"SELAMAT DATANG DI BLOG EKOGEO"(Pendidikan, Geografi dan Lingkungan)

Sabtu, 05 November 2016

CUMI-CUMI : MOLUSCA BERTENTAKEL

    Cumi-cumi merupakan kelompok moluska dari ordo Teuthoidea yang memiliki tentakel di bagian kepalanya. Anggota kelas Cephalopoda ini hidup di laut, baik di laut dangkal maupun di laut dalam. Cumi-cumi sering dijadikan bahan makanan yang bernilai ekonomi tinggi, karena kaya akan kandungan protein.
    Seperti anggota moluska lainnya,cumi-cumi memiliki tubuh yang lunak dan cangkang yang tipis. Hewan ini memiliki ukuran tubuh yang bervariasi, mulai dari beberapa sentimeter sampai beberapa meter. Architeuthis dux merupakan spesies cumi-cumi terpanjang yang panjang tubuhnya dapat mencapai 20 m.
 Gurita
Gurita raksasa

Lensa Mata
    Secara garis besar, tubuh cumi-cumi terbagi menjadi dua bagian, yaitu kepala dan mantel. Bagian kepala terdiri atas mulut, sepasang mata, dan tangan. Adapun bagian mantel terdiri dari sifon (lubang tempat keluar atau masuknya air), sirip, kantung tinta dan beberapa organ seperti insang, jantung, ginjal dan usus.
    Berbeda dari anggota moluska yang lain, cumi-cumi memiliki otak yang relatif besar dan penglihatan yang tajam. Mata cumi-cumi dilengkapi dengan kornea, lensa, iris, difragma dan retina. Hewan ini memiliki kemampuan untuk memajukan atau memundurkan lensa mata sehingga pandangannya menjadi lebih fokus.

Tentakel
    Cumi-cumi memiliki 8 tangan pendek dan 2 tentakel panjang. Tangan dan tentakel pada cumi-cumi digunakan untuk berenang dan menangkap mangsa. Permukaan bawah dari tangan dan tentakel dilengkapi dengan alat pengisap yang berfungsi sebagai pencengkeram mangsa dan indera perasa. Kecepatan renang cumi-cumi dapat mencapai 10 meter perdetik. Kecepatan tersebut didukung oleh kontraksi otot-otot pada bagian mantel. Ketika berkontraksi, air dalam rongga mantel akan dipompa keluar melalui sifon. Dengan demikian, tubuh cumi-cumi terdorong ke belakang, berlawanan dengan arah semburan air.

Bioluminesensi
    Untuk menyamarkan diri, cumi-cumi dapat mengubah warna kulit sesuai dengan lingkungannya dalam waktu kurang dari satu detik. Perubahan tersebut disebabkan karena cumi-cumi memiliki pigmen warna yang disebut kromatofora serta sel pemantul cahaya yang disebut indosit. Selain itu, cumi-cumi juga dilengkapi dengan organ penghasil cahaya (bioluminesensi) yang disebut fotofor. Cahaya bioluminesensi berasal dari reaksi kimia antara luciferin (senyawa penghasil cahaya) dan enzim luciferase. Bioluminesensi tersebut dimanfaatkan oleh cumi-cumi untuk menarik perhatian pasangan, mencari mangsa dan menyamar.

Gurita
    Anggota kelas Cephalopoda yang memiliki banyak kemiripan dengan cumi-cumi adalah gurita. Secara taksonomi, gurita diklasifikasikan ke dalam ordo Octopoda. Berbeda dengan cumi-cumi, tubuh gurita tidak memiliki cangkang. Selain itu, gurita hanya memiliki 8 tangan yang berukuran panjang  tanpa tentakel. Octopus dofleini merupakan spesies gurita terpanjang dan terbesar dengan panjang tangan mencapai 9 m.
 Sotong
Cumi-Cumi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.