"SELAMAT DATANG DI BLOG EKOGEO"(Pendidikan, Geografi dan Lingkungan)

Rabu, 31 Januari 2018

GERHANA BULAN TOTAL 31 JANUARI 2018

Supermoon (Blood Moon Lunar Eclipse)
   Malam ini, Rabu 31 Januari 2018, sebuah peristiwa gerhana Bulan total bakal teramati di langit seluruh penjuru Indonesia. Indonesia menjadi salah satu lokasi terbaik untuk mengamati peristiwa yang satu ini. Mulai dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote, semua masyarakat Indonesia berkesempatan untuk melihat peristiwa langka yang terjadi pada satu-satunya satelit alami milik Bumi kita ini.
    Sekadar untuk mengingat kembali, gerhana Bulan total terjadi saat keseluruhan wajah Bulan tertutup oleh bayangan Bumi. Itu terjadi bila Bumi berada di antara Matahari dan Bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar Matahari tidak dapat mencapai Bulan karena terhalangi oleh Bumi. Dengan kata lain, gerhana Bulan total terjadi saat fase Bulan purnama. Tetapi, tidak setiap Bulan purnama akan terjadi gerhana Bulan total. Hal ini disebabkan karena orbit Bulan miring 5 derajat saat mengelilingi Matahari.
Terjadinya Gerhana Bulan
      Pada 31 Januari 2018 malam ini, bidang orbit Bulan berpotongan langsung dengan ekliptika Bumi, membuatnya akan masuk bayangan umbra Bumi sehingga Bulan akan tergerhanai dalam peristiwa gerhana Bulan total. Menariknya, gerhana Bulan total 31 Januari 2018 ini memiliki banyak keistimewaan.

Terjadi Saat Supermoon

Posisi Bulan pada saat gerhana Bulan total 31 Januari 2018 akan bertepatan pada momen ia mencapai titik perigee, atau jarak terdekat dengan Bumi. Hal ini jelas akan membuat Bulan tampak lebih besar dan lebih terang di langit malam. Para astronom menyebutnya sebagai Bulan purnama perigee, namun tampaknya kini lebih akrab disebut sebagai Supermoon. Ya, gerhana Bulan total 31 Januari 2018 ini akan bertepatan dengan peristiwa Supermoon!
     Supermoon 31 Januari 2018 akan membawa Bulan berada pada jarak sekitar 360.000 kilometer jauhnya dari Bumi. Hal itu akan membuat Bulan tampak dengan diameter sudut sebesar 33'09", cukup besar bila dibandingkan Bulan purnama yang terjadi pada biasanya. Supermoon sendiri bisa terjadi karena jalur orbit Bulan saat mengelilingi Bumi tak melingkar sempurna, melainkan lonjong. Itu artinya, Bulan bisa saja berada ada jarak terdekat dan terjauh dengan Bumi. Bila itik terdekat Bulan dengan Bumi disebut perigee, maka titik terjauhnya disebut apogee.

Terjadi Saat "Blue Moon"

  Bulan tidak akan tampak berwarna biru. Blue Moon atau Bulan Biru hanyalah istilah untuk menyebut Bulan purnama kedua yang terjadi pada satu bulan kalender masehi. Pada Januari 2018 ini, fase Bulan purnama akan terjadi dua kali, yang pertama tanggal 2 Januari, dan yang kedua pada 31 Januari. Bulan purnama kedua tersebut bertepatan dengan peristiwa gerhana Bulan total! Secara astronomis, Bulan Biru terjadi pada pukul 20:27 WIB, saat puncak gerhana Bulan total terjadi.

Bulan Biru yang Semerah Darah

    Bukannya berwarna biru, pada puncak gerhana Bulan total terjadi justru ia akan muncul dalam rona kemerahan, yang kadang disebut semerah darah. Tapi, tahukah Anda mengapa gerhana Bulan total justru membuat Bulan tampak merah? Bukankah seharusnya gelap karena cahaya Matahari yang menyinarinya terhalang oleh Bumi kita? Bumi memang menghalangi Bulan dari Matahari, tapi walaupun cahaya Matahari yang seharusnya menyiari Bulan telah tertutup oleh Bumi saat puncak gerhana total terjadi, ternyata atmosfer Bumi lah yang berperan dalam membiaskan cahaya merah dari Matahari, sehingga Bulan tidak tampak gelap total, melainkan merah.
Blue Moon
     Jika Bumi tidak memiliki atmosfer, maka saat Bulan berada sepenuhnya di dalam bayangan Bumi saat gerhana total terjadi, Bulan akan tampak gelap dan bahkan mungkin tak terlihat. Namun berkat atmosfer Bumi, kenampakan Bulan pun akan jauh lebih indah. Atmosfer Bumi sendiri meluas sekitar 80 kilometer di atas permukaan Bumi. Selama gerhana Bulan total, saat Bulan masuk dalam bayangan umbra Bumi, ada lingkaran yang melingkar di sekitar Bumi bila kita melihatnya dari permukaan Bulan, yang tidak lain merupakan cincin atmosfer kita. Sinar Matahari terdiri dari berbagai frekuensi. Saat sinar Matahari menerobos atmosfer kita, cahaya berfrekuensi tinggi seperti hijau, biru, dan ungu lebih mudah dihamburkan molekul atmosfer Bumi dibandingkan cahaya berfrekuensi rendah seperti cahaya kuning, oranye dan merah. Penghamburan cahaya berfrekuensi tinggi ini menyebabkan langit berwarna biru di kala siang.     Dengan begitu, cahaya kuning, oranye, dan merah akan dengan mudah melewati atmosfer dengan jalur yang lurus dan hampir tidak akan memantul jika berinteraksi dengan molekul gas di atmosfer. Pembiasan atmosfer akan mengubah arah cahaya tersebut ke arah umbra Bumi, atau bayangan gelap Bumi.   Jika ada objek langit di umbra, seperti Bulan saat gerhana total misalnya, maka cahaya yang terbiaskan akan menyinari Bulan dan dipantulkan menuju sisi malam Bumi (lokasi pengamatan kita). Ketika kita mengamatinya, kita akan melihat warna merah pada Bulan.   Apa yang lebih istimewa selain peristiwa gerhana Bulan total yang bertepatan dengan Supermoon dan Blue Moon sekaligus? Sayangnya, Super-Red-Blue-Moon ini terjadi saat musim hujan sedang berlangsung di Indonesia. Dengan begitu, pengamatan peristiwa langka ini terancam terhalang awan atau bahkan lokasi pengamatan Anda sedang diguyur hujan. 

