 karena
perdebatan politik yang menyusul pembentukan negara Bosnia dan
Herzegovina; sensus Oktober 2013 melaporkan populasi sejumlah 3.791.622
orang dalam 1,16 juta rumah tangga, sebuah penurunan dari sensus resmi
Yugoslavia tahun 1991 maupun sensus tidak resmi UNHCR tahun 1996.
Menurut data tahun 2000 yang dikutip oleh Central Intelligence Agency,
bangsa Bosnia, Serbia, dan Kroasia, masing-masing membentuk 48%, 37.1%,
dan 14.3% dari jumlah populasi, dengan 0.6% sisanya dari bangsa-bangsa
lain.
Shalawat Bosnia Herzegovina
Agama
Bosnia merupakan salah satu negara paling multi-religius di daerah
Balkan karena tak ada agama yang membentuk mayoritas mutlak. Dikenal
sebagai tempat di mana "Timur bertemu Barat", disinilah tempat di mana
Kekaisaran Romawi Kuno pecah menjadi Kekaisaran Romawi Barat yang
menganut Kristen Katolik dan Kekaisaran Romawi Timur (atau Bizantin)
yang menganut Kristen Ortodoks. Perbedaan kepercayaan ini ditambah
dengan kedatangan bangsa Turki Utsmaniyah pada abad ke-15 yang membawa
Islam. Ibukota Bosnia sendiri, Sarajevo, dikenal sebagai " Yerusalem
Eropa" karena, sampai abad ke-20, merupakan satu-satunya tempat di
Eropa di mana terdapat Gereja, Masjid, dan Sinagoga yang berdiri
berdampingan.
Identifikasi keagamaan di Bosnia dan Herzegovina relatif penting
karena masih hangatnya keadaan politik antar-suku. Sejak kemerdakaan
Balkan dari Kesultanan Utsmaniyah, tiap suku sangat erat dihubungkan
dengan agama; pada zaman Federasi Yugoslavia, seseorang yang
mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari bangsa Bosnia otomatis akan
didaftarkan sebagai "Muslim" bahkan jika orang tersebut tidak menganut
agama Islam. Dalam Yugoslavia, tiap suku diidentifikasikan sebagai
berikut: bangsa Serbia, Montenegro, dan Makedonia, menganut Kristen Ortodoks; bangsa Kroasia dan Slovenia menganut Kristen Katolik; dan bangsa Bosnia dan Albania
menganut Islam. Hal ini dibawa pada perpecahan Yugoslavia; faktanya,
Perang Yugoslavia selain disebabkan oleh konflik antar-etnik juga
didorong oleh konflik antar-agama berkepanjangan.
Badan Pusat Statistik Bosnia memperkirakan afiliasi agama sebagai
berikut: 45% Muslim (sebagian besar bangsa Bosnia), 36% Kristen Ortodoks
(sebagian besar bangsa Serbia), dan 15% Kristen Katolik (sebagian besar
bangsa Kroasia), dengan 1% sisanya menganut Kristen Protestan serta 3%
lain-lain (ateis, Yahudi, dll.).
Islamic Song Music From Sarajevo, Bosnia Herzegovina (1)
Islamic Song Music From Sarajevo, Bosnia Herzegovina (2)
Islamic Song Music From Sarajevo, Bosnia Herzegovina(3)
Bahasa
Konstitusi Bosnia tidak menetapkan bahasa resmi untuk Bosnia dan Herzegovina. Walau begitu, ditulisnya Perjanjian Dayton dalam bahasa Bosnia, Kroasia dan Serbia (serta bahasa Inggris) menetapkan ketiga bahasa sebagai bahasa resmi de facto
dalam tingkat negara. Pada tahun 2000, Mahkamah Konstitusi menetapkan
bahwa ketiga bahasa memiliki derajat sama dan ditetapkan sebagai bahasa
resmi untuk Federasi Bosnia dan Herzegovina dan Republika Srpska. Ketiga
bahasa memiliki kepahaman antar bahasa tinggi karena sebelum Perang
Yugoslavia, ketiganya dikenal sebagai satu bahasa, yaitu bahasa Serbo-Kroasia yang ditulis dengan Sirilik.
Panasnya politik daerah Balkan tahun 1990-an menyebabkan tiap kelompok
etnis membentuk dialek berbeda, serta pergantian penulisan menggunakan Alfabet Latin
untuk bahasa Bosnia dan Kroasia. Hingga saat ini, penggunaan dialek
bahasa Serbo-Kroasia berbeda menjadi penunjuk identitas bangsa etnis
masing-masing.
Sumber Referensi : Wikipedia Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.