"SELAMAT DATANG DI BLOG EKOGEO"(Pendidikan, Geografi dan Lingkungan)

Minggu, 27 Desember 2015

JENIS-JENIS BURUNG CENDRAWASIH DI INDONESIA

   Burung Cendrawasih merupakan idenditas Provinsi Papua, walaupun burung ini juga ditemukan di Provinsi Maluku Utara, Maluku dan Irian Jaya Barat. Jenis Burung ini termasuk dalam kelompok Fauna Australis yang habitatnya berada pada wilayah Sahul Plat yang dulunya menyatu dengan Benua Australia. Oleh karena itu jenis Burung ini juga ditemukan di benua Australia, Papua Nugini, Kepulauan Salomon dan Pulau-pulau di wilayah Pasifik bagian Barat.
   Burung Cendrawasih merupakan anggota Famili Paradisaedae dari ordo Passereformis. Keluarga burung Cendrawasih dikenal karena bulu burung jantan memiliki bulu panjang yang tumbuh dari paruh, kepala dan sayapnya. Ukuran burung Cendrawasih mulai dari Jenis Cendrawasih raja sekitar 50 gram beratnya dengan panjang 15 cm, burung Cendrawasih paruh sabit hitam mimiliki panjang sekitar 110 cm dan burung Cendrawasih Manukod Jambul bergulung dengan berat 430 gram.
   Burung Cendrawasih yang paling terkenal berasal dari genus paridesae termasuk spesies tipe Cendrawasih Kuning besar. Pada masa ekpedisi penjelajahan samudera burung ini sudah dikenal oleh para pedagang dari Eropa terutama Portugis dan bulunya menjadi hiasan yang indah di Eropa. Penduduk pribumi Papua saat itu sengaja memotong bagian sayap dan kaki burung ini untuk diperdagangkan dan menimbulkan kepercayaan penjelajah Eropa pada waktu itu bahwa burung ini tidak pernah mendarat namun tetap berada di udara karena bulu-bulunya. Inilah asal mula nama Bird Of Paradise atau Burung surga sebutan orang inggris dan nama jenis Apoda yang artinya tidak berkaki.
   Ada sekitar 13 Spesies Burung Cendrawasih ini diantaranya adalah :
1. Genus Manucodia antara lain Manucodia mengkilap, Manucodia Jodi, Manucodia leher berkerut, Manucodia Jambul bergulung,dan  manucodia terompet.
2. Genus Paradigalla, meliputi Paradigala ekor panjang dan paradigala ekor pendek.
3. Genus Astrapia antara lain Astrapia Arfak, Astrapia Elok, Astrapia ekor pita, Astrapia Stephanie dan Astrapa Huon.
4. Genus Parotia antara lain Parotia Sefilata, Carolae, berlepschi, lawessi, helenae, wahnesi
5. Genus Pteridophora yaitu Cendrawasih Panji
6. Genus Lophorina yaitu Cendrawasih kerah
7. Genus Ptiloris antara lain Ptiloris Magnificus, Intercedens, Paradiseus, Victorirae
8. Genus Epimachus antara lain Paruh sabit Kuri kuri, paruh sabit coklat, paruh sabit paruh hitam dan paruh sabit paruh pucat.
9. Genus Cicinnurus antara lain Cendrawasih belah rotan, Cendrawasih botak dan cendrawasih raja
10. Genus Semioptera yaitu Bidadari Halmahera
11. Genus Seleucidis yaitu Cendrawasih Mati kawat
12. Genus Paradisaea antara lain Paradisaea Minor, apoda, raggiana, decora, rubra, Gullielmi, dan Paradisaea Ruldolfi
13. Genus Malampita besar Cendrawasih Loria, Cendrawasih jambul, Cendrawasih dada kuning, penghisap madu elok malampitta kecil
   Masyarakat Papua sering memakai burung Cendrawasih dalam pakaian adat mereka dan di Eropa sering dijadikan topi wanita sehingga perburuan burung cendrawasih untuk diambil bulunya menyebabkan populasinya di alam liar semakin menurun terutama di akhir abad 19 dan awal abad 20. Saat ini Burung Cendrawasih telah dilindungi oleh pemerintah untuk mencegah dari kepunahan, namun pemerintah masih membolehkan penggunaan bulu burung Cendrawasih hanya terbatas untuk keperluan adat suku asli Papua.
Astrapia Stephanie
Astrapia Cemerlang, Pegunungan Jayawijaya
Astrapia Nigra, Pegunungan Arfak
Astrapia Ribbon Tail
Astrapia Ribbon Tail Maayeri
Bidadari Halmahera
Cendrawasih Mati Kawat
Cendrawasih Gagak
Cendrawasih Kuning Besar
Cendrawasih Belah Rotan
Cendrawasih Apoda Besar Kepulauan Aru
Cendrawasih Botak Pulau Waigeo
Cendrawasih Elok Wamena
Cendrawasih Kecil Minor
Cendrawasih Mati Kawat, Papua barat
Cendrawasih Merah, Pulau Batanta
Cendrawasih Panji, Lembah Beliem
Cendrawasih Raja
Cendrawasih Kuning Kecil
Cendrawasih Jambul
Cendrawasih Reggiana
Cendrawasih Goldies Emas
Cendrawasih Great Black Brown Bird
Manucodia Leher Kerut
Manucodia Kilap, Jayapura
Paradigalla Ekor panjang
Parotia Arfak
Paruh Sabit Ekor Kuning
Paruh Sabit Kuri-Kuri, Manukwari
Paruh Sabit Paruh Putih, Jayawijaya
Cendrawasih Ekor Panjang
Toowa Cemerlang, Kepala burung, Irian Jaya Barat

Sumber Artikel dan Foto : Wikipidea dan Kutilang.Com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.