"SELAMAT DATANG DI BLOG EKOGEO"(Pendidikan, Geografi dan Lingkungan)

Minggu, 31 Juli 2016

ATLAS : SYARAT, JENIS DAN PENGGUNAANNYA

1. Pengertian Atlas
    Atlas adalah sekumpulan peta-peta yang dijilid menjadi satu dalam bentuk buku dengan bahasa, simbol dan proyeksi yang umumnya seragam. Tiap lembar peta diberi kode atau nomor sesuai dengan lembar indeks. Atlas pertama kali dikenal sekitar abad pertengahan atau sekitar abad ke 15 M.
2. Syarat, Jenis dan Penggunaan Atlas
a Syarat-syarat Atlas
    Atlas sebagai sumber informasi geografi hendaknya dapat memenuhi syarat sebagai berikut :
  1. Menggambarkan suatu daerah dengan data yang akurat, misalnya negara, kelompok negara, atau benua.
  2. Memiliki formulasi warna atau simbol lain yang tepat sehingga menarik.
  3. Menggunakan proyeksi peta tertentu yang disesuaikan dengan tujuan
  4. Dilengkapi dengan atribut yang lengkap sehingga Atlas dapat digunakan sebagai sumber informasi yang lengkap.        . 
b. Jenis Atlas
  1. Atlas Nasional adalah atlas yang diterbitkan untuk menyajikan informasi tentang geografis dan data yang terkait pada wilayah negara tertentu.
  2. Atlas Dunia adalah atlas yang diterbitkan untuk menyajikan informasi tentang keadaan dunia seutuhnya mencakup benua, samudera, laut, pulau, kepulauan dan sebagainya.
  3. Atlas Semesta adalah atlas yang diterbitkan untuk menyajikan informasi tentang keadaan alam jagad raya yang ada kaitannya dengan peta langit, rasi bintang, susunan Tata Surya dan lain-lain. 
  4. Atlas Sejarah adalah atlas yang diterbitkan untuk menyajikan informasi tentang sejarah dan peristiwa masa lampau disajikan penggambarannya dalam bentuk peta.    
 Atlas Dunia

 Atlas semesta

 Atlas Nasional

 Atlas Sejarah

c. Penggunaan Atlas
    Atlas dapat digunakan sebagai media pembelajaran dan sumber informasi geografi tentang :
  • bentuk fisik suatu negara atau benua
  • sistem tata surya, rasi bintang, peta langit, dan tata koordinat bintang
  • letak astronomi, letak geografis, dan luas suatu negara dan benua di muka bumi.
  • kondisi fifik bumi, bentang alam, tata air dan arus laut dunia, dan pembagian waktu dunia.
  • letak sumber daya alam potensial yang bersifat hayati dan non hayati di daratan dan lautan.
  • persebaran suatu obyek geografis tertentu, pertumbuhan sosial-ekonomi, dan budaya penduduk dari seluruh dunia.  
3. Informasi secara Global dari Atlas
a. Indeks
    Indeks yang tercantum pada bagian atlas bertujuan untuk memudahkan dalam mencari letak suatu obyek geografis. Misalnya kita hendak mencari lokasi sebuah kota, gunung, pulau, sungai dan unsur-unsur geografis lainnya. Agar lebih cepat menemukan suatu obyek atau tempat yang kita cari indeks disusun berurutan sesuai abjad.
Cara membaca Indeks :
Misalnya kita ingin mengetahui letak kota Pekanbaru, maka kita cari abjad P. Pada Indeks tertulis : Pekanbaru 16A3. Artinya angka 16 menunjukkan nomor urut halaman. Huruf A adalah kolom antara dua garis bujur/vertikal dan angka 3 adalah lajur antara dua garis lintang/horizontal.
b. Daftar Isi
    Daftar isi Atlas merupakan petunjuk tentang isi atlas itu sendiri secara berurutan setiap halaman. Daftar isi memuat judul-judul peta dengan lokasi halamannya. Saat kita membutuhkan informasi dari halaman pada sebuah atlas, kita dapat membuka daftar isi Atlas, kemudian mencari judul yang kta inginkan sesuai dengan halaman yang tercantum. Misalnya Peta Bali pada daftar isi tercantum halaman 37, maka kita dapat menemukan Peta Bali pada halaman tersebut.
c. Garis lintang dan garis bujur.
    Peta-peta pada Atlas umumnya telah dilengkapi garis-garis astronomi seperti garis lintang dan garis bujur. Garis tersebut dapat digunakan untuk mencari informasi geografis, terutama untuk mencari letak, pembagian waktu, dan iklim suatu negara.  Misalnya letak Indonesia berada di antara 6o08' LU - 11o 15' dan di antara 94o 45' BT - 141o 05' BT. Berdasarkan letak lintang dan bujur demikian berarti Indonesia beriklim tropis.

