"SELAMAT DATANG DI BLOG EKOGEO"(Pendidikan, Geografi dan Lingkungan)

Senin, 11 Juni 2012

PENDAKI HILANG DI GUNUNG CIREMAI (BAGIAN2)

Senin, 20 Februari 2012 22:34 WIB

Petugas Berhasil Temukan Empat Pendaki Yang Tersesat

Gunung Ciremai
KUNINGAN, (CNC).- Tim Satgas dari Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) Linggarjati, Senin (20/2) sekitar pukul 08.30 WIB, menemukan empat pendaki Gunung Ciremai asal Jakarta yang dilaporkan hilang Minggu malam.
Keempat pendaki tersebut yaitu Sabda Anugerah (23 tahun), Aga Prasetyadi (20 tahun), Alan Maulani (20 tahu), dan Yusuf Sumantri (26 tahun), semuanya warga Jalan Kalipasir, Cinere, Jakarta Pusat. Keempat pendaki tersebut tersesat saat turun gunung karena keluar jalur akibat petunjuk arah yang hilang akibat banyak pohon tumbang.
"Kami turun dari puncak sekitar pukul 02.00 WIB dengan mengambil jalur Linggarjati. Namun saat memasuki daerah Bapatere, kami mulai bingung karena banyak petunjuk arah yang hilang karena tertimpa pohon tumbang. Solusinya kami hanya mengandalkan kompas yang ada pada handpone kami," ungkap Sabda saat tiba di Pos Pendakian Linggarjati.
Menurut Sabda, pendakian dimulai pada hari Sabtu siang melalui jalur Apuy, Majalengka. Mereka tiba di puncak Gunung Ciremai pada hari Minggu sekitar pukul 10.00 WIB, kemudian setelah beristirahat sebentar, langsung melanjutkan perjalanan untuk pulang sekitar pukul 14.00 WIB. Dengan mengandalkan kompas pada handphone dan peta buta yang terdapat pada brosur yang diberikan petugas saat di Pos 1 Apuy, keempat pendaki ini berusaha turun. Namun bukan jalan pulang yang mereka lalui, melainkan jalan yang membawa mereka semakin jauh dari jalur hingga berada di tengah hutan Ciremai yang berkabut.
Menyadari perjalanan mereka tersesat, sekitar pukul 18.00 WIB, salah seorang pendaki memutuskan mencari pertolongan dengan menghubungi nomor telepon Pos Pendakian yang terdapat pada brosur. Namun ternyata nomor teresebut tidak dapat dihubungi karena tidak terdaftar. Kemudian mereka pun menghubungi keluarganya di Jakarta untuk meminta bantuan pihak kepolisian dan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) untuk pencarian.
"Beruntung handphone kami masih aktif dan ada sinyal, sehingga kami pun menghubungi orang tua kami untuk minta bantuan pencarian. Untuk menjaga komunikasi tetap lancar, kami melakukan komunikasi hanya melalui SMS agar batere tidak cepat habis," kata Sabda yang masih berstatus mahasiswa di Jurusan Teknik Informatika STMIK Jakarta.
Sementara itu Pos 1 pendakian jalur Linggarjati yang mendapat laporan dari keluarga, segera melakukan pencarian. Sebanyak lima orang petugas berangkat melakukan pencarian pada hari Senin dini hari sekitar pukul 01.00 WIB.
Para pendaki tersebut ditemukan di daerah Pangalap pertengahan atau sekitar 2 Km dari jalur seharusnya. Mereka ditemukan dalam keadaan perbekalan hanya tersisa 3 bungkus mie instan dan sedikit air mineral dalam botol. (Yuri/Job)

Tersesat di Ciremai

Korban Selamat: Pendakian Dalam Rangka Pelatihan Kader PKS

Reno Nugroho - detikNews
Selasa, 26/05/2009 16:04 WIB
Kuningan Widianto, korban selamat dari pendakian kader PKS di Gunung Ciremai berbagi cerita. Dia menuturkan bila kegiatan yang dilakukan dalam rangka pelatihan kader.

"Kita sedang melakukan pelatihan, dan sebenarnya sudah selesai dan hendak pulang," kata pria yang akrab disapa Widi saat ditemui di RS 1945 Kuningan, Jawa Barat, Selasa (26/5/2009).

Saat itu, di kawasan Sangga Buana, pada Sabtu 23 Mei sore sebenarnya rombongan sudah hendak pulang. Tapi saat tengah beristirahat, pimpinan rombongan tertimpa musibah.

