PELALAWAN
(RS) Seekor harimau Sumatera mati karena terjerat di Kabupaten
Pelalawan, Riau. Populasi harimau Sumatera di Riau terus berkurang
akibat perburuan liar.
Petugas
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau langsung
mendatangi lokasi setelah mendapat laporan warga. Petugas menemukan
harimau jantan terperangkap di tengah hutan, Desa Bukit Kesuma,
Kecamatan Pangkalan Kuras, Pelalawan.
Petugas
penyelamat satwa berusaha membius harimau yang diperkirakan berumur 1,5
tahun tersebut. Namun, kondisinya terus memburuk dan mati. Warga dan
anggota Polsek Pangkalan Kuras sudah berusaha menyelamatkan harimau saat
ditemukan, Kamis (30/6) lalu. Namun hewan dilindungi ini terus
mengamuk. Sekawanan harimau liar juga mendatangi lokasi sehingga
keselamatan warga terancam.
“Harimau
ini mati karena kakinya luka parah karena terjerat. Satwa liar ini juga
kelaparan sehingga kondisi fisiknya melemah,” kata petugas BBKSDA Riau
Kasiwan.
Petugas BBKSDA Riau membawa bangkai harimau ke Pekanbaru untuk diselidiki.
Organisasi
satwa internasional, World Wildlife Fund (WWF) Riau mencatat populasi
harimau Sumatera di Riau tinggal 30 ekor saja. WWF menyatakan jumlah
harimau Sumatera terus berkurang akibat perburuan liar. Habitat harimau
juga terdesak pemukiman dan perkebunan besar sehingga satwa ini sering
mengamuk dan menyerang penduduk.
(asr)
3. Harimau Sumatera mati di Padang Pariaman
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Seekor harimau sumatera berjenis kelamin
jantan untuk kedua kalinya ditemukan terbunuh di Kabupaten Padang
Pariaman, Sumatera Barat. Mengenaskan, kondisi satwa liar dilindungi
tersebut mati dengan leher tertembus peluru senapan di dalam lubang
jerat.
Menurut pengakuan staf Balai Konservasi Sumberdaya Alam
(BKSDA) Sumatera Barat Rusdiyan Ritonga, bangkai harimau tersebut diduga
hilang dan diduga dibawa oknum aparat. “Kejadiannya Sabtu (15/10)
lalu,” katanya saat dihubungi Republika, Senin (17/10).
Pihak
BKSDA baru mengetahui dan menerima kabar tersebut Ahad (16/10). Dalam
video berdurasi satu menit sepuluh detik itu, diperlihatkan tindakan
beberapa warga yang mencabuti kumis-kumis sang raja hutan yang telah
mati. Menurut kepercayaan masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat,
memiliki kumis harimau membawa peruntungan tertentu.
Menurut
pengakuan Wali Nagari Sungai Buluh, Kecamatan Batang Anai kepada
Rusdiyan, harimau dewasa tersebut terperangkap di dalam jerat yang
dipasang untuk rusa. Pada Jumat (14/10) harimau jantan itu terperangkap.
Pada Sabtu (16/10), tiga orang pemburu rusa membawa tiga senapan
menemukan harimau tersebut dan mengeksekusinya di tempat.
Dirjen
Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan Darori yang
mengaku baru mengetahui dari Republika menyayangkan tindakan tersebut.
Kejadian itu menambah rentetan kasus serupa di Sumatera yang jumlahnya
sudah mencapai 30 kali dalam dua tahun terakhir.
“Kasus harimau
terperangkap dalam jerat kebun masyarakat sudah teramat sering,” katanya
kepada Republika melalui sambungan telepon, Senin (17/10). Dari 31
kejadian tersebut, delapan ekor harimau sumatera yang terselamatkan
berhasil dilepasliarkan kembali ke alamnya.
Kementerian
Kehutanan, kata Darori akan mengusut kasus ini sesuai ketentuan dalam
Undang Undang Nomor 5/ 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistem. Bagi pembunuh satwa liar yang disengaja akan mendapat
sanksi sepuluh tahun penjara dan denda mencapai Rp 10 miliar. Sedangkan
pihak yang terbukti mengambil bagian dari tubuh satwaliar dilindungi
divonis lima tahun penjara dan denda Rp 200 juta.