Sabtu, 30 Juli 2016

GLOBE , FUNGSI DAN KEGUNAANNYA


1. Pengertian Globe
    Globe adalah model tiruan bola bumi yang memberikan gambaran tentang bentuk bumi, sehingga mendekati bentuk yang sebenarnya. Globe dilengkapi dengan garis lintang dan garis bujur yang dapat digunakan untuk berbagai macam peragaan atau media pembelajaran. Bentuk bumi yang bulat menyerupai bola dapat dilihat dengan bukti-bukti sebagai berikut :
  • Bayangan bumi dari penyinaran matahari pada saat gerhana bulan berbentuk lingkaran.
  • Hasil pemotretan rupa bumi dari ruang angkasa, hasilnya menunjukkan bentuk bumi bulat.
  • Ekpedisi Magelhaens yang berhasil mengelilingi bumi, Ekpedidi ini diawali dengan perjalanan dan kembali lagi pada titik awal perjalanan dari arah berlawanan.
  • Puncak gunung yang tertinggi dan awan masih tampak kelihatan terang, walaupun matahari sudah tenggelam.
2. Kedudukan dan Penggunaan Globe
    Kedudukan globe bukanlah tegak lurus, melainkan agak condong. Kedudukan ini sesuai dengan kemiringan sumbu bumi. Kemiringan sumbu bumi adalah membentuk sudut 66 1/2 o terhadap garis horizontal. Globe dapat digunakan untuk berbagai keperluan pengetahuan, antara lain sebagai berikut :
  • Mengetahui proses gerhana, baik untuk waktu terjadinya maupun tempatnya.
  • Mengetahui proses perubahan musim berdasarkan perubahan posisi semu matahari terhadap bumi
  • Menghitung pembagian waktu di bumi berdasarkan garis bujur.
  • Mengetahuipembagian iklim di permukaan bumi berdasarkan garis lintang.
  • Membandingkan luas daratan dengan luas lautan di permukaan bumi.
  • Sebagai media peragaan bentuk muka bumi dan rotasinya.
  • Mengetahui besarnya skala nominal tentang jarak, bentuk dan luas di permukaan Bumi.
  • Menentukan jenis proyeksi untuk pemetaan tempat tertentu.   