"Ustadz Iwan tiba-tiba berdiri dan jalan, kemudian menjatuhkan diri ke jurang," kata Widi.

6 Anggota yang lain panik, kemudian melakukan pertolongan mengangkat Iwan, yang juga pengurus PKS di Kota Bekasi dari jurang sedalam 7 meter.

"Ustadz luka parah, kemudian kami memutuskan untuk mencari pertolongan," tutur Widi yang masih mengenakan kaus PKS ini.

5 Rekan Widi, termasuk Iwan berdiam di Sangga Buana, sedang dia dan seorang pemandu warga setempat bernama Fredi turun ke bawah. Dan saat turun ke bawah, mereka tersesat.

"Kami sempat bertemu seorang petani, berusia 60 tahun yang memakai baju putih dan berambut putih, saat kami tanya arah dia mengaku tidak tahu," tambah Widi.

Konon, cerita penduduk setempat kakek itu merupakan salah satu penunggu Gunung Ciremai. Dan bila pendaki menyapa kakek tersebut akan semakin tersesat.

"Akhirnya kami lemas dan tersesat, sampai ditemukan Tim SAR," tutupnya.

Widi masih menjalani perawatan karena kelelahan dan faktor penyakit radang ususnya. Diperkiarkan lusa dia bisa pulang ke Bekasi. Kini di rumah sakit, sejumlah kader PKS juga ikut menunggui Widi.

(ndr/irw)

Sumber Referensi : Detik.News

Senin, 04 Juni 2012

ARSIP FOTO KEGIATAN SMPN 29 TAHUN 2012



1. PELEPASAN KELAS IX  TAHUN  2012, CIKOLE , LEMBANG  BANDUNG
 







2. ISTIGHOSAH KELAS IX TAHUN 2012







3. REWAD SISWA BERPRESTASI TAHUN 2012








PENDAKI TEWAS DI GUNUNG CIREMAI (BAGIAN 2)

KUMPULAN BERITA DARI GUNUNG CIREMAI

Terjungkal ke Kawah Ciremai, Kuswandi Tewas




Evakuasi Jenazah Kuswandi

Liputan6.com, Kuningan: Kuswandi, seorang pendaki asal Cirebon tewas setelah terjungkal ke kawah Gunung Ciremai, Kuningan, Jawa Barat. Jenazah korban yang dinyatakan hilang tiga hari silam tersebut baru bisa dievakuasi, Kamis (1/11) petang, karena medan yang sulit dan cuaca buruk. Saat ditemukan, kondisi korban sangat mengenaskan dengan luka di kepala serta patah tangan dan kaki.

Proses evakuasi dilakukan Tim Search and Rescue (SAR) dari Kelompok Akar Kuningan, Wanadri Bandung, Keluarga Besar Pecinta Alam Pandawa, dan Mapala Amic Cirebon sejak Kamis siang dan selesai malam hari. Penyebab lamanya evakuasi tersebut adalah keberadaan jenazah korban sejauh 300 meter di bawah bibir kawah. Menurut Komandan Tim SAR Aktivitas Anak Rimba Amalo, korban mendaki gunung tertinggi di Jabar tersebut sejak Jumat pekan silam, bersama lima temannya.

Saat itu, mereka menempuh jalur Sadarehe, Kecamatan Rajagaluh yang jarang dilalui pendaki. Untungnya, mereka selamat sampai Puncak Ciremai. Namun, ketika meniti bibir kawah, Kuswandi terpeleset dan jatuh ke dalam kawah. Berdasarkan catatan SCTV, dalam waktu 10 tahun terakhir sebanyak 20 orang tewas di Gunung Ciremai sejak 1990 silam hingga 2001 ini. Dari rentang waktu tersebut, korban terbanyak ada pada 1990, ketika sembilan peziarah asal Karawang tewas di tempat tersebut.(SID/Ridwan Pamungkas)

MEREKA YANG TEWAS DI CIREMAI

Tewasnya Mad Rizal menambah daftar pendaki yang tewas di gunung. Tim SAR Wanadri pada periode 2000-2002 mencatat beberapa peristiwa kecelakaan gunung. Umpamanya, pada 11 Februari 2001, lima orang meninggal akibat tersesat dan terjebak badai di Gunung ini. Sebulan kemudian, tepatnya pada 23 Maret, satu orang tewas akibat tersesat . Masih di tahun yang sama, dua bulan kemudian (20 Juli), Gunung Ciremai (3078 mdpl) meminta korban dua orang tewas terjatuh ke kawah.

