"SELAMAT DATANG DI BLOG EKOGEO"(Pendidikan, Geografi dan Lingkungan)

Rabu, 05 Januari 2011

PENGUIN : BURUNG LUCU DI DAERAH KUTUB

   
 Animasi Tarian Induk Penguin dan Anak-anaknya
Penguin adalah burung laut dari ordo Sphenisciformes yang tidak dapat terbang seperti burung-burung pada umumnya karena sayapnya termodifikasi menjadi sirip renang. Hewan ini umumnya hidup di wilayah Kutub Selatan dan daerah subtropika, meskipun beberapa spesies seperti penguin galapagos (Spheniscus mendiculus) hidup di darah tropika. Saat ini, populasi penguin di dunia terancam oleh masalah-masalah lingkungan, seperti pencemaran laut akibat tumpahan minyak dan pemanasan global (kenaikan temperatur atmosfer, air laut, dan daratan).

 Barisan kelompok Penguin
     Spesies penguin terbesar adalah penguin kaisar (Aptenodyes forsteri) yang tingginya mencapai 115 cm dan beratnya mencapai 30 kg. Adapun spesies penguin terkecil adalah penguin katai (Eudyptula minor) yang tingginya sekitar 40 cm dan beratnya 1,1 kg. Untuk beradaptasi dengan temperatur udara yang dingin, hewan ini memiliki bulu dan lapisan lemak yang tebal. Sebagian besar penguin berwarna hitam dengan kombinasi putih di bagian dadanya. Akan tetapi beberapa kelompok penguin memiliki kombinasi warna kuning atau cokelat.

Penguin melompat ke air laut yang dingin
Sirip Renang
    Sirip renang penguin digunakan sebagai pendorong pada saat menyelam di dalam air. Penguin dapat berenang dengan kecepatan 180 km/jam dan menyelam sampai kedalaman 500 m. Ketika menyelam, penguin sering muncul ke permukaan air untuk menghirup udara. Meskipun kakinya pendek, penguin dapat berjalan dengan cepat. Beberapa spesies penguin seperti Eudyptes chrysocome dan Pygoscelis adelaie dapat berjalan di batu batu. Kelompok penguin tersebut menggunakan sirip renangnya sebagai alat keseimbangan. Selain itu, sirip renang dan kaki pada penguin digunakan untuk meluncur di atas permukaan salju atau es.

Penguin menggunakan sayap untuk keseimbangan waktu berjalan
Sarang Penguin
    Selama masa kawin, penguin tinggal dan bersarang di darat. Sarang penguin biasanya terbuat dari rumput atau ranting-ranting kering. Seekor penguin betina menghasilkan satu sampai dua telur. Telur tersebut dierami oleh penguin jantan dan betina selama 30-65 hari secara bergantian. Apabila penguin jantan mengerami telurnya maka penguin betina mencari pakan, atau sebaliknya. Setelah menetas, anak penguin diasuh oleh kedua induknya. Anak penguin kemudian meninggalkan koloninya setelah mampu mencari makan sendiri.

Induk Penguin bersama anak-anaknya
Masa Pergantian Bulu
    Pakan penguin umumnya berupa ikan, cumi-cumi dan udang. Hewan ini membutuhkan pakan dalam jumlah cukup besar agar menghasilkan tenaga yang cukup untuk berenang dan menyelam. Di alam, penguin sering menjadi mangsa singa laut dan Paus Pembunuh.
    Penguin dewasa mengalami masa pergantian bulu sekali dalam setahun. Pergantian bulu berlangsung selama 2-4 minggu. Selama itu, penguin tidak dapat mencari makan sehingga berat badannya dapt berkurang sampai 50%.

Koloni Penguin di Antartika
Koloni
    Penguin selalu dapat kembali ke koloninya meskipun ia berenang sampai jauh ke tengah laut. Hewan ini juga dapat kembali ke koloninya meskipun dipindahkan jauh ke daratan. Para ahli zoologi menduga bahwa penguin menggunakan sinar matahari dan kondisi pantai serta dasar laut sebagai pedoman arah kembalinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.