"SELAMAT DATANG DI BLOG EKOGEO"(Pendidikan, Geografi dan Lingkungan)

Jumat, 16 Februari 2018

SUMBER ENERGI ALTERNATIF

     
   Energi alternatif adalah energi pengganti dari enerrgi utama (bahan bakar fosil) yang selama ini digunakan manusia, yaitu BBM, gas bumi dan batubara. Energi alternatif diperlukan untuk menggantikan energi utama apabila sumber energi utama habis. Sumber energi alternatif dapat diperbaharui sehingga tidak akan pernah habis. Beberapa sumber energi alternatif yang dapat dimanfaatkan adalah sinar matahari, air, angin, panas bumi, nuklirr dan biomassa.
   Manusia selama ini memanfaatkan energi utama yang bersumber dari bahan bakar minyak (BBM), gas bumi, dan batubara untuk memenuhi kebutuhannya. BBM, gas bumi, dan batubara merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbarui sehingga suatu saat sumber energi ini akan habis. Penghematan pemakaian BBM, gas bumi dan batubara adalah salah satu usaha untuk menghindari cepat habisnya ketiga sumber energi utama ini. Selain itu, terdapat energi alternatif yang dapat dimanfaatkan untuk menghemat, bahkan mungkin menggantikan sumber energi utama.

  1. Energi Sinar Matahari   Energi sinar matahari, atau disebut juga energi surya, biasanya disimpan dalam bentuk energi listrik atau energi kalor. Alat yang dapat mengubah energi sinar matahari menjadi energi listrik disebut sel surya. Adapun alat yang dapat mengubah energi sinar matahari  menjadi energi kalor disebut panel surya. Indonesia yang merupakan negara tropis dan berada di khatulistiwa memiliki potensi sangat besar untuk mengembangkan energi sinar matahari sebagai energi alternatif yang dapat menggantikan energi utama, karena wilayah Indonesia menerima sinar matahari sepanjang tahun. Energi sinar matahari sangat berlimpah dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, dari yang sederhana seperti memanaskan air, menggerakkan mobil (mobil bertenaga surya), hingga yang berkaasitas besar seperti pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Akan tetapi, harga sel surya dan panel surya masih tergolong mahal sehingga pemanfaatan energi ini belum dapat dilakukan secara optimal dan masih digunakan dalam skala kecil seperti untuk barang-barang elektronik dan pembangkit listrik di daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh jaringan listrik.
  2. Energi Air.   Energi air memanfaatkan air yang bergerak, misalnya air terjun untuk menghasilkan listrik. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) memanfaatkan energi potensial dan kinetik air terjun untuk diubah menjadi energi listrik. Karena pengaruh gravitasi, maka semakin tinggi air terjun, semakin besar pula energi kinetiknya. Jika ketinggian air belum mencukupi, maka air tersebut dibendung dulu di waduk. Pembendungan akan menyebabkan permukaan air menjadi lebih tinggi dari semula, sehingga pada saat dialirkan air akan memiliki energi kinetik yang besar. Pada PLTA, air dialirkan melalui turbin dan energi air yang besar ini memutar turbin yang kemudian akan menggerakan generator listrik. Selain air terjun, pasang surut air laut juga dapat dimanfaatkan sebagai energi. Saat terjadi pasang, permukaan laut bertambah tinggi. Jika di tepi pantai dibuat bendungan, maka air pada saat pasang dialirkan ke bendungan sehingga terisi penuh dan sejajar dengan permukaan laut. Setelah itu bendungan ditutup. Saat air laut surut, permukaan air di bendungan lebih tinggi dari permukaan air laut. Air laut dibendungan dapat dialirkan kembali ke laut saat surut. Jika aliran air ke laut melewati turbin, maka turbin akan berputar dan menggerakkan generator listrik sehingga dapat dihasilkan energi listrik.
  3. Energi Angin.  Angin muncul karena adanya perbedaan tekanan udara. Angin berembus dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Energi angin berasal dari embusan angin yang digunakan untuk memutar kincir angin. Kincir angin tersebut selanjutnya akan memutar turbin pembangkit listrik, memompa air atau menggiling gandum. Salah satu negara yang banyak memanfaatkan energi angin adalah Belanda. Karena itu, Belanda terkenal dengan sebutan Negeri Kincir Angin.
  4. Energi Panas Bumi.  Energi panas bumi (energi geotermal) berasal dari panas batuan di bawah permukaan bumi. Batuan ini menjadi panas karena terpanggang magma yang berada jauh dibawahnya. Cara pemanfaatan energi panas bumi adalah dengan memasang dua buah pipa pada batuan tersebut dengan ujung bawah kedua pipa saling dihubungkan. Salah satu pipa dialiri air. Ketika sampai di bawah, air akan berubah menjadi uap karena mengalami pemanasan. Uap air ini akan mengalir melalui pipa yang lain ke permukaan dan dapat digunakan untuk memutar turbin pembangkit listrik.
  5. Energi Nuklir. Energi nuklir berasal dari reaksi nuklir, yaitu reaksi yang mengakibatkan terjadinya perubahan pada inti atom. Perubahan tersebut bisa berupa pemisahan atau pembelahan inti atom pada atom-atom yang berinti berat, seperti uranium dan plutonium (reaksi fusi) atau penggabungan inti-inti atom ringan menjadi inti atom yang lebih berat (reaksi fusi), Pada reaksi nuklir ini, dilepaskan sejumlah energi. Energi nuklir ini dapat dikendalikan dan dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
  6. Energi Biomassa.  Energi biomassa berasal dari sisa-sisa atau limbah mahluk hidup, seperti tumbuhan, misalnya sisa panenan dan sayuran yang membusuk, atau kotoran hewan ternak. Limbah tersebut dapat diproses melalui pembakaran maupun secara kimia melalui penguraian anaerobik (tanpa oksigen) oleh bakteri yang dapat menghasilkan gas metana (CH4). Gas metana ini disebut juga biogas yang bersifat mudah terbakar. Biogas dapat dimanfaatkan untuk keperluan memasak sebagaimana halnya elpiji, menjalankan traktor, hingga menggerakkan turbin pembangkit listrik. Biogas cocok dikembangkan di wilayah-wilayah yang memiliki biomassa berlimpah, seperti daerah perkebunan dan peternakan. Biogas juga dapat memberikan solusi terhadap masalah penyediaan energi dengan murah dan tidak mencemari lingkungan.
  7. Biodiesel dan Bioetanol.  Biodiesel dan Bioetanol merupakan bahan bakar alternatif pencampur atau pengganti solar dan bensin yang berasl dari bahan nabati. Biodiesel diproses dari minyak hasil ekstraksi biji tanaman seperti jarak pagar (Jatropha curcas), Kelapa sawit (Elaeis guineensis), malapari (Pongamia pinnata) dan nyamplung (Calophyllum inophyllum). Adapun bioetanol diproses dari tanaman bergula atau berpati seperti tebu (Saccharum officinarum),  nira (Arenga pinnata), singkong (Manihot esculenta), dan ganyong (Canna edulis). Penggunaan Biodiesel dan Bioetanol sebagai bahan bakar alternatif sangat mungkin dilakukan di Indonesia karena sumber daya hayati di Indonesia sangat banyak. Selain itu, penggunaan biodiesel dan bioetanol juga akan memajukan sektor agrobisnis. Biodiesel dan bioetanol memiliki keunggulan dibandingkan solar dan bensin, yaitu mengandung oksigen yang membuat pembakaran lebih sempurna dan lebih ramah lingkungan.

Sumber Referensi : Ensiklopedi Umum Untuk Pelajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.