Sementara, yang tidak diketahui tanggal pastinya, ada tiga peristiwa. Antara lain tahun 2002 (3 orang tersesat, 2 di antaranya tewas), sedangkan (1 orang tewas terjatuh ke jurang).
Berdasarkan Catatan Tim Sar Kuningan sejak tahun 1973 hingga tahun 2009 jumlah korban tewas di Gunung Ciremai sudah melebihi 50 orang pendaki, terbanyak jatuh kedalam kawahnya yang sangat dalam. Sisanya karena terserang badai, tersesat, kedinginan dan tahun 2010 2 pendaki tewas karena tertimpa pohon pinus.

 NUSANTARA - JABAR
Minggu, 14 Agustus 2011 , 01:12:00
Kritis Dua Pendaki Ciremai Dievakuasi

CIREBON – Juarni (22), mahasiswa pecinta alam (Mapala) Pataga Untag 45 Samarinda, Kalimantan, tergeletak lemas di RSUD Gunung Jati, Sabtu (13/8). Selain Juarni, pendaki lainnya yakni Peni dari Himapa Bandung, jatuh pingsan. Keduanya dievakuasi dari kawasan puncak pendakian, karena kritis terkena Hipotermia. 
 
Keduanya bersama lima teman lainnya berencana mendaki puncak Gunung Ciremai menjelang 17 Agustus. Hanya, karena kondisi kesehatan dua pendaki tersebut, pendakian ke puncak Gunung Ciremai diurungkan. Beruntung, kedua korban berhasil diselamatkan tim evakuasi dari Mapala Wilayah Cirebon bersama Pengelola Pendakian Gunung Ciremai (PPGC). Meskipun proses evakuasi kedua korban harus dipandu dari mulai kawasan Palutungan.

Menurut Arif, anggota Mapala Gunati Unswagati Cirebon, tim pendakian Gunung Ciremai berjumlah 7 orang, 2 anggota Mahapeka IAIN SNJ Cirebon, 1 anggota Pataga Cirebon, 2 anggota Pataga Samarinda, 1 anggota Mahameru, dan 1 anggota Himapa Bandung.    
Sebelum mencapai puncak, tim pendaki mengabarkan kepada Mapala yang berada di Cirebon dan Kuningan, Jumat malam (12/8), sekitar pukul 21.00. ”Saat itu juga kami langsung meluncur ke lokasi sekitar pukul 02.00 dini hari,” kata pria yang juga menjadi salah satu tim evakuasi korban, kepada Radar Cirebon (JPNN Group).

Arif menuturkan, proses evakuasi dilakukan dengan sistem estapet. “Untuk menghemat tenaga tim evakuator. Karena harus melewati empat pos dari lokasi kejadian, dalam proses evakuasi,” ujarnya.
Hari Sabtu (13/8) sekitar pukul 11.30, kata Arif, korban baru bisa dievakuasi di Palutungan dan kemudian dilarikan ke RSUD gunung Jati Cirebon.

Terkait dengan jatuhnya korban, Otang, anggota Mapala Gunati berharap, kepada Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), untuk lebih meningkatkan safety procedure untuk semua pendaki. “TNGC juga mestinya membuat TIM SAR pendakian. Karena selama ini belum ada penanganan sistematis dari TNGC ketika ada korban,” katanya.

Juarni, saat ditemui Radar di ruang perawatan, Kembang Sepatu, kamar 3 RSUD Gunung Jati mengaku masih merasakan mual-mual. Saat kejadian, dirinya mengalami penurunan daya tubuh. “Sebenarnya, dari bawah tidak ada masalah, tapi saat mendekati puncak suhu udara semakin dingin, saya tidak kuat,” ucapnya. (hsn)

