"SELAMAT DATANG DI BLOG EKOGEO"(Pendidikan, Geografi dan Lingkungan)

Kamis, 03 Mei 2018

HARI SURYA SEDUNIA 2018

    
    Kamis ini, tanggal 3 Mei 2018 dalam kalender Hari Lingkungan juga ditetapkan sebagai peringatan hari surya sedunia, namun banyak diantara kita yang belum mengenal apa itu Hari Surya.
Pada tanggal 22 April lalu kita bersama-sama merayakan Hari Bumi dengan meriah. Berbagai kegiatan dilaksanakan. Mulai dari menanam 1000 pohon sampai dengan kontes pakaian berbahan daur ulang pun ada di dalam agenda. Spanduk-spanduk besar digantung, umbul-umbul berwarna-warni dipancang, musik didendang sedemikian semarak. Kita bersuka-cita, kita berpesta, kita sampaikan pesan kepada semua orang untuk selalu menjaga bumi tercinta ini. Jagalah keseimbangannya agar nanti anak cucu kita menerima haknya seperti yang seharusnya. Namun kemeriahan ini sungguh kontradiksi dengan keadaan pada hari ini, 3 Mei 2018, peringatan Hari Surya. Berapa banyakkah yang memperingatinya? Atau lebih tepatnya kita ganti pertanyaannya, "Berapa banyakkah diantara kita yang mengetahuinya? Apakah matahari tak sepenting bumi?"
  
3 Mei adalah hari surya
  
Jika air adalah sumber kehidupan, bumi sumber nafkah semua makhluk, maka matahari adalah sumber energi. Tiga hal yang sangat penting yang tak bisa terpisahkah. Namun, mengapa hanya matahari yang terlupakan? Padahal, setiap hari matahari tak pernah absen menyinari bumi dan semua makhluk yang ada. Memang, jadual terbitnya kadang-kadang berubah. Tapi selalu tepat, tak pernah telat. Meskipun sesekali dia tak terlihat, karena awan mendung menutupinya rapat-rapat. Namun, bukan berarti dia tidak hadir mengemban amanat. Dia tetap setia menemani kita di atas sana dengan sinarnya yang hangat. Bahkan, setelah mendung itu menurunkan hujan matahari akan memberikan pemandangan yang teramat sangat indah, pelangi 3 warna.
    Di dalam kalender peringatan hari lingkungan jelas sekali di sana ada peringatan hari surya. Namun entah mengapa pihak-pihak terkait seperti lupa untuk mengajak orang-orang untuk memperingatinya. Apa karena tidak ada yang bisa kita lakukan untuk menjaga matahari jadi kita tak perlu memperingatinya? Paling tidak, seharusnya kita mensyukuri kepada Tuhan akan nikmat yang begitu banyak yang dicurahkan-Nya melalui matahari. Hangatnya, terangnya, energinya, fotosintesisnya, pelanginya, dan ribuan manfaat lain yang seharusnya kita renung.
     
Di dalam buku yang berjudul Memahami Lingkungan Atmosfir Kita, karya Morris Neiburger dkk (1982), menyatakan bahwa matahari merupakan reaktor nuklir raksasa. Potensi ini bisa dimanfaatkan untuk menggerakkan mesin-mesin dengan raksasa. Seandainya kita mampu memberdayakan sinar matahari dengan bantuan sains, maka tak terkira manfaat yang akan kita rasakan. Dan, tanggal 3 Mei ini seharusnya menjadi momentum yang tepat untuk memikirkan itu.
Manfaat dan peran Matahari
Matahari adalah sumber energi bagi kehidupan. Matahari memiliki banyak manfaat dan peran yang sangat penting bagi kehidupan seperti:
  • Panas Matahari memberikan suhu yang pas untuk kelangsungan hidup organisme di Bumi. Bumi juga menerima energi Matahari dalam jumlah yang pas untuk membuat air tetap berbentuk cair, yang mana merupakan salah satu penyokong kehidupan. Selain itu panas Matahari memungkinkan adanya angin, siklus hujan, cuaca, dan iklim.
  • Cahaya Matahari dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan berklorofil untuk melangsungkan fotosintesis, sehingga tumbuhan dapat tumbuh serta menghasilkan oksigen dan berperan sebagai sumber pangan bagi hewan dan manusia.Mahluk hidup yang sudah mati akan menjadi fosil yang menghasilkan minyak Bumi dan batu bara  sebagai sumber energi. Hal ini merupakan peran dari energi Matahari secara tidak langsung.
  • Pembangkit listrik tenaga Matahari adalah moda baru pembangkit listrik dengan sumber energi terbarukan. Pembangkit listrik ini terdiri dari kaca-kaca besar atau panel yang akan menangkap cahaya Matahari dan mengkonsentrasikannya ke satu titik. Panas yang ditangkap kemudian digunakan untuk menghasilkan uap panas bertekanan, yang akan dipakai untuk menjalankan turbin sehingga energi listrik dapat dihasilkan. Prinsip panel surya adalah penggunaan sel surya atau sel photovoltaic yang terbuat dari silikon untuk menangkap sinar Matahari. Sel surya sudah banyak dipakai untuk kalkulator tenaga surya. Panel surya sudah banyak dipasang di atap bangunan dan rumah di daerah perkotaan untuk mendapatkan listrik dengan gratis.
  • Pergerakan rotasi Bumi menyebabkan ada bagian yang menerima sinar Matahari dan ada yang tidak.Hal inilah yang menciptakan adanya hari siang dan malam di Bumi. Sedangkan pergerak Bumi mengelilingi Matahari menyebabkan terjadinya musim.
  • Matahari menjadi penyatu planet-planet dan benda angkasa lain di sistem tata surya yang bergerak atau berotasi mengelilinya. Keseluruhan sistem dapat berputar di luar angkasa karena ditahan oleh gaya gravitasi Matahari yang sangat besar.
Betapa pentingnya peran matahari ini bagi kehidupan kita di bumi ini. Namun sangat disayangkan surya atau matahari ini dilupakan oleh kita untuk diperingati. Matahari dapat diberdayakan sebagai sumber energi bagi kita terlebih kita yang ada di kawasan garis katulistiwa. Mengapa energi surya ini belum di lirik pemerintah untuk dijadikan sumber energi listrik? Sejauh mana kajian ilmiah memanfaatkan energi matahari sebagai sumber energi dalam menggerakkan mesin mobil?   
  
