"SELAMAT DATANG DI BLOG EKOGEO"(Pendidikan, Geografi dan Lingkungan)

Sabtu, 24 Maret 2018

EARTH HOUR: MALAM INI DI STADION UTAMA GELORA BUNG KARNO, JAKARTA

   Earth Hour atau Jam Bumi adalah sebuah kegiatan global yang diadakan oleh World Wide Fund for Nature (WWF) pada Sabtu terakhir bulan Maret setiap tahunnya. Kegiatan ini berupa pemadaman lampu yang tidak diperlukan di rumah dan perkantoran selama satu jam untuk meningkatkan kesadaran akan perlunya tindakan serius menghadapi perubahan iklim. Kegiatan yang dicetuskan WWF dan Leo Burnett ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 2007. Saat itu, 2,2 juta penduduk Sydney berpartisipasi dengan memadamkan semua lampu yang tidak diperlukan. Setelah Sydney, beberapa kota di seluruh dunia ikut berpartisipasi pada Earth Hour 2008. Earth Hour 2018 akan dilaksanakan pada 24 Maret 2018 pukul 20.30 sampai 21.30 WIB.
Sejarah
Pada tahun 2004, setelah mempertimbangkan sejumlah bukti ilmiah, WWF Australia mengunjungi agen periklanan Leo Burnett Sydney untuk "mendiskusikan ide yang akan menarik perhatian warga Australia tentang perubahan iklim". Ide pemadaman berskala besar ini diciptakan dan dikembangkan tahun 2006, awalnya dengan nama "The Big Flick". WWF Australia mempresentasikan konsepnya ke Fairfax Media dan disetujui oleh Wali Kota Sydney Clover Moore. Earth Hour 2007 diadakan tanggal 31 Maret di Sydney, Australia, pukul 19.30 waktu setempat.
   Earth Hour 2008 diadakan secara global pada tanggal 28 Maret 2008 mulai pukul 20.00 sampai 21.00 waktu setempat. Dengan 35 negara yang berpartisipasi melalui kota utamanya dan dukungan dari 400 kota lainnya, Earth Hour 2008 berhasil diselenggarakan di semua benua di dunia. Sejumlah markah tanah ternama di dunia ikut memadamkan lampu, seperti Sydney Opera House (Sydney, Australia), Empire State Building (New York City, AS), Sears Tower (sekarang Willis Tower, Chicago, USA), Monumen Nasional (Jakarta, Indonesia), Golden Gate Bridge (San Francisco, AS), Bank of America Plaza (Atlanta, AS), Space Needle (Seattle, AS), Table Mountain (Cape Town, Afrika Selatan), Colosseum (Roma, Italia), Azrieli Center (Tel Aviv, Israel), Royal Castle (Stockholm, Swedia), CN Tower (Toronto, Kanada), SM Mall of Asia, SM Science Discovery Center (Manila, Filipina), Suva (Fiji), Nidaros Cathedral (Trondheim, Norwegia), Petronas Towers (Kuala Lumpur, Malaysia), KL Tower (Kuala Lumpur, Malaysia), Wat Arun (Bangkok, Thailand), London City Hall (London, Inggris), dan Royal Liver Building (Liverpool, Britania Raya).
  Situs resminya, earthhour.org, dikunjungi oleh lebih dari 6,7 juta orang pada minggu-minggu menjelang Earth Hour. Situs web lain juga berpartisipasi, termasuk Google yang menghitamkan halaman utamanya pada hari penyelenggaraan.
  Menurut survei daring Zogby International, 36 juta orang berpartisipasi pada Earth Hour 2008. Survei ini juga menunjukkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap perubahan iklim sebesar 4 persen.

