Pendaki Gunung Ciremai Tewas, Diduga Kelelahan
KUNINGAN, (PRLM).- Ian Ahdiansyah (22)
mahasiswa tingkat akhir jurusan keperawatan Sekolah Tinggi Kesehatan
Kuningan (STIKKU) meninggal dunia dalam perjalanan turun sehabis mendaki
puncak Gunung Ciremai di Kab. Kuningan, Jumat (4/1/13) siang. Warga
Dusun Manis, RT 2 RW 1, Desa Segong, Kec. Karangkancana, Kab. Kuningan
itu, diduga mengalami kelelahan dan kedinginan di gunung dan meninggal
dunia ketika tengah dilarikan dari Pos Pendakian menuju rumah sakit
Cigugur, Kuningan.
Menurut keterangan yang diperoleh "PRLM" dari Pos Pendakian Gunung
Ciremai Jalur Palutungan, korban berangkat mendaki Ciremai bersama empat
orang rekan sekampusnya. Masing-masing Ipang Abdulharis (21),
Nursoleman (21), Sastriadi (22), dan Asep Triana (22).
Kelompok pendaki beranggotakan lima orang mahasiswa tingkat akhir
jurusan Keperawatan STIKKU itu, berangkat mendaki dari Dusun Palutungan
Kamis (3/1) siang sekitar pukul 12.00 WIB., setelah sebelumnya mendaftar
dulu dan membayar tiket pendakian di Pos Palutungan. Saat itu mereka
melakukan perjalanan pendakian langsung menuju puncak Ciremai
berketinggian sekitar 3.078 meter di atas pemukaan laut (mdpl).
"Kami berlima kemarin tiba di puncak Ciremai malam hari sekitar pukul
19.00 WIB. Di puncak kami hanya sebentar. Setelah masak dan makan, kami
berlima segera turun lagi menuju Pos Palutungan," ujar Ipang dengan
nada bicara terbata-bata menahan kepiluan atas kepergian rekannya itu,
di kantor Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) Resort Cigugur,
Jumat (4/1/13) sore.
Namun, menurut Ipang dan tiga rekannya, saat tiba di Pos Pasanggrahan
(2.450 mdpl), Ian yang baru pertama kali mendaki gunung mengeluh
menyatakan mengantuk dan sakit kepala. "Karena itu, kami memutuskan
beristirahat dan menggelar tenda di Pasanggrahan, dan Ian pun sempat
tidur beristirahat selama sekitar satu jam di dalam tenda," kata Ipang,
dibenarkan tiga rekannya.
Setelah itu, Ian terbangun dari tidurnya dan menyatakan sudah bugar
kembali. Atas kesepakatan bersama, malam itu Ian bersama empat rekannya
lalu membongkar tenda dan melanjutkan perjalanan turun gunung.
Dalam perjalanan melanjutkan turun melewati sejumlah pos atau tempat
peristirahatan pendaki, menurut mereka, kondisi fisik Ian terlihat
stabil melangkah tanpa keluhan mengimbangi rekan-rekannya. Bahkan, masih
mampu membawa ransel berisi perelengkapan mendaki serta sisa logistik
perbekalannya.
Akan tetapi, ketika sudah melewati Pos Kuta (1.575 mdpl.) mendekati
Pos Cigowong (1.450 mdpl.)Ian kembali mengeluh ngantuk dan sakit kepala,
bahkan kondisi fisiknya melemah hingga tidak mampu lagi berjalan
sendiri. "Karena pos Cigowong sudah sangat dekat, saat itu Ian kami
gendong ke Pos Cigowong. Kemudian setibanya di Pos Cigowong kami segera
menggelar tenda dan menidurkan Ian di dalam tenda," ujar Ipang, seraya
menyebutkan mereka tiba di Pos Cigowong menggelar tenda Jumat (4/1/13)
dini hari sekitar pukul 1.00 WIB.
Namun, beberapa saat kemudian di dalam tenda itu Ian mengalami
pingsan dan hingga menjelang terbit matahari, tak kunjung siuman.
Khawatir terjadi hal yang tidak diharapkan terhadap Ian, dua rekannya
segera turun ke Palutungan dan meminta bantuan kepada Sandi Aditia
(Baron) salah seorang anggota Mitra Pengelola Pendakian Gunung Ciremai
(PPGC) Palutungan.
Mendapat laporan tersebut, Baron disertai 10 personel PPGC Palutungan
segera berangkat mendaki ke Pos Cigowong. "Ketika kami tiba di Cigowong
sekitar pukul 8.00 WIB., kami menemui Ian dalam kondisi pingsan
ditunggui tiga rekannya di dalam tenda," ujar Baron.
Baron bersama 10 rekannya, kemudian mengevakuasi Ian ditandu turun
dan tiba di Pos Palutungan, sekitar pukul 11.15 WIB., dan langsung
dilarikan menuju rumah sakit Sekarkamulyan Cigugur menggunakan mobil
angkutan umum. Saat dievakuasi ke Palutungan hingga dinaikan ke mobil
yang membawanya, menurut Baron dan Ipang, Ian masih bernafas. Namun
sebelum tiba ke rumah sakit tersebut, Ian keburu menghembuskan nafas
terakhirnya.
Kasus kematian pendaki tersebut juga dibenarkan Kepala Seksi
Pengelolaan Taman Nasional Wilayah 1 Kuningan dari BTNGC Mokh Rifdwan
Effendi. Ia menyatakan, Ian dan kelompoknya mendaki Ciremai dengan cara
mendaftar resmi. "Penyebab pasti kematiannya sementara ini belum kami
ketahui, dan saat ini masih dalam proses penyelidikan pihak kepolisian,"
ujar Mokh Ridwan, seraya menyatakan pihaknya akan segera mengurus
santunan asuransi atas kematian pendaki tersebut.
Sementara itu, jenazah Ian Jumat siang telah dibawa pulang
keluarganya ke Karangkancana untuk dimakamkan di alamat desanya.
Sementara, empat rekannya Jumat sore telah dijemput dan dibawa pulang
oleh Dosen Pembina Kemahasiswaan STIKKU Didin Saefudin, dari kantor
BTNGC Resort Cigugur. (A-91/A-108)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.