"SELAMAT DATANG DI BLOG EKOGEO"(Pendidikan, Geografi dan Lingkungan)

Sabtu, 26 November 2016

BELALANG : SERANGGA PENGHUNI RERUMPUTAN

     Belalang adalah nama umum dari beberapa serangga yang mencakup ordo Orthoptera (misalnya walang dan jangkrik), Dictyoptera (misalnya belalang sembah), dan Phasmida (belalang daun). Sebagian besar anggota belalang memiliki dua pasang sayap dan mulut tipe pengunyah.
 Belalang Sembah
    Belalang hidup di semua tempat, kecuali di daerah yang sangat dingin. Bagian belakang kepalanya memiliki struktur berbentuk pelana atau pronotum yang berfungsi untuk melindungi dada bagian depan. Belalang banyak melakukan aktivitas pada siang hari. Makanannya berupa rumput dan dedaunan. Karena gemar memakan tumbuh-tumbuhan, belalang sering merusak tanaman pertanian dan menyebabkan gagal panen.
Belalang Daun

Anatomi
    Belalang merupakan penerbang yang aktif. Kelompok serangga ini umumnya memiliki dua pasang sayap. Sepasang sayap luar berfungsi untuk melindungi sayap dalamnya yang lunak dan berbentuk kipas. Pada saat melompat, sayap belalang akan terbuka. Belalang mempunyai tungkai belakang yang panjang dan kuat. Ketika bersiap-siap untuk melompat, tungkai belakang belalang akan meregang, sedangkan badannya langsung melejit kedepan dengan gerakan tendangan. Tungkai belalang dilengkapi dengan duri-duri. Duri ini berfungsi sebagai senjata untuk melukai mangsa atau lawannya.
Anatomi Belalang

Perkembangbiakkan
    Belalang betina meletakkan telurnya di dalam tanah atau di permukaan tumbuhan dengan alat yang disebut ovipositor. Telur akan terdorong ke luar ketika otot-otot perut belalang betina meregang. Telur tersebut kemudian menetas kembali menjadi larva yang disebut nimfa. Meskipun belum memiliki sayap, namun bentuk nimfa sudah menyerupai induknya. Nimfa belalang makan dengan rakus selama masa pergantian kulit. Setelah berganti kulit hingga enam kali, nimfa akan berubah menjadi belalang dewasa yang bersayap sempurna.

Walang
    Walang adalah nama umum yang digunakan untuk menyebut anggota suku Acrididae dan Tettigoniidae dari ordo Orthoptera. Kelompok belalang tropis ini hidup secara berkelompok. Setiap tahunnya walang bisa bereproduksi sebanyak tiga kali. Hal ini terjadi karena vegetasi hijau tumbuh sepanjang tahun di daerah tropis sehingga tumbuhan ini menjadi sumber pakan bagi walang. Walang biasanya bertelur pada suatu tempat dan kemudian terbang secara berkelompok ke daerah lain yang subur.
Walang hijau