Sumber Referensi : Liputan6.Com,Nusantara.Com

Minggu, 03 Juni 2012

PENDAKI HILANG DI GUNUNG CIREMAI

Lima Pendaki Ciremai Berhasil Dievakuasi  

  KUMPULAN BERITA DARI GUNUNG CIREMAI

TEMPO Interaktif, Kuningan - Sebanyak lima pendaki Gunung Ciremai yang sempat dinyatakan tersesat dan hilang akhirnya berhasil dievakuasi. Seorang pendaki kondisinya sangat parah bahkan hingga mengalami muntah darah.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun tim SAR akhirnya berhasil melakukan evakuasi terhadap lima pendaki pada Selasa malam (5/1) sekitar pukul 22.30 WIB di Kampung Cisabrang, Desa Trijaya, Kecamatan Mandirancan, Kabupaten Kuningan. Mereka langsung dibawa ke RSUD 45 Kuningan di Jalan Raya Bandorasa, Cilimus menggunakan empat ambulans.
Gunung Ciremai
Berdasarkan pantauan, dari lima pendaki yang sempat tersesat hanya seorang pendaki yang terlihat masih dalam kondisi sehat yaitu Mahu, 22. Sedangkan tiga lainnya langsung diinfus untuk memberikan cairan ke dalam tubuh mereka. Kondisi terparah dialami Maskom. Ia mengalami kedinginan dan selalu menggigil, di hidungnya keluar darah segar dan juga berkali-kali muntah darah. Ia pun langsung dirawat intensif namun langsung dirujuk di RSUD Gunung Jati, Cirebon untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif.
Ketua Basarnas Cirebon, Suyatno, menjelaskan pos sempat kehilangan kontak dengan tim SAR pencari di Gunung Ciremai. "Cuaca yang tidak mendukung, kabut tebal dan hujan deras sempat membuat kami kehilangan kontak dengan tim pencari," katanya.
Namun pada Selasa sore sekitar pukul 18.00 WIB komunikasi sudah normal dan diketahui kondisi pendaki sudah sangat memprihatinkan. "Akhirnya diputuskan malam itu juga harus langsung dilakukan evakuasi," katanya.
Namun pada Selasa sore sekitar pukul 18.00 WIB komunikasi sudah normal dan diketahui kondisi pendaki sudah sangat memprihatinkan. "Akhirnya diputuskan malam itu juga harus langsung dilakukan evakuasi," katanya.
Seorang pendaki yang masih dalam kondisi sehat, Mahu, mengungkapkan mereka tersesat. "Kami tidak tahu harus jalan kemana, karenanya seorang di antara mereka langsung mengirimkan sms ke keluarganya untuk memberitahukan ke pos penjaga jika mereka tersesat. "Kami sempat bertemu dengan tim pencari di Pengasinan, dan Alhamdulillah sekarang sudah bisa turun dengan selamat," katanya.
Seperti diberikan sebelumnya lima pendaki asal Desa Gempol, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon masing-masing Mahu,22, Budiman,25, Kadnila,22, Maskom,18 serta Wahyu,17 bermaksud untuk melewatkan malam tahun baru di Gunung Ciremai. Mereka berangkat pada Kamis (31/12) lalu namun melalui jalur pendakian ilegal, yaitu jalur Pajajar, Kecamatan Rajagaluh, Kabupaten Majalengka.
Pada Senin (4/1) mereka sebenarnya berhasil ditemukan di Blok Pengasinan atau sekitar 2.700 meter diatas permukaan laut sekitar pukul 10.30 WIB. Namun evakuasi baru berhasil dilakukan pada Selasa malam (5/1). 

TIM SAR SELAMATKAN EMPAT PENDAKI CIREMAI

Kuningan [SuaraMajalengka] - Empat pendaki Gunung Ciremai, tersesat dalam perjalanan turun dari puncak gunung tersebut sejak Senin (9/4/12) siang. Beruntung keempat pendaki berstatus mahasiswa itu berhasil ditemukan Selasa (10/4/12) pagi. Mereka diselamatkan tim Search And Rescue (SAR). Keempat pendaki tersebut, dua di antaranya laki-laki Alya Izet (20), mahasiswa tingkat II jurusan Manajemen, Universitas Indonesia (UI), warga Jalan Srengseng Sawah, Jagaraksa, Jakarta Selatan, dan Ihsan Averroes (20) mahasiswa tingkat II Jurusan Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung, Jalan Gandaria, Jagaraksa, Jakarta Selatan.
Puncak CiremAdd caption

Dua orang lagi perempuan, masing-masing Muthia (20) mahasiswi tingkat II jurusan Akuntansi UI, warga Jalan Halmahera, Kelurahan Beji, Kota Depok, dan Anisa Triwardani (19) mahasiswi tingkat II, Fakultas Ekonomi UI, warga Jatiwaringin Asri, Pondok Gede, Bekasi.

Saat ditemui "PRLM" dalam perjalanan turun dalam panduan Tim SAR di lereng Ciremai, Selasa (10/4/12) sore, mereka menyebutkan, keempatnya memulai pendakian menuju Puncak Ciremai dari Pos Pendakian Desa Linggasana, Kec. Cilimus, Kab. Kuningan, pada Sabtu (7/4/12) pukul 7.00 WIB.