3. Informasi secara global dari Globe
a. Garis Lintang (Paralel)
     Garis lintang adalah garis Khayal pada permukaan bumi yang melintang dan melingkar secara horizontal. Garis lintang dimulai dari garis lingkar Khatulistiwa (0o) . Lintang Utara dan Lintang Selatan sejajar dan semakin kecil lingkarannya ke arah titik Kutub 90o LU/LS. Garis lintang dari khatulistiwa ke arah Kutub Utara disebut garis Lintang Utara (LU) dan garis lintang dari khatulistiwa ke Kutub Selatan disebut garis Lintang Selatan (LS). Garis Lintang 23 1/2o baik Utara maupun Selatan diberi nama Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan, karena pada batas garis lintang itulah tempat berbaliknya gerak semu matahari dalam pergeseran menyinari bumi.
    Beberapa garis lintang memiliki nama tertentu, misalnya :
  • 0o sebagai lingkar khatulistiwa pada Globe (Equator)
  • 23 1/2o LU sebagai Garis Balik Utara ( Tropic of Cancer)
  • 23 1/2o LS sebagai Garis Balik Selatan ( Tropic of Copricorn )
  • 66 1/2o LU sebagai Lingkaran Kutub Utara  ( North Pole )
  • 66 1/2o LS sebagai Lingkaran Kutub Selatan ( South Pole )
  • 90o merupakan suatu titik, yaitu titik Kutub Utara ( 90o LU ) dan titik Kutub Selatan (90o LS)
b. Garis bujur (Meridian)
    Garis bujur adalah garis khayal pada permukaan bumi yang menghubungkan dua kutub bumi secara vertikal. Garis bujur dibagi dua macam yaitu :
  • Dari 0o - 180o ke arah Timur disebut Bujur Timur (BT/Belahan Bumi Timur)
  • Dari 0o - 180o ke arah Barat disebut Bujur Barat (BB/Belahan Bumi Barat) 
    Garis bujur 0o atau meridian 0o disepakati dimulai dari sebuah kota Greenwich dekat kota London, Inggris. Meridian 0o ini merupakan meridian utama dan dijadikan sebagai pedoman internasional.. Pembagian garis bujur ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari di dunia, misalnya tentang pembagian waktu yang berbeda-beda disuatu tempat dengan tempat lainnya.
    Bumi berbentuk bulat seperti yang kita lihat pada globe dan berputar pada porosnya atau disebut gerak Rotasi. Sekali bumi berputar membutuhkan waktu 24 jam. Karena keliling bola bumi 360o, maka pembagian waktu tersebut dihitung berdasarkan letak bujurnya yang terbagi dalam 360o, yaitu 180o BB dan 180o BT. Untuk menempuh jarak 360o diperlukan waktu 24 jam.Hal ini berarti setiap ada perbedaan garis bujur sejauh 15o di permukaan bumi memiliki selisih waktu 1 jam.


   Garis bujur pada globe juga dapat digunakan untuk menghitung jarak di muka bumi dan kecepatan rotasi bumi dengan perhitungan sebagai berikut :
1. Menghitung jarak di Khatulistiwa.
    Panjang lingkaran khatulistiwa  = 40.075 Km.
    Setiap jarak 1o Bujur, panjangnya = 40.075 Km/360o
    1o  = 111 Km
2. Menghitung kecepatan rotasi bumi
   Kecepatan rotasi bumi setiap satu jam = 15o bujur, maka kecepatan rotasi bumi adalah 15 x 111 Km = 1.665 Km/Jam. Perhitungan jarak dan kecepatan tersebut diatas hanya untuk daerah lingkar khatulistiwa. Posisi garis bujur 180o berhimpit antara Bujur Timur dan Bujur Barat, kemudian ditetapkan sebagai garis batas penanggalan internasional.
3. Menentukan garis batas penanggalan internasional
    Garis batas ini tidak tegak lurus secara sempurna melainkan agak berkelak-kelok menyesuaikan batas negara atau wilayah yang dilalui garis tersebut. Garis batas penanggalan internasional ditentukan untuk mempermudah penentuan tanggal di Belahan Bumi Timur dan Belahan Bumi Barat. Belahan Bumi Timur waktunya lebih cepat satu hari dari pada Belahan Bumi Barat, misalnya di Belahan Bumi Timur waktu itu hari Senin, maka di Belahan Bumi Barat masih hari Minggu.

Sabtu, 02 Juli 2016

UNSUR-UNSUR CUACA DAN IKLIM (BAGIAN 2)

Iklim dan cuaca di suatu tempat dibentuk oleh beberapa unsur, diantaranya :

