"SELAMAT DATANG DI BLOG EKOGEO"(Pendidikan, Geografi dan Lingkungan)

Kamis, 29 Juni 2017

BABI TANAH : PENGHUNI SABANA AFRIKA

    Babi tanah atau aadvark adalah kelompok mamalia yang hanya terdiri dari satu spesies, yaitu Orycteropus afer. Semula, babi tanah dimasukkan ke dalam bangsa Edentata bersama dengan armadilo, kuskus dan pemakan semut. Namun karena memiliki struktur gigi pipa yang berbeda dari anggota Edentata, babi tanah kemudian diklasifikasikan dalam bangsa Tubulidentata (mamalia bergigi tabung). Babi tanah bisa dijumpai di daerah gurun, sabana, hutan, dan semak-semak di Afrika. 
Babi Tanah (Aardvak) yang sedang makan serangga
    Struktur gigi babi tanah terdiri dari pipa-pipa halus. Gigi gerahamnya tidak memiliki akar atau email. Gigi taring dan gigi seri hewan ini mengalami reduksi total. Gigi bibi tanah akan tumbuh kembali jika tanggal. Babi tanah termasuk hewan yang bertubuh kekar. Bobot hewan ini mencapai 65 kg, panjangnya kurang lebih 200 cm (termasuk ekor), dan tinggi bahunya sekitar 60 cm. Kulitnya berwarna cokelat keabu-abuan dengan bulu yang tidak terlalu tebal. Kepala babi tanah yang memanjang dan langsing memiliki bentuk moncong seperti babi. Telinganya mirip telinga kelinci, berukuran besar dan panjang, serta dapat berdiri tegak.

 Aardvak (Babi Tanah) Menggali liangnya.
Liang Babi Tanah
    Babi tanah mempunyai empat cakar yang kuat pada tungkai depan dan lima cakar yang berbentuk seperti sekop pada tungkai belakang. Dengan cakarnya yang kuat, babi tanah mampu menggali liang sepanjang 3-13 m dengan cepat. Liang tersebut berfungsi sebagai tempat tinggalnya pada siang hari. Ketika menggali, babi tanah bersandar pada tungkai belakang dan ekornya. Tanah yang digali lalu di dorong ke belakang lewat bagian bawah tubuhnya. Dalam setiap liang biasanya hanya terdapat seekor babi tanah. Namun seekor babi tanah bisa memiliki beberapa liang yang berjauhan. Liang babi tanah biasanya bercabang-cabang.
    Apabila merasa terancam, babi tanah dapat menghilang ke dalam liang dengan cepat. Kemampuan ini sangat bermanfaat untuk menghindari para predator, misalnya singa, macan tutul, dan hiena. Sebenarnya babi tanah bukanlah hewan penakut. Dalam keadaan terdesak, hewan ini dapat membela diri dengan ekor dan cakarnya. Cakar babi tanah sering digunakan untuk memukul lawannya dengan keras. Karena terlalu sibuk menggali liang baru, maka liang babi tanah yang lama sering digunakan oleh hewan lain, seperti anjing liar afrika (Lycaon pictus).
Anak babi tanah menyusu pada Induknya
Hewan Soliter
    Babi tanah merupakan hewan soliter atau penyendiri yang hanya berpasangan pada saat musim kawin. Setelah mengalami masa hamil selama 7 bulan, induk babi tanah akan melahirkan seekor bayi dalam liangnya. Ketika lahir, bobot bayi babi tanah mencapai 2 kg dan bentuk cakarnya sudah tampak sempurna. Setelah beberapa minggu, anak babi tanah dapat meninggalkan liang untuk mencari pakan bersama induknya. Anak babi tanah baru bisa menggali liangnya sendiri setelah berumur 6 bulan. Organ seksual babi tanah mencapai masa matang pada umur 2 tahun.
Babi Tanah adalah hewan yang soliter
Focmicivora
    Meskipun sering mencari pakan pada malam hari, babi tanah memiliki penglihatan yang buruk. Oleh sebab itu, babi tanah mengandalkan pendengarannya yang tajam untuk mencari mangsa. Babi tanah adalah pemakan semut dan rayap (formicivora). Babi tanah menggunakan cakarnya yang kuat untuk menerobos sarang rayap yang keras. Babi tanah lalu menjilati rayap-rayap yang keluar dari sarangnya dengan lidahnya yang panjang dan lengket. Moncong babi tanah memiliki bulu-bulu yang kaku seperti sikat. Bulu tersebut berfungsi untuk melindungi lubang hidung terhadap serangan serangga.
    Selain rayap dan semut, babi tanah juga makan buah-buahan yang mengandung banyak air, misalnya mentimun. Dengan mengkonsumsi buah-buahan itu, babi tanah bisa bertahan hidup di daerah kering. Ketika mencari pakan, babi tanah sanggup menempuh jarak yang sangat jauh hingga 10-30 km. Karena gemar memakan semut dan rayap, babi tanah dapat berperan sebagai pembasmi serangga. Hewan ini mampu makan sebanyak 50.000 serangga dalam semalam. Di alam babi tanah bisa hidup sampai umur 15 tahun. Adapun di kebun binatang, umur babi tanah bisa mencapai 24 tahun.

Sumber : Ensiklopedi Umum Untuk Pelajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.