Harimau yang dibunuh pada 1990 – 2000 di Sumatera
Provinsi |
1990 |
91 |
92 |
93 |
94 |
95 |
96 |
97 |
98 |
99 |
2000 |
Total |
Bengkulu |
10 |
5 |
5 |
7 |
12 |
24 |
25 |
46 |
46 |
33 |
2 |
215 |
Sumatera Selatan |
– |
4 |
15 |
15 |
9 |
11 |
9 |
17 |
14 |
13 |
– |
107 |
Lampung |
– |
– |
2 |
4 |
5 |
12 |
10 |
18 |
25 |
11 |
4 |
91 |
Jambi |
– |
– |
– |
1 |
6 |
6 |
14 |
17 |
14 |
9 |
8 |
75 |
Riau |
4 |
1 |
2 |
6 |
4 |
11 |
10 |
12 |
13 |
8 |
2 |
73 |
Sumatera Barat |
1 |
– |
3 |
2 |
4 |
5 |
11 |
12 |
13 |
7 |
– |
58 |
Total |
15 |
10 |
27 |
35 |
40 |
69 |
79 |
122 |
125 |
81 |
16 |
619 |
Sumber: Tilson et al (2010)
Dilihat asalnya, menurut Tilson et al (2010), jumlah harimau sumatera
yang dibunuh lebih banyak berasal dari taman nasional (369 individu
atau 58%) dibandingkan dari luar taman nasional (260 individu atau 42%).
TNKS merupakan taman nasional dengan jumlah terbanyak. Yakni, 122
individu atau 33% dari total harimau sumatera dari taman nasional (369
individu).
Harimau yang dibunuh antara 1990 – 2000 di Sumatera, di dalam dan luar taman nasional
Lokasi |
1990 |
1991 |
1992 |
1993 |
1994 |
1995 |
1996 |
1997 |
1998 |
1999 |
2000 |
Way Kambas |
0 |
0 |
1 |
0 |
0 |
1 |
2 |
3 |
4 |
3 |
1 |
Bukit Barisan Selatan |
0 |
0 |
1 |
4 |
6 |
11 |
9 |
18 |
24 |
9 |
4 |
Kerinci Seblat |
2 |
3 |
8 |
10 |
9 |
14 |
15 |
21 |
25 |
15 |
1 |
Berbak |
0 |
0 |
0 |
0 |
2 |
3 |
10 |
11 |
8 |
5 |
4 |
Bukit Tigapuluh |
0 |
0 |
0 |
1 |
5 |
14 |
18 |
21 |
19 |
10 |
4 |
Total Dalam Taman Nasional |
2 |
3 |
10 |
15 |
22 |
43 |
54 |
74 |
80 |
42 |
14 |
Luar Taman Nasional |
13 |
7 |
17 |
20 |
18 |
26 |
25 |
48 |
45 |
39 |
2 |
Total |
15 |
10 |
27 |
35 |
40 |
69 |
79 |
122 |
125 |
81 |
16 |
Sumber: Tilson et al (2010)
4. Harimau Remaja Mati di tombak warga
TIME SUMATERA - Labuhanbatu Utara / 25 Mei 2017
Harimau Mati ditangan warga, kejadian
terjadi di Dusun Kuala Indah Desa Terang Bulan, Kecamatan Aek Natas,
Kabupaten Labuhanbatu Utara.Peristiwa keluarnya satwa Harimau Sumatera
dari dalam hutan pertama sekali diketahui oleh seorang warga yang
bekerja sebagai penderes pohon karet pada tanggal 17 mei 2017 Tepatnya
di Kilometer (Km) 5 Dusun Kuala Indah, Desa Terang Bulan, Kecamatan Aek
Natas, Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) Propinsi Sumatera Utara.