  1. Temperatur udara atau suhu udara
  2. Lengas Udara atau Kelembaban udara
  3. Curah hujan
  4. Angin
  5. Tekanan udara
  6. Penyinaran matahari
1. Temperatur udara ( Suhu Udara ).
   Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara di suatu tempat pada waktu tertentu. Suhu udara sebagian besar dipengaruhi oleh banyak atau sedikitnya panas matahari yang diterima bumi. Alat yang umum digunakan untuk mengukur suhu udara adalah termometer dengan satuan derajat. Skala termometer yang sering digunakan adalah derajat reamur (R), derajat Celcius (C) dan derajat Faranhait (F).
   Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. para ahli telah mampu membuat alat yang dapat mencatat suhu udara secara otomatis. Alat tersebut dinamakan Termograf. Data hasil rekaman termograf dinamakan termogram. Data hasil pengukuran suhu udara dalam satu hari dapat diselidiki dan dihitung rata-ratanya, kemudian dapat digunakan untuk menentukan rata-rata suhu udara harian. Pengukuran suhu udara dilakukan sepanjang waktu hingga kemudian dapat diketahui rata-rata suhu udara bulanan serta rata-rata suhu udara tahunan. 
   Berdasarkan hasil pengukuran suhu udara yang disajikan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika, keadaan udara di Indonesia dapat disimpulkan sebagai berikut :
  • Temperatur udara harian di pantai cukup tinggi, yakni sekitar 26o C dengan temperatur tertinggi terjadi sekitar pukul 14.00 dan temperatur terendah sekitar 24o C terjadi sekitar pukul 04.00 dini hari. Temperatur udara harian adalah rata-rata temperatur udara dalam satu hari.
  • Amplitudo harian lelatif kecil. Amplitudo harian adalah selisih temperatur udara tertinggi dan terendah dalam waktu satu hari.
  • Amplitudo tahunan relatif kecil. Amplitudo tahunan adalah selisih temperatur udara tertinggi dan terendah dalam waktu satu tahun. Amplitudo tahunan rata-rata hanya 10C karena lamanya siang dan malam hampir sama.


2. Kelembaban Udara (Lengas Udara)
   Kelembaban udara adalah banyaknya kandungan uap air yang terdapat di udara. Kelembaban udara dapat juga disebut sebagai tingkat kebasahan udara. Kelembaban udara dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut Higrometer. Kelembabn udara di satu tempat dengan tempat lainnya tidaklah sama, artinya ada suatu tempat yang kelembabannya tinggi dan ada juga yang kelembabannya rendah.
   Kelembaban udara dibedakan atas 3 macam yaitu :
  • Kelembaban absolut / mutlak adalah beratnya uap air atau berapa gram uap air yang dikandung setiap 1 m3 udara. Kadar kelembaban udara di Atmosfer dapat berubah-ubah, hal ini dapat dipengaruhi oleh naik dan turunnya suhu udara di sekitarnya yang berkaitan dengan penguapan.
  • Kelembaban spesifik adalah berat air per satuan berat udara, termasuk berat uap airnya. Kelembaban ini pada umumnya dinyatakan dalam gram air per kilo gram udara.
  • Kelembaban Relatif / Nisbi adalah perbandingan jumlah uap air yang ada di udara dengan jumlah maksimum uap air yang dapat dikandung udara pada temperatur yang dinyatakan dengan persen. Untuk menghitung krlrmbaban relatif dapat menggunakan Rumus :
                                                 Jumlah uap air tiap 1 m3
Kelembaban Nisbi    =               Udara pada suhu t o
                                         ______________________________
                                          Jumlah uap air maksimum tiap 1m3
                                                   Udara pada suhu t o


3. Curah Hujan
   Curah hujan adalah titik-titik air hasil pengembunan uap air di udara yang jatuh ke bumi. Dari hasil penelitian, rata-rata butir hujan mempunyai garis tengah antara 0,08 sampai 6 milimeter. Berdasarkan klasifikasi menurut butir-butir hujan jenis hujan antara lain hujan halus, hujan rintik-rintik dan hujan lebat.
   Intensitas hujan dapat diukur dengan alat pengukur hujan yang dinamakan Ombrometer. Parameter besar atau kecilnya hujan dinyatakan dengan satuan milimeter. Dari hasil pencatatan curah hujan secara terus menerus, maka dapat dibuat informasi rata-rata curah hujan yang dinyatakan dalam milimeter pertahun atau milimeter perbulan.


4. Angin
   Angin menurut Hukum Buys Ballot adalah udara yang bergerak dari daerah yang bertekanan udara maksimum ke daerah yang bertekanan udara minimum. Arah angin dapat berubah-ubah setiap saat tergantung perbedaan tekanan udara antara suatu tempat dengan tempat lainnya.
   Kecepatan angin dapat diukur dengan menggunakan alat yang dinamakan Anemometer. Parameter kecepatan angin dinyatakan dengan meter per detik.


5. Tekanan Udara
   Udara mempunyai massa atau tenaga yang menekan bumi. Pada ketinggian 0 meter di atas permukaan laut, udara memiliki massa 1.034 kg/cm2. Udara tidak hanya menekan benda dari atas, melainkan juga dari segala arah. Penekanan udara terhadap permukaan ini dinamakan tekanan udara. Tekanan udara diukur dengan suatu alat yang disebut Barometer dalam satuan milibar (mb).

