"SELAMAT DATANG DI BLOG EKOGEO"(Pendidikan, Geografi dan Lingkungan)

Senin, 05 Oktober 2015

PENDAKI CANTIK ITU TELAH PERGI


Diana Agustina Rahman, 19 tahun Mahasiswi Universitas Pasundan yang ditemukan tewas di Gunung Semeru, menambah daftar panjang anak muda Indonesia yang meninggal karena kecelakaan di gunung. Mereka meninggal dalam usia sangat muda , usia yang seharusnya menghasilkan kreativitas dan karya yang bisa menjadi bekal di masa depan. Walaupun prosentase kecelakaan di gunung lebih banyak terjadi pada pendaki pria (90%) karena kaum pria ini yang paling banyak mendaki gunung, namun kematian pada pendaki wanita pada dua tahun terakhir cukup mengagetkan dan membuat rasa sedih. Kematian pendaki gunung berparas Cantik Shizuko Ramadhani di Pos Kandang Batu Gunung Gede Pangrango Desember 2012 masih belum lepas dari ingatan. Remaja putri berusia 16 tahun siswi SMAN 6 Bekasi blasteran Jawa-Jepang ini meninggal karena Hypothermia. Disusul bulan Januari 2014 Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Surabaya, Dian berusia 18 tahun ditemukan meninggal di Gunung welirang dalam latihan orientasi dan Navigasi Mahasiswa Pencinta Alam. Dan masih ada beberapa peristiwa kecelakaan di gunung yang tak disebutkan disini.
   Yang menjadi perhatian disini adalah mereka para pendaki wanita, dan kebetulan berparas cantik.Mendaki gunung sebenarnya merupakan gabungan olahraga dan rekreasi yang membutuhkan stamina yang kuat disamping paling tidak menjadi bagian dari kegiatan Club-Club Pencinta alam. Seharusnya mereka sudah mendapat pelatihan dasar-dasar Pencinta alam misalnya Survival, Navigasi, Penggunaan tali temali untuk Rock Climbing atau Rapeling, orientasi medan, dan tentu saja latihan fisik yang membutuhkan tenaga yang kuat.
   Booming pendakian karena terinspirasi Film 5 Cm, bisa dikatakan positif dan negatif. Film ini telah membuat banyak anak muda yang ingin mendaki gunung terutama G.Semeru tanpa mengetahui bahaya dibalik kegiatan mendaki gunung. Seharusnya ada Film yang dibuat dengan mengambil kisah nyata kecelakaan di Gunung sehingga informasinya berimbang. Sehingga anak muda yang ingin mendaki gunung tampa dibekali ketrampilan dan pengetahuan dapat berpikir lebih jauh lagi terutama untuk persiapan bekal dan stamina yang membutukan kekuatan fisik dan mental.
   Memang ajal hanya Allah yang tahu, dimana, kapan dan bagaimana itu terjadi kita tidak pernah tahu kapan datangnya.Peristiwa kecelakaan yang terjadi pada Diana Agustin terjadi pada bulan agustus lalu beberapa saat sebelum mencapai puncak mahameru. Diana meninggal karena longsoran Batu mengenai kepalanya pada saat istirahat dan dia tdak siap menghindar karena fisiknya sudah terkuras karena kelelahan. Mirip dengan Film 5 Cm yang sempat booming beberapa tahun yang lalu. Melihat foto-foto Diana yang pernah mendaki gunung lain sebelumnya, berarti dia bukanlah pemula. 
    Meninggalnya Diana paling tidak mengingatkan masa lalu saya yang pernah melakukan pendakian gunung bersama. Dan kebetulan teman dekat saya ini cantik. Dia bukan anggota pencinta alam namun sering hadir pada saat kita berlatih Climbing, Mountenering maupun merayap menyeberangi sungai diatas tali. Sebelum berpisah dia minta naik gunung bersama ,permintaan yang cukup berat dituruti. Namun akhirnya kita lakukan dengan mengambil lokasi yang aman, tidak berat dan tidak beresiko.
Kini dia sudah pergi dan meninggalkan kenangan yang cukup dalam. Dan terus menjadi bayang-bayang masa lalu yang sulit dilupakan 
    Kenangan bersamanya seperti kembali ketika Almarhum Pak Abdul Latif teman guru yang meninggal di bulan Agustus mengajak saya melakukan survey Raker tahun 2011 di gunung Salak. Maaf Pak Latif kalau saat itu kita berdebat dan sempat salah paham karena saya menolak keras tempat yang ditawarkan almarhum, tanpa sempat menjelaskan kenapa saya menolak bahwa tempat ini dulu membawa kenangan yang indah tapi juga kesedihan buat saya. Namun saya yang ditunjuk sebagai ketua Raker juga harus bertanggung jawab pada keamanan teman-teman guru lain, karena dalam sejarah SMPN 29 inilah raker satu-satunya yang dilakukan di bibir gunung. Saya memang harus melepaskan bayang-bayang masa lalu, dan itu saya buktikan dengan mengajak beberapa teman melakukan hiking di gunung ini. Walau tidak sampai puncaknya lagu Tinggal Kenangan yang dulu saya buat di gunung ini seperti mengiringi, mungkin ini pesan Almarhum Pak Latif buat saya untuk melupakan masa lalu.
    Lagu TINGGAL KENANGAN yang saya pernah buat juga disukai pak Edi Santosa, teman Guru yang meninggal juga di bulan Agustus lalu. Pak Edi sempat memainkan gitar mengiringi lirik lagu yang saya nyanyikan. Saya tidak tahu kenapa pak Edi menyukai lagu ini, alasannya lagu ini keren walau mellow . Tapi liriknya yang menyentuh sempat membuat basah mata bu Inti dan Bu Nuryanti yang tiba-tiba masuk ke ruang kami berdua. Lagu ini Privasi dan saya tidak pernah bermain gitar lagi sejak 25 tahun yang lalu . Hanya Pak Edi yang saya percaya untuk memainkan lagu yang pernah saya buat, karena almarhum adalah sahabat dan teman curhat saya yang paling baik terutama masa lalu saya yang cukup kelam. Lagu Bersahabat dengan alam, Setangkai edelweis, Elang Jantan yang terluka, Alam yang liar sempat saya berikan filenya ke pak Edi, namun tak tahu kenapa Pak Edi lebih menyukai lagu ini walaupun lagu ini bertema kehilangan dan kematian. Saya sempat bercerita hampir meninggal pada usia muda di gunung . Tapi kini terjawab, ini adalah pertanda bahwa pak Edi yang baik, sahabat yang baik, akan pergi meninggalkan saya terlebih dahulu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.