Dari desa itu mereka langsung meniti jalur pendakian Linggasana (jalur pendakian resmi baru di sebelah selatan jalur Linggajati yang bertemu dengan jalur Lingajati di sekitar tanjakan Kondangamis pada ketinggian sekitar 1.350 meter di atas permukaan laut (mdpl), menuju puncak 3.078 mdpl.

"Dalam perjalanan pendakian itu, kami sempat ngekamp (kemping istirahat-red.) dulu semalam di sekitar Blok tanjakan Bapa Tere mendekati Blok Batu Lingga, dan baru sampai ke puncak pada Minggu (8/4) sore sekitar pukul 14.30 WIB.," ujar Alya Izet dibenarkan tiga rekannya itu.(pr/sm)


"Para Pendaki Harus Ditemukan Hari Ini"

Lima pendaki dalam keadaan lemas. "Jika tidak cepat ditemukan, mungkin ada yang tewas."

Selasa, 26 Mei 2009, 09:27 WIB
 
BERITA TERKAIT
BEKASI (Pos Kota)-Tujuh pendaki gunung yang tersesat di kawasan Gunung Ciremai, adalah kelompok pengajian yang juga simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Bekasi.

VIVAnews - Sampai tadi malam, lima pendaki masih dinyatakan hilang di Gunung Ciremai, Jawa Barat. Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai, Mukhtadin Nafari, pemerintah berinisiatif membentuk tim gabungan untuk mencari mereka.

"Tim gabungan memaksakan hari ini harus ketemu," kata Mukhtadin ketika dihubungi VIVAnews, Selasa 26 Mei 2009. Seba, menurut keterangan dua orang yang selamat yakni Fredy (27) pemandu lokal yang beralamat di  Desa Cupang, Cirebon dan Widi (35), warga Perumnas Master, Karangsatria, Tambun Selatan, kelima rekannya dalam keadaan lemas.
Jalur Menanjak Gunung Ciremai


Saking lemasnya, kelimanya tidak bisa bergerak. Fredy dan Widi lantas meninggalkan mereka di sebuah ceruk, lalu keduanya turun mencari bantuan. "Jika tidak cepat ditemukan, mungkin ada yang tewas," kata Mukhtadin.

Ditambahkan dia, tim saat ini bergerak cepat. Sejak pagi tadi, tim gabungan yang terdiri dari Wanadri, SAR, tim kesehatan, TNI, satuan kehutanan, Balai Taman Nasional Gunung Ciremai, dan sejumlah sukarelawan sudah naik gunung mencari keberadaan kelima pendaki yang tewas tersebut. "Kami harus bertindak cepat," tambah dia.

Lima pendaki yang masih dinyatakan hilang adalah  Iwan (35) warga Perumnas III Bekasi, Dedi (28) warga Perumnas III, Bekasi, Darso (36) warga Perumnas Master, Karangsatria, Tambun Selatan,  Abdul Hatni (33) warga Perumnas III, Jalan Maluku, Bekasi, dan Gembong (27) warga Jalan Irigasi, Margahayu, Bekasi Timur.

Menurut keterangan, para pendaki yang merupakan grup pengajian berangkat bersama-sama menuju puncak Gunung Ciremai pada Jumat 22 Mei 2009, mereka menggunakan jalur resmi pendakian.

Gunung Ciremai secara administratif termasuk dalam wilayah tiga kabupaten, yakni Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Gunung tersebut memiliki ketinggian 3.078 m di atas permukaan laut.