6. Penyinaran Matahari
    Penyinaran matahari adalah penerimaan energi matahari oleh permukaan bumi dalam bentuk sinar-sinar gelombang pendek yang menerobos Atsmosfer. Sinar matahari yang memancar ke Bumi sesungguhnya tidak sluruhnya diterima bumi. Sinar matahari sebelum sampai ke permukaan bumi sebagian hilang karena proses absorsi atau penyerapan oleh Atmosfer bumi.
   Salah satu alat pengukur sinar matahari adalah solarimeter Kipp. Parameter sinar matahari dinyatakan dengan milivolt gram kalori per cm3 per menit. Banyak atau sedikitnya sinar matahari yang diterima bumi dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut :
  • Besarnya sudut datang sinar matahari. Pada pagi hari, sudut datang sinar matahari yang sampai ditempat kita berdiri relatif kecil. Hal ini mengkibatkan panas yang diterima bumi relatif sedikit karena temperatur udaranya masih rendah/dingin. Semakin siang ketika matahari tegak lurus, sudut datang sinar matahari di tempat kita berdiri semakin besar. Hal ini mengakibatkan temperatur udara yang kita rasakan semakin tinggi/panas.
  • Lama penyinaran matahari yaitu penyinaran yang smpai di permukaan bumi (Insolasi) setelah mengalami proses melalui lapisan atmosfer. Panjang waktu penyinaran matahari di suatu tempat dengan tempat lainnya yang diterima bumi berlainan. Misalnya, pada saat posisi matahari berada di sekitar equator, penyinaran matahri di daerah lintang rendah (Iklim tropis dan sub Tropis) akan lebih lama jika dibandingkan dengan daerah lintang tinggi atau daerah beriklim dingin.
  • Jenis tanah atau benda yang disinari oleh matahari. Berdasarkan mineral yang ada dalam tanah, mengakibatkan tanah di muka bumi memiliki jenis dan warna yang sangat banyak. Jenis dan warna tanah tersebut jika menerima sinar matahari akan menimbulkan reaksi yang berbeda-beda. Jenis atau warna tanah yang gelap cenderung akan lebih banyak menyerap panas, dan jenis atau warna tanah yang cerah akan lebih banyak memntulkan sinar.
  • Keadaan awan pada waktu penyinaran. Penyinaran matahari ke permukaan bumi melalui proses yang panjang. Sinar matahari ketika melalui lapisan Atmosfer mengalami proses penghambatan antara lain absorbsi, refleksi dan pemencaran. Beberapa penghambat sinar matahari yang mencapai bumi salah satu diantaranya adalah awan. Oleh karena itu, dapat dirasakan pada saat matahari bersinar terik, suatu tempat yang terlindung awan temperatur udaranya akan lebih rendah dibandingkan dengan tempat lainnya yang mendapatkan penyinaran secara langsung.

PEMBAGIAN IKLIM DI MUKA BUMI

   Lokasi di permukaan bumi selalu berhubungan dengan iklim dan cuaca. Hal ini dapat terjadi karena lokasi tersebut dipengaruhi oleh lingkungan fisik. Beberapa pengaruh lingkungan fisik di permukaan bumi antara lain : 