Peringatan Earth Hour di Indonesia

   Earth Hour Indonesia 2018 merupakan bagian dari kampanye global terkait energi dan lingkungan yang diprakarsasi WWF. Earth Hour Indonesia 2018 merupakan partisipasi Indonesia yang kesepuluh kalinya. Jam Bumi atau Earth Hour Indonesia 2018 digelar di 31 tempat di Indonesia, namun acara utama digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta. Earth Hour Indonesia 2018 merupakan bagian dari kampanye global dunia dengan aksi bersama memadamkan lampu.
Peringatan Jam Bumi 2018 di Stadiun Utama Gelora Bung Karno, malam ini
   Pada tahun ini Earth Hour Indonesia 2018 menempatkan Stadion Utama Gelora Bung Karno sebagai ikon. Pada 24 Maret 2018 digelar pemadaman lampu Stadion Utama Gelora Bung Karno. Lampu-lampu di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, akan dipadamkan pada Sabtu (24/3) malam mulai pukul 20.30 WIB hingga 21.30 WIB untuk menyambut Earth Hour 2018.
   CEO World Wildlife Fund Indonesia Rizal Malik mengatakan tahun ini gerakan Earth Hour akan dirayakan di GBK karena stadion ini merupakan ikon kebanggaan nasional."Tahun ini, dengan bangga kami mencatat partisipasi Gelora Bung Karno dalam aksi simbolis pemadaman lampu selama satu jam," kata Rizal dalam keterangan tertulis di situs resmi WWF Indonesia. Dia melanjutkan, "Sebagai ikon baru kebanggaan nasional, GBK menjadi simbol kemajuan pola pikir dan sikap masyarakat dan pemerintah Indonesia terhadap isu-isu lingkungan dan perubahan iklim yang kita alami saat ini." Hal ini juga tak terlepas dari penyambutan gelaran akbar olahraga Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang, pada 18 Agustus hingga 2 September 2018. 
   Direktur Utama PPK GBK Winarto menyampaikan GBK sedang dalam tahap menuju sarana hijau di Ibu Kota, seperti Monas dan Kemayoran. GBK akan menerapkan teknologi terkini, seperti panel surya untuk penerangan di siang hari dan akan mengganti penerangan dengan LED demi efisiensi energi.
   "Tahun 2018 adalah tahun kebangkitan olahraga nasional, di mana kita kembali menjadi tuan rumah Asian Games setelah Asian Games ke-4 tahun 1962 lalu. GBK banyak berbenah untuk menyediakan sarana olahraga terkini, yang juga mendukung konsep kerberlanjutan dan ramah lingkungan," ucapnya dalam keterangan tertulis itu. Menghabiskan dana Rp 760 miliar untuk renovasi, SUGBK disebut-sebut setara dengan stadion berskala internasional.
   Earth Hour sendiri adalah gerakan kampanye global yang diinisiasi organisasi pemerhati lingkungan WWF sejak 2007 di Sydney, Australia. Di Indonesia, Earth Hour baru dirayakan mulai tahun 2008. Gerakan Earth Hour 2018 didukung sekitar 180 negara di dunia, termasuk Indonesia. Di dalam negeri, WWF Indonesia mencatat ada enam puluh kota yang akan berpartisipasi. Tiga Belas bandara di Tanah Air yang tergabung di dalam Angkasa Pura I juga akan berpartisipasi memadamkan lampu selama satu jam.
Manfaat dan Tujuan diadakannya Earth Hour
Beberapa manfaat yang bisa diambil dari kegiatan kampanye Earth Hour diantaranya adalah :
1. Efisiensi energi   
   Pada umumnya energi listrik yang selama ini kita pakai merupakan hasil dari proses pembakaran sumber daya alam seperti minyak bumi dan batu bara. Dimana ketersediaan kedua bahan bakar tersebut semakin lama akan semakin menipis atau berkurang. Selain itu, proses pembakaran kedua sumber daya alam tersebut dapat berdampak pada terjadinya emisi yang dapat mempercepat terjadinya pemanasan global. 
   Beberapa cara dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut, diantaranya adalah dengan melakukan efisiensi energi serta melakukan konversi energi ke sumber-sumber yang terbarukan. Program Earth Hour merupakan salah satu cara untuk dapat mewujudkan terjadinya efisiensi energi tersebut melalui cara atau metode yang cukup sederhana yang dapat dilakukan oleh setiap orang yaitu dengan menghentikan pemakaian listrik untuk sementara waktu yaitu sekitar 1 jam.
   Dengan mematikan listrik selama 1 jam saja pada saat peringatan earth hour berarti kita telah ikut andil dalam penghematan biaya listrik negara serta membantu untuk memenuhi kebutuhan listrik di hampir 900 desa.

2. Mengingatkan masyarakat tentang adanya perubahan iklim global
   Earth hour merupakan suatu kegiatan dimana salah satu tujuannya adalah untuk mengingatkan manusia tentang terjadinya perubahan iklim global yang nantinya dapat berdampak pada kondisi lingkungan, seperti pemanasan global, serta timbulnya berbagai wabah penyakit berbahaya.Untuk itu dengan kegiatan ini diharapkan seluruh masyarakat ikut berpartisipasi untuk dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan nantinya.