Proses Terjadinya Gerhana Bulan  
 Proses Terjadinya Gerhana Bulan .Gerhana Bulan total 31 Januari 2018 cukup menarik karena terjadi berbarengan dengan peristiwa lunar perigee, atau jarak terdekat Bulan dengan Bumi kita. Hal ini akan berdampak pada sedikit lebih besarnya ukuran diameter sudut Bulan saat gerhana nanti.Di Indonesia, gerhana Bulan total ini bisa diamati dari awal hingga akhir. Negara kita menjadi salah satu wilayah terbaik untuk mengamatinya karena berada di sisi malam Bumi saat gerhana ini terjadi.
Peta Garis Lintasan Gerhana Bulan Total 31 Januari 2018
    Gerhana terjadi saat Bulan baru terbit di Indonesia, yang diawali dengan masuknya Bulan ke bayangan penumbra (bayangan terang) Bumi pada pukul 17.51 WIB (18.51 WITA, 19.51 WIT). Arahkan pandangan Anda ke langit timur, dan temukan sisi bawah Bulan yang mulai tampak gelap sedikit di fase awal ini.     Namun, karena Bulan nantinya belum terbit dan langit juga masih terang karena Matahari belum terbenam untuk wilayah Indonesia Barat, maka baru wilayah Indonesia Tengah dan Indonesia Timur saja yang bisa melihat proses gerhana Bulan penumbra ini.    Selanjutnya, Bulan akan terus bergerak semu melintasi bayangan Bumi. Hingga pada pukul 18.48 WIB (19.48 WITA, 20.48 WIT), kontak pertama Bulan dengan bayangan umbra (bayangan gelap) Bulan akan terjadi. Pada fase kedua ini, Bulan akan tampak "tergigit".   Bulan juga sudah terbit untuk wilayah Indonesia Barat saat memasuki fase kedua ini, sehingga kini seluruh Indonesia sudah bisa menyaksikannya bersama-sama."Gigitan" pada wajah Bulan akibat terhalang bayangan Bumi ini akan membesar. Posisi Bulan juga akan meninggi dari cakrawala timur daerah Anda. Anda akan melihat Bulan purnama yang tidak biasanya hingga pukul 19.51 WIB (20.51 WITA, 21.51 WIT).      Pada saat itu, Bulan yang tadinya gelap akan berubah warna menjadi merah. Ya, fase awal totalitas gerhana Bulan telah terjadi. Bulan tampak merah karena cahaya berfrekuensi rendah dari Matahari dibiaskan oleh atmosfer Bumi ke bagian tengah bayangan umbranya. Karena Bulan berada di tengah umbra saat puncak gerhana total, maka merahlah wajah Bulan. Fase totalitas gerhana Bulan total 31 Januari 2018 ini akan berlangsung selama 1 jam 16 menit. Dengan puncak totalitas akan terjadi pada pukul 20.29 WIB (21.29 WITA, 22.29 WIT). Puncak totalitas itulah fase terbaik bila Anda ingin memotretnya karena Bulan sedang merah-merahnya. 
Fase dan Tahapan Gerhana Bulan Total 31 Januari 2018
Warna merah Bulan bisa berbeda-beda di berbagai wilayah. Hal ini tergantung seberapa bersih kondisi atmosfer di wilayah pengamatan. Bila atmosfer kotor atau berdebu akibat letusan gunung berapi, warna merah Bulan bisa lebih pekat dibanding warna merah Bulan di lokasi dengan kondisi atmosfer yang bagus dan cuaca cerah.Merahnya wajah Bulan ini akan terus bertahan hingga pukul 21.07 WIB (22.07 WITA, 23.07 WIT), di mana pada saat itu fase totalitas gerhana akan berakhir.      Fase totalitas yang berlangsung cukup lama ini disebabkan karena bayangan Bumi yang besar. Berbeda dengan peristiwa gerhana Matahari total, yang mana Bulan lah yang bertindak dalam menghalangi wajah Matahari, sehingga paling lama berlangsung hanya 7 menit saja akibat Bulan yang diameternya kecil.    Saat fase totalitas berakhir, kita bisa melihat bagian bawah Bulan yang akan terang lagi berwarna putih keabu-abuan.Sampai di sini, gerhana Bulan masih belum berakhir. Kita masih akan melihat gerhana Bulan parsial/sebagian yang akan berlangsung hingga pukul 22.11 WIB (23.11 WITA, 00.11 WIT [1 Februari 2018]).     Di fase ini, kita akan melihat "gigitan" pada wajah Bulan yang tadinya besar lama kelamaan akan mengecil seiring keluarnya Bulan dari bayangan umbra Bumi.Akhirnya, gerhana pun hanya tinggal gerhana Bulan penumbra, fase di mana Bulan masih berada di bayangan penumbra Bumi. Bulan akan benar-benar keluar dari bayangan penumbra Bumi pada pukul 23.08 WIB (00.08 WITA, 01.08 WIT 1 Februari 2018).     Pada waktu itu, Bulan akan kembali seperti sedia kala, dan kita bersiap untuk istirahat setelah lebih dari tiga jam menikmati gerhana.Nah, itulah dia bagaimana proses terjadinya gerhana Bulan total 31 Januari 2018. Seluruh fase gerhana ini bisa kita amati selama cuaca cerah. Bisa pula diamati baik dengan menggunakan teleskop maupun dengan mata telanjang saja. UNDUH: Sebagai panduan pengamatan dua gerhana Bulan total yang terjadi pada 31 Januari dan 28 Juli 2018, silakan unduh buku elektronik panduan gratisnya disini DOWNLOAD

