"SELAMAT DATANG DI BLOG EKOGEO"(Pendidikan, Geografi dan Lingkungan)

Minggu, 25 Desember 2016

LALAT : SERANGGA PEMBAWA PENYAKIT

    
    Menurut taksonomi, lalat merupakan istilah umum yang digunakan untuk menyebut kelompok serangga bersayap diptera, termasuk nyamuk. Akan tetapi, dalam bahasa sehari-hari, istilah lalat dibedakan dari nyamuk. Sekitar 85.000 spesies lalat tersebar di seluruh dunia, mulai dari daerah subarktik sampai daerah tropis dan dari lautan sampai pegunungan. Meskipun sebagian besar lalat dapat menyebabkan penyakit dan merusak tanaman pertanian, namun hewan ini berperan dalam prose penyerbukan tanaman dan sebagai mangsa bagi beberapa hewan seperti katak, kadal dan burung.

 Lalat Hijau
     Salah satu ciri khas dari lalat adalh sepasang sayap belakang yang mengalami modifikasi menjadi halter (alat keseimbangan). Halter ini akan bergetar bersama dengan sayap depannya. Selain sebagai alat keseimbangan, halter juga berfungsi untuk menunjukkan perubahan arah pada saat terbang. Adapun sayap depannya tipis dan transparan dengan beberapa pembuluh darah. Mulut lalat biasanya membentuk proboscis atau alat pengisap.

Lalat Pasir
Panorpoid
    Lalat berkerabat dengan lalat kalajengking, pita pitu, kupu-kupu, ngengat dan pinjal. Semuanya termasuk kelompok panorpoid dan berasal dari nenek moyang yang berbiak pada lumut basah. Kupu dan ngengat berasal dari panorpoid yang menjadi hewan darat, sedangkan pita pitu menjadi serangga air.

Belatung,merupakan larva lalat
Daur Metamorfosis Lalat
    Daur metamorfosis lalat melalui empat tahap, yaitu telur, larva, pupa dan dewasa. Telur lalat bervariasi dalam bentuk dan ukuran menurut spesies. Dalam jumlah yang banyak, telur tersebut diletakkan pada beberapa medium seperti bangkai dan kotoran hewan serta air. Setelah menetas, telur akan tumbuh menjadi larva yang panjangnya sekitar 2 mm. Setelah beberapa hari, larva tersebut akan tumbuh dengan pesat sehingga panjangnya mencapai sekitar 12 mm. Larva lalat kemudian berubah menjadi pupa yang berwarna kecokelatan. Selama menjadi pupa, organ tubuh lalat mengalami perkembangan, terutama bagian sayapnya. Setelah menjadi dewas, lalat keluar dari pupa dan siap untuk terbang.

Lalat Tsetse
Lalat Tsetse
    Secara garis besar, lalat mencakup tiga sub famili, yaitu Nematocera (misalnya lalat hitam dan lalat pasir), Brachycera (misalnya lalat pitak, lalat serdadu, dan lalat penari), serta Cyclorrhapha (lalat buah, lalat rumah, dan lalat kibar). Beberapa kelompok lalat yang berfungsi sebagai pembawa penyakit antara lain lalat pasir (pembawa penyakit kulit), lalat rumah (pembawa penyakit saluran pencernaan dan penyakit kulit), dan lalat Tsetse (pembawa penyakit tripanosomiasis atau penyakit tidur). Lalat Tsetse dari genus Glossina merupakan vektor atau perantara protozoa parasit Trypanosoma yang menyerang hewan dan manusia. Adapun beberapa kelompok lalat yang bertindak sebagai hama tanaman dan ternak antara lain lalat bawang, lalat frit, lalat domba dan lalat dengung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon maaf, Blog Ini dibuat dengan konten berbagai sumber untuk menumbuhkan cinta lingkungan pada generasi muda Indonesia baik flora, fauna maupun alamnya dan sama sekali tidak bertujuan komersial.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.