"SELAMAT DATANG DI BLOG EKOGEO"(Pendidikan, Geografi dan Lingkungan)

Senin, 16 Juli 2012

MEMORI JULI


BERSAHABAT DENGAN ALAM

Kawan ...Kemanakah harus kumencarimu
Rindu hatiku ingin bertemu
Walaupun Hanya sekejap saja
Kawan... Masihkah kau ingat diriku
Setelah setahun tak bertemu
Kau yang dulu sungguh membenciku
*Kawan ... Tidakkah kau lihat pohon cemara
 Dilereng gunung kini kumenyepi
 Berteman dengan alam sunyi
 Haruskah... Kubunuh jasadku dilembah ini
 Berteman dengan burung malam
 Untuk melupakanmu selamanya
Reff:
Gunung yang tinggi ibarat wajahmu
Gemericik sungai ibarat suaramu
Jurang yang dalam ibarat hatimu
Yang sukar kuturuni
Ini bukanlah pelarianku
Karna ku gagal dalam mencintaimu
Ingin ku kembali ke gunung lagi
Bersahabat dengan alam
Na..na..na..
Kembali ke *

Kandang Batu, Juli 1988
Lereng Gunung Pangrango




ELANG JANTAN YANG TERLUKA

Seekor Elang jantan yang terluka
Setelah kalah bertarung dengan jantan lain
Kedua Sayapnyapun kini telah patah
Tak sanggup lagi dia untuk terbang jauh

Dengan hati yang sedih dia coba melangkah
Di Sebuah telaga yang jernih airnya
Di pandangi wajahnya dibayangan air
Tak sanggup lagi dia menahan tangis

Ref : 
Dia memandang ke angkasa
Di langit biru yang cerah
Dia melihat teman-temannya
Terbang berpasangan

Hatinya Sungguh terluka
Melihat kenyataan itu
Dia coba untuk terbang lagi
Tapi kini tak sanggup jua
Na  na  na ...
Na  na  na ...

Tebing G.Ciawitali, Lebak, Juli 1987
Taman Nasional Gunung Halimun-Salak



LESTARIKAN ALAM

Di Puncak Gunung Gede Pangrango
Ku duduk memandang ke angkasa
Ku lihat bintang bersinar terang
Terangi malamku yang benderang
  Desir hembusan angin malam
  Dingin tapi sungguh menyejukkan
  Betapa besar ciptaan Tuhan
  Kumerasa kecil dihadapannya
Reff : Bunga-bunga Edelweis bermekaran
         Berkilau disinari bulan
         Mari kita jaga dan lestarikan
         Keindahan alam milik Tuhan
Oh Tuhan yang maha pengasih
Ku ingin bersatu dengan alam
bersama gunung, sungai dan lembah
agar tak dirusak ulah manusia

Kembali ke Ref :

Alun-alun Suryakencana, Juli 1986
Puncak Gunung Gede dan Pangrango


TINGGAL KENANGAN

Melalui kebun cengkeh
Kuberjalan seorang diri
Di saat matahari terbenam
Di lereng pegunungan

Serangga malam bernyanyi
Mengiringi perjalananku
Seakan mereka mengerti
Menghibur hatiku yang sedih

Ref : Dulu pernah ku bersamamu
Pada jalan setapak ini
Dan kupetik setangkai bunga
Kusuntingkan di telingamu

Kugenggam erat jari tanganmu
Mendaki hingga ke puncak gunung
Kini semua tinggal kenangan
Yang tak mungkin kulupakan

Warung Loa, lereng G.Salak
Juli 1988
Mengenang pendakian G.Salak Maret 1987



TANGISAN DARI GUNUNG

Ketika tiba di puncak Gunung
Terasa sesak di dada ini
Melihat sampah banyak mengotori
Dan Coretan menggores  tubuhnya

Pohon-pohon pun ikut menangis
Batu-batu cadas pun merintih
Karena kau telah melukainya
Dengan mata pisaumu yang tajam

Tiada lagi kicauan Burung
Yang dulu selalu menemani
Kini yang terdengar suara rintihan
Suara tangisan dari Gunung...

Ref :
 Oh kau pendaki Gunung
Jangan kau melukai dia
Jaga dan lindungilah dia
Agar tumbuh dan lestari

Oh Kau pendaki Gunung
Tolonglah cintai dia
Jadilah kau sahabatnya
Sahabat alam sejati

Puncak Gunung Ciremai
Juli 1989





SETANGKAI EDELWEIS

Kuterjaga dari tidurku
Tubuhku basah tersiram hujan
Angin dingin berdesir kencang
Membuatku menggigil kedinginan
Kemanakah semua temanku ?
Meninggalkanku sendiri , disini...
dalam ketakutan...
Kudengar suara tangis
diantara derai gerimis
di puncak Pangrango yang dingin
kucoba mencari
Diantara rumpun edelweis
di padang rumput yang luas
Kau duduk di atas batu
memandang ke arahku
Wajahmu pucat bagai kabut
Tubuhmu putih bagai sutera
Aku curiga dan takut
Siapakah gadis itu
Reff :
Ku tanya namamu
tapi kau diam membisu
Kau genggam Edelweis
kau berikan padaku
Hanya derai air matamu
Yang membasahi kedua pipimu
Kau katakan telah tidur
di dasar jurang yang dalam
Ingin ku bawa kau kembali
tapi kau lenyap bagi angin
Yang tinggal setangkai bunga
Edelweis di tanganku

Juli 1985
Alun-alun Mandalawangi, Pck.Pangrango
10 menit tertidur dan bermimpi



CIREMAI, AKU DATANG LAGI

Hampir tiga tahun lamanya
Waktu telah memisahkan kita
Kutersiksa dalam kerinduan
Sungguh kau tak dapat kulupakan

Kumelangkahkan kaki ini
Mendaki dari Gunung ke Gunung
Mencoba mencari jawabannya
Mengapa ini terjadi

Maafkanlah aku kawanku
Tak pernah terucap kata cinta
Yang slama ini selalu kupendam
Karena kita memang berbeda

Kini bagai petir menyambar
Mendengar kabar tentang dirimu
Kau kan menempuh hidup baru
Dengan pria pilihanmu

Walau hatiku telah runtuh
Ku kan tabah menghadapinya
Hanya doa yang kupanjatkan
Semoga kau bahagia

Ref :
Ciremai aku datang lagi
Dengan membawa luka yang dalam dihati
Ciremai, bolehkah aku bertanya
Ijinkanlah aku tidur dikawahmu yang dalam
Kumenjerit dan menangis
Di bibir kawahmu
Jatuh air mataku teringat dosa
Haruskah ku akhiri
Jalan hidupku disini
Agar kudapat melupakan segalanya

Tebing kawah Ciremai
Juli 1990

Ini adalah puisi dan laguku yang terakhir.
Tuhan memberikan petunjuk
Untuk meninggalkan semua yang pernah kulakukan
Untuk semakin mendekat padanya
Melalui doa dan pengajian-pengajian di kampus


This is the last poem and my song. 
God gave instructions 
To leave all I've ever done 
For getting closer to her 
Through prayer and study groups on campus 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.