"SELAMAT DATANG DI BLOG EKOGEO"(Pendidikan, Geografi dan Lingkungan)

Sabtu, 12 November 2016

KAPUR : BATU GAMPING UNTUK INDUSTRI DAN BAHAN BANGUNAN

    Batu kapur, dikenal juga dengan gamping, adalah batuan sedimen yang tersusun dari mineral kalsit, yakni kalsium karbonat (CaCO3). Pada umumnya, batu kapur yang terdapat di alam terjadi secara organik, berasal dari pengendapan cangkang atau kerangka organisme laut dan tersimpan di dasar permukaan laut. Batu kapur memiliki nilai ekonomis tinggi dan banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari serta dalam bidang pertanian, bahan bangunan dan industri.Batu kapur dapat berwarna putih, putih kekuning-kuningan, abu-abu, cokelat, atau bahkan hitam, tergantung pada keberadaan mineral pengotornya. Selain itu, batu kapur bersifat reaktif dengan asam.
 
Jenis Batu Kapur
    Ada beberapa jenis batu kapur, seperti kapur tohor (quickline) dan kapur mati (hydrated line). Pada pembakaran kapur CaCO3 dipanggang hingga terurai menjadi kalsium oksida dan karbondioksida pada suhu 725o C hingga 898o C. Kapur yang dipanggang akan menghasilkan kapur tohor (CaO). Jika kapur tohor dimasukkan kedalam air, maka air akan mendidih dan terbentuklah kapur mati (Ca(OH)2). Kapur mati biasanya digunakan untuk membuat bahan plester bangunan.
    Selain kapur tohor dan kapur mati, ada jenis kapur lainnya. Kapur gemuk merupakan janis kapur tohor yang relatif murni. Kapur ini digunakan untuk bahan bangunan. Kapur kurus merupakan jenis kapur yang mengandung silika, oksida besi dan aluminium. Kapur kurus lebih sulit bereaksi dengan air dibandingkan dengan kapur gemuk. Kapur karbit merupakan jenis kapur mati yang dihasilkan dari pembuatan gas asetilena. Kapur hidraulis (kapur romawi) adalah jenis kapur mati yang banyak mengandung silika, alumina, oksida besi dan magnesium. Kapur hidraulis dapat mengeras di dalam air. Adapun kapur sirih adalah jenis kapur mati yang lembab dan relatif murni.
Batu kapur (Gamping) Oilitik

Bahan Bangunan
   Batu kapur dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan, terutama untuk bahan banunan. Banyak bangunan di dunia yang menggunakan batu kapur sebagai bahannya, terutama di Amerika Utara dan Eropa. Sejak abad pertengahanpun, batu kapur telah digunakan sebagai bahan bangunan. Banyak bangunan gereja dan kastil di Eropa yang menggunakan batu kapur sebagai bahannya. Persediaan batu kapur memang cukup banyak. Selain itu, batu kapur mudah dipotong atau dibentuk menjadi balok-balok dan tahan lama. Akan tetapi, batu kapur sangat berat sehingga sulit digunakan untuk bangunan tinggi. Selain itu, karena sifatnya yang sangat reaktif terhadap asam, banyak bangunan dan patung yang memakai batu kapur sebagai bahannya kini mulai mengalami kerusakan akibat hujan asam.

Kegunaan Batu Kapur
    Pabrik baja merupakan pengguna terbesar batu kapur. Batu kapur digunakan sebagai flux untuk mengeluarkan fosfor dan sulfat dari baja. Batu kapur juga digunakan di pabrik untuk memisahkan sulfat dari gas buang pabrik. Untuk bangunan jalan dan bangunan tradisional juga banyak digunakan batu kapur. 
    Di bidang pertanian, lahan pertanian yang memiliki tingkat keasaman tinggi dapat dinetralkan dengan menggunakan batu kapur. Batu kapur dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara tanah yang diserap tanaman dengan cara menurunkan kadar asam tanah.
   Di bidang industri, batu kapur digunakan dalam pembuatan kaca, kertas, karbit, bata silika dan peleburan baja. Dalam pengolahan air, batu kapur dipakai untuk mengendapkan ion-ion seperti sulfat, fosfat dan tanin. Dalam kehidupan sehari-hari, batu kapur dalam bentuk sirih dimanfaatkan untuk menetralkan asam formiat pada bekas sengatan atau gigitan serangga. Selain itu, kapur sirih dapat menetralkan asam dalam keringat sehingga akan mengurangi bau badan. Kapur juga digunakan sebagai bahan pasta gigi dan sumber kalsium pada pembuatan roti.
 Bukit Kapur Penjalin di Sumenep, Madura
  Bahan olahan Batu kapur
Penambangan Batu kapur 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.