"SELAMAT DATANG DI BLOG EKOGEO"(Pendidikan, Geografi dan Lingkungan)

Rabu, 09 Januari 2013

LAGI PENDAKI TEWAS DI CIREMAI (BAGIAN 3)

Pendaki Gunung Ciremai Tewas, Diduga Kelelahan


KUNINGAN, (PRLM).- Ian Ahdiansyah (22) mahasiswa tingkat akhir jurusan keperawatan Sekolah Tinggi Kesehatan Kuningan (STIKKU) meninggal dunia dalam perjalanan turun sehabis mendaki puncak Gunung Ciremai di Kab. Kuningan, Jumat (4/1/13) siang. Warga Dusun Manis, RT 2 RW 1, Desa Segong, Kec. Karangkancana, Kab. Kuningan itu, diduga mengalami kelelahan dan kedinginan di gunung dan meninggal dunia ketika tengah dilarikan dari Pos Pendakian menuju rumah sakit Cigugur, Kuningan.
Menurut keterangan yang diperoleh "PRLM" dari Pos Pendakian Gunung Ciremai Jalur Palutungan, korban berangkat mendaki Ciremai bersama empat orang rekan sekampusnya. Masing-masing Ipang Abdulharis (21), Nursoleman (21), Sastriadi (22), dan Asep Triana (22).
Kelompok pendaki beranggotakan lima orang mahasiswa tingkat akhir jurusan Keperawatan STIKKU itu, berangkat mendaki dari Dusun Palutungan Kamis (3/1) siang sekitar pukul 12.00 WIB., setelah sebelumnya mendaftar dulu dan membayar tiket pendakian di Pos Palutungan. Saat itu mereka melakukan perjalanan pendakian langsung menuju puncak Ciremai berketinggian sekitar 3.078 meter di atas pemukaan laut (mdpl).
"Kami berlima kemarin tiba di puncak Ciremai malam hari sekitar pukul 19.00 WIB. Di puncak kami hanya sebentar. Setelah masak dan makan, kami berlima segera turun lagi menuju Pos Palutungan," ujar Ipang dengan nada bicara terbata-bata menahan kepiluan atas kepergian rekannya itu, di kantor Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) Resort Cigugur, Jumat (4/1/13) sore.
Namun, menurut Ipang dan tiga rekannya, saat tiba di Pos Pasanggrahan (2.450 mdpl), Ian yang baru pertama kali mendaki gunung mengeluh menyatakan mengantuk dan sakit kepala. "Karena itu, kami memutuskan beristirahat dan menggelar tenda di Pasanggrahan, dan Ian pun sempat tidur beristirahat selama sekitar satu jam di dalam tenda," kata Ipang, dibenarkan tiga rekannya.
Setelah itu, Ian terbangun dari tidurnya dan menyatakan sudah bugar kembali. Atas kesepakatan bersama, malam itu Ian bersama empat rekannya lalu membongkar tenda dan melanjutkan perjalanan turun gunung.
Dalam perjalanan melanjutkan turun melewati sejumlah pos atau tempat peristirahatan pendaki, menurut mereka, kondisi fisik Ian terlihat stabil melangkah tanpa keluhan mengimbangi rekan-rekannya. Bahkan, masih mampu membawa ransel berisi perelengkapan mendaki serta sisa logistik perbekalannya.
Akan tetapi, ketika sudah melewati Pos Kuta (1.575 mdpl.) mendekati Pos Cigowong (1.450 mdpl.)Ian kembali mengeluh ngantuk dan sakit kepala, bahkan kondisi fisiknya melemah hingga tidak mampu lagi berjalan sendiri. "Karena pos Cigowong sudah sangat dekat, saat itu Ian kami gendong ke Pos Cigowong. Kemudian setibanya di Pos Cigowong kami segera menggelar tenda dan menidurkan Ian di dalam tenda," ujar Ipang, seraya menyebutkan mereka tiba di Pos Cigowong menggelar tenda Jumat (4/1/13) dini hari sekitar pukul 1.00 WIB.
Namun, beberapa saat kemudian di dalam tenda itu Ian mengalami pingsan dan hingga menjelang terbit matahari, tak kunjung siuman. Khawatir terjadi hal yang tidak diharapkan terhadap Ian, dua rekannya segera turun ke Palutungan dan meminta bantuan kepada Sandi Aditia (Baron) salah seorang anggota Mitra Pengelola Pendakian Gunung Ciremai (PPGC) Palutungan.
Mendapat laporan tersebut, Baron disertai 10 personel PPGC Palutungan segera berangkat mendaki ke Pos Cigowong. "Ketika kami tiba di Cigowong sekitar pukul 8.00 WIB., kami menemui Ian dalam kondisi pingsan ditunggui tiga rekannya di dalam tenda," ujar Baron.
Baron bersama 10 rekannya, kemudian mengevakuasi Ian ditandu turun dan tiba di Pos Palutungan, sekitar pukul 11.15 WIB., dan langsung dilarikan menuju rumah sakit Sekarkamulyan Cigugur menggunakan mobil angkutan umum. Saat dievakuasi ke Palutungan hingga dinaikan ke mobil yang membawanya, menurut Baron dan Ipang, Ian masih bernafas. Namun sebelum tiba ke rumah sakit tersebut, Ian keburu menghembuskan nafas terakhirnya.
Kasus kematian pendaki tersebut juga dibenarkan Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah 1 Kuningan dari BTNGC Mokh Rifdwan Effendi. Ia menyatakan, Ian dan kelompoknya mendaki Ciremai dengan cara mendaftar resmi. "Penyebab pasti kematiannya sementara ini belum kami ketahui, dan saat ini masih dalam proses penyelidikan pihak kepolisian," ujar Mokh Ridwan, seraya menyatakan pihaknya akan segera mengurus santunan asuransi atas kematian pendaki tersebut.
Sementara itu, jenazah Ian Jumat siang telah dibawa pulang keluarganya ke Karangkancana untuk dimakamkan di alamat desanya. Sementara, empat rekannya Jumat sore telah dijemput dan dibawa pulang oleh Dosen Pembina Kemahasiswaan STIKKU Didin Saefudin, dari kantor BTNGC Resort Cigugur. (A-91/A-108)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.