3. Dapat meningkatkan perhatian, kesadaran, serta tindakan masyarakat tentang lingkungan sekitar.
   Dengan adanya program Earth Hour, dapat meningkatkan perhatian serta kesadaran manusia tentang keadaan bumi sebagai tempat mereka hidup. Dimana semakin lama keadaan bumi berada dalam kondisi yang cukup memprihatinkan. Hal ini semata-mata juga karena ulah manusia sendiri.
Lalu untuk selanjutnya manusia akan berusaha untuk melakukan tindakan-tindakan yang dapat membantu dalam upaya penyelamatan bumi serta isinya dari kepunahan.

4. Sebagai salah satu cara untuk melindungi bumi
   Manfaat Earth Hour menjadi salah satu cara untuk membantu melindungi bumi dari berbagai kerusakan yang diakibatkan oleh ulah-ulah penghuninya sendiri. Yaitu dengan cara mengurangi emisi karbondioksida maupun gas rumah  kaca. Pengurangan emisi karbondioksida berarti menambah ketersediaan oksigen di bumi.

Cara kita berbartisipasi dalam kegiatan Earth Hour diantaranya adalah :
Dengan mematikan lampu atau penggunaan alat listrik lainnya pada tanggal dan waktu dimana progran Earth Hour tersebut dilakukan.
Mengajak saudara atau rekan-rekan kita untuk berpartisipasi dalam program tersebut
Membiasakan diri dan keluarga untuk melakukan gaya hidup yang ramah akan lingkungan.

Kampanye Earth Hour di Dunia
    Kegiatan kampanye earth hour sebenarnya telah dimulai sejak tahun 2007 di kota Sidney, Australia. Yang mana pada waktu itu WWF-Australia, Fairfax Media, dan Leo Burnett melakukan kerja sama untuk kampanye guna mengurangi emisi gas rumah kaca di kota tersebut. Pada tahun 2008, kegiatan Earth hour menjadi sebuah kegiatan kampanye global yang diikuti oleh sekitar 37 kota di 30 negara di seluruh dunia. Dan dari tahun ke tahun partisan dari kegiatan tersebut semakin bertambah.
   Indonesia mulai mengikuti kegiatan kampanye Earth hour sejak tahun 2008 dimana Jakarta merupakan kota pertama yang mengikuti kegiatan tersebut, dengan mengambil tempat Monumen Nasional (MONAS) sebagai ikon. Lalu di tahun-tahun berikutnya beberapa kota besar di Indonesia juga telah menyusul untuk mengikuti kegiatan tersebut. Meskipun dilaksanakan di tanggal yang berbeda-beda, namun biasanya kegiatan ini dilakukan pada hari Sabtu di minggu ke-3 bulan Maret, yaitu pada pukul 20.30 hingga pukul 21.30.
Beberapa alasan mengapa kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari atau waktu tersebut antara lain adalah :   
Pada akhir bulan Maret, mayoritas negara-negara di seluruh dunia sedang mengalami pergantian musim, dimana suhunya cukup nyaman. Sehingga tak akan menimbulkan masalah jika pendingin maupun pemanas ruangan dimatikan beberapa saat.
Selain itu, rata-rata diseluruh belahan dunia pada pukul 20.30 hingga pukul 21.30 di akhir bulan Maret akan cukup gelap, sehingga efek dari program tersebut sangat bisa dirasakan.
Dan hari Sabtu dipilih karena pada hari itu pada umumnya merupakan hari libur, sehingga dapat menjadi moment untuk berkumpul bersama keluarga.
   Kampanye Earth Hour merupakan suatu kegiatan yang disponsori oleh WWF (Wildlife Federation) yang tujuan utamanya adalah untuk mempromosikan kesadaran manusia akan adanya perubahan iklim global yang nantinya berdampak terhadap lingkungan.

Dampak Program Earth Hour  
   Beberapa kalangan lebih memilih merayakan Earth hour dengan cara mematikan lampu dan menggantinya dengan penggunaan lilin. Sebenarnya hal ini memiliki dampak buruk yang lain bagi lingkungan. Dimana sebagian besar lilin terbuat dari bahan parafin yang merupakan produk sampingan dari olahan minyak bumi. Pada saat lilin mulai terbakar akan menghasilkan beberapa zat kimia seperti , benzena, asetaldehida, formaldehida, akrolein, dan polutan lainnya yang dapat menimbulkan potensi berbahaya ke udara. Dengan menggunakan lilin sebagai pengganti sementara lampu, berarti kita telah memproduksi karbondioksida. Dan ini berarti secara tidak langsung kita menambah permasalahan baru dengan merusak lingkungan. Oleh karena itu dalam merayakan Earth Hour usahakan tidak menggunakan lilin sebagai pengganti lampu.

Sumber Referensi : Wikipedia Indonesia, Earth Hour.Org, Manfaat.Co.Id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.