Harimau Sumatera Yang Mati Ditombak Warga
Mendapat informasi adanya laporan warga
tentang keberadaan Harimau Sumetera berdekatan dengan kampung, Kepala
Dusun Zulkarnaen Munthe langsung melaporkan peristiwa ini ke Aparatur
desa, namun kurangnya komunikasi yang baik dengan pihak desa hingga ke
Kecamatan, sehingga informasi konflik didesa Terang Bulan tidak sampai
ke BBKSDA Sumatera Utara.
Mirisnya Peristiwa keluarnya Harimau
Sumatera terjadi semenjak dua hari terakhir 23 - 25 Mei 2017, Harimau
Sumatera semakin mendekati perkampungan warga, banyak warga yang
menyaksikan Harimau berada dibelakang dapur warga.
Ironisnya harimau masuk keperkampungan
diduga disebabkan rusaknya hutan yang beralih fungsi menjadi perkebunan.
Sempitnya ruang bagi harimau sumatera untuk jelajahnya mempertahankan
hidup menacari makan. Dan akhirnya harimau masuk ke perkampungan untuk
mempertahankan kehidupannya, bahkan sebaliknya harimau menjadi korban.
Detik - detik kematian Harimau Sumatera
Harimau Sumatera yang diperkirakan
berumur lebih kurang 1 tahun, dengan usia sangat muda, jenis kelamin
jantan, harus mati di ujung tombak warga, tepat tanggal 25 Mei 2017
pukul 09:00 wib saat akan mencari makan di perkampungan. Harimau
Sumatera muncul diakses jalan kampung dan sempat masuk kepemukiman
warga, bahkan pasca sebelum tewas Harimau tersebut sempat mengejar dan
bermain-main dengan ternak peliharaan warga seperti Ayam dan itik.
Melihat kondisi harimau berada ditengah
tengah kampung, akhirnya warga Kuala Indah bermufakat untuk melumpuhkan
Harimau tersebut, tepatnya pukul 10:15 wib puluhan warga langsung
melakukan pengepungan harimau dengan menggunakan senjata tajam berupa
tombak, golok, dan sebagainya.
Setelah harimau terkepung oleh warga,
seketika itu juga warga langsung menombak Harimau Sumatera yang mengenai
tepat dibahagian kepala dekat mata. Setelah berapa menit kemudian
harimau tersebut langsung terjatuh ketanah dan akhirnya mati dengan
penuh luka ditubuhnya.
Ditempat kejadian pembantaian satwa
kucing besar tersebut, warga yang datang kelokasi banyak yang
menviralkan dengan mengambil dokumentasi gambar dan video, seolah olah
dengan kematian harimau tersebut seperti telah membunuh teroris yang
meresahkan. Bahkan ada rekaman warga yang dengan sengaja memegang ekor
bahagian tubuh harimau. yang menyedihkan sekali sebahagian organ tubuh
harimau sudah ada yang hilang.
5. Harimau Sumatera mati Kekurangan Darah karena Dijerat Warga
BANDARLAMPUNG -
Indonesia kehilangan satu ekor lagi harimau Sumatera. Binatang yang
dievakuasi dari Pekon Sukamenanti, Kecamatan Waytenong, Lampung Barat
tersebut mati lantaran kekurangan darah akibat luka di bagian kaki,
leher, dan ekor sekitar pukul 21.30 WIB Minggu (15/3).
Padahal tim dokter hewan Lembaga Konservasi (LK) Taman Satwa Lembah Hijau Bandarlampung telah berupaya keras menyelamatkannya.
Owner
Taman Wisata Lembah Hijau Irwan Nasution mengatakan, kondisi harimau
yang tiba pada Minggu malam itu memang dalam kondisi luka parah. Diduga
luka yang diderita harimau ini akibat bekas jeratan warga yang berusaha
menangkapnya.
"Waktu tiba di tempat
kami, kondisinya sudah parah dan lemah. Luka di tubuh harimau juga sudah
dipenuhi belatung," ujarnya tadi malam.
Dia membenarkan, petugas
medis kesehatan di taman wisatanya sudah berusaha keras menyelamatkan
harimau tersebut. Namun, setengah jam setelah mendapat perawatan,
harimau itu mati.
