Kumpulan partikel-partikel air atau kristal-kristal es di atmosfer disebut awan. Selain berpengaruh terhadap penentuan cuaca, awan juga berperan dalam siklus air di bumi. Akan tetapi, awan yang disertai oleh badai dapat menghancurkan benda-benda dan mahluk hidup di atas permukaan bumi.
Altokumulus adalah awan pegunungan
Awan terbentuk dari proses evaporasi atau penguapan air di permukaan bumi. Uap air tersebut naik ke atmosfer dan membentuk awan. Pada saat temperatur atmosfer turun, awan berubah menjadi titik-titik air melalui proses kondensansi yaitu perubahan benda gas menjadi benda cair. Titik-titik air ini selanjutnya jatuh ke permukaan bumi dalam bentuk hujan dan salju.
Stratokumulus
Cirrus
Kumulonimbus yang mendatangkan badai
Penggolongan Awan
Awan dapat digolongkan menurut bentuk dan ketinggiannya. Berdasarkan bentuknya awan digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu stratus, sirus dan kumulus. Awan yang bentuknya berlapis-lapis disebut stratus. Awan yang bentuknya seperti serabut disebut sirus. Adapun awan yang bentuknya bertumpuk-tumpuk disebut dengan kumulus.
Menurut ketinggiannya, awan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu awan rendah, awan menengah dan awan tinggi. Awan rendah berada pada ketinggian 0-2 km. Awan ini terdiri dari stratokumulus, stratus, kumulus dan kumolonimbus. Awan menengah terdiri dari altokumulus, altostratus dan nimbostratus. Awan-awan ini berada pada ketinggian 2-7 km. Adapun awan tinggi berada pada ketinggian 5-13 km. Awan ini terdiri dari sirus, sirokumulus dan sirostratus.
Altostratus
Nimbostratus
Awan sering dihubungkan dengancuaca. Dalam banyak kasus, sistem udara bertekanan rendah bisa diidentifikasi dengan urutan pembentukan awan selama beberapa hari. Awan sirus yang terbentuk pertama kali berubah menjadi awan sirostratus. Selanjutnya, awan sirostratus diselubungi oleh lapisan awan altostratus di bawahnya. Lapisan awan menjadi lebih rendah ketika awan nimbostratus bergabung pada bagian dasar. Awan nimbostratus ini dapat mengakibatkan turunnya hujan dan salju.
Nimbostratus
Kumulonimbus
Beberapa jenis awan sering muncul sebelum badai. Cuaca yang cerah dapat berubah secara cepat menjadi mendung. Awan Kumulus yang muncul pada saat temperatur semakin tinggi akan berkembang menjadi kumolonimbus. Apabila awan kumulonimbus telah terbentuk, maka hujan yang disertai dengan badai guntur dapat terjadi.
Kumulonimbus
Penyerapan dan Pelepasan Panas
Awan juga berpengaruh dalam proses penyerapan dan pelepasan panas oleh bumi. Pada umumnya, hari yang berawan terasa lebih sejuk daripada hari yang cerah karena awan memantulkan sinar matahari ke angkasa sehingga panas matahari tidak seluruhnya diserap oleh bumi. Sebaliknya, awan juga menghalangi pelepasan panas bumi ke angkasa pada malam hari. Oleh karena itu malam yang berawan biasanya lebih panas daripada malam yang cerah.
Kumulus
Proses Pembentukan Awan
Awan terbentuk dari air yang menguap dari danau, laut atau sungai. Uap air ini mengembang dan mendingin saat naik ke udara. Jika uap air cukup pada udara yang mengembang ini, maka uap akan berkondensasi dan membentuk awan. Awan juga terbentuk saat udara hangat serta lembab bergerak naik menyusuri lereng gunung. Udara terangkat dan menjadi dingin. Proses ini menyebabkan uap air berkondensasi dan membentuk awan yang menyelimuti pegunungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.