Dalam buku karangan Morris Neiburger dkk (1982).berjudul Memahami lingkungan atmosfir kita, menyatakan bahwa matahari merupakan reaktor nuklir raksasa. Olehnya, potensi ini dapat dijadikan acuan para ahli untuk memanfaatkan sinar matahari ini sebagai kekuatan untuk menggerakkan sesuatu mesin tertentu bagi industri-industri raksasa. Ini dapat menjadi dasar pemikiran para ahli untuk pemberdayaan potensi bagi kegiatan industri di tanah air. Nah, tulisan ini hanya sekedar mengingatkan bahwa hari surya 3 Mei seyogyanya kita peringati dan dijadikan momentum dalam pemebrdayaan tenaga matahari ini bagi kehidupan manusia khususnya dalam pengadaan energi listrik.
 Sejarah dan perkembangan teknologi panel surya
 Alam semesta mengandung jutaan energi di dalamnya, namun sayangnya manusia baru bisa  memanfaatkan sebagian kecil dari energi alam. Contoh energi alam adalah cahaya matahari yang dimanfaatkan untuk perkembangan teknologi di zaman modern, salah satu pemanfaatan energi matahari adalah teknologi solar sell atau panel surya. Dengan panel surya ini Anda bisa menghasilkan energi listrik dari cahaya matahari.
 
Anda pun tahu bahwa Matahari merupakan salah satu bintang raksasa di alam semesta yang menyediakan energi tak terbatas di dalamnya. Seiring berkembangnya teknologi, kini energi matahari bisa dimanfaatkan menjadi energi listrik yang kita butuhkan dalam kehidupan sehari seperti menonton tv, menyetrika, menerangi jalan, menanak nasi dan masih banyak lagi. Teknologi tersebut dinamakan sollar cell atau panel surya.
   Berdasarkan catatan sejarah, teknologi panel surya bahkan sudah ada di abad ke-18, tepatnya pada tahun 1839 seorang ahli fisika asal Perancis bernama Alexandre Edmund Becquerel pertama kali mencetuskan teknologi panel surya. Awalnya teknologi panel surya pertama kali dicetuskan oleh beliau melalui percobaan penyinaran dua elektroda menggunakan berbagai spektrum cahaya yang menghasilkan efek Photovoltaic. Photovoltaic (Photo = cahaya dan voltaic = tegangan listrik) merupakan proses pembentukan energi listrik dari energi cahaya. Namun pada saat itu, jumlah energi listrik yang dihasilkan terlalu sedikit dan mudah habis.
  
Kemudian di tahun 1876, seorang guru bernama William Grylls Adam dan muridnya Richards Evans Day memperkuat penelitian Alexandre Edmund Becquerel yang mengemukakan bahwa di dunia ini terdapat benda material padat, yakni selenium yang dapat menghasilkan energi listrik apabila selenium terkena sinar tertentu. Meski hanya menghasilkan energi listrik dalam jumlah sedikit namun percobaan ini sekaligus membuktikan bahwa energi listrik dapat dihasilkan dari energi cahaya.
   Pada tahun 1904, Albert Einstein pernah meneliti mengenai solar sell dan beliau menamakan percobaan tersebut dengan nama Efek Fotolistrik. Barulah di tahun 1941, peneliti bernama Russel Ohl berhasil mengembangkan teknologi panel surya sekaligus mematenkan produknya tersebut. Beliau dikenal sebagai orang pertama yang menemukan teknologi solar cell (panel surya) dan penggunaan panel surya buatannya masih digunakan sampai sekarang.
  Dalam pembuatan panel surya, beliau membutuhkan silicon. Sebuah panel surya dapat menghasilkan listrik karena bahan semikonduktor di dalamnya seperti silikon. Ketika silikon berkontak langsung dengan cahaya, maka dapat menimbulkan reaksi yang nantinya menghasilkan energi listrik.

Sumber Referensi : Kompasiana.Com,Www.Bacaan Populer.Com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.