"Kondisinya sudah
parah, jadi tidak tertolong lagi. Saat ini petugas medis tengah
melakukan autopsi terhadap harimau itu," ungkapnya.
Terpisah,
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Lampung Subakir enggan
berkomentar banyak saat dikonfirmasi terkait peristiwa ini. "Harimaunya
mati di lembaga konservasi, sekarang lagi diautopsi petugas medis,"
singkatnya.
6. Harimau Sumatera Mati Kelaparan dan dijerat Di Jambi
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Herupitra 10 April 2013
Tribun Jambi.Com. Bangko - Seekor Harimau Sumatera ditemukan telah mati dipinggiran Desa
Tiangko Panjang, Kecamatan Sungai Manau, Kabupaten Merangin. Diduga
harimau berusia tiga tahun tersebut mati karena kelaparan.
Menurut keterangan Kapolsel Sungai Manau, AKP Johan, hewan langka yang
dilindunggi tersebut pertama kali ditemukan oleh warga sekitar dalam
keadaan telah mati. Bangkai harimau itu kemudian diserahkan kepada pihak
TNKS kerinci.
"Menurut keterangan Harimau tersebut mati karena kelaparan," ujar kapolsek. Namun berdasarkan informasi warga , sebenarnya Harimau sumatera yang kelaparan tersebut dalam keadaan hidup ketika memasuki pemukiman warga. Rosmania adalah warga yang pertama kali melihat Harimau malang ini ketika membuka pintu belakang rumahnya pada pukul 15.00 WIB. Ia sempat mengusir Harimau ini, namun Harimau ini datang lagi. Karena kasihan melihat kondisi Harimau yang kurus dan kelaparan, ia pun memberikan makanan pada harimau tersebut.
Namun kemunculan harimau ini diketahui warga lain dan dianggap meresahkan, sehingga akhirnya warga memutuskan untuk menangkap harimau tersebut dengan membuat jeratan. Beberapa jam kemudian sekitar pukul 22.00 WIB harimau tersebut berhasil dilumpuhkan setelah masuk perangkap jeratan dan akhirnya menjeratnya sampai mati.
Kondisi Harimau tersebut sangat menyedihkan, tubuhnya terlihat sangat kurus dan lemah dan nampaknya sangat kelaparan, tapi kenapa warga tega membunuh harimau yang sudah tak berdaya dengan menjeratnya, kenapa tidak diamankan dan diselamatkan serta dilaporkan ke BKSDA setempat ?
7.
Harimau Sumatera Mati Dijerat karena memangsa 25 ekor Kambing di Riau
PALIKA 24 Juni 2012 - Sejak beberapa pekan
terakhir rasa penasaran warga RT 02/RT 05 Dusun Sungai Tenggar,
Kecamatan Pasir Limau Kapas (Palika) akibat sebanyak 25 ekor ternak
kambing mereka yang hilang bak ditelan bumi terjawab sudah.
Puluhan
ternak kambing milik warga itu ternyata bukan dicuri oleh pelaku
kejahatan. Melainkan dimangsa oleh tiga ekor harimau sumatera yang
berkeliaran belakangan ini. Akibatnya, dari ketiga ekor harimau sumatera
yang hilir mudik di pemukiman warga itu satu diantaranya tewas
terjerat, Sabtu (23/6) sekira pukul 17.00 WIB.
Semula, warga tak
berniat untuk membunuh harimau tersebut dan hanya ingin menjeratnya
hidup-hidup. Namun, perangkap yang dipasang warga melukai harimau dengan
panjang 2 meter dan berat mancapai ratusan kilogram itu. Usai tewas
terjebak dalam dalam perangkap warga, harimau itupun langsung dikubur
ditengah pemukima warga secara bersama untuk menghindari hal yang tak
diinginkan
"Kehadiran tiga ekor harimau sumatera ini sedikitnya
memangsa 25 ekor ternak kambing warga. Selain kambing, ayam dan ternak
lain juga tidak luput dari sasarannya. Memang, semula kami tak mengira
kalau ada harimau di pemukiman kami ini, dan kami mengira ternak kami
hilang digondol pencuri," sebut tokoh masyarakat setempat, Ja'par
Ibrahim diaminkan oleh Rahman Yus, Minggu (24/6).