Sumber Referensi : Info Astronomi.Org

Selasa, 30 Januari 2018

HARI PRIMATA NASIONAL 2018



   Hari ini Selasa, 30 Januari 2018 adalah hari yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Kehutanan dan Lingkugan Hidup sebagai Hari Primata Nasional. Untuk menyambut peringatan Hari Primata Nasional ini admin menurunkan postingan tentang Primata khususnya primata yang menjadi satwa endemik dan asli Indonesia. Perlu anda ketahui bahwa dari dua spesies primata di muka bumi yaitu kelompok Ape dan Monkey, keduanya ada di Indonesia.
   Ape atau spesies kera memiliki ciri tidak memiliki ekor dan sangat dekat dan berkerabat dengan manusia. Di dunia ini ada 4 jenis kera yang diketahui yaitu Gorila, Simpanse, Orang Utan dan Wau-Wau. Dua jenis terakhir dapat dijumpai di Indonesia yaitu Orang Utan dan Wau-Wau atau lebih dikenal dengan Owa. Sisanya adalah kelompok jenis monyet yang memiliki ekor sebagai ciri utamanya. Silahkan anda lihat pada daftar Primata terlampir dibagian akhir artikel ini.
   Primata adalah salah satu ordo mamalia yang memiliki 16 famili dalam klasifikasinya. Ciri-ciri ordo primata yaitu memiliki 5 jari (pentadactyl) dengan kuku, ibu jari yang berlawanan, serta memiliki arah pandangan stereoskopik (arah pandangan ke depan, bukan ke samping). Klasifikasi primata beberapa diantaranya masih belum stabil sehingga kemungkinan adanya spesies baru yang berasal dari subspesies. Primata adalah hewan mamalia yang termasuk dalam ordo Primates. Ciri-ciri primata lainnya adalah pada primata, ibu jari berlawanan, jari kuku pendek (bukan cakar) dan jari yang panjang dan menutup ke dalam adalah sebuah relik dari posisi jari (brachiation) moyangnya pada masa lalu yang barangkali menghuni pohon, memiliki bentuk gigi yang sama dan rancangan tubuh primitif (tidak terspesialisasi). Memiliki karakteristik arah mata yang bersifat memandang ke depan bukan ke samping (stereoskopik) serta postur tubuh  tegak.
   Berdasarkan data The Integrated Taxonomic Information System (ITIS), jumlah dari jenis jenis primata di dunia terdapat sekitar 500 spesies. Jumlah spesies primata di Indonesia menempati urutan ketiga setelah Brazil dan Madagaskar.
Primata di Indonesia memiliki jumlah 62 spesies dengan sekitar 77 taksa. Jumlah tersebut termasuk jenis primata yang dilindungi dan juga primata endemik. Tulisan ini berisi macam-macam primata Indonesia yang terdiri dari spesies dan subspesies yang dikelompokkan berdasarkan famili.

