Babirusa
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Spesimen Babirusa di Museum Sejarah Alam Field,
Chicago
|
||||||||||||||
|
||||||||||||||
Babyrousa
babyrussa
Linnaeus, 1758 |
Babirusa (Babyrousa babirussa) hanya terdapat di
sekitar Sulawesi, Pulau Togian, Malenge,
Sula,
Buru
dan Maluku. Habitat babirusa banyak ditemukan di hutan
hujan tropis. Hewan ini gemar melahap buah-buahan dan tumbuhan, seperti mangga, jamur dan dedaunan.
Mereka hanya berburu makanan pada malam hari untuk menghindari beberapa
binatang buas yang sering menyerang.
tengkorak
Panjang tubuh babirusa sekitar 87 sampai
106 sentimeter. Tinggi babirusa berkisar pada 65-80
sentimeter dan berat tubuhnya bisa mencapai 90 kilogram. Meskipun bersifat penyendiri, pada
umumnya mereka hidup berkelompok dengan seekor pejantan yang paling kuat
sebagai pemimpinnya.
Binatang yang pemalu ini bisa menjadi buas
jika diganggu. Taringnya panjang mencuat ke atas, berguna melindungi matanya
dari duri rotan. Babirusa betina melahirkan satu sampai dua
ekor satu kali melahirkan. Masa kehamilannya berkisar antara 125 hingga 150 hari.
Bayi babirusa itu akan disusui selama satu bulan,
setelah itu akan mencari makanan sendiri di hutan
bebas. Selama setahun babirusa betina hanya melahirkan satu kali. Usia dewasa
seekor babirusa lima hingga 10 bulan, dan dapat bertahan hingga usia 24 tahun.
Mereka sering diburu penduduk setempat untuk dimangsa atau sengaja
dibunuh karena merusak lahan pertanian dan perkebunan.
Populasi hewan yang juga memangsa larva ini kian sedikit hingga termasuk dalam
daftar hewan yang dilindungi. Jumlah mereka diperkirakan tinggal 4000 ekor dan
hanya terdapat di Indonesia.
Sejak tahun 1996
hewan ini telah masuk dalam kategori langka
dan dilindungi
oleh IUCN dan CITES.
Namun masih sering dijumpai perdagangan daging babirusa di daerah Sulawesi Utara. Karena itu, pusat penelitian dan
pengembangan biologi LIPI bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat beserta Departemen
Kehutanan dan Universitas Sam
Ratulangi mengadakan program perlindungan terhadap hewan langka ini.
Perlindungan tersebut meliputi pengawasan habitat babirusa dan membuat taman
perlindungan babirusa di atas tanah seluas 800 hektar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.