"SELAMAT DATANG DI BLOG EKOGEO"(Pendidikan, Geografi dan Lingkungan)

Jumat, 30 Desember 2016

KANCIL : MAMALIA MUNGIL YANG PEMALU

    Kancil adalah nama berbagai spesies mamalia pemamah biak berukuran kecil dari suku Tragulidae (bangsa Artiodactyla). Kancil termasuk hewan malam yang pemalu dan soliter. Hewan ini terdapat di Asia dan Afrika, dan terkenal cerdik dan biasa mengelabui pemburunya dengan berpura-pura mati.
    Kepala kancil kecil, moncongnya panjang dan lancip. Tungkainya kurus, tungkai depan lebih pendek dibanding tungkai belakang. Bulunya pendek berwarna cokelat dengan garis dan bintik-bintik putih. Tingginya sekitar 30 cm. Warna badannya cokelat kemerah-merahan dengan garis putih pada kerongkongan, bercak hitam di punggungdan sisi badan, serta putih kekuning-kuningan pada sisi dalam ekor dan tungkainya. Kancil jantan memiliki taring panjang (3 cm) yang mencuat ke luar dari rahang atasnya ke arah bawah.

 Kancil Jawa (Tragulus Javanicus)

Habitat Kancil
    Kancil banyak dijumpai di hutan atau semak-semak kering di tepi sungai pada daerah berketinggian 0-600 meter di atas permukaan laut. Hewan yang aktif mencari makanan pada malam hari ini hidup menyendiri dan sering bersembunyi di balik semak atau menyusup di antara tumbuhan lebat. Kancil terdapat di hutan lebat Afrika Tengah, Afrika Barat, India dan Asia Tenggara. Di habitatnya kancil makan dedaunan dan rerumputan. Berbeda dengan hewan pemakan rumput lain yang biasa merumput dalam kelompok yang cukup besar, kancil lebih sering mencari makan secara sembunyi-sembunyi untuk menghindari pemangsa. Pemangsa hewan ini adalah hewan buas, seperti harimau dan serigala. Selain itu manusia juga sering memburu kancil karena dagingnya enak.

Makanan
    Kancil pada umumnya hidup di dekat sungai dan tanah yang lembut dan basah. Mereka suka menyusup di antara semak-semak tumbuhan yang lebat, terutama pada malam hari. Gigi kancil berbentuk satu seri yang panjang, cocok untuk mengunyah daun dan buah yang menjadi makanan kesukaannya.
Kancil air sedang beristirahat
Reproduksi
    Pada musim kawin, kancil jantan mendatangi kancil betina yang sedang birahi. Untuk memperebutkan betina, kancil jantan sering kali berkelahi dan tidak jarang berakhir dengan kematian jantan yang kalah. Sementara kedua jantan berkelahi, sang betina berbaring di dekatnya seolah-olah menonton perkelahian itu. Satu ekor jantan dapat mengawini beberapa ekor betina. Betina yang dikawini akan mengandung anaknya selama 140 hingga 177 hari. Tiap induk betina hanya melahirkan dua ekor anak. Dalam setahun hewan ini dapat beranak sebanyak dua kali. Sehari atau dua hari setelah melahirkan, induk kancil sudah dapat kawin lagi. Pada waktu lahir anak kancil hanya berukuran sebesar tikus dewasa dan sudah berbulu lebat. Beberapa menit kemudian anak kancil tersebut sudah dapat berdiri dan mencoba makan makanan padat. Anak kancil hanya menyusu sehari sekali pada induknya. Pada usia 4-5 bulan anak kancil sudah menjadi kancil dewasa yang siap untuk bereproduksi.
Kancil dari Asia Tenggara
Berbagai Spesies Kancil
    Ada beberapa jenis kancil, antara lain Hyemoschus aquaticus di semak tepian sungai Afrika sebagai habitatnya, Neotragus pygmaensia hidup di hutan-hutan selatan Afrika, yaitu pegunungan Leone, Liberia dan Nigeria, Neotragus betesi hidup di daerah pegunungan di Asia, Tragulus javanicus hidup di hutan-hutan pulau Jawa dan Tragulus memina di India dan Asia Tenggara.

Sumber Referensi : Enslikopedi Umum Untuk Pelajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.