"SELAMAT DATANG DI BLOG EKOGEO"(Pendidikan, Geografi dan Lingkungan)

Minggu, 20 Desember 2015

GUNUNG-GUNUNG DI KALIMANTAN, SULAWESI, MALUKU UTARA DAN PAPUA

    Pada bagian keempat ini kami memposting Gunung-gunung yang terletak di P.Kalimantan, P.Sulawesi, Kepulauan Maluku bagian Utara dan P.Papua. Mengapa Gunung-gunung di Pulau-pulau ini kami kelompokkan menjadi satu ? Alasannya karena Gunung-gunung yang ada di Pulau-pulau tersebut masih berada dalam satu sistem rangkaian Pegunungan muda Sirkum Pasifik. Berbeda dengan Gunung-gunung di P.Sumatera, P.Jawa, Kepulauan Nusa Tenggara, dan Kepulauan Maluku bagian Selatan yang berada pada jalur pegunungan Sirkum Mediterania. Namun Sirkum pegunungan Pasifik ini juga termasuk berusia muda terbentuknya sehingga di jalur ini juga ditemukan banyak gunung berapi terutama di P.Sulawesi dan Kepulauan Maluku bagian Utara. Rangkaian pegunungan Sirkum Pasifik ini dimulai dari Pegunungan Andes di Amerika Selatan, Sierra Madre di Meksiko, Pegunungan Rocky di Amerika Utara, Kepulauan Aleut, Semenanjung Kamsyatka (Rusia), Kepulauan Kuril, Kepuluan Jepang, Kepulauan Ryu-Kyu, Kepulauan Philipina ddan disini bercabang tiga kearah Barat Daya Pulau Kalimantan, kearah Selatan Pulau Sulawesi dan kearah Tenggara-Timur ke Kepulauan Maluku bagian Utara dan akhirnya ke Pulau Papua.
   Cabang pertama ke Pulau Kalimantan membentuk pegunungan tua seperti Pegunungan Iban, Pegunungan Swener, Pegunungan Muller, Pegunungan Kapuas Hulu, Pegungan Kalingkang dan pegunungan Maratus. Semua Gunung di Pulau Kalimantan tidak ada yang berapi dengan Puncaknya yang tertinggi adalah Gunung Kinabalu (4175 m) di negara bagian Sabah Malaysia. Selebihnya gunung-gunung lain di Pulau Kalimantan tidak ada yang melebihi ketinggian 2500 m diatas permukaan laut. Hutan di Gunung-Gunung Pulau Kalimantan menyimpan kekayaan Biosfer yang tinggi dan diandalkan dunia sebagai penghasil Oksigen atau paru-paru dunia. Disinilah bermukim Badak Sumatera yang sangat langka, termasuk beruang madu, Macan Dahan, dan tentu saja Orang Utan, spesies Kera yang hanya dapat ditemukan di P.Sumatera dan Kalimantan.
   Cabang kedua menuju arah Pulau Sulawesi membentuk rangkaian pegunungan muda yang aktif seperti pegunungan Pompangeo, Pegunungan Utilembu, Pegunungan Paleleh, Pegunungan Sinandaka, Pegunungan Fenine, Pegunungan Batui, Pegunungan Verbeek, PegununganTineba, Pegunungan Quarles, Pegunungan Tangkelemboke dan Pegunungan Makonga. Pada rangkaian pegunungan ini membentuk Gunung api seperti G.Lokon, G.Soputan, G.Siau, G.Colo, G.Karangetang dan sebagainya. Sedangkan Puncak tertinggi di Pulau Sulawesi adalah Gunung Rante Mario setinggi  3454 meter diatas permukaan laut, terletak di Provinsi Sulawesi Selatan. Gunung-Gunung di Sulawesi rata-rata berketinggian antara 2000-3000 meter dpl dan menjadi habitat beberapa satwa langka yang endemik Indonesia yaitu Burung Maleo, Anoa dan Babi Rusa.