Jangkrik
    Jangkrik adalah kelompok serangga yang berkerabat dekat dengan walang. Anggota suku Gryllidae ini dapat memproduksi bunyi yang khas. Meskipun beberapa kelompok belalang dapat menghasilkan bunyi yang serupa dengan jangkrik, namun keduanya mempunyai tehnik yang berbeda dalam mengeluarkan bunyi tersebut. Belalang akan menggesek-gesekan paha belakang dengan sayapnya untuk menghasilkan bunyi. Adapun bunyi jangkrik berasal dari gesekan tepi belakang sayap depan sebelah kiri dengan sederet gerigi pada sayap kanannya. Tidak semua belalang dan jangkrik dapat menghasilkan bunyi karena kemampuan ini hanya dimiliki oleh belalang dan jangkrik jantan saja. Bunyi khas tersebut merupakan salah satu cara pejantan untuk menarik perhatian betina. Berbeda dari anggota belalang pada umumnya, jangkrik lebih banyak melakukan aktivitasnya pada malam hari. Pada siang hari, hewan ini tinggal di dalam lubangnya. Pakan jangkrik tidak hanya berupa tumbuhan. Sebagai contoh, jangkrik semak gemar memakan dedaunan dan serangga-serangga kecil seperti kutu daun.
Jangkrik
Belalang Sembah
    Belalang sembah merupakan serangga anggota ordo Dictyoptera yang umumnya hidup di kawasan tropis. Nama belalang sembah berasal dari kebiasaan serangga ini ketika menunggu mangsa. Posisi tungkai depannya terangkat ke atas sehingga tampak seolah-olah sedang menyembah.
    Sebagai hewan karnivora, belalang sembah hidup dengan memangsa serangga lain. Dengan bantuan matanya yang tajam, belalang sembah dapat mendeteksi gerakan serangga lain yang ada di dekatnya. Belalang sembah juga dapat memakan sesamanya. Hal ini sering membuat perkawinan belalang sembah berakhir dengan kematian bagi belalang jantan karena dimangsa betina.
    Belalang sembah umumnya bertubuh panjang dan pipih. Banyak spesies belalang sembah yang bersayap, tetapi ada juga spesies yang tidak memiliki sayap. Berkat warna dan bentuk tubuhnya, belalang sembah memiliki kemampuan menyamar dengan baik. Beberapa spesies diantaranya mirip sekali dengan daun, sedangkan spesies yang lain tampak seperti tangkai tanaman. Kamuflase ini membuat keberadaan belalang sembah sulit dilacak predator, khususnya burung.
    Meskipun secara lahiriah tampak sangat berbeda, sebenarnya belalang sembah masih kerabat dengan kecoa. Seperti kecoa, belalang sembah juga menyimpan telur di dalam pundi-pundi (ootheca) yang dilekatkan pada tanaman. Masing-masing spesies menghasilkan pundi-pundi yang bentuknya khas. Umumnya terdapat sekitar 30-300 butir telur dalam setiap pundi. Telur-telur tersebut akan menetas 3-6 bulan kemudian.
Belalang Sembah
Serangga Ranting dan Belalang Daun
    Serangga ranting (stick insect) dan belalang daun (leaf insect) merupakan kelompok serangga yang diklasifikasikan ke dalam ordo Phasmida. Keduanya sering dijumpai di hutan-hutan tropis dan subtropis atau di daerah padang rumput. Pakan serangga ranting dan belalang daun berupa daun-daun, bunga atau kulit kayu.
    Panjang tubuh serangga ranting bervariasi. Species terkecil adalah Timema critinae yang panjangnya sekitar 11 mm. Adapun spesies terbesar adalah Phobaeticus kirbyi yang panjangnya sekitar 11 mm. Adapun spesies terbesar adalah Phobaeticus kirby yang panjangnya 300-550 mm. Belalang daun terbesar adalah Phyllium gigantium yang panjangnya mencapai 113 mm. Adapun belalang daun terkecil adalah Nanophyllium pygmaeum yang panjangnya 28 mm.
    Seperti namanya, serangga ranting memiliki bentuk tubuh yang panjang dan ramping dengan warna hijau atau cokelat sehingga mirip dengan ranting tanaman. Adapun belalang daun memiliki bentuk tubuh yang pipih dengan sayap terpampang lebar sehingga menyerupai daun. Bentuk tubuh tersebut sangat berguna untuk membaur dengan lingkungan di sekitarnya. Dengan penyamaran itu, Phasmida dapat terhindar dari para pemangsanya.
Serangga ranting

Perkembangbiakkan Phasmida
    Meskipun kelompok Phasmida umumnya berkembang biak secara seksual, namun serangga ini bisa bereproduksi secara Parthenogenesis. Jika tidak ada pejantan, serangga betina dapat menghasilkan telur fertil tanpa melalui proses pembuahan. Pada reproduksi seksual, pembuahan terjadi  melalui proses pertukaran spermatofor (kantung sperma) dari jantan ke betina.
    Berbeda dari belalang sembah, telur Phasmida tidak dilekatkan pada daun, melainkan dibiarkan terjatuh ke tanah. Telur tersebut memiliki struktur mirip topi pet di bagian atas, yang disebut operkulum. Telur phasmida biasanya akan dibawa oleh semut untuk dimakan. Akan tetapi semut hanya memakan bagian operkulum, sedangkan bagian telur yang lain dibiarkan menetas.
   Nimfa atau serangga muda memerlukan waktu sebulan sampai lebih dari setahun untuk menetas. Nimfa phasmida ini memiliki kemiripan bentuk dengan individu dewasa. Nimfa tersebut mengalami pergantian kulit sebanyak 6-7 kali. Selama fase nimfa berlangsung, anggota anggota tubuh phasmida yang hilang dapat ditumbuhkan kembali pada saat pergantian kulit.
Phasmida

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.