"SELAMAT DATANG DI BLOG EKOGEO"(Pendidikan, Geografi dan Lingkungan)

Sabtu, 23 Desember 2017

AUSTRALOPITHECUS, SPESIES KERA PURBA YANG TELAH PUNAH

    Mahluk yang dinamai Australopthicus oleh para evolusionis sesungguhnya hanyalah jenis kera yang telah punah. Fosil Australopithecus pertama ditemukan oleh ahli paleantologi evolusionis Raymond Dart. Spesimen pertama yang ditemukannya diberi nama "Anak Taung". Dart berpendapat bahwa fosil ini yang berasal dari manusia yang masih sangat muda, memiliki penampakan menyerupai manusia. Akan tetapi, penemuan yang terjadi di tahun-tahun setelahnya menunjukkan bahwa spesies Australopithecus benar-benar memiliki wajah kera.
 Ilustrasi Australopithecus Minum Dari aliran Sungai
    Berdasarkan temuan berupa fosil tengkorak Australopithecus aferensis dan simpanse modern sangatlah mirip. Kesamaan ini memperkuat kebenaran bahwa mahluk yang digolongkan kedalam kelompok Australopithecus adalah spesies kera dan tidak ada hubungannya dengan manusia. Adapun gambar evolusi yang memperlihatkan Australopithecus sedang berjalan, telah dinyatakan keliru oleh berbagai penemuan ilmiah terkini.
 
   Fosil Tengkorak Australopithecus
    Australopithecus secara bahasa berarti "kera daerah selatan". Seluruh spesies Australopithecus yang dimasukkan kedalam pengelompoka yang berbeda, menyerupai kera zaman sekarang. Ukuran tengkorak mereka adalah sama, atau lebih kecil dari simpanse yang kita temui sekarang. Terdapat bagian-bagian menonjol di bagian tangan  dan kaki yang mereka gunakan untuk memanjat pohon, persis seperti Simpanse masa kini, dan kaki mereka memiliki kemampuan untuk berpegangan pada dahan pohon. Banyak ciri lain seperti dekatnya jarak kedua mata, gigi geraham yang tajam, struktur rahang bawah, lengan yang panjang, kaki yang pendek, yang membuktikan mahluk ini tidaklah berbeda dari kera masa kini.
 Rekontruksi Wajah Australopithecus
    Evolusionis menyatakan, walaupun jenis Australopithecus memiliki anatomi kera, mereka berjalan tegak seperti manusia. Dua ahli anatomi terkenal tingkat dunia asal Inggris dan Amerika Serikat, Lord Solly Zuckerman dan Prof.Charles Oxnard telah melakukan penelitian mendalam tentang berbagai spesimen Australopithecus. Penelitian mereka mengungkapkan mahluk ini bukanlah bipedal atau berjalan dengan dua kaki, dan memiliki cara berjalan yang serupa dengan kera zaman sekarang. Setelah meneliti tulang-tulang dan fosil tersebut selama 15 tahun, dengan bantuan dana dari pemerintah Inggris, Lord Zuckerman dan timnya yang beranggotakan 5 orang spesialis sampai pada kesimpulan- walaupun Zuckerman sendiri adalah evolusionis- bahwa Australopithecus hanyalah jenis kera biasa dan sama sekali bukan bipedal atau berjalan diatas dua kaki. Disamping itu Oxnard yang juga seorang evolusionis juga menyerupakan struktur rangka Australopithecus dengan orang utan modern. Analisis mendalam yang dilakukan oleh antropolog Amerika Holly Smith pada tahun 1994 tentang gigi-gigi Australopithecus menunjukkan bahwa Australopithecus adalah sejenis kera.
 Kelompok Australopithecus di Hutan
    Pada tahun yang sama, Fred Spoor,Bernard Wood dan Frans Zonneveld seluruhnya ahli anatomi, mencapai kesimpulan yang sama melalui metoda yang sama sekali berbeda. Metoda ini berdasarkan pada analisis perbandingan rongga semi sirkular pada telinga bagian dalam manusia dan kera yang berfungsi menjaga keseimbangan. Rongga telinga bagian dalam dari semua spesimen Australopithecus yang diteliti oleh Spoor, Wood dan Zonneveld ternyata sama seperti yang terdapat pada kera modern. Penemuan ini sekali lagi menunjukkan jenis Australopithecus adalah spesies yang menyerupai kera modern.   
   Dengan demikian penemuan ilmiah membantah pernyataan evolusionis mengenai "Lucy" yakni spesimen paling terkenal dari spesies Australopithecus. Jurnal Ilmu Pengetahuan Perancis, Science et Vie edisi Februari 1999, mengakui fakta ini dengan judul utamanya " Selamat Tinggal Lucy " (Adieu Lucy) dan menyatakan bahwa Australopithecus tidak dapat dianggap sebagai nenek moyang manusia.

Sumber Referensi : Harun Yahya : Menyingkap Tabir Evolusi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.