"SELAMAT DATANG DI BLOG EKOGEO"(Pendidikan, Geografi dan Lingkungan)

Sabtu, 02 Juli 2016

PEMBAGIAN IKLIM DI MUKA BUMI

   Lokasi di permukaan bumi selalu berhubungan dengan iklim dan cuaca. Hal ini dapat terjadi karena lokasi tersebut dipengaruhi oleh lingkungan fisik. Beberapa pengaruh lingkungan fisik di permukaan bumi antara lain : 

  • Semakin dekat dengan Equator, temperatur udara akan semakin panas, sedangkan semakin mendekati Kutub Utara dan Kutub Selatan temperatur udara semakin dingin. Hal ini dapat terjadi karena posisi edar semu matahari senantiasa berada di sekitar daerah tropis, sehingga sinar matahari dapat diterima secara maksimum. Sedangkan di daerah Kutub, sinar matahari tidak dapat menjangkau secara maksimum seperti di daerah tropis.
  • Semakin tinggi letak suatu tempat, temperatur udara akan semakin dingin, sebatas pada lapisan troposfer.
  • Keadaan alam yang berupa lautan luas menjadikan temperatur tidak terlalu panas.
  • Keadaan alam yang berupa daerah gurun menjadikan temperatur panas.
  • Keadaan alam yang berupa dataran tinggi menjadikan temperatur sejuk.
Berdasarkan pengaruh lingkungan fisik tersebut, mengakibatkan keadaan iklim di muka bumi memiliki beberapa tipe, diantaranya adalah :
Iklim Matahari
A. Iklim Matahari
Iklim Matahari adalah iklim suatu tempat berdasarkan letak garis lintang atau berdasarkan garis edar semu matahari terhadap permukaan bumi. Berdasarkan pengertian tersebut, maka di permukaan bumi terdapat beberapa daerah iklim matahari, antara lain :
  1. Daerah Iklim Tropis ( Panas) terletak antara 23 1/2o LU sampai 23 1/2o LS.
  2. Daerah Iklim Sub Tropis terletak antara 231/2o LU - 40o LU dan 231/2oLS - 40o LS.
  3. Daerah Iklim Sedang terletak antara 40oLU - 661/2o LU dan 40oLS - 66 1/2o LS
  4. Daerah Iklim Dingin terletak antara 66 1/2o LU - 90oLU dan 66 1/2oLS - 90o LS
B. Iklim Fisis
Iklim Fisis adalah iklim suatu tempat yang dipengaruhi oleh lingkungan alam di sekitarnya atau kondisi fifiknya. Beberapa faktor yang mempengaruhi iklim tersebut adalah keadaan angin, arus laut, luas daratan, dan kondisi fisis lainnya. Tipe-tipe Iklim Fisis antara lain :
  1. Ikilm Darat (Kontinental) adalah iklim suatu tempat yang dipengaruhi atau selalu dilewati oleh angin kering dari daratan yang sangat luas.
  2. Iklim Laut adalah iklim suatu tempat yang dipengaruhi oleh angin laut.
  3. Iklim Ugahari adalah iklim yang memiliki ciri khusus, yaitu pada waktu siang hari suhu udara terasa sangat panas dan pada malam hari suhu udara terasa sangat dingin.
  4. Iklim pegunungan adalah iklim yang terdapat di daerah pegunungan dengan ketinggian yang ideal dan kondisi hutannya masih luas. Ciri-ciri iklim pegunungan adalah berudara sejuk.

Iklim menurut W. Koppen

C. Pembagian Iklim menurut beberapa ahli klimatologi
Pembagian Iklim menurut beberapa ahli Klimatologi diantaranya adalah :
1.Wladimir Koppen, 
    seorang ahli klimatologi dari Austria, membagi iklim di muka bumi atas dasar rata-rata suhu udara dan curah hujan bulanan atau tahunan. W.Koppen berpendapat bahwa suatu iklim termasuk basah atau kering ditentukan oleh indeks hujan. Klasifikasi iklim menurut Koppen terdiri atas :
  • Iklim A (Tropis), yaitu daerah bersuhu 18oC untuk bulan terdingin
  • Iklim B (Tundra dan Kutub), yaitu darah bersuhu 10oC untuk bulan terpanas
  • Iklim C dan D untuk iklim sedang atau iklim Ugahari
   Iklim C menempati pinggiran benua yang dipengaruhi iklim laut, sehingga disebut iklim sedang yang hangat. Iklim D menempati pedalaman benua, sehingga dinamakan iklim hutan salju atau boreal. Adapun batas antara iklim C dan D ada pada daerah bersuhu -3oC untuk bulan terdingin.
   Berdasarkan klasifikasi tersebut diatas, Indonesia termasuk Iklim A (Tropis). Menurut W.Koppen Iklim A dapat dikelompokkan menjadi beberapa daerah, sebagai berikut :
  • Iklim hujan tropis (Af) meliputi beberapa daerah yang bercurah hujan tinggi. Daerah yang bercurah hujan tinggi terdapat di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Papua.
  • Iklim Sabana (Aw) meliputi daerah Nusa Tenggara Timur dan sekitarnya.
  • Iklim Laut basah (Cf) meliputi hampir seluruh kepulauan Indonesia terutama Sumatera, Kalimantan dan Papua.
  • Iklim salju abadi (Ef) terdapat di puncak pegunungan Jayawijaya (Papua).