Kukang (Famili: Lorisidae) 
  1. Kukang Sumatera (Nycticebus caucang)
  2. Kukang Jawa (Nycticebus javanicus)
  3. Kukang Kelamasan Kalimantan (Nycticebus menagensis)
  4. Kukang Bangka (Nycticebus bancanus)
  5. Kukang Kukang Kalimantan (Nycticebus borneanus)
  6. Kukang Kayan (Nycticebus kayan)

Tangkasi atau Tarsius (Famili: Tarsidae)
  7. Tangkasi (Tarsier tarsier)
  8. Tarsius Wusing (Tarsius spectrumgurskyae)
  9. Tarsius Mimito (Tarsius supriatnai)
10. Tarsius Makassar (Tarsius fuscus)
11. Tangkasi Gunung (Tarsius pumilus)
12.Tarsius Lariang (Tarsius lariang)
13. Tarsius Wallace (Tarsius wallacei)
14. Tarsius Kerdil (Tarsius dentatus)
15. Tarsius Peleng (Tarsius pelengensis)
15. Tarsius Sangir (Tarsius sangirensis)
17. Tarsius Siau (Tarsius tumpara)
18. Kerabuku (Cephalophacus bancanus)
• Cephalophacus bancanus bancanus
• Cephalophacus bancanus borneanus
• Cephalophacus bancanus natunensis

Famili: Cercopithecidae
19. Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)
• Macaca fascicularis fascicularis
• Macaca fascicularis fusca
• Macaca fascicularis karimon djawae 
• Macaca fascicularis lasiae 
20. Beruk (Macaca nemestrina)
21. Beruk Mentawai (Macaca pagensis)
22. Beruk Siberut (Macaca siberu)
23. Monyet Darre Sulawesi (Macaca maura)
24. Monyet Yaki Sulawesi (Macaca nigra)
25. Monyet Dihe Sulawesi (Macaca nigrescens)
26. Monyet Dige Sulawesi (Macaca hecki)
27. Monyet Boti Sulawesi (Macaca tonkeana)
28. Monyet Hada Sulawesi (Macaca ochreata)
29. Simakobu (Simias concolor)
• Simias concolor siberu 
• Simias concolor concolor

Famili: Cercopithecidae, Subfamili: Colobinae
30. Lutung Surili (Presbytis comata)
31. Lutung Kedih (Presbytis thomasi)
• Presbytis thomasi thomasi 
• Presbytis thomasi nubilis 
32. Lutung Kokah (Presbytis siamensis)
• Presbytis siamensis cana
• Presbytis siamensis rhionis
• Presbytis siamensis paenulata
33. Lutung Nokah (Presbytis femoralis)
• Presbytis femoralis percura
• Presbytis femoralis batuana
• Presbytis femoralis femoralis
• Presbytis femoralis robinsoni
34. Lutung Simpai (Presbytis melalophos)
• Presbytis melalophos melalophos
• Presbytis melalophos fluviatilis
• Presbytis melalophos alba
• Presbytis melalophos fucamurina
• Presbytis melalophos nobilis
• Presbytis melalophos ferruginea
• Presbytis melalophos aurata
35. Lutung Hitam Sumatera (Presbytis sumatrana)
36. Lutung Hitam Putih (Presbytis bicolor)
37. Lutung Simpai Putih (Presbytis mitrata)
38. Lutung Joja Mentawai (Presbytis potenziani)
39. Lutung Joja Siberut (Presbytis siberu)
40. Lutung Natuna (Presbytis natunae)
41. Lutung Jirangan (Presbytis frontata)
42. Lutung Merah Kelasi (Presbytis rubicunda)
• Presbytis rubicunda rubicunda
• Presbytis rubicunda rubida
• Presbytis rubicunda ignita
• Presbytis rubicunda chrysea
43. Lutung Ceneka Kalimantan (Presbytis chrysomelas)
44. Lutung Banggat (Presbytis hosei)
45. Lutung Beruban Kalimantan (Presbytis canicrus)
46. Lutung Jambul Sabana (Presbytis sabana)
47. Lutung Budeng (Trachypithecus auratus)
48. Lutung Sunda (Trachypithecus mauritius)
49. Lutung Cingkau Perak (Trachypithecus cristatus)
50. Bekantan (Nasalis larvatus)
• Nasalis larvatus larvatus
• Nasalis larvatus orientalis

Owa dan Siamang (Famili: Hylobatidae)
51. Owa Lengan Putih (Hylobates lar)
• Hylobates lar lar
• Hylobates lar carpenteri
• Hylobates lar entelloides
• Hylobates lar yunnanensis
• Hylobates lar vestitus
52. Owa Mentawai/Siamang Kerdil (Hylobates klossii)
53. Owa Ungko (Hylobates agilis)
• Hylobates agilis agilis
• Hylobates agilis ungko
54. Owa Jawa (Hylobates moloch)
• Hylobates moloch moloch
• Hylobates moloch pongoalsoni
55. Owa Kelawat Kalimantan (Hylobates muelleri)
56. Owa Janggut Putih Kalimantan (Hylobates albibarbis)
57. Owa Kelampiau Kalimantan (Hylobates abbotti)
58. Owa Abu Kalimantan (Hylobates funereus)
59. Siamang (Symphalangus syndactylus)
Orangutan (Famili: Hominidae)
60. Orangutan Sumatera (Pongo abelii)
61. Orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis)
62. Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus)
• Pongo pygmaeus pygmaeus 
• Pongo pygmaeus wurmbii
• Pongo pygmaeus morio