7 Simpatisan PKS Tersesat di Gunung Ceremai

7 Simpatisan PKS Tersesat di Gunung Ciremai
Kepastian itu setelah Chaidir Agam, Humas PKS Kota Bekasi saat dihubungi Pos Kota membenarkan. “Mereka bukan pengurus, hanya simpatisan dan kader PKS saja,” ujarnya. Dia juga mengaku kepergian mereka untuk mendaki bukan atas nama kader, apalagi PKS. “Mereka hanya ingin refresing,” ujarnya.
Ketujuh orang yang tersesat itu Iwan Kurniawan, 30, Widi, 26, Darso, 27, Abdul Hatni, 26, Gembong, 27, Predi, 28,  dan Didi Kusuma, 26. Belakangan Iwan, warga Durenjaya Bekasi Timur, berhasil selamat dan melapor ke Poskot SAR Gunung Ciremai. (saban)
PKS Bentuk Tim Pencari
BEKASI (Pos Kota)-Tim SAR PKS Kota Bekasi, bersama belasan tim lannya berusaha ke lokasi kadernya yang tersesat di Gunun Ciremai, Kuningan Jawa Barat.
Kerangka Pendaki di Gunung Ciremai
Menurut Chaidir Agam, Tim PKS bergabung dengan berbagai pencinta alam, di antaranya Wanadri, LSM Akar, FMGC dan aparat Polhut dan Koramil. Lokasi yang ditunjukan Iwan, pimpinan rombongan, mereka berada di Sangga Buana II. “Karena tim dibagi beberapa bagian,” ujar Chaidir, yang terus memantau proses evakuasi.
Tim dibagi dengan jalan darat dan jalan gunung. Jalan darat melalu Palutungan ke Linggarjati dengan kendaraan dan waktu yang ditempuh sekitar 3 jam. Sedangkan melalui jalur huta waktu tempuh mencari 10 jam.
Tujuh pendaki yang tersesat itu Iwan Kurniawan, 30, Widi, 26, Darso, 27, Abdul Hatni, 26, Gembong, 27, Predi, 28, dan Didi Kusuma, 26. Belakangan Iwan, warga Durenjaya Bekasi Timur, berhasil selamat dan melapor ke Poskot SAR Gunung Ciremai. (saban/B)
Masuk Tanpa Izin
KUNINGAN- SURYA-Sebanyak tujuh pendaki gunung asal Bekasi Timur dilaporkan tersesat di Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat sejak Sabtu (23/5). Dari hasil kontak terakhir Sabtu malam, mereka dalam kondisi tanpa makanan, korek api, dan salah satu di antara mereka cedera berat karena terjatuh dari jurang.
Para pendaki itu adalah Didi Kusmana selaku ketua regu pendakian, Iwan dilaporkan jatuh ke jurang dan terluka di kepala, kemudian Widhi, Darso, Hatni, Gembong, serta Fredi, pemandu dari Cirebon.
Menurut Kepala Taman Nasional Gunung Ciremai, Muhtadin Nafari, ketujuh orang itu hanya membeli tiket dari Perum Perhutan untuk berkemah, tetapi tidak untuk mendaki. “Jika mereka mau mendaki, tentu ada karcis khusus dan dibekali pemandu lokal,” katanya.
Ketujuhnya naik dari jalur Palutungan dan diketahui hanya membawa satu tenda, dan sleeping bed. Berdasarkan kontak terakhir mereka sudah kehabisan makanan dan tanpa korek api. “Tadi malam, kami masih bisa kontak mereka karena telepon genggam mereka masih bisa dipakai. tetapi kami khawatir baterai mereka tak mencukupi sampai hari Minggu ini,” kata Muhtadin.
Mereka diperkirakan berada di area Sanggabuana di ketinggian 2000 meter diatas permukaan tanah. Tetapi dipastikan tidak berada di jalur pendakian karena tak bisa menemukan penanda apapun di jalan. Di ketinggian itu juga tak terdapat mata air.
Ada tiga tim yang bergerak, yakni tim penyelamat yang membawa perbekalan makanan, tim penjemput, dan tim pemandu. Tim penyelamat, menurut Muhtadin sudah mulai bergerak ke lokasi tempat mereka tersesat, sejak Sabtu pukul 22.30 namun untuk menjangkau daerah tersebut butuh waktu sekitar tujuh hingga delapan jam.
Tim kedua juga bergerak sekitar pukul 12.00 untuk membawa turun mereka ke ketinggian 1000 meter. Tim ketiga akan mebawa turun mereka ke tempat aman.
Gunung Ciremai memang mengundang keinginan para pendaki menaikinya. Dengan ketinggian mencapai 3.078 meter di atas permukaan laut (m dpl) atau 2.578 meter di atas Kota Kuningan membuatnya menjadi gunung tertinggi di seantero Jabar.
Kendati masuk kategori jajaran 80 gunung aktif di P Jawa, namun dibandingkan gunung-gunung lainnya, G Ciremai memiliki tabiat yang paling “kalem” dan “ramah”.
Hanya saja keindahan G Ciremai itu terkadang melenakan pendaki. Tercatat, pada bulan Juni 2007, satu dari 11 orang pendaki asal Indramayu pernah tersesat jalur. Bahkan, salah seorang pendaki, Nurdianto, 18, akhirnya tewas karena hipotermia atau kedinginan saat ia berusaha berlindung di sekitar Gua Walet atau sekitar tanaman edelweis.