   Cabang ketiga menuju arah Maluku Utara dan Papua membentuk Pulau-pulau Vulkanis seperti Pulau Ternate dan Pulau Tidore, P.Halmahera, P.Bacan, P.Makian dan terus berlanjut ke Papua membentuk pegunungan tinggi dan tidak aktif seperti pegunungan Arfak, Pegunungan Tamrau, Pegunungan Fakfak, Pegunungan Sudirman dan pegunungan Jayawijaya. Di Papua tengah tepatnya Pegunungan Sudirman dan Pegunungan Jayawijaya menjulang tinggi Gunung-gunung berketinggian diatas 4000 m diiatas permukaan laut. Menjadikan wilayah ini sebagai tempat tertinggi di Indonesia dan kawasan Pasifik. Beberapa puncak gunung di Papua yang berdiri kokoh menyajikan pemandangan yang mengagumkan yaitu lapisan salju pada puncaknya terutama Puncak Jaya (5030 m) dan Puncak Trikora (4750 m). Sayangnya lapisan salju di pegunungan Jayawijaya dan Sudirman ini semakin tipis dan berkurang. Penyebabnya mungkin saja adanya aktivitas penambangan Tembaga dan Emas dibagian kakinya tepatnya didaerah Tembagapura. Sangat disayangkan kalau satu-satunya wilayah Indonesia yang memiliki salju ini akhirnya jadi kenangan, maka sudah saatnya pemerintah bertindak tegas dengan mencari solusi agar penambangan yang dikelola PT.Freepot ini tidak menyebabkan kerusakan lingkungan terutama menjaga keutuhan dan keabadian salju di Puncak Jayawijaya.
G. Balaesa (3016 m) Provinsi Sulawesi Selatan
G.Bawakaraeng (3074 m) Provinsi Sulawesi Selatan
G.Dako (2304 m) Provinsi Sulawesi Tengah
G.Sonjol (3225 m) Provinsi Sulawesi Tengah
G.Latimojong (2870 m) Provinsi Sulawesi Selatan
G. Lokon (1953 m) Provinsi Sulawei Utara
G. Klabat (2062 m) Provinsi Sulawesi Utara
G. Lompo Batang (2905 m) Provinsi Sulawesi Selatan
G. Mahangetang (di dasar laut ) Laut Sulawesi, Provinsi Sulawesi Utara
G. Nokilalaki (2358 m) Provinsi Sulawesi Tengah
G. Rante Mario (3455 m) Provinsi Sulawesi Selatan
G. Soputan (1827 m) Provinsi Sulawesi Utara
G. Tangkoko Batu angus (1650 m) Provinsi Sulawesi Utara
G. Waukara (3127 m) Provinsi Sulawesi Tengah
G. Cartens Piramid (4884 m) Provinsi Papua
G. Binaija (3055 m)P. Seram, Provinsi Maluku Utara
G. Idenberg (4650 m) Provinsi Papua
Puncak Trikora (4750 m) Provinsi Papua
Puncak Yamin (4595 m) Provinsi Papua
Puncak Jaya (5030 m) Provinsi Papua
Lapisan salju di Puncak Ngapulu (4950 m) Provinsi Papua
Puncak Mandala (4700 m) Provinsi Papua
Pegunungan Jayawijaya, Provinsi Papua
G. Airbunak (1560 m) Provinsi Kalimantan Selatan
Bukit Raya (2220m) perbatasan Provinsi Kalimantan Tengah-Kalimantan Barat
Bukit Baka (2110 m) Perbatasan Provinsi Kalimantan Barat-Kalimantan Tengah
Bukit Batudaya (1410 m) Provinsi Kalimantan Barat
G. Bawang (1460 m) Provinsi Kalimantan Barat
G. Besar (1892 m) Provinsi Kalimantan Selatan
G. Kerihun (1790 m) Provinsi Kalimantan Timur
G.Kinabalu (4175 m) Sabah, Malaysia
G.Kongkemul (2050 m) Provinsi Kalimantan Timur
G. Lawit (1770 m) Provinsi Kalimantan Barat
G.Lumut (2000 m) Provinsi Kalimantan Timur
G. Bayu tawar (1587 m) Provinsi Kalimantan Selatan
G. Niut (1701 m) Provinsi Kalimantan Barat
G. Palung (1116 m) Provinsi Kalimantan Barat
G. Tunggal (1120 m) Provinsi Kalimantan Barat
Pegunungan Maratus Provinsi Kalimantan Selatan

G. Menyapa (2000 m) Provinsi Kalimantan Timur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.