Beberapa jenis primata yang berhabitat asli di indonesia antara lain :
1. Orangutan
Orangutan adalah sejenis kera besar yang hidup di hutan tropika indonesia dan malaysia, khususnya Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan. Ciri-ciri dari orang utan adalah : memiliki tubuh yang gemuk besar dengan leher besar serta kepala yang besar dengan posisi mulut yang tinggi, memiliki lengan yang panjang dan kuat, memiliki kaki yang pendek dan tertunduk, dan tidak mempunyai ekor, memiliki tubuh selimuti rambut kemerahan atau kecoklatan, memiliki telapak tangan dengan 5 jari. memiliki tinggi berkisar 1,25-1,5 meter dengan berat sekitar 50–90 kilogram untuk jantan dan sekitar 30–50 kilogram untuk betinanya. Terdapat 2 jenis (spesies) orangutan yaitu Orangutan Kalimantan / Borneo (Pongo pygmaeus) dan Orangutan Sumatra (Pongo abelii). Orangutan termasuk dalam hewan omnivora atau pemakan segala, mereka memakan buah-buahan, kulit pohon, dedaunan, serangga, selain itu juga nektar,madu dan juga jamur. Orangutan berkerabat dekat dengan manusia dengan kesamaan DNA sebesar 96.4%. Orangutan termasuk dalam hewan yang dilindungi.
2. Owa jawa (Hylobates moloch)
Owa jawa (Hylobates moloch) adalah sejenis primata anggota suku Hylobatidae. Owa jawa memiliki ciri-ciri: tidak memiliki ekor, memiliki tangan yang relatif panjang dibandingkan besar tubuhnya, tangan ini digunakan untuk berayun dan berpindah di antara dahan-dahan dan ranting di tajuk pohon yang tinggi. Owa jawa memiliki warna bulu keabu-abuan dengan bagian atas kepala lebih gelap dan wajah kehitaman. Owa jawa merupakan hewan diurnal dan arboneal. Makanan dari Owa jawa adalah buah, daun, dan bunga.
3. Kedih atau Monyet Kedih (Presbytis Thomasi)
Kedih atau Monyet Kedih (Presbytis Thomasi) adalah primata asli dari Sumatera. Primata ini pertama kali  di temukan di Sumatera bagian utara dan Aceh. Ciri dari Monyet Kedih adalah memiliki warna bulu perpaduan hitam dengan putih dan memiliki ekspresi tenang terkadang nyaris melankolis.
4. Yaki (Macaca nigra)
Yaki atau Monyet wolai atau Monyet hitam sulawesi (Macaca nigra) adalah jenis primata yang merupakan hewan endemik dari Pulau Sulawesi khususnya Sulawesi bagian utara dan sekitarnya. Yaki memiliki ciri-ciri : seluruh tubuhnya berwarna hitam dan memiliki rambut berbentuk jambul di atas kepalanya seperti model rambut punk, serta memiliki pantat berwarna merah muda. Makanan Yaki adalah dedaunan, biji, bunga, umbi, buah, serangga, molusca, ular bahkan invertebrata kecil.
5. Lutung Jawa (Trachypithecus auratus)
Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) adalah jenis primata endemik indonesia yang dapat ditemui pulau Jawa, Bali, Lombok, Pulau Sempu dan Nusa Barung mulai dari kawasan hutan dengan berbagai variasi mulai hutan bakau di pesisir pantai, hutan rawa air tawar, hutan dataran rendah, hutan meranggas, hingga hutan dataran tinggi hingga ketinggian mencapai 3.500 mdp. Ciri-ciri dari lutung jawa adalah memiliki bulu berwarna hitam dan pada lutung betina memiliki bulu berwarna keperakan di sekitar kelaminnya. Lutung jawa (lutung budeng) muda memiliki bulu yang berwarna oranye. Memiliki ukuran tubuh sekitar 55 cm dengan panjang ekor mencapai 80 cm da memiliki berat tubuh sekitar 6 kg.
6. Tarsius
Tarsius adalah primata dari genus Tarsius dari famili Tarsiidae. Tarsius memiliki ciri: memiliki tubuh kecil dengan mata yang sangat besar dengan bola mata berdiameter sekitar 16 mm, memiliki kaki belakang yang sangat panjang. Ukuran panjang kepala hingga tubuhnya 10 sampai 15 cm, memiliki ekor ramping dengan panjang sekitar 20 hingga 25 cm. Bulu tarsius berwarna cokelat abu-abu, cokelat muda atau kuning-jingga muda dan sangat lembut. Terdapat 9 jenis tarsius yang tersebut yang tersebar di Filipina dan Sulawesi, Indonesia. 2 jenis terdapat di Filipina dan 7 diantaranya berada di Sulawesi, Indonesia.
7. Kukang
Kukang  (Nycticebus spp.) adalah jenis primata yang memiliki gerakan lambat. Ciri-cirinya adalah memiliki warna rambut beragam mulai dari kelabu keputihan, kecoklatan, hingga kehitam-hitaman, memiliki garis cokelat melintang dari belakang punggung hingga dahi lalu bercabang ke dasar telinga dan mata. Mmiliki berat tubuh berkisar antara 0,375-0,9 kg dengan panjang tubuh hewan dewasa sekitar 19–30 cm. Terdapat 8 spesies kukang yang ada di alam, 6 diantaranya di temukan di Indonesia yaitu di pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan.
8. Simakobu
Simakobu (Simias concolor) adalah primata ini ditemukan di Indonesia tepatnya di Pulau Sipora, Pagai Utara, dan Pagai Selatan, serta di Pulau Siberut. Ciri-ciri Simakobu adalah ekornya memiliki bentuk seperti ekor babi yaitu pendek tidak berbulu, bulunya hanya ada pada ujung ekor jadi simakobu juga sering disebut monyet ekor babi. Memiliki panjang berkisar antara 490-550 mm dengan berat sekitar  8,7 kg  untuk Simakobu jantan dan memiliki panjang 460-550 mm dengan berat sekitar 7,1 kg untuk betina. Memiliki tangan dan kaki yang sama panjang serta memiliki panjang ekor simakobu bervariasi yaitu berkisar antara 14 sampai 15 cm. Simakobu memiliki 2 jenis warna bulu yaitu abu-abu gelap dan coklat muda, tetapi yang sering ditemui adalah simakobu berbulu abu-abu gelap.

