"SELAMAT DATANG DI BLOG EKOGEO"(Pendidikan, Geografi dan Lingkungan)

Sabtu, 24 Desember 2016

RODENSIA : KELOMPOK HEWAN PENGERAT

    Rodensia (ordo Rodentia) adalah kelompok hewan pengerat dari kelas Mammalia yang memiliki sepasang gigi seri tajam di bagian depan. Kelompok hewan ini mencakup sekitar 27 suku dan 2.050 spesies, termasuk bajing, berang-berang, landak, marmot dan tikus. Meskipun beberapa jenis rodensia merugikan manusia, namun kelompok hewan ini juga dapat dimanfaatkan sebagai hewan percobaan pada penelitian biomedis dan sebagai hewan piaraan.
    Saat ini rodensia telah tersebar hampir di seluruh dunia kecuali wilayah Antartika dan Arktik. Ukuran tubuh kelompok hewan ini bervariasi menurut spesies. Salah satu spesies rodensia terkecil adalah tikus rawa delany (Delanymys brooksi) yang bobotnya sekitar 5-7 gram dan panjangnya sekitar 5-7 cm. Adapun spesies rodensia terbesar adalah celeng air atau Kapibara (Hydrochoerus hydrochaeris) yang bobotnya mencapai 35-66 kg, tinggi bahu sekitar 50-60 cm, dan panjang sekitar 100-135 cm.


 Hamster Kuning
Gigi Seri
    Bagian depan dari gigi seri rodensia memiliki lapisan email yang tebal dan keras, sedangkan bagian belakangnya memiliki lapisan dentin yang lunak. Gigi tersebut akan tumbuh secara terus menerus sepanjang hidupnya. Oleh sebab itu, rodensia perlu mengasah dan mengikis gigi serinya dengan benda-benda keras. Meskipun tidak memiliki gigi taring, kelompok hewan ini dilengkapi dengan gigi geraham yang berfungsi untuk menguyah makanan. Di antara gigi seri dan gigi geraham terdapat ruang kosong yang disebut diasterma.
 Marmot Hutan

Diurnal dan Nokturnal
    Rodensia dapat bersifat diurnal (aktif pada siang hari), nokturnal (aktif pada malam hari), atau keduanya. Indera penciuman dan pendengaran rodensia berkembang dengan baik. Semua anggota rodensia mempunyai kumis yang sensitif. Adapun kelompok yang bersifat nokturnal biasanya mempunyai mata yang besar dan tajam.

Hibernasi
    Meskipun sebagian besar pakan rodensia berupa buah-buahan dan biji-bijian, namun kelompok hewan ini juga memangsa invertebrata kecil seperti labah-labah, belalang dan katak. Anggota rodensia yang hidup di tempat yang kering mendapatkan air dari makanannya. Makanan tersebut biasanya disimpan di dalam sarang. Rodensia yang hidup pada daerah subtropis sering melakukan hibernasi (istirahat atau tidur pada musim dingin). Hewan tersebut akan aktif mencari makan dan berkembang biak selama musim semi dan musim panas. Pada umumnya, rodensia berkembang biak dengan cepat. Tikus besar cokelat (Rattus norvegicus) dapat melahirkan 22 anak, sedangkan tikus rumah (Mus musculus) dapat melahirkan 14 anak.

Tikus sawah
Kerugian dan Manfaat Rodensia
    Bagi manusia, rodensia bisa membawa kerugian sekaligus membawa manfaat. Beberapa kelompok rodensia seperti tikus dan bajing merusak tanaman pertanian dan hasil panen. Kotoran rodensia dapat mengkontaminasi bahan makanan yang disimpan di gudang. Berbagai jenis benda seperti kayu, bahan kulit, dan kain bisa rusak akibat keratan rodensia. Selain itu, rodensia juga menjadi perantara penyakit misalnya tifus dan pes. Sebaliknya kelompok rodensia seperti pika, kapibara dan marmot hutan dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan bagi manusia. Tikus sering dijadikan hewan percobaan, sedangkan hamster, babi guinea dan gerbil dijadikan sebagai hewan piaraan.

Hamster Rusia
Sumber Referensi : Enslikopedi Umum Untuk Pelajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.