  • Semakin dekat dengan Equator, temperatur udara akan semakin panas, sedangkan semakin mendekati Kutub Utara dan Kutub Selatan temperatur udara semakin dingin. Hal ini dapat terjadi karena posisi edar semu matahari senantiasa berada di sekitar daerah tropis, sehingga sinar matahari dapat diterima secara maksimum. Sedangkan di daerah Kutub, sinar matahari tidak dapat menjangkau secara maksimum seperti di daerah tropis.
  • Semakin tinggi letak suatu tempat, temperatur udara akan semakin dingin, sebatas pada lapisan troposfer.
  • Keadaan alam yang berupa lautan luas menjadikan temperatur tidak terlalu panas.
  • Keadaan alam yang berupa daerah gurun menjadikan temperatur panas.
  • Keadaan alam yang berupa dataran tinggi menjadikan temperatur sejuk.
Berdasarkan pengaruh lingkungan fisik tersebut, mengakibatkan keadaan iklim di muka bumi memiliki beberapa tipe, diantaranya adalah :
Iklim Matahari
A. Iklim Matahari
Iklim Matahari adalah iklim suatu tempat berdasarkan letak garis lintang atau berdasarkan garis edar semu matahari terhadap permukaan bumi. Berdasarkan pengertian tersebut, maka di permukaan bumi terdapat beberapa daerah iklim matahari, antara lain :
  1. Daerah Iklim Tropis ( Panas) terletak antara 23 1/2o LU sampai 23 1/2o LS.
  2. Daerah Iklim Sub Tropis terletak antara 231/2o LU - 40o LU dan 231/2oLS - 40o LS.
  3. Daerah Iklim Sedang terletak antara 40oLU - 661/2o LU dan 40oLS - 66 1/2o LS
  4. Daerah Iklim Dingin terletak antara 66 1/2o LU - 90oLU dan 66 1/2oLS - 90o LS
B. Iklim Fisis
Iklim Fisis adalah iklim suatu tempat yang dipengaruhi oleh lingkungan alam di sekitarnya atau kondisi fifiknya. Beberapa faktor yang mempengaruhi iklim tersebut adalah keadaan angin, arus laut, luas daratan, dan kondisi fisis lainnya. Tipe-tipe Iklim Fisis antara lain :
  1. Ikilm Darat (Kontinental) adalah iklim suatu tempat yang dipengaruhi atau selalu dilewati oleh angin kering dari daratan yang sangat luas.
  2. Iklim Laut adalah iklim suatu tempat yang dipengaruhi oleh angin laut.
  3. Iklim Ugahari adalah iklim yang memiliki ciri khusus, yaitu pada waktu siang hari suhu udara terasa sangat panas dan pada malam hari suhu udara terasa sangat dingin.
  4. Iklim pegunungan adalah iklim yang terdapat di daerah pegunungan dengan ketinggian yang ideal dan kondisi hutannya masih luas. Ciri-ciri iklim pegunungan adalah berudara sejuk.

Iklim menurut W. Koppen

C. Pembagian Iklim menurut beberapa ahli klimatologi
Pembagian Iklim menurut beberapa ahli Klimatologi diantaranya adalah :
1.Wladimir Koppen, 
    seorang ahli klimatologi dari Austria, membagi iklim di muka bumi atas dasar rata-rata suhu udara dan curah hujan bulanan atau tahunan. W.Koppen berpendapat bahwa suatu iklim termasuk basah atau kering ditentukan oleh indeks hujan. Klasifikasi iklim menurut Koppen terdiri atas :
  • Iklim A (Tropis), yaitu daerah bersuhu 18oC untuk bulan terdingin
  • Iklim B (Tundra dan Kutub), yaitu darah bersuhu 10oC untuk bulan terpanas
  • Iklim C dan D untuk iklim sedang atau iklim Ugahari
   Iklim C menempati pinggiran benua yang dipengaruhi iklim laut, sehingga disebut iklim sedang yang hangat. Iklim D menempati pedalaman benua, sehingga dinamakan iklim hutan salju atau boreal. Adapun batas antara iklim C dan D ada pada daerah bersuhu -3oC untuk bulan terdingin.
   Berdasarkan klasifikasi tersebut diatas, Indonesia termasuk Iklim A (Tropis). Menurut W.Koppen Iklim A dapat dikelompokkan menjadi beberapa daerah, sebagai berikut :
  • Iklim hujan tropis (Af) meliputi beberapa daerah yang bercurah hujan tinggi. Daerah yang bercurah hujan tinggi terdapat di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Papua.
  • Iklim Sabana (Aw) meliputi daerah Nusa Tenggara Timur dan sekitarnya.
  • Iklim Laut basah (Cf) meliputi hampir seluruh kepulauan Indonesia terutama Sumatera, Kalimantan dan Papua.
  • Iklim salju abadi (Ef) terdapat di puncak pegunungan Jayawijaya (Papua).