Sumber Referensi : Www.Generasibiologi.Com, Www.Faunadanflora.Com

Sabtu, 20 Januari 2018

KUTUB : BENTANG ALAM TERDINGIN DI PERMUKAAN BUMI

    Kutub merupakan wilayah di permukaan bumi yang paling dingin dan cuaca yang paling ekstrem. Secara geografis ,Kedua kutub berada di bumi paling ujung,di suatu titik terjauh di utara dan di selatan. Kutub magnetik terletak di dekat masing-masing kutub geografik, tetapi keduanya selalu bergerak. Kompas bekerja menggunakan jarum magnetik sehingga bisa menunjuk ke utara dan ke selatan magnetik, bukan kutub yang sebenarnya.
    Wilayah kutub merupakan daerah yang liar, dingin, menggigil tetapi luar biasa indahnya, wilayah kutub membentang sejauh lebih dari 2.000 Km di sekeliling Kutub Utara dan Kutub Selatan. Tempat-tempat ini adalah dua daerah belantara es terakhir di Bumi. Samudera Arktika, suatu daerah lautan luas yang sangat dingin, mengelilingi Kutub Utara, sedangkan Kutub Selatan dikelilingi oleh benua beku yang disebut Antartika. Antartika adalah benua kelima terbesar dan memiliki 90 % es yang ada di Bumi. Baik Artika maupun Antartika mempunyai musim dingin yang panjang dan gelap karena matahari tidak pernah terbit. Namun pada musim panas yang dingin dan singkat, matahari tidak pernah tenggelam sehingga banyak hewan mengunjungi tanah kutub untuk mencari makan, bersarang dan membesarkan anak-anaknya. Hanya sedikit hewan yang mampu bertahan tinggal di Artika dan Antartika untuk sepanjang tahun.
Kawasan Kutub Utara : Artika
     Kutub tidak selalu dingin di masa lalu. Penumpukan es di kutub hanya terjadi selama 30 juta tahun terakhir dan tanah di sekitar Artika dan tanah di bawah Antartika telah berada di posisinya sekarang kurang dari 50 juta tahun. Benua Antartika mungkin pernah berada di dekat Khatulistiwa sewaktu iklim lebih hangat dan sedang. Pakis, sikas, pohon-pohon, dan tumbuhan hijau lain pernah tumbuh di sana dan Dinosaurus juga berkeliaran di tanah itu. Kita hanya tahu sedikit tentang kisah prasejarah wilayah Arktika, tetapi daratan telah bergeser secara perlahan dan permukaan laut berubah. Perubahan ini sering memungkinkan pembentukan jembatan darat di antara benua seperti Asia dan Amerika Utara, sehingga hewan bisa bermigrasi.

Kutub Utara
    Kutub Utara adalah titik paling utara dari bola bumi, merupakan satu-satunya titik yang dilalui oleh garis khayal 90 derajat Lintang Utara. Robert Edwin Peary berkebangsaan Amerika Serikat adalah penjelajah pertama yang menginjakkan kaki di titik Kutub Utara pada tanggal 6 April 1909. Kutub Utara adalah titik paling utara Bumi, dapat didefinisikan dalam empat cara berbeda. Namun hanya dua cara pertama yang umum digunakan. Namun begitu definisi yang paling luas adalah Kutub Utara terletak di Samudera Arktik. Arktik adalah sebuah wilayah di sekitar Kutub Utara Bumi. Batasannya biasanya adalah di utara lingkaran arktik (66° 33’U), yang merupakan batas dari matahari tengah malam dan malam polar. Definisi lainnya berdasarkan iklim dan ekologi, seperti 10 °C (50 °F) isoterma (isotherm) Juli, yang juga berhubungan dengan treeline di sebagian besar Arktik. Arktik merupakan samudra yang luas dan tertutup oleh es, dikelilingi oleh sedikit pohon, tanah beku, juga terdapat organisme yang hidup di es, ikan dan mamalia laut, burung dan beberapa komunitas manusia.
    Kutub Utara terletak di tengah-tengah lautan dangkal dan beku yang dikelilingi oleh bagian ujung utara Eropa, Asia dan Amerika Utara. Seluruh wilayah itu disebut Arktika dari kata Arktos yang artinya susunan bintang Beruang besar, yang menaungi langit kutub utara.. Wilayah Artika terutama terdiri dari Samudera Arktika seluas 1.600 Km2 dan mempunyai lapisan tipis es di atasnya. Pulau terbesar di Samudera Artika adalah Greenland, yang diselimuti oleh lapisan es tebal. Bagian lain dari Artika adalah kumpulan daerah daratan yang disebut tundra yang berarti tanah tidak tidak berpohon. Tundra meliputi bagian utara Kanada, Alaska, Rusia dan Skandinavia. Di peta, garis imajiner yang disebut Lingkar Arktika mengitari wilayah Arktika.