Lanjut kedua
tokoh masyarakat ini, karena kehadiran harimau sumatera itu dinilai
sudah sangat meresahkan, ditambah warga merasa ketakutan, maka warga
yang mengatasnamakan Forum Keselamatan Diri Masyrakat (FKDM)
bermusyawarah dalam menyikapi keresahan warga dengan kehadiran tiga ekor
si belang itu di kampung mereka.
"Maka kami sepakat untuk
menangkap harimau itu dengan cara memasang jerat. Niatnya ditangkap
hidup-hidup, namun berujung tewas. Alhamdulillah sudah terjerat satu
ekor ,agar jangan lepas dengan keberanian warga menabah jeratnya,
akhirnya hariamu sepanjang dua meter itu mati," jelas Ja'par Ibrahim.
Rahman
Yus menambahkan, bangkai hariamau tersebut dibawa warga ke kampung dan
sesuai adat istiadat warga setempat, bagkai harimau itu dilakukan
upacara penghormatan dengan atraksi pencak silat dilanjutkan dengan
acara tepuk tepung tawar hingga dikubur di tengah pemukiman warga.
Harimau Sumatera di Sekincau itu akhirnya mati dalam perawatan
Kita
kubur harimau itu di tengah pemukiman warga untuk menghindari hal yang
tidak diinginkan. Semisal, memanfaatkan barbagai organ tubuh harimau
oleh oknum yang memanfaatkan kesempatan ini. Bahkan, kubur harimau itu
sampai saat ini kita jaga bersama warga agar tidak dibongkar oleh oknum
yang ingin mengambil keuntungan pribadi," sambung Rahman Yus seraya
mengataka saat ini masih ada tersisa dua harimau lagi.
Kapolsek
Panipahan AKP A Cholik Husen didampingi Kanit Reskrim Iptu Manapar
Situmeang kepada Metro Riau membenarkan kejadian tersebut. "Kita memang
mengesalkan tewasnya harimau sumatera ini yang terjerat. Untuk itu, kita
sarankan kepada warga, jika ingin menjerat harimau yang tersisan
hendaknya jangan sampai melukai hingga menewaskan harimau lainnya,"
sebut Iptu Manapar yang mengaku kalau pihaknya baru mengetahui kejadian
itu setelah turun ke TKP dan mengetahui kalau harimau sudah tewas
terjerat. (
Naj)
8. Harimau Mati Di Kandang Ayam (Aceh)
Tapaktuan (ANTARA News) - Seekor harimau sumatera (
Panthera tigris sumatrae) ditemukan mati di kandang ayam milik M Rajab (45) warga desa Silolo kecamatan Pasie Raja Kabupaten Aceh Selatan.
"Harimau
berjenis kelamin betina itu ditemukan mati di dalam kandang ayam,
sekitar pukul 08.00 WIB warga menguburkan satwa dilindungi itu," kata
Camat Pasie Raja, H Rustam di tapaktuan, Senin.
Sebelum dikubur,
satwa dilindungi itu terlebih dulu dibungkus dengan kain putih,
penguburan tersebut juga disaksikan Kepala Konservasi sumber Daya Alam
(KSDA), Safwan, petugas Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dan kapolsek
Pasie Raja kabupaten Aceh Selatan.Diperkirakan harimau yang
memiliki panjang sekitar 99 Cm, tinggi 62 Cm dan panjang ekor 52 cm itu
masuk ke kandang ayam yang berada di belakang rumah M Rajab sekitar
pukul 20.00 WIB.Hewan yang hampir punah tersebut diduga tewas
akibat kehabisan nafas karena terlilit tali yang terdapat di dalam
kandang ayam milik warga yang sehari-hari berprofesi sebagai petani itu.
