"SELAMAT DATANG DI BLOG EKOGEO"(Pendidikan, Geografi dan Lingkungan)

Selasa, 13 Desember 2011

JERAPAH : MAMALIA BERLEHER PANJANG

 
 Perkelahian Dua Jerapah
    Jerapah (Giraffa camelopardalis) adalah hewan anggota suku Giraffidae yang disebut sileher panjang karena lehernya panjang. Tingginya bisa mencapai 5,5 m atau lebih . Hewan ini berpunggung landai dengan ekor berjumbai. Tubuhnya berwarna cokelat kekuning-kuningan dengan kotak cokelat kemerah-merahan (kadru). Daerah persebarannya adalah Afrika, terutama Sudan, Somalia, hingga Afrika Selatan. 
 Sepasang Jerapah sedang bermesraan
     Jerapah mempunyai tanduk yang bersifat permanen berjumlah 2 atau 4 buah di puncak kepalanya. Tanduk pada jantan ataupun betina tidak digunakan untuk mempertahankan diri karena tanduk itu diselubungi dengan bulu-bulu lembut. Selain itu jerapah juga memiliki benjolan tulang di antara mata kiri dan mata kanan yang disebut tanduk kelima.
    Jerapah memiliki 32 buah gigi yang diadaptasi untuk merumput. Hewan ini juga memiliki taring yang lebar untuk membantu memperlebar bentang gigi depan. Gigi ini cenderung digunakan untuk menyisir daun-daun dan pepohonan serta semak perdu.
Kawanan Jerapah mencari pakan
Si Jantung Kuat
    Keunikan dari jerapah adalah kemampuan jantungnya yang dapat memompa darah agar mencapai otak yang terletak cukup jauh dan tinggi. Pada waktu lehernya tegak, tekanan darahnya 200 mm Hg. Adapun pada saat leher diturunkan, tekanan darahnya 175 mm Hg. Keadaanini disebabkan adanya katup-katup pada arteri di sepanjang lehernya yang berfungsi untuk mengurangi tekanan darah. Seandainya terjadi pada manusia, tekanan tersebut dapat mengakibatkan kematian. Jantung jerapah yang berbobot 11 kg berfungsi untuk menyuplai darah sebanyak 60 liter per menit.

Sepasang jerapah remaja di sabana Afrika
Pertahanan Diri
    Jerapah pada umumnya hidup di stepa, daerah setengah padang pasir, atau padang rumput sabana. Jerapah aktif mencari makanan pada pagi dan senja hari. Di habitat aslinya jerapah makan daun tumbuhan polong-polongan, misalnya akasia dan mimosa. Jika ada air, jerapah dapat minum sebanyak 9 liter per minggu. Jika tidak ada air, jerapah mampu tidak minum sampai berminggu-minggu. Bahkan di kawasan tandus jerapah mampu tidak minum selama 7 bulan. Untuk mempertahankan diri dari predator (singa, macan tutul dan buaya), jerapah menggunakan kaki depannya sebagai senjata. Tendangan kaki depan jerapah sangat kuat, sehingga dapat meremukkan tulang rusuk singa.
Jerapah sedang membelai anaknya yang baru dilahirkan
Reproduksi
    Jerapah bersifat poligami. Seekor jantan yang kuat akan menguasai suatu daerah dan juga betina yang hidup di daerah itu. Sebelum menjadi penguasa, jerapah jantan harus bertarung mempertaruhkan nyawanya agar dapat menjadi penguasa wilayah dan betinanya.
Hewan ini berkembang biak dengan cara melahirkan anak. Induk jerapah mengalami masa kehamilan selama 420-468 hari. Betina yang sedang hamil biasanya dijaga oleh 9 ekor jerapah betina lain untuk melindungi anak jerapah yang akan lahir dari terkaman predator. Seekor induk jerapah melahirkan satu ekor anak. Setelah 25 menit, anak jerapah yang baru lahir akan berjalan mengelilingi induknya untuk menyusu. Setelah berumur 3 minggu anak jerapah mulai makan dedaunan. Ketika berumur 3 bulan, anak jerapah disapih. Setelah berumur 3 minggu anak jerapah mulai makan dedaunan. Ketika berumur 3 bulan, anak jerapah  disapih. Setelah berusia 3 tahun, anak jerapah sudah dewasa dan siap bereproduksi.

Keluarga Jerapah dan anak-anaknya



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.