Iklim menurut Schmidt - Ferguson
2. Schmidt - Ferguson
   Membagi kriteria iklim sebagai berikut :
  • Bulan basah, artinya suatu daerah yang dalam satu tahun curah hujannya lebih besar dari 100 mm/ bulan.
  • Bulan lembab artinya suatu daerah yang dalam satu tahun curah hujannya antara 60 sampai dengan 100 mm/ bulan.
  • Bulan Kering, artinya suatu daerah yang dalam satu tahun memiliki curah hujan kurang dari 60 mm/bulan. 
Untuk menentukan iklim dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
Q  =  Rata-rata bulan kering    x  100 %
         Rata-rata bulan basah
Contoh : 
Di daerah Wonogiri, Jawa Tengah antara tahun 1992 sampai tahun 2001 dalam waktu 10 tahun = 120 bulan tercatat bulan kering 34, jumlah bulan lembab 12, dan jumlah bulan basah 74. 
Dari data tersebut dapat dihitung sebagai berikut :
                          Q  = 3,4    x 100%  =  45,94%
                                  7,4
Dari hasil penghitungan tersebut diatas, menurut Schmidt - Ferguson, daerah Wonogiri termasuk iklim C atau agak basah.

3. Oldeman.
  Oldeman membagi kriteria iklim dengan pedoman jumlah bulan basah secara berurutan yaitu :
  • Bulan basah, artinya suatu daerah dalam satu tahun memiliki curah hujan lebih dari 200 mm/ bulan.
  • Bulan lembab, artinya suatu daerah dalam satu tahun memiliki curah hujan antara 100 sampai dengan 200 mm/ bulan.
  • Bulan kering artinya suatu darah dalam satu tahun memiliki curah hujan kurang dari 100 mm/ bulan.
Prinsip dasar penentuan iklim menurut Oldeman adalah jika bulan basah berturut-turut sebagai berikut :
  • Iklim A jika jumlah bulan basah suatu darah berturut-turut lebih dari 9 bulan.
  • Iklim B jika jumlah bulan basah suatu daerah berturut-turut antara 7-9 bulan.
  • Iklim C jika jumlah bulan basah suatu daerah berturut-turut antara 5-6 bulan
  • Iklim D jika jumlah bulan basah suatu daerah secara berturut-turut antara 3-4 bulan.
  • Iklim E jika jumlah bulan basah suatu daerah secara berturut-turut kurang dari 3 bulan.
Contoh :
Di daerah Wonogiri, Jawa Tengah antara tahun 1994 sampai tahun 2003 (dalam waktu 10 tahun) tercatat rata-rata data curah hujan sebagai berikut :
Jan
Feb
Mar
Apr
mei
Juni
Juli
Agst
Sept
Okt
Nop
Des
347
355
274
162
136
115
61
17
50
107
205
253
B
B
B
L
L
L
K
K
K
L
B
B
Keterangan :
B (Basah), L (Lembab),  K (Kering)
Memperhatikan data tersebut diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa di daerah Wonogiri, Jawa Tengah menurut Oldman termasuk Iklim C.

Iklim menurut Junghuhn
4. Junghuhn
  Klasifikasi Iklim menurut Junghun berdasarkan pada ketinggian suatu tempat dan jenis tumbuhan yang cocok tumbuh di suatu daerah. Junghuhn mengklasifikasikan daerah iklim di pulau Jawa secara vertikal sesuai dengan kehidupan tumbuh-tumbuhan, yaitu sebagai berikut :
  • Daerah panas atau tropis, tinggi tempat antara 0 - 600 meter diatas permukaan laut, suhu udara antara 26o C - 22o C. Tanaman yang tumbuh antara lain : Padi, tebu, Kelapa, Jagung , karet dan tanman palawija
  • Daerah sedang, tinggi tempat antara 600 - 1500 meter diatas permukaan laut. Suhu udara antara 22o C - 17,1oC, tanaman yang tumbuh antara lain tembakau, teh, kopi, coklat, kina dan sayur-sayuran.
  • Daerah sejuk, tinggi tempat antara 1500 - 2500 meter diatas permukaan laut, Suhu udara antara 17,1o - 11,1o C. Tanaman yang tumbuh antara lain pinus dan cemara.
  • Daerah dingin, tinggi tempat lebih dari 2500 meter di atas permukaan laut, tidak ada tanaman budi daya kecuali semakbelukar, Cantigi, dan tumbuhan gunung lainnya.