"Untuk
mencegah kemungkinan yang tidak diinginkan, harimau yang masih berusia
muda itu dikubur dihalaman rumah M Rajab," katanya.Kepala KSDA
Aceh Selatan, Safwan mengatakan harimau itu tewas akibat kehabisan nafas
dan pihaknya telah melaporkan kejadian tersebut ke BKSDA Provinsi Aceh."Kami
sudah melaporkan kejadian ini ke BKSDA Provinsi dan diperkirakan masih
ada satu ekor harimau lagi yang berkeliaran di pinggiran desa Silolo
itu," katanya.
Selama dua bulan terakhir gangguan harimau di daerah penghasil pala itu meningkat, puluhan ternak telah dimangsa "raja hutan".Selain
desa Silolo kecamatan Pasie raja, sejumlah desa lainnya seperti Jambo
Apha kecamatan Tapaktuan dan desa Jambo Papeun kecamatan Meukek harimaun
juga turun ke pemukiman.Kepala desa Jamboe Papeun, Sasmin (44)
mengatakan harimau telah memangsa lima ekor kambing milik Tgk,
Syahabuddin, Tgk Anshari dan M Nasir Nas serta 39 ekor ayam dan itik
milik masyarakat lainnya.
"Warga melihat harimau di ladang ubi
yang berada di dusun Kuta Batee yang berjarak sekitar satu kilometer
dari pemukiman penduduk. Sebenarnya warga sangat takut dan cemas untuk
berkebun, namum aktifitas itu harus tetap dilaksanakan guna memenuhi
kebutuhan sehari-hari," kata Sasmin.(*)
9. Lagi, Harimau Sumatera Mati di Kebun Sawit
Kamis, 24 Maret 2011 | 15:33 WIB
TEMPO Interaktif,
Jambi - Bangkai seekor harimau Sumateraditemukan di kebun kelapa sawit
oleh warga Desa Airhitam Laut, Kabupaten Tanjungjabung Timur, Selasa
lalu (22/3). Diduga, harimau ini tewas akibat terkena aliran listrik
yang sengaja dipasang pemilik kebun sawit.
Harimau
Sumatera yang mati ini ditemukan di dekat kawasan Taman Nasional
Berbak, tepatnya di Parit VI Desa Air Hitam Laut. Harimau tersebut
berjenis kelamin jantan. berumur 9 hingga 10 tahun, berat badan 110 kg,
dan panjang 150 cm.
Kini bangkai binatang
langka dan dilindungi tersebut sudah diotopsi di Laboratorium Kesehatan
Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jambi. Sejak Selasa
lalu bangkai harimau itu sudah berada di Laboratorium, tetapi karena
tidak ada petugas, otopsi bangkai hewan itu ditunda hingga tadi pagi. “Hasil otopsi baru diketahui besok pagi”, kata Azrin, Kepala Laboratorium Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Jambi, Kamis (24/3).
Namun, berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, tim otopsi yang terdiri
Dr Ina Inayanti dan Dr Puji, tidak menemukan tanda gosong bekas setrum
di tubuh harimau. ”Hanya ditemukan darah di sekitar mulut harimau. Ada
kemungkinan harimau ini mati karena diracun,", ujar Azrin.
Sementara itu, Trisiswo, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam
(BKSDA) Jambi, menyatakan, setelah diotopsi, bangkai harimau ini akan
diawetkan, dan akan diserahkan ke museum atau ke kebun binatang.
"Sebelumnya sudah ada yang memesan harimau yang diawetkan," kata Tri.
Tri
menambahkan, harimau tersebut ditemukan di kebun sawit miliki Aharar
dan Hu liang. Mereka kini masih diperiksa polisi. Bila terbukti
bersalah, “Mereka bisa dihukum karena kelalaiannya,” ujarnya.
Berdasarkan
informasi yang dihimpung Tempo, selang waktu tiga bulan terakhir sudah
dua ekor harimau Sumatera mengalami nasib sama, dengan lokasi yang sama
pula.
Sumber Referensi : Mongabay Indonesia, Palika Riau, Lampung.Com, Tempo.Com, Antara.Com, Setara Riau.Com, Time Indonesia, Tribun Jambi, Republika.Com, Viva.News