Iklim menurut Schmidt - Ferguson
2. Schmidt - Ferguson
   Membagi kriteria iklim sebagai berikut :
  • Bulan basah, artinya suatu daerah yang dalam satu tahun curah hujannya lebih besar dari 100 mm/ bulan.
  • Bulan lembab artinya suatu daerah yang dalam satu tahun curah hujannya antara 60 sampai dengan 100 mm/ bulan.
  • Bulan Kering, artinya suatu daerah yang dalam satu tahun memiliki curah hujan kurang dari 60 mm/bulan. 
Untuk menentukan iklim dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
Q  =  Rata-rata bulan kering    x  100 %
         Rata-rata bulan basah
Contoh : 
Di daerah Wonogiri, Jawa Tengah antara tahun 1992 sampai tahun 2001 dalam waktu 10 tahun = 120 bulan tercatat bulan kering 34, jumlah bulan lembab 12, dan jumlah bulan basah 74. 
Dari data tersebut dapat dihitung sebagai berikut :
                          Q  = 3,4    x 100%  =  45,94%
                                  7,4
Dari hasil penghitungan tersebut diatas, menurut Schmidt - Ferguson, daerah Wonogiri termasuk iklim C atau agak basah.

3. Oldeman.
  Oldeman membagi kriteria iklim dengan pedoman jumlah bulan basah secara berurutan yaitu :
  • Bulan basah, artinya suatu daerah dalam satu tahun memiliki curah hujan lebih dari 200 mm/ bulan.
  • Bulan lembab, artinya suatu daerah dalam satu tahun memiliki curah hujan antara 100 sampai dengan 200 mm/ bulan.
  • Bulan kering artinya suatu darah dalam satu tahun memiliki curah hujan kurang dari 100 mm/ bulan.
Prinsip dasar penentuan iklim menurut Oldeman adalah jika bulan basah berturut-turut sebagai berikut :
  • Iklim A jika jumlah bulan basah suatu darah berturut-turut lebih dari 9 bulan.
  • Iklim B jika jumlah bulan basah suatu daerah berturut-turut antara 7-9 bulan.
  • Iklim C jika jumlah bulan basah suatu daerah berturut-turut antara 5-6 bulan
  • Iklim D jika jumlah bulan basah suatu daerah secara berturut-turut antara 3-4 bulan.
  • Iklim E jika jumlah bulan basah suatu daerah secara berturut-turut kurang dari 3 bulan.
Contoh :
Di daerah Wonogiri, Jawa Tengah antara tahun 1994 sampai tahun 2003 (dalam waktu 10 tahun) tercatat rata-rata data curah hujan sebagai berikut :
Jan
Feb
Mar
Apr
mei
Juni
Juli
Agst
Sept
Okt
Nop
Des
347
355
274
162
136
115
61
17
50
107
205
253
B
B
B
L
L
L
K
K
K
L
B
B
Keterangan :
B (Basah), L (Lembab),  K (Kering)
Memperhatikan data tersebut diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa di daerah Wonogiri, Jawa Tengah menurut Oldman termasuk Iklim C.

Iklim menurut Junghuhn
4. Junghuhn
  Klasifikasi Iklim menurut Junghun berdasarkan pada ketinggian suatu tempat dan jenis tumbuhan yang cocok tumbuh di suatu daerah. Junghuhn mengklasifikasikan daerah iklim di pulau Jawa secara vertikal sesuai dengan kehidupan tumbuh-tumbuhan, yaitu sebagai berikut :
  • Daerah panas atau tropis, tinggi tempat antara 0 - 600 meter diatas permukaan laut, suhu udara antara 26o C - 22o C. Tanaman yang tumbuh antara lain : Padi, tebu, Kelapa, Jagung , karet dan tanman palawija
  • Daerah sedang, tinggi tempat antara 600 - 1500 meter diatas permukaan laut. Suhu udara antara 22o C - 17,1oC, tanaman yang tumbuh antara lain tembakau, teh, kopi, coklat, kina dan sayur-sayuran.
  • Daerah sejuk, tinggi tempat antara 1500 - 2500 meter diatas permukaan laut, Suhu udara antara 17,1o - 11,1o C. Tanaman yang tumbuh antara lain pinus dan cemara.
  • Daerah dingin, tinggi tempat lebih dari 2500 meter di atas permukaan laut, tidak ada tanaman budi daya kecuali semakbelukar, Cantigi, dan tumbuhan gunung lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.