Kawasan Kutub Selatan : Gunung Es di Antartika
Kutub Selatan
    Kutub Selatan ialah titik paling selatan dari bola bumi atau ujung selatan bumi (90° S), merupakan sumbu bumi. Penemu kutub asal Norwegia Roald Admunsen ialah orang pertama yang menemukan Kutub Selatan pada 14 Desember 1911. Saat ini terdapat banyak stasiun penelitian di Kutub Selatan. Kutub Selatan magnetis ialah ujung medan magnet yang lurus menembus pusat bumi. Karena adanya sumbu itulah bumi berputar. Pada 1985 diketahui Kutub Selatan magnetis ada di 65°S 140°T. Kutub selatan disebut juga antartik, dan kutub selatan merupakan wilayah di dunia yang belum terjamah oleh manusia seutuhnya, karena kutub selatan tidak semuanya tersinari oleh matahari, makhluk hidup yang banyak tinggal di sini adalah penguin. Meskipun kita sering menyaksikan penancapan bendera kemenangan yang menjadi simbol penjelajah masa lalu di Kutub Selatan, tetap saja Kutub Selatan merupakan satu-satunya tempat di Bumi yang tidak dimiliki oleh siapa pun dan tidak memiliki sejarah penduduk asli. Berdasarkan Perjanjian Antartika, dinyatakan bahwa tanah dan sumber daya yang ada hanya digunakan untuk tujuan damai dan ilmiah.

 Aurora Australis
    Kutub Selatan terletak ditengah-tengah benua Antartika. Nama Antartika berarti seberang Arktika. Antartika adalah benua bergunung-gunung yang hampir tertutup lapisan es raksasa dan seluas gabungan benua Eropa dan Amerika Serikat. Saat musim panas, Antartika hanya mempunyai sedikit daerah bebas es. Benua ini juga tidak mempunyai mamalia darat dan hanya terdapat sedikit tumbuh-tumbuhan dan hewan. Wilayah Antartika dipisahkan dari bagian dunia lain oleh perairan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia bagian Selatan. Pada musim dingin, es meluas dari pantai-pantai Antartika sejauh ratusan kilometer ke samudera. Ada beberapa kelompok pulau di dekat Antartika seperti George Selatan, tetapi daratan terdekat adalah ujung selatan Benua Amerika Selatan, yang berjarak sejauh 960 Km. Di Peta, wilayah Antartika dibatasi oleh garis imajiner yang disebut Lingkar Antartika. 

Cuaca Dan Iklim
    Iklim di Kutub sangat dingin dan kering. Anginnya juga sangat kencang. Udara dingin bergerak dari Kutub menuju Khatulistiwa, membantu menjaga bumi agar tidak terlalu panas. Antartika adalah tempat paling dingin dan paling berangin di Bumi, dengan suhu rata-rata -60oC dan angin yang menderu, dengan kecepatan sampai 300 km/jam, menimbulkan badai dan timbunan salju. Manusia tanpa perlindungan bisa membeku hanya dalam beberapa menit. Baik Artika maupun Antartika merupakan gurun yang dingin, karena sebagian besar menerima tidak kurang dari 240 mm curah hujan atau salju setiap tahun. Namun, lebih dari sepersembilan air bersih dunia tersimpan di lapisan es Antartika dan Greenland. Daerah Kutub hanya mempunyai dua musim, yaitu musim panas dan musim dingin. Saat di Arktika musim panas, di Antartika mengalami musim dingin, begitu juga sebaliknya. Siang hari yang berlangsung selama 24 jam membuat daerah kutub dijuluki " Tanah Matahari tengah malam " karena Matahari masih bersinar sekalipun sudah tengah malam.
Aurora Borelais
    Mengapa daerah Kutub dingin ? Sinar Matahari memberikan panas cahaya ke Bumi, tetapi bumi melengkung seperti bola. Jadi, sinar Matahari semakin lemah dan lebih menyebar ke Kutub daripada di Khatulistiwa. Sinar matahari juga harus berjalan lebih jauh melalui atmosfer untuk mencapai kutub. Atmosfer juga menyerap banyak panas sehingga membuat kutub lebih dingin. Terlebih, es dan salju putih di kutub memantulkan kembali antara 50-90% panas matahari. Akibatnya, kutub bertambah dingin, ini yang menyebabkan daerak Kutub menjadi dingin.
    Daerah Kutub juga menciptakan panorama alam yang indah dengan terbentuknya tirai-tirai cahaya berkilauan yang disebut aurora dan sering terlihat dilangit kutub. Aurora muncul sebab kutub magnetik bumi menarik partikel-partikel bermuatan yang dilepaskan matahari. Sewaktu partikel-partikel ini menyerbu partikel gas yang ada di Atmosfer Bumi, cahaya berwarna dipancarkan. Aurora itu dinamakan Aurora Borelais atau Cahaya Utara di Artika dan Aurora Australis atau Cahaya Selatan di Antarika. Aurora tidak mudah difoto karena redup dan bergerak sangat cepat.

Orang-Orang Kutub
    Selama ribuan tahun, orang Inuit di Amerika Utara dan Greenland, Sami dari Skandinavia dan Rusia, dan orang Nenets dari Siberia, hidup di Artika. Tubuh mereka telah beradaptasi untuk kebal terhadap dingin. Gaya hidup mereka nomadik atau melakukan perjalanan untuk berburu binatang liar seperti Karibu, Anjing laut dan Ikan. Para penjelajah Eropa, terus menerus datang ke kutub dan belajar banyak dari keahlian bertahan hidup orang-orang ini yang peralatan, pakaian dan alat transportasinya dirancang dengan sempurna untuk kondisi Kutub. Saat ini, orang Inuit dan orang artika yang lain mengabaikan gaya hidup tradisional. Kebanyakan telah tinggal di rumah-rumah modern, pergi ke toko untuk berbelanja makanan, dan bekerja diatas kapal-kapal modern atau pertambangan. Namun pada musim panas, beberapa masih pergi berburu dan mencari ikan. Mereka menggabungkan cara hidup lama dengan yang baru.
Orang Inuit di Kutub Utara
     Orang Inuit mempunyai ciri fisik yang membantu mereka bertahan hidup di dinginya Arktika. Tubuh mereka pendek gempal, sehingga menghemat panas. Lapisan lemak tebal di pipi dan kelopak mata membantu melindungi bagian-bagian tubuh yang terbuka terhadap dingin. Kelopak mata yang tebal juga melindungi mata dari pantulan sinar Matahari di salju. Pakaian tradisional berbahan dasar kulit dan bulu binatang, seperti Karibu, anjing laut dan Beruang kutub. 
    Igloo Inuit, yang terbuat dari kubah balok es, adalah naungan sementara yang digunakan dalam perjalanan berburu. Sekarang beberapa Inuit masih membuatnya untuk tujuan ini. Dinding dalam Igloo ditutup salju yang mencair, kemudian membeku menjadi lapisan es yang lembut. Igloo ini sekarang diterangi oleh sebuah lampu tekanan modern, tetapi sebelumnya panas dan terang berasal dari lampu minyak lemak hewan. Herannya, hanya dengan tambahan panas tubuh,igloo tetap hangat. Pada musim dingin, Inuit biasanya hidup di rumah-rumah yang terbuat dari batu dan tanah berumput, sedangkan saat musimpanas, mereka pindah ke tenda-tenda kulit. 
Igloo, naungan sementara orang Eskimo
 Melindungi Kutub
    Wilayah Kutub sangat penting bagi kelangsungan Bumi. Jika lapisan es kutub mencair, sinar Matahari yang dipantulkan kembali ke angkasa makin sedikit. Akibatnya, Bumi akan bertambah panas. Jika lautan-lautan di dunia memanas, luasnya akan bertambah dan akan menaikkan permukaannya. Dan Naiknya permukaan laut akan menenggelamkan tempat-tempat rendah di permukaan bumi, termasuk beberapa pulau-pulau kecil di Indonesia. Selain itu, tumbuhan dan hewan kutub adalah bagian dari jaringt-jaring kehidupan besar yang saling berhubungan dan menopang kehidupan yang ada sekarang. Rusaknya margasatwa kutub akan mempengaruhi daerah lain. Beberapa masalah lingkungan di wilayah kutub adalah polusi, kerusakan akibat pertambangan dan pengeboran, dan perburuan hewan langka. Saat ini, penelitian ilmiah menunjukkan betapa rapuhnya tanah kutub dan undang-undang untuk mengurangi kerusakan telah dikeluarkan demi melindungi wilayah yang unik dan luar biasa ini.
 Matahari tidak tenggelam selama 24 Jam
    Penelitian ilmiah untuk mencegah rusaknya lingkungan kutub telah dilakukan, diantaranya peluncuran balon cuaca di Antartika oleh para ilmuwan yang bertujuan membantu mereka memahami kondisi wilayah kutub. Lubang di lapisan ozon pertama kali ditemukan di atas Antartika danmungkin disebabkan oleh gas bernama CFCs, yang berasal dari produk pendingin dan aerosol. Lubang ozon lebih besar di atas Kutub karena kondisi cuaca yang khusus disana. Lapisan ozon sangat penting bagi planet bumi karena menahan sebagian besar sinar ultraviolet yang jika berlebihan akan merusak dan membahayakan mahluk hidup termasuk manusia di muka bumi.

Sumber Referensi : Kutub : Barbara